Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

GERAKAN ISLAM MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA PADA


NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti


Latihan Kader II (Intermediate Training) Cabang Sangatta
Dengan Tema: “Pengertian Gerakan Islam, Hubungan gerakan Islam, dan
Ideologi islam, dalam hubungannya dengan kekuasaan”.

Disusun Oleh:
MUHAMMAD ARIEF ABDILLAH

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)


CABANG POSO
KOMISARIAT TEKNIK UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
PROVINSI SULAWESI TENGAH
2024
KATA PENGANTAR

Dengan segala rasa Syukur, saya memulai dengan ungkapan puji kepada Allah
SWT., yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat
menjalankan akitivitas sehari-hari. Shalawat serta salam Saya persembahkan kepada
Nabi besar, Muhammad SAW., yang telah memberikan petunjuk dalam Al-Qur’an dan
sunnahnya, sebagai pedoman hidup bagi keselamatan umat di dunia.

Suatu Rahmat yang besar dari Allah SWT yang selanjutnya saya syukuri, karena
dengan kehendaknya, Taufiq dan rahmatnya pulalah akhirnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini guna persyaratan untuk mengikuti intermediate training
(LK II) Tingkat nasional yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HmI)
Cabang Sangatta pada tanggal 29 Januari s/d 04 Februari 2024 di hotel Irfan Sangatta,
adapun Judul makalah ini adalah “Pengertian Gerakan Islam, Hubungan Gerakan
Islam dan Ideologi Islam, dalam hubungannya dalam kekuasaan”.

Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada HmI


Cabang Poso dan juga rekan-rekan kader HmI yang selalu berjuang, yang selalu
memberikan saran, koreksi dan motivasi yang sangan membangun. Juga tidak lupa
saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada kanda-kanda Alumni (KAHMI) yang
juga tidak luput memberi bantuan bantuan kepada saya, dari segi moril maupun materi.

Akhirnya, kepada Allah Jualah kita memohon. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita sebagai penambah wawasan dan cakrawala pengetahuan dan dengan
memanjatkan doa dan harapan semoga apa yang kita lakukan ini menjadi amal dan
mendapat Ridho Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Billahittaufiq wal hidayah

Poso, 1 Januari 2023

Muhammad Arief Abdillah

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG................................................................ 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................... 5
1.3. TUJUAN PENULISAN ............................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................
2.1. PENGERTIAN GERAKAN ISLAM SERTA PERAN
MUHAMMADIYAH DAN NADLATUL ULAMA
DALAM MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN .......... 7
2.1.1. Pengertian Gerakan Islam ............................................. 7
2.1.2. Peran Muhammadiyah dalam memperjuangkan
Kemerdekaan ................................................................... 9
2.1.3. Peran Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan
Kemerdekaan ................................................................... 12
2.2. PERAN MUHAMMADIYAH & NAHDLATUL ULAMA
DI ERA DIGITALISASI ........................................................... 14
2.2.1. Muhammadiyah Pada era digitalisasi ........................... 15
2.2.2. Nahdlatul Ulama Pada era Digitalisasi ......................... 16
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan ................................................................................ 19
3.2. Saran ........................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21
LAMPIRAN ...................................................................................................... 23

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pada waktu Islam diturunkan, bangsa Arab di kenal sebagai sebutan kaum
jahiliyah. Hal ini menyebabkan bangsa Arab sedikit sekali mengenal ilmu
pengetahuan dan kepandaian lain. Hidup mereka mengikuti hawa nafsu, berpecah
belah, saling memerangi satu dengan yang lain, dan sebagainya. Menghadapi
kenyataan itu Nabi Muhammad diutus Allah dengan tujuan untuk memperbaiki
ahlak untuk berhubungan dengan Tuhan maupun sesame Manusia. Dalam
masalah ilmu pengetahuan perhatian Rasulullah sangat besar. Hal ini dapat diliat
Nabi membuat tradisi baru, yaitu mencatat dan menulis, selain kekuatan hafalan
para sahabat. Semua sahabat yang pandai membaca dan menulis di angkat menjadi
juru tulis untuk mencatat semua wahyu yang turun para benda-benda yang dapat
ditulisi seperti kulit, tulang, pelapah kurma dan lain-lain. Oleh karena adanya
kesungguhan umat Islam Ketika itu, maka atas dorongan dan bimbingan Nabi
SAW, telah tumbuh tempat untuk belajar menulis, membaca, dan menghafal Al-
Qur’an, mula-mula Bernama Darul Al-Arqam, dan setelah Nabi Hijrah dibangun
Kuttab di emperan Masjid Nabawi.

Ketika Rasulullah hijrah dan di angkat menjadi kepala negara, Rasul


Melaksanakan:

a) Proklamasi berdirinya sebuah negara dengan cara mengumumkan nama


Madinah Al-Munawarah bagi kota Yastrib.
b) Mendirikan Masjid Nabawi sebagai pusat kegiatan ummat islam.
c) Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar, persaudaraan
berdasarkan agama sebagai basis warga Negara.
d) Membuat Undang-Undang dan peraturan berdasarkan perjanjian-perjanjian
yang terkenal dengan istilah traktat Madinah.
e) Membuat batas wilayah sebagai basis territorial dengan membuat parit pada
waktu perang Khandaq.
f) Membuat Lembaga-lembaga pelengkap sebuah pemerintahan, semisal
Angkatan perang, pengadilan, Lembaga Pendidikan, Bait Al-Mal, Lembaga
2

yang mengatur administrasi negara, serta Menyusun ahli-ahli yang cakap


yang bertindak sebagai pendamping Nabi.

Melalui usaha-usaha yang dilakukan oleh Nabi tersebut menjadikan kebudayaan


islam berkembang di wilayah jazirah Arab, yang kemudian setelah Rasulullah
Wafat dilanjutkan oleh sahabat-sahabatnya.

Wafatnya Nabi menyebabkan tumpahnya kesedihan di jalan-jalan Madinah.


Kaum Muslim mengalami periode sulit menghadapi kenyataan bahwa Nabi
Muhammad tak lagi Bersama mereka sehingga awalnya ada beberapa menolak
berita tersebut. Tetapi wafatnya Nabi juga memunculkan pertanyaan tentang
kepemimpinan di Madinah.

Selama lebih dari dua puluh tahun, Nabi Muhammad memimpin umat muslim
secara politis dan spiritual. Hubungan langsung dengan Allah memberikan arti
bahwa Masyarakat dipandu oleh kekuatan yang sesuai dengan rencana Ilahi.
Sekarang, hubungan itu tidak ada lagi. Apa yang akan terjadi kepada Masyarakat
yang dibangun Nabi Muhammad? Lebih khusus siapa yang akan memimpin umat
Islam setelah wafatnya Rasulullah?

Bahkan, sebelum jenazah Nabi dikuburkan, sekelompok tokoh utama dari


kaum Muhajirin dan Anshar berkumpul untuk menjawab pertanyaan soal
kepemimpinan. Perbedaan pendapat dalam kelompok tersebut tentang siapa yang
harus mendapat otoritas atas negara Muslim muda ini dapat mengancam
perpecahan umat.

Mungkin juga ada usul dari dua negara yang satu dipimpin oleh Anshar, satu
lagi Muhajirin. Akhirnya Umar mencalonkan Abu Bakar menjadi politik negara
kesatuan muslim yang berpusat di Madinah. Abu Bakar adalah pilihan tepat.
Setelah Khadijah, dialah orang pertama yang menerima Muhammad sebagai Nabi
dan masuk ke Agama baru itu.

Dia menemani Nabi Muhammad saat hijrah ke Madinah. Bahkan dialah, yang
ditunjuk Nabi Muhammad untuk mengimami shalat di Masjid Nabawi pada hari
terakhir hidup Nabi. Ya, ia memang berasal dari Mekah, tetapi tak seorang pun baik
Muhajirin maupun Anshar bisa mendebat kualifikasinya.
3

Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar (632-634 M)


mendapat gelar Khalifat-ul-Rasul, berarti ‘penerus utusan tuhan’ disingkat Khalifah
bukanlah Nabi baru. Kitab Qur’an jelas menyatakan Muhammad Sebagai Nabi
terakhir dan tidak ada lagi Nabi yang datang setelahnya. Terlebih lagi, tugas
khalifah bertindak sebagai pemimpin sebagai memimpin politik dengan mengikuti
teladan yang diberikan Nabi Muhammad saat memimpin Madinah.
Maka, khalifah diharapkan menjadi pemimpin yang cakap, mampu mengelola
permasalahan negara Muslim dengan efektif, mampu mengelola permasalahan
negara muslim dengan efektif, juga mampu melindungi agama yang dibawa Nabi
Muhammad dan menggerakkan orang untuk mengikutinya sebisa mereka. Sikap
Abu Bakar dalam menjalankan tugas akan menjadi contoh bagi Khalifah berikutnya
untuk memenuhi peran tersebut. Abu Bakar menjadi khalifah hanya berkisar 2
tahun, akan tetapi beliau dalam memimpin umat islam menghasilkan beberapa
kemajuan, yaitu perbaikan sosial (kemasyarakatan), perluasan dan pengembangan
wilayah islam yang telah mencapai di daerah Irak dan Syiria, dan pengumpulan
Ayat-ayat Al-Qur’an. Itulah beberapa yang dicapai Khalifah Abu Bakar selama 2
tahun beliau memimpin umat islam, dan selanjutnya tampuk pemerintahan
dipegang oleh Umar Bin Khattab (634-644 M), Islam mengalami perkembangan
begitu besar, seperti pada aspek teritorial yang telah dirintis oleh khalifah Abu
Bakar, yaitu ekpansi wilayah diluar Arab, Dimana ekspansi pertama dilancarkan ke
Ibu Kota Syria, Damaskus, Ardan dan Hins yang berhasil dikuasai hingga pada 635
Masehi. Beliau juga meletakkan dasar-dasar sebuah Negara, seperti
memperkenalkan sistem administrasi pemerintahan yang di atur menjadi 8 wilayah
Provinsi: Makkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Basrah, Kufah, Palestina dan
Mesir. Selain administrasi Adapun perkembangan yang lain-lain, yaitu: Politik,
Ekonomi, Pendidikan, Hukum, Sosial Budaya, sampai pada aspek Agama dan
hankam. Setelah Umar Bin Khattab wafat, maka kepemimpinan dilanjutkan oleh
Usman Bin Affan (644-656 M). Dalam masa pemerintahannya yang cukup lama
sekitar 12 Tahun, keberhasilannya dibuktikan dengan beliau mampu meneruskan
kegiatan ekspansi wilayah hingga berhasil ditaklukkan, seperti Armenia, Tunisia,
Cyprus, Rhades, Transoxania, Tabaristan, serta Sebagian wilayah yang tersisa dari
Persia. Selain itu, beliau berhasil membangun bendungan untuk menjaga arus banjir
4

yang besar dan mengatur pembagian suplai air ke kota-kota, membangun jalan-jala,
jembatan-jembatan, masjid-masjid, termasuk memperluas masjid Nabawi di
Madinah. Beliau juga memprakarsai pengumpulan dan penulisan mushaf Al-Quran
yang dikenal dengan nama Mushaf Usmani.
Setelah wafatnya Usman, Maka tampuk pemerintahan umat Islam mengalami
kekacauan, Dimana antara pihak Ali dan Muawiyah saling menghendaki untuk
menduduki jabatan Khalifah setelah wafatnya Usman, sehingga walaupun Ali Bin
Abi Thalib dapat berkuasa kurang lebih 6 tahun (656-661 M) tidak banyak yang
dapat dilakukan untuk perkembangan kebudayaan Islam pada saat itu. Namun
berangkat dari masa inilah, maka pada masa-masa pemerintahan selanjutnya
timbullah paham-paham keagamaan, seperti Khawarahh, Syiah, dan sebagainya,
yang memberikan dampak terbukanya dunia cakrawala pemikiran umat Islam.
Setelah Ali wafat terbunuh, tampuk kepemimpinan pemerintahan islam pada
saat itu beralih kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Kemudian yang membentuk
Dinasti Bani Umayyah (661-750 M) yang kemudian runtuh karena menghadapi
tantangan sejak awal dinasti itu berdiri. Dan di gantikan oleh Khalifah Abu al-
Abbas, yang membentuk Dinasti Abbasiyah (750-1258 M), pada awal Dinasti
Abbasiyah banyak masalah yang harus di hadapi. Namun berkat bakat yang
dimilikinya sebagai pemimpin, semua bisa diatasi dengan baik. Namun, kekuatan
dinasti Abbasiyah kehilangan pengaruh. Para Khalifah sesudahnya tidak dapat
menghindari situasi ini Ketika semakin banyak tentara asal Turki datang untuk
mendukung asyinas. Secara politik, khalifah dinasti Abbasiyah menjadi lemah dan
mundur. Di sisi lain, perkembangan intelektual, ilmu pengetahuan, dan filsafat terus
berkembang. Bahkan, kemajuan ilmu pengetahuan dan filsafat meningkat pada
masa Buwaih Ketika bermunculnya para ilmuwan dan filosof yang membawa
gagasan-gagasan baru. Dan dinasti yang terakhir pada periode ini yaitu Dinasti
Utsmaniyah (1300-1922) yang mengalami perkembangan dalam perluasan wilayah
ke turki dan dan berhasil menguasai Kairo, Baghdad, sisa-sisa Byzantium hingga
menguasai Lembah Sungai nil sampai ke Giblartar. Dinasti Utsmani runtuh pada
tahun 1924 dan menjadi akhir sistem Kekhalifaan Islam di Dunia.
Setelah runtuhnya Dinasti Utsmani, lahirlah Gerakan Islam dan Langkah
penyebaran Islam didunia yang pada sejarah sangatlah Panjang. Termasuk di
5

Indonesia saja penyebaran Agama Islam sangatlah panjang. Sejarah singkat


masuknya penyebaran agama Islam di Indonesia sendiri terdapat beberapa versi ini
terjadi pada abad ke-7, abad ke-11 dan abad ke-13. Awal masuknya Islam Di
Indonesia tak lepas dari peranan para pedagang muslim yang datang berdagang.
Dalam hal ini perspektif yang saya ambil ialah dari Dr. Kuntowijoyo. Menurut
beliau yang termasuk dalam sejarawan muslim ini menerangkan bahwa Islam di
Indonesia dibawa oleh para pedagang-pedagang muslim yang dalam hal ini mereka
selain melakukan perdagangan juga memiliki tujuan untuk berdakwah dan
menyebarkan agama Islam itu sendiri. Dalam penyebaran agama ini daya pikat
Masyarakat terhadap suatu agama ialah pada gagasan persamaannya, yang
merupakan sebuah gagasan yang sangat menarik bagi kelas saudagar yang sedang
tumbuh. Yang pada akhirnya membawa banyak perubahan dari sisi budaya hingga
sisi pemerintahan Nusantara pada saat itu. Munculnya berbagai Kerajaan-kerajaan
bercorak Islam yang tersebar di Nusantara menjadi pertanda awal terjadinya
perubahan sistem pemerintahan dan budaya di Indonesia. Keterlibatan Kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia juga turut berperan dalam tersebarnya agama Islam
hingga ke seluruh penjuru tanah air.
Setelah ajaran agama Islam telah tersebar diberbagai daerah di Indonesia,
lahirlah gerakan-gerakan Islam yang bersifat kerakyatan dan Gerakan Islam
Kepemudaan. Adapun gerakan Islam kerakyatan yang masih eksis, dari zaman
sebelum kemerdekaan hingga sekarang adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama. Dari dua organisasi kemasyarakatan ini yang menarik dibahas adalah
gerakan dan peran Islamnya dari sebelum kemerdekaan sampai hari ini. Karena dua
organisasi kemasyarakatan berbasis Islam yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama sangat berperan aktif dalam rangka mewujudkan kesejahteraan Masyarakat
Indonesia, mulai dari bidang Pendidikan, Kesehatan, hingga ikut terlibat dalam
politik dan kekuasaan di negeri ini.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat dibuat beberapa
rumusan masalah antara lain:
6

1. Bagaimana pengertian gerakan islam serta peran Organisasi


Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan
kemerdekaan?
2. Bagaimana peran Organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di era
digitalisasi?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan sebelumnya, terdapat
beberapa tujuan penulisan ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian Gerakan Islam serta peranannya
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan
kemerdekaan
2. Untuk mengetahui peran Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di era
digitalisasi.
7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN GERAKAN ISLAM SERTA PERAN MUHAMMADIYAH


DAN NAHDLATUL ULAMA DALAM MEMPERJUANGKAN
KEMERDEKAAN
2.1.1. Pengertian Gerakan Islam.
Pada dasarnya, gerakan Islam bertujuan kepada penyebaran agama
Islam diseluruh dunia agar kedamaian dan kesejahteraan bagi umat muslim
terwujud. Banyak ideologi atau paham yang melandasi gerakan ini. Ada
yang bersifat fillah dan sabilillah. Fillah adalah gerakan Islam yang
berangkat dengan dakwah yang didasari oleh ilmu. Sedangkan sabilillah
adalah gerakan dengan sifat kearah peperangan. Semua Gerakan ini
bertujuan sama akan tetapi Gerakan ini harus melihat kapan waktu yang
tepat untuk menggunakan cara fillah dan fisabilillah.
Yang terpenting dari sebuah gerakan Islam adalah gerakan yang
didalamnya semua muslim bersatu hati dan pikirannya yang dilandasi sikap
al wala wal bara (loyalitas, kecintaan, versus kebencian, berlepas diri).
Karena sebuah gerakan Islam tanpa barisan yang kuat akan mudah
dihancurkan dengan gerakan musuh Islam yang memiliki barisan yang rapi.
Oleh karena itu, mari perlu adanya menyatukan pola pikir yang Islami dan
langkah dakwah Islam yang sesuai dengan metode Rasulullah.
Gerakan Islam memiliki tujuan dan maksud tertentu, dan dalam
keberjalannya, gerakan keislaman ini dimulai dan dilakukan oleh berbagai
aspek seperti halnya masyarakat, mahasiswa, ulama, dan lain-lainnya. Dan
dari hal itu mereka membuat suatu seperti halnya organisasi. Organisasi
berasal dari Bahasa inggris yakni “organization”, menurut Handayaningrat
organisasi ada wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerja sama
dalam usahanya mencapai tujuan.

Gerakan Islam di Indonesia

Munculnya gerakan Islam di Indonesia ini menandakan bahwa


terjadinya kebangkitan Islam di Indonesia dimasa penjajahan, kemerdekaan,
8

setelah kemerdekaan, dan sekarang. Yang mana pastinya mengharapkan


sesuatu hal dalam dalam pembaharuan suatu tatanan negara atau bangsa.
Seperti halnya dalam sejaraj Islam yang berkembang di Timur Tengah yaitu:
Gerakan Muhammad Bin Abdul Wahab (1703-1787) di Arabia, dan
selanjutnya abad ke-19 dan ke-20 terdapat tiga pemikir yakni: Jamaludin al-
Afghani (1839-1897), Muhammad Abduh (1849-1905), dan Gerakan yang
dipimpin oleh Rasyid Ridha (1865-1935). Gerakan-gerakan ini bisa
ditafsirkan sebagai pembaharuan dalam Islam dan sebagai hal yang
membukanya kebangkitan Islam si setiap masanya.
Gerakan Islam terbagi banyak hal yang penting sepertinya halnya aspek
penggerak atau tokoh yang terdapat di dalam Gerakan Islam ini pasti
banyak. Seperti gerakan Islam yang terdapat dalam tokoh yang efektif yang
mana gerakan Islam ini langsung di gerakan oleh aspek utama yang
merasakan terhadap suatu kebijakan atau nantinya yaitu suatu perubahan.
Rakyat dalam suatu negara adalah elemen yang penting karena pada
dasarnya rakyat merupakan salah satu syarat terbentuknya suatu negara.
Dapat dikatakan bahwa apabila tidak adanya rakyat maka negara tidak
dikatakan negara. Karena pada ilmu teori negara, negara memiliki 4 unsur
penting yaitu: wilayah, pemerintah yang berdaulat, rakyat, dan pengakuan
dari negara lain. Keempat komponen ini haruslah terus terpenuhi agar dapat
dikatakan sebagai negara.
Pentingnya rakyat dalam suatu negara maka rakyat disini haruslah
memiliki kekuatan atau daya juang lebih karena rakyat bisa membuat suatu
perubahan-perubahan. Pengertian rakyat yaitu penduduk atau sekelompok
masyarakat yang mendiami yang tinggal disuatu daerah atau negara.
Menurut Aloys Budi Purnomo sejatinya rakyat adalah seseorang atau orang-
orang yang memegang penuh kedaulatan negara yang mereka tempati.
Menurut Anwar Harjono ialah rakyat merupakan sumber kekuasaan.
Sumber kekuasaan yang dimaksud disini ialah apabila seorang pemimpin
bisa memiliki kemampuan untuk mengatur atau bahkan menguasai tentu
haruslah ada rakyat yang bisa untuk dikuasai karena menganggap bahwa dia
9

ialah seorang penguasa. Tanpa rakyat disini pemimpin tidak mempunyai


kekuasaan untuk menguasai terhadap manusia, benda dan lain-lainnya.
Dalam gerakan islam kerakyatan ini melakukan gerakan atas dasar
pribadi atau kelompoknya untuk melakukan sesuatu gerakan sepertinya,
contoh seperti halnya disini organisasi kemasyarakatan berbasis Islam yang
terus eksis dari sebelum kemerdekaan hingga hari ini adalah
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Kedua organisasi ini merupakan
Gerakan Islam yang memiliki basis masa yang banyak. Dalam sejarah dan
hal yang dilakukan kedua gerakan keislaman ini memiliki tata cara atau cara
bergerak dengan karakter yang berbeda-beda. Karakter yang dimaksud
adalah merupakan suatu ciri khas yang dimiliki oleh setiap kelompok. Dan
juga pada dasarnya gerakan organisasi kemasyarakatan ini sendiri memiliki
tujuan masing-masing dan terlebih juga adalah suatu gerakan yang murni
dari rakyat sendiri.
2.1.2. Peran Muhammadiyah dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Kata Muhammadiyah ini sendiri secara Bahasa berarti “pengikut Nabi


Muhammad”. Penggunaan nama ini dijelaskan dan dimaksudnya untuk
menghubungkan organisasi ini dengan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW
dan juang Nabi Muhammad SAW. Dalam pengertian lain dijelaskan bahwa
organisasi yaitu pendukungnya umat Nabi Muhammad SAW, dan asas,
pedoman, ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu Islam. Dengan hal ini
memiliki tujuan untuk memahami dan melaksanakan ajaran yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad agar dalam keberjalanan organisasi bisa
sejalan dengan kemauan agama Islam.

Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan yang merupakan


Gerakan Islam Modern di Indonesia. Dibentuk tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H
atau 18 November 1912. Organisasi Muhammadiyah ini lahir karena buah
pikir seorang K.H Ahmad Dahlan setelah beliau melakukan ibadah haji di
tanah suci. Gagasan-gagasan yang beliau bawa sebenarnya beliau belajar
tentang gagasan pembaruan dan berguru kepada ulama Indonesia yang
hidup di Mekkah saat itu. Meskipun Muhammadiyah memiliki fokus awal
pada pembaruan kehidupan umat Islam dalam bidang agama dan
10

Pendidikan, namun peran Muhammadiyah dalam memperjuangkan


kemerdekaan Indonesia tidak dapat diabaikan. Berikut adalah beberapa
peran Muhammadiyah dalam memperjuangkan kemerdekaan sebagai
berikut:

- Pendidikan
Dalam peran ini Muhammadiyah memainkan peran penting dalam
mendidik dan membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki
semangat kebangsaan. Melalui Pendidikan, Muhammadiyah mendirikan
sekolah-sekolah modern dan pesantren sebagai upaya untuk
meningkatkan Pendidikan luas dan mencakup Pendidikan dikalangan
Masyarakat muslim. Adapun salah satu sekolah yang pertama didirikan
oleh pendiri organisasi Muhammadiyah yaitu yang bernama Madrasah
Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikan pada tanggal 1 desember
1911 dan juga sempat berganti-ganti nama hingga akhirnya menjadi
sekolah dasar Muhammadiyah Kauman. Muhammadiyah juga
membuka kesempatan mendirikan Pendidikan Perempuan, salah
satunya yaitu organisasi Perempuan yang dibawah naungan pada saat
memperjuangkan kemerdekaan yaitu Aisiyah yang didirikan oleh Siti
Walidah (Istri K.H Ahmad Dahlan) pada 19 mei 1917. Sekolah dan
Pendidikan bagi Perempuan ini memberikan akses pendidikan luas dan
mencakup Pendidikan umum serta agama Islam dan untuk meningkat
kualitas masyarakat muslim.
- Dukungan terhadap Sarekat Islam (SI)
Pada kebangkitan Nasional Muhammadiyah berperan aktif dalam
sarekat Islam, Muhammadiyah bergabung dan mendukung Gerakan
tersebut sejak tahun 1913. Karena untuk melawan penjajahan dan
meningkatkan sosial ekonomi masyarakat pada masa memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Yang pada kemudian SI dan Muhammadiyah
terjadi perbedaan pendapat yang menyebabkan pecahnya hubungan
pada tahun 1916 yang terkait dengan Pendidikan, dakwah dan orientasi
politik.
11

- Penerbitan dan penyebaran informasi


Muhammadiyah turut aktif dalam penerbitan dan penyebaran informasi
sebagai bagian dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Langkah ini
diambil sebagai sarana untuk menyebarkan ideologi kemerdekaan,
membangkitkan semangat nasionalisme dan dan memberikan informasi
pada Masyarakat. Berikut adalah penerbitan dan penyebaran informasi
yang dilakukan Muhammadiyah dalam memperjuangkan kemerdekaan
yakni: pendirian surat kabar dan majalah, penyebarakan pemikiran
kemerdekaan, penggunaan media sebagai alat Pendidikan, pemberitaan
aktivitas perjuangan, penerbitan buletin dan jurnal, kontribusi media
pada masa kemerdekaan, dan pemberdayaan Masyarakat melalui
informasi.
- Partisipasi dalam BPUPKI
Muhammadiyah terlibat dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha
persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk oleh pemerintah
pendudukan jepang pada perang dunia II. BPUPKI dibentuk pada
tanggal 1 maret 1945. Dengan tujuan untuk menyelidiki dan
mempersiapkan usaha kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan
jepang. Beberapa tokoh Muhammadiyah diundang untuk menjadi
anggota BPUPKI, salah satu tokoh penting Muhammadiyah yang
terlibat adalah K.H Ahmad Dahlan. Meskipun jepang mendirikan
BPUPKI dengan maksud untuk menjaga kestabilan, akan tetapi anggota
BPUPKI memiliki pemikiran kemerdekaan dan memanfaatkan
kesempatan ini untuk mempersiapkan langkah-langkah menuju
kemerdekaan Indonesia. Meskipun terdapat perbedaan pendapat
diantara anggota BPUPKI, termasuk dari Muhammadiyah, namun
kesatuan untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
agustus 1945 akhirnya tercapai. Sebagai salah satu organisasi Islam
terbesar di Indonesia, keterlibatan Muhammadiyah dalam BPUPKI
menunjukkan kontribusi penting dalam mempersiapkan dan mendukung
kemerdekaan Indonesia.
12

2.1.3. Peran Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Nahdlatul Ulama dalam artinya katanya yaitu “Kebangkitan Ulama”


dalam sejarahnya Nahdlatul Ulama yang disingkat NU berdiri pada tanggal
16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 dan pertama dipimpin oleh K.H
Hasyim Asy’ari. Dalam keberjalannya NU ini memilih suatu kitab pegangan
yang mana kitab ini dijadikan dasar, pegangan, dan rujukan Masyarakat NU
dalam berpikir rasional dan bertindak dalam bidang Sosial, keagamaan,
serta politik kiblat yang menjadi pegangan NU dibagi menjadi dua yaitu;
Qanun Asasi (Prinsip dasar) dan Kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah,
kedua H. Hasyim Asy’ari

Awalnya terbentuk NU disini dilatar belakangi karena kalangan


pesantren pada zaman penjajah itu gigih dalam melawan kolonialisme
dengan membentuk basis-basis organisasi pergerakan. Tetapi karena terlalu
banyaknya organisasi pergerakan yang memiliki tata cara Tindakan yang
berbeda maka pada saat itu Ketika Raja Saud hendak menerapkan asas
Tunggal yakni mazhab wahabi di Mekkah. Saat itu juga umat Islam di
Indonesia menerima karena tersebut menurut mereka ialah modernisasi
dalam Gerakan Islam. Pada saat Kongres Islam Internasional di Mekkah
banyak pesantren tidak diikutkan maka dari itulah awal yang membuat
pembentukkan NU.

NU ini merupakan juga Gerakan Islam yang lahir sebelum


kemerdekaan. Pada dasarnya NU ini juga memiliki tujuan untuk melawan
penjajah kolonialisme. NU ini juga pendukung Indonesia agar bisa
Merdeka. Banyak Langkah Gerakan NU yang mengancam penjajah saat itu.

Saat ini Gerakan yang NU selalu menjadi mitra pemerintah dalam


Pembuatan suatu kebijakan, NU juga selalu memberikan pandangan-
pandangan tentang suatu kebijakan yang mana kebijakan ini dinilai sangat
merugikan umatnya.

Nahdlatul Ulama juga mempunyai peranan penting dalam mengantar


dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mulai dari penolakan
13

terhadap kerja Rodi yang dilakukan terhadap Belanda terhadap rakyat


Indonesia yang pada akhirnya NU berusaha melepaskan perbudakan
tersebut.

Dilanjutkan dengan mempertahankan nilai-nilai ajaran Islam, seperti


menolak ordonasi Belanda terhadap pencatatan perkawinan karena dinilai
nantinya rakyat Indonesia harus patuh dan taat terhadap sistem yang
diterapkan oleh Belanda. Tidak sampai disitu saja perjuangannya, namun
tetap masih selalu berusaha menembus jalan baru, hingga diakannya
Gerakan politik untuk memperjuangkan kemerdekaan. Sehingga
menyokong Gabungan Politik Indonesia (GAPI) untuk bergabung terhadap
sistem pemerintahan Belanda. Dalam hal ini tidak lain agar juga bisa
memahami strategi dan gerak-gerik Belanda didalam menjajah.

Tak hanya habis pada memperjuangkan kemerdekaan dua organisasi ini juga
Pada awal kemerdekaan pada tahun 1945 Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama juga terus berperan aktif dalam berbagai bidang untuk memajukan
masyarakatan Indonesia. Muhammadiyah pada pasca Kemerdekaan ada
beberapa peranannya juga, mulai dari aspek Pendidikan banyak mendirikan
sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan pusat Pendidikan di seluruh
Indonesia, bertujuan untuk meningkatkan taraf Pendidikan masyarakat
Indonesia agar terciptanya generasi yang terdidik. Muhammadiyah juga
mendirikan rumah sakit dan dan klinik tak lupa juga Muhammadiyah terus
melakukan dakwah dan penyebaran Islam yang moderat. Mereka juga aktif
dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kerukunan antar umat
beragama.Sedangkan Nahdlatul Ulama pada pasca kemerdekaan juga ada
beberapa peranannya sama juga halnya dalam bidang Pendidikan NU
mendirikan pesantren di seluruh Indonesia. NU juga mendirikan Lembaga
amal dan pemberian bantuan kepada masyarakat dan terlibat dalam Upaya
penanggulangan bencana dan kemanusiaan. NU juga aktif dalam
mempromosikan dialog antar agama dan menekan pentingnya menjaga
keharmonisan ditengah masyarakat yang beragam. Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulama juga memainkan peran yang sangat penting dalam
Pembangunan Masyarakat Indonesia pasca kemerdekaan, melibatkan diri
14

dalam Pendidikan, Kesehatan, ekonomi, dakwah dan berbagai aspek


kehidupan sosial. Meskipun mungkin memiliki pendekatan yang berbeda,
keduanya berusaha untuk mencapai tujuan Bersama dalam meningkatkan
kesejahteraan umat Islam dan masyarakat Indonesia secara umum. Memang
kedua organisasi ini sedikit berbeda dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Kalau Muhammadiyah interprestasinya tertuju pada bidang
sosial dan bidang Pendidikan, sedangkan Nahdlatul Ulama mengarah pada
bidang bidang agama dan bidang sosial politik.

2.2. PERAN MUHAMMADIYAH & NAHDLATUL ULAMA DI ERA


DIGITALISASI
Tidak hanya sampai dalam memperjuangkan kemerdekaan, sampai hari
ini Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang sudah di jelaskan pada poin-
poin diatas kedua organisasi kemasyarakatan berbasis Islam ini juga
mempunyai gerakan dan perannya yang juga sangat signifikan pada era
digitalisasi.
Era digitalisasi adalah periode revolusioner yang ditandai dengan
adanya perubahan fundamental dari cara kita berinteraksi, bekerja, serta
hidup sehari-hari. Hal ini merupakan era dimana teknologi digital
mempunyai peran penting, dengan perangkat elektronik yang saling
terhubung dan akses informasi yang mudah melalui internet. Transformasi
itu telah mengubah lanskap bisnis, komunikasi, Pendidikan, serta untuk
Masyarakat keseluruhan.
Era digitalisasi memiliki dampak yang signifikan bagi organisai
Muhammdiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam berbagai aspek, termasuk
komunikasi, pengelolaan data Pendidikan, dakwah dan pemberdayaan
Masyarakat.
Pentingnya era digitalisasi bagi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama
melibatkan adopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi, jangkauan, dan
dampak positif pada berbagai aspek kegiatan organisasi mereka. Dengan
memanfaatkan teknologi, organisasi ini dapat lebih baik menyampaikan visi
dan misi mereka kepada Masyarakat serta kontribusi lebih efektif dalam
pembangunan dan pemberdayaan umat.
15

2.2.1. Peran Muhammadiyah pada era digitalisasi.


Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di
Indonesia, memainkan peran penting dalam menghadapi dan
memanfaatkan era digitalisasi. Ada beberapa aspek peran Muhammadiyah
dalam konteks era digitalisai yakni:
- Pendidikan Online
Muhammadiyah dapat mengoptimalkan platform e-learning untuk
menyediakan Pendidikan online kepada masyarakat. Hal ini dapat
meningkatkan eksabilitas dan fleksibilitas pembelajaran. Dan
Muhammadiyah dapat merinci materi Pendidikan ke dalam formal digital
untuk mempermudah distribusi dan akses oleh peserta didik.
- Dakwah dan Penyebaran ajaran Islam
Muhammadiyah menggunakan media sosial dan situs WEB untuk
menyebarkan dakwah, kajian agama, dan nilai-nilai Islam. Hal ini
memungkinkan mereka untuk mencapai audiensi yang lebih luas dan
beragam. Muhammadiyah juga memberikan penggunaan Podcast dan
Webinar yang dapat menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan
dakwah dan kajian agama pada Masyarakat yang sibuk.
- Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Muhammadiyah dapat mendukung pemberdayaan ekonomi Masyarakat
dengan mempromosikan e-commerce local yang berbasis pada nilai-nilai
Islam dan menyelanggarakan pelatihan keterampilan online untuk
membantu Masyarakat mengembangkan keterampilan yang relevan
dengan kebutuhan pasar digital.
- Komunikasi dan Informasi
Muhammadiyah memanfaatkan sosial dan dan aplikasi pesan instan untuk
meningkatkan informasi internal antaranggota Muhammadiyah serta
memperluas jangkauan informasi dan kegiatan organisasi serta
menerapkan digitalisai dalam administrasi dan manajemen organisasi guna
meningkatkan efisiensi dan transparansi.
- Pelayanan Kesehatan
16

Muhammadiyah dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung


layanan Kesehatan, termasuk menyediakan konsultasi medis melalui
telemedicine dan memberikan informasi Kesehatan yang akurat dan
bermanfaat melalui platform digital untuk meningkatkan kesadaran
Masyarakat akan isu-isu Kesehatan.
- Partisipasi politik dan keterlibatan Masyarakat
Muhammadiyah dapat menggunakan media sosial untuk menyampaikan
pandangan dan kampanye sosial, meningkatkan partisipasi politik dan
keterlibatan Masyarakat dan memantau opini publik melalu platform
digital untuk memahami isu-isu yang relevan serta meresponnya secara
efektif.
- Tranparansi Keuangan dan Pendanaan Online
Muhammadiyah Juga memanfaatkan platform pendanaan online untuk
menggalang dana guna mendukung proyek-proyek kemanusiaan,
Pendidikan, dan pemberdayaan Masyarakat. Serta digitalisasi laporang
keuangan untuk meningkatkan transparansi dan membangun kepercayaan
dari pihak-pihak yang terlibat.
- Inovasi dan pengembangan teknologi
Muhammadiyah dapat mendorong inovasi dan pengembangan teknologi
dengan menyelenggarakan hackatons atau kompetensi inovasi digital yang
melibatkan anggota dan Masyarakat umum.
2.2.2. Peran Nahdlatul Ulama pada Era Digitalisasi.
Nahdlatul Ulama juga salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia
yang juga memiliki peran yang signifikan di era digitalisasi. Adposi
teknologi dan pemanfaatan platform digital memungkinkan NU untuk
memperluas pengaruhnya, meningkatkan aksebilitas, serta menyebarkan
pesan dan kegiatan-kegiatan positifnya. Berikut adalah beberapa peran
Nahdlatul Ulama di era digitalisasi:
- Pendidikan online
Sama halnya dengan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama juga
mengembangkan pada Pendidikan online. Termasuk pembelajaran jarak
jauh dan digitalisasi kurikulum pesantren untuk meningkatkan akses
17

Pendidikan Islam dan menyediakan sumber daya Pendidikan Islam


digital, seperti E-Book, kajian agama online dan materi pembelajaran
interaktif.
- Dakwah dan penyebaran ