Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ Sejarah Tahun Baru Islam Hijriyah dan Kiat-Kiat Membangkitkan


Semangat Juang Dakwah Islamiyah di Era Digital.”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Aswaja 2”

Dosen Pengampu :

Muhammad Arisy Karomy, S.T., M.Pd.I

Disusun Oleh :

Elysia Hilda Maghfiroh (22422048)

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah hasil penelitian ini tepat pada waktunya. Maksud dan tujuan dari
pembuatan makalah ini tidaklah lain untuk melengkapi tugas yang
diberikan oleh Dosen pembimbing kami.

Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus


kepada Dosen pengampu kami Muhammad Arisy Karomy, S.T., M.Pd.I
atas petunjuk dan bantuannya dalam menyelesaikan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai pengantar. Besar


harapan kami untuk bisa memperoleh masukan, saran, dan kritik yang
sifatnya membangun dari siapapun yang membaca makalah ini demi
kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Sekian dan terima kasih.

Sidoarjo, 06 Januari 2024

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................2
C. Tujuan.................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Sejarah Tahun Baru Islam Hijriyah....................................3


B. Makna dan Simbolisme Tahun Baru Islam Hijriyah..........3
C. Pengertian Dakwah.............................................................7
D. Dakwah di Kalangan Milenial pada Era Digital................7
E. Strategi Dakwah di Kalangan Milenial pada Era Digital . .8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................9
B. Saran.................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pergantian tahun baru biasanya ditandai dengan berbagai


kemeriahan perayaan, seperti pesta kembang api dan keramaian tiupan
terompet adalah dua benda yang menjadi simbol perayaan tahun baru.
Tapi berbeda halnya dengan tahun baru Hijriah yang jatuh setiap satu
Muḥarram bagi umat Islam atau biasa disebut satu Suro. Bulan
Muḥarram adalah bulan pertama dalam tahun Hijriah dan salah satu
dari bulan haram yang Allah sebutkan dalam surat at-Taubah: 36 :

‫ِاَّن ِع َّدَة الُّش ُهْو ِر ِع ْنَد ِهّٰللا اْثَنا َع َش َر َش ْهًرا ِفْي ِكٰت ِب ِهّٰللا َيْو َم َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض ِم ْنَهٓا‬
‫َاْر َبَع ٌة ُحُر ٌۗم ٰذ ِلَك الِّدْيُن اْلَقِّيُم ۙە َفاَل َتْظِلُم ْو ا ِفْيِهَّن َاْنُفَس ُك ْم َو َقاِتُلوا اْلُم ْش ِر ِكْيَن َك ۤا َّفًة َك َم ا ُيَقاِتُلْو َنُك ْم‬
‫َك ۤا َّفًۗة َو اْعَلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َم َع اْلُم َّتِقْيَن ۝‬

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua


belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan
haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-
orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu
semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-
orang yang bertakwa.”

Diantara tiga nama bulan yang berurutan dan yang satu terpisah,
berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji dan umrah maka, sebelum
bulan-bulan haji diharamkan satu bulan yaitu żulqa‟dah karena pada
saat itu mereka berhenti dari peperangan, diharamkan bulan żulḥijjah
karena mereka melaksanakan ibadah haji dan diharamkan satu bulan
setelahnya, Muḥarram agar mereka bisa pulang ke negeri mereka
dengan aman. Diharamkan Rajab yang berada di tengah tahun untuk

1
memudahkan orang - orang yang berada di pinggiran Jazirah Arabia,
jika ingin umrah atau berziarah ke Baitullah. Mereka bisa melakukan
dan kembali ke negerinya dengan aman.

Bulan suci (żulqa‟dah, żulḥijjah, Muḥarram dan Rajab) adalah


bulan dimana setiap orang dilarang saling membunuh dan menumpah
darah. Setiap orang yang datang dipastikan akan terjamin
keamanannya, walau ia akan bertemu dengan musuh yang paling
keras sekalipun. Ditempat ini mereka tidak boleh menghunus pedang
atau mengadakan pertumpahan darah.

Islam mengenal adanya bulan-bulan yang dianggap istimewa


karena didalamnya mengandung unsur kesejarahan yang sangat
penting, hadīṡ berikut ini adalah riwayat al-Bukhori dan kualitas hadīṡ
ini Marfu’. Dari keempat bulan tersebut tentunya memiliki
keistimewaan sendiri-sendiri, misalnya adalah bulan Muḥarram. Bulan
Muḥarram adalah bulan haram yang dilarang oleh Allah untuk
melakukan pertumpahan darah, peperangan dan hal-hal yang dilarang
agama. Apabila larangan tersebut dilanggar maka dosanya lebih besar
dari pada jika dilaksanakan bulan-bulan lainnya. Begitu pula dengan
amal kebaikan akan dilipat gandakan seperti halnya melipat gandakan
dosa bagi orang yang melanggar.

Perkembangan teknologi dan media menandakan terjadinya


perubahan kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari. Teknologi
dan media modern menjadi konsekuensi kebutuhan primer yang tidk
dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia seolah-olah
tidak bisa hidup dengan teknologi dan media modern diera sekarang
ini. Pemakai tekologi dan media modern saat ini satu diantaranya
adalah manusia generasi milenial.

Generasi milenial adalah manusia yang lahir di antara tahun 1980


sampai 2000. Generasi milenial sangat identik dengan manusia yang
memanfaatkan sepenuhnya akan teknologi dan media modern. Bahkan
teknologi dan media modern bagi generasi milenial menjadi suatu

2
kebutuhan dalam menjalani kehidupan.. Seiring masuknya teknologi
dan media modern, harusnya mampu dimanfaatkan oleh para da’I
untuk merangkul kaum generasi milenial, melalui pengembangan
metode, materi dan media dakwah yang lebih modern.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa Sejarah Tahun Baru Islam Hijriyah ?
2. Apa Saja Makna dan Simbolis Tahun Baru Islam Hijriyah ?
3. Apa Pengertian Dakwah ?
4. Bagaimana Dakwah di Kalangan Milenial pada Era Digital ?
5. Apa Saja Strategi Dakwah di Kalangan Milenial pada Era Digital ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Sejarah Tahun Baru Islam
Hijriyah.
2. Menjelaskan apa saja Makna dan Simbolis Tahun Baru Islam
Hijriyah.
3. Mengetahi Pengeetian Dakwah dan Bagaimana Dakwah di
Kalangan Milenial pada Era Digital.
4. Mengetahui Strategi Dakwah di Kalangan Milenial di Era Digital.

D. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat dalam :

1. Memahami tentang pengertian serta sejarah dari Tahun Baru Islam


Hijiryah dan Dakwah di Kalangan Milenial pada Era Digital.
2. Lebih sempurna dalam mengetahui tentang sejarah Tahun Baru
Islan Hujriyah dan Dakwah, terutama di Kalangan Milenial pada
Era Digital ini.
3. Lebih utama untuk meningkatkan keimanan sehingga menjadi
insan yang bertaqwa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Tahun Baru Islam Hijriyah

Tahun baru Hijriyah merujuk pada awal tahun dalam kalender


Hijriyah, yang dimulai dari peristiwa Hijrah atau perpindahan Nabi
Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Kalender Hijriyah merupakan kalender lunar yang digunakan oleh
umat Islam untuk menentukan waktu-waktu penting dalam agama
Islam, seperti bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Wakil Rais 'Aam PBNU, KH Muhammad Anwar Iskandar


menjelaskan terkait sejarah singkat penentuan awal mula tahun baru
Islam atau yang biasa disebut tahun baru hijriah. Istilah hijriah ini
diambil dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke
Madinah pada masa Sahabat Umar bin Khattab melalui kesepakatan

para sahabat. "Awal tahun hijriah atau awal tahun Islam. Tahun Islam
itu menurut kesepakatan rapat sahabat ketika zaman Sayyidina Umar,
dispekati dimulai dari bulan Muharram," katanya saat menyampaikan
mauidzah hasanah pada Istighotsah dan Doa Bersama 1 Muharram
1445 H Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Selasa (18/7/2023) di
Lapangan Aula Muktamar Pesantren Lirboyo.

Sebelum hal itu disepakati, usulan beragam dari para sahabat.


Misalnya Sahabat Ali bin Abi Thalib yang mengusulkan awal tahun
hijriah dimulai dari kelahiran Nabi Muhammad saw. Namun, usulan
itu tidak disepakati karena dikhawatirkan akan timbul fanatisme yang
berlebihan.

Selain Sayyidina Ali, sahabat lain mengusulkan awal tahun Islam


dimulai dari bulan Rajab, karena di bulan itu ada peristiwa penting,
bagaimana shalat lima waktu dan diperintahkan, tepatnya saat isra'

12
mi'raj Nabi Muhammad saw. "Maka untuk menandai betapa
pentingnya shalat lima waktu, awal tahun Islam diusulkan pada hari
itu, pada Rajab," ucapnya.

Usulan ini pun tidak disepakati. Ide yang disepakati pada saat itu
keluar dari Sahabat Umar yang mengusulkan awal tahun Islam
dimulai dari bulan Muharram atau bulan Suro. "Karena di bulan ini
ada peristiwa penting, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad saw dari
Makkah ke Madinah," tuturnya.

Dalam keterangan lain, sebagaimana pada artikel yang ditulis


Ustadz Alhafiz Kurniawan di NU Online dengan judul "Sejarah
Tahun Baru Hijriah", menyebutkan bahwa ada banyak riwayat yang
menceritakan proses penetapan awal tahun hijriah. Namun, dari sekian
riwayat itu, semuanya menjelaskan bahwa penetapan tahun hijriah
dilakukan pada masa masa pemerintahan Umar bin Khattab.

B. Makna dan Simbolis pada Tahun Baru Islam Hijriyah


1. Pentingnya Tahun Baru Hijriyah
- Bagaimana perayaan ini memperkuat ikatan umat Islam
dengan sejarah mereka.
- Aspek-aspek keagamaan dan kebudayaan yang terkait
dengan tahun baru Hijriyah.
2. Pesan dan Ajaran dari Hijrah
- Nilai-nilai dan pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa
Hijrah.
- Bagaimana Hijrah mencerminkan tindakan strategis Nabi
Muhammad dalam mendirikan masyarakat Islam

C. Pengertian Dakwah

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab dengan asal kata ( ‫یدعى‬-‫دعا‬
( yang dalam bentuk mashdarnya ‫ دعىة‬mempunyai arti ajakan, seruan,
panggilan, atau undangan. 26 Sedangkan menurut Istilah, dakwah
ialah segala usaha dan kegiatan yang sengaja berencana dalam bentuk

13
sikap, ucapan dan perbuatan yang mengandung ajakan dan seruan baik
langsung atau tidak langsung, ditujukan kepada perorangan,
masyarakat atau kelompok masyarakat agar tergugah jiwanya,
terketuk hatinya ketika mendengarkan perintah dan peringatan ajaran
Islam yang kemudian menghayati, menelaah dan mempelajari untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Imam Al-Gazali dalam bukunya memberikan definisi bahwa


dakwah adalah program pelengkap yang meliputi semua pengetahuan
yang dibutuhkan manusia untuk memberi penjelasan tentang tujuan
hidup serta mampu membedakan mana yang haq dan mana yang
bathil. Isyarat-isyarat yang dimaksudkan dalam definisi dakwah
mengarah pada keseriusan menjalankan tugas suci, dimana kegiatan
yang dilakukan harus sistematis, karena segala pekerjaan dalam
aktivitas dakwah selalu dilihat dari siapa pelakunya, sehingga aktivitas
dakwah itu benar-benar muncul dari sebuah pemahaman.

Oleh karenanya, dakwah merupakan kegiatan mengajak manusia


kejalan yang telah di gariskan oleh Allah baik secara perorangan
maupun secara kolektif, dengan penuh kesadaran yang di rencanakan
secara sistematis demi mencapai tujuan hidup manusia yang lebih
baik, dunia dan akhirat.

D. Dakwah pada Kalangan Milenial di Era Digital


Generasi millennial atau Gen Y merupakan generasi yang akrab
sekali dengan teknologi. Sehingga jika dakwah akan disampaikan
melalui media teknologi, generasi millennial lah yang akan
menjalankan. Generasi milenial atau Gen Y menurut Martin & Tulgan
adalah generasi yang lahir pada kisaran tahun 1978. Sementara
menurut Howe & Strauss, generasi milenial adalah generasi yang lahir
pada tahun 1982. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan skema
yang digunakan untuk mengelompokkan urutan generasi karena
peneliti–peneliti tersebut berasal dari Negara yang berbeda.

14
Sekarang ini, jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusaha
antara 15-34 tahun atau 34,45%.33 Dan generasi millennial adalah
generasi yang menduduki posisi tertinggi dalam demografi di
Indonesia. Generasi millennial mempunyai keunggulan dalam
penggunaan teknologi dan juga budaya pop terlebih pada musik.
Generasi millennial ini juga mempunyai paparan penggunaan
teknologi yang lebih banyak dari pada generasi sebelumnya. Sehingga
generasi ini adalah generasi yang sangat dekat dan bersahabat dengan
teknologi komunikasi. Diantara teknologi komunikasi adalah email,
SMS, instant messaging, dan sejumlah media sosial seperti Twitter,
Instagram, Facebook, dll.
Alvara Research Center telah melakukan survei perihal
kecenderungan yang dilakukan oleh generasi. Dari survei tersebut
mendapatkan hasil bahwa generasi yang berusia 25-34 tahun
mempunyai kecenderungan menyukai topik yang lebih variatif yaitu
bahasan mengenai ekonomi, sosial politik dan keagamaan. Sedangkan
hasil survei pada generasi usia muda usia 15-24 tahun memiliki
kecenderungan menyukai topik perbincangan terkait dengan film,
olahraga, musik. Dan teknologi. Dengan demikian teknologi internet
yang mempunyai banyak hiburan dipercaya akan menjadi kebutuhan
pokok bagi generasi millennial. Hal ini didasari berdasarkan survei
yang ada bahwa generasi usia 15-24 dinyatakan bahwa menjadi
kelompok penduduk dengan konsumsi internet lebih tinggi dari pada
generasi yang lebih tua.35 Adapun riset lebih lanjut menyatakan
bahwa generasi millennial dalam tren tahun 2020 akan mencapai
34,0%, atau setara dengan 84 juta jiwa penduduk. Kondisi tersebut
memunculkan konsekuensi tersendiri atas perilaku dan karakter
mereka yang tentu berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.
Kecenderungan generasi milenial yang tidak lepas dengan
teknologi, menyebabkan generasi milenial tidak dapat dipisahkan oleh
alat dan media berbeasis teknologi. Sehingga hal ini menyebabkan
generasi millennial akan menjadi lebih kreatif dalam mencari sebuah
konten-konten untuk terus di update pada media sosialnya. Menyikapi

15
hal tersebut, perlu sekali kebijaksanaan para pengguna media sosial
dalam mengunakan internet dan teknologi sesuai dengan kebutuhan
yang ada. Dengan demikian, dakwah dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan teknologi sebagai media untuk menyampaikannya.
Konteks dakwah yang dilaksanakan harus bersifat ramah dan
bijaksana, sehingga Islam dapat dikenal dengan agama yang ramah
tidak radikal. Salah satunya adalah ketika hal ini berimplikasi pada
sebagian besar masyarakat muslim kontemporer di Indonesia yang
memanfaatkan internet sebagai pembelajaran Islam.
Pada akhirnya, peran generasi millennial pada penyebaran dakwah
menggunakan metode digital sangat diperlukan. Mengingat banyaknya
generasi millennial saat ini, menjadikan peluang untuk terus
menebarkan nilai-nilai kehidupan kepada sesame. Perkembangan
teknologi yang semakin pesat dan penetrasinya yang semakin cepat
menjadikan mudahnya tersebarnya sebuah informasi pada sosial media
memberikan nilainilai islami dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika
kita merujuk pada perkembangan IPTEK, maka generasi millennial lah
yang harusnya mengambil peran penting dalam penyebaran dakwah.
Namun hal tersebut pastinya terdapat tantangan dan peluang bagi
generasi millennial dalam berdakwah, hal ini dikarenakan dakwah
yang akan disampaikan harus memenuhi dan menyeimbangkan nilai
kehidupan berdasarkan konteks yang sesuai. Terlebih pada tantangan
yang akan dihadapi oleh pendakwah dari generasi millennial adalah
dengan melihat beberapa prespektif diantaranya prespektif perilaku,
prespektif transaksional dan prespektif transmisi. Sedangkan peluang
yang didapatkan pada era yang serba digital ini adalah perkembangan
IPTEK dapat mendukung penyebaran nilai-nilai keislaman dalam
berdakwah. Penggunaan akun media sosial (Facebook, Twitter,
Instagram, Youtube dll) dalam berdakwah merupakan langkah yang
solutif dalam era globalisasi ini.

16
E. Strategi Dakwah pada Kalangan Milenial di Era Digital

Strategi atau metode dakwah sendiri di masa modern ini haruslah


dilihat dari banyak sisi. Mad’u atau mitra dakwah di masa modern ini
adalah generasi milenial. Generasi milenial (sebutan generasi
berdasarkan demografi dan disebut juga generasi Y) menjadi
perbincangan hangat karena terlahir pada saat revolusi teknologi
informasi dan komunikasi serta jumlah populasinya yang cukup besar,
yaitu sekira 34 persen dari penduduk Indonesia. Umumnya, generasi
milenial lahir dalam rentang tahun 1981 sampai 1994. Dengan
demikian generasi ini adalah mereka yang berumur 15 hingga 35
tahun. Generasi ini sudah mengenal teknologi seperti komputer, video
games, dan smartphone. Beberapa studi tentang generasi milenial
menggambarkan mereka yang terkategori milenial dalam
berkomunikasi banyak menggunakan teknologi komunikasi instan
seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial seperti
Facebook, Line, Path, Instagram, Whatsapp dan Twitter. Mereka juga
suka bermain game online. Generasi ini dikenal sangat senang
menghabiskan hidupnya di jejaring media daring. Generasi ini melihat
dunia tidak secara langsung melainkan hidup di dunia maya. Mulai
dari berkomunikasi, berbelanja online, mendapatkan informasi, dan
kegiatan lainnya. Maka dari itu, generasi milenial sangat akrab dengan
media daring dengan media sosialnya.

Pemanfaatan media sosial sebagai wasilah dakwah adalah strategi


jitu dalam berdakwah di kalangan milenial ini di era modernisasi
seperti sekarang. Media sosial memiliki ciri-ciri antara lain: pesan
yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa
untuk banyak orang; pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus
melalui gate keeper; pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat
dibanding media lainnya; dan penerima pesan yang menentukan
waktu interaksi. Perkembangan media sosial kini semakin pesat.
Hampir setiap orang memiliki akun media sosial. Hal ini karena dapat
diakses kapanpun dan dimanapun tanpa harus mengeluarkan banyak

17
biaya. Cukup menggunakan mobilephone/handphone yang
dikoneksikan pada jaringan internet. Jika untuk memiliki media
tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang
besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media
sosial. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan
media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat
sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri
tanpa bantuan yang lain. Pengguna media sosial dengan bebas bisa
mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video,
grafis, dan berbagai model content lainnya.

Media sosial yang mempergunakan jaringan internet jelas


memiliki keunggulan. Kelebihan internet dibanding media lainnya
untuk memudahkan proses dakwah, yaitu: pertama, tidak terhalang
oleh ruang dan waktu. Dakwah melalui internet dapat diakses di mana
saja, oleh siapa saja, dan kapan saja. Kedua, dakwah menjadi lebih
variatif. Dakwah tidak lagi disampaikan dengan cara konvensional,
Kehadiran cyber memberikan banyak cara untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah. Selain tulisan, materi dakwah bisa dalam bentuk
gambar, audio, e-book (buku elektronik) ataupun video, sehingga
objek dakwah dapat memilih bentuk media yang disukai. Ketiga,
jumlah pengguna internet semakin meningkat. Pertumbuhan pengguna
internet yang selalu meningkat merupakan kabar baik bagi para da’i
yang akan berdakwah di dunia maya, karena objek dakwah pun
semakin meningkat. Keempat, hemat biaya dan energi. Dengan
menyajikan materi dakwah di internet, objek dakwah tidak perlu
datang ke narasumber dan membeli buku untuk menjawab masalah
yang dihadapi. Sehingga bisa membantu saudara kita agar tidak
mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra guna memperoleh informasi
yang mereka cari.

18
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Merayakan Tahun Baru Islam, atau lebih dikenal sebagai


Tahun Baru Hijriyah, bukan sekadar peristiwa peralihan kalender. Ini
adalah momen penting yang membawa umat Islam kembali kepada
peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah
pada tahun 622 Masehi. Sebagai tonggak sejarah, perayaan ini
membawa bersamaan nilai-nilai dan pelajaran yang tetap relevan
dalam kehidupan umat Muslim.

Tahun Baru Hijriyah menghadirkan kesempatan untuk


refleksi dan introspeksi. Umat Islam diundang untuk merenungkan
nilai-nilai yang ditanamkan oleh peristiwa Hijrah, seperti keadilan,
persatuan, dan pengorbanan. Ini bukan hanya perayaan historis,
melainkan juga panggilan untuk meningkatkan kualitas diri,
meningkatkan amal perbuatan, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan merayakan Tahun Baru Hijriyah, umat Islam dapat


terus mengenang akar sejarah mereka, menggali nilai-nilai luhur Islam,
dan berkomitmen untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan
ajaran-Nya. Semoga setiap pergantian tahun baru Hijriyah menjadi
tonggak awal yang membawa kebaikan, kedamaian, dan berkah bagi
seluruh umat Muslim di seluruh dunia.

Dakwah di era digital membuka babak baru dalam upaya


menyebarkan ajaran Islam dan nilai-nilai kehidupan yang Islami.
Transformasi digital memberikan peluang yang tak terbatas dalam
mencapai audiens yang lebih luas dan membangun jaringan
komunikasi yang efektif. Makalah ini mengungkapkan bahwa dakwah

19
digital memiliki dampak signifikan pada berbagai aspek, dari
pendekatan komunikasi hingga peningkatan aksesibilitas informasi.

Melalui dakwah di era digital, Islam dapat dihadirkan dalam wujud


yang relevan dan menjangkau generasi yang tumbuh dalam arus informasi
digital. Namun, keberhasilan dakwah digital bergantung pada kesadaran akan
etika digital, keahlian teknologi, dan kemampuan untuk terus beradaptasi
dengan perubahan zaman. Dakwah digital bukan sekadar respons terhadap
perkembangan teknologi, tetapi juga bagian integral dari strategi dakwah
yang efektif di abad ke-21. Dengan semangat terbuka, bijak, dan bertanggung
jawab, dakwah di era digital dapat menjadi kekuatan positif dalam
membentuk pemahaman Islam dan mempererat persatuan umat.

B. Saran

Dengan kita memahami dan mengetahui sejarah tahun baru


islam hijriyah, dakwah dan strategi di kalangan milenial pada Era
Digital. Maka di harapkan kita bisa mengetahui dan melakukan sebuah
dakwah dengan sebaik-baiknya dan tentunya menambah iman dan
ketaqwan kita kepada sang pencipta alam semesta yakni Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

20
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahan, (Bandung:
Diponegoro, 2006), h. 283-284

Al-imam al-Hafidz ibn Katsir al Damsaqi, Tafsir Ibnu Katsir, Terj. M.


Abdul Ghofur, Jilid 4, (Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2008),
h. 167

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-


Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 90

Aulia Fadhli dan Imas Kursiasih, Muhammad Jagoanku! Kisah


Kepahlawanan Rasulullah dan Sahabat dalam Perang-perang
Islam, (Yogyakarta: Qudsi Media, 2007), h. 120

Diambil dari makalah Mazzof, Ritual Tapa Bisu pada Masyarakat


Kraton Yogyakarta di malam 1 Suro 14 November 2012, h. 10

Zulkifli Mustan, Ilmu Dakwah, (Makassar: Pustaka Al-Zikra, 2005). h.


2

Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Cet. I;


Bandung: Pustaka Setia, 2002), h.7.

Ibid, h. 27

Werner J Severin dan James W Tankard Jr, Teori Komunikasi:


Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa, Edisi
Kelima, terj, Sugeng Hariyanto (Jakarta, Kencana
Prenadamedia, 2014), h. 447.

Athik Hidayatul Ummah Dakwah Digital Dan Generasi Milenial


(Menelisik Strategi Dakwah Komunitas Arus Informasi
Santri Nusantara), Jurnal Universitas Islam Negeri
Mataram Volume 18, No. 1, Juni 2020, h 54-69.

21
Hasanuddin Ali dan Lilik Purwandi, Indonesia 2020: The Urban
Middle-Class Millennials (Jakarta: Alvara Strategi Indonesia,
2016), h. 9-11.

Ibid.

Athik Hidayatul Ummah Dakwah Digital Dan Generasi Milenial….,


Ibid.

https://islami.co/tag/dakwah-milenial/ diakses pada 14 Desember 2022


pukul 15.09 wib.

Retna Dwi Estuningtyas, “Strategi Komunikasi dan Dakwah Pada


Kalangan Milenial di Era Modernisasi”, Muttaqien, Vol. 2. No. 1
Januari 2021, 75-86.

22
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai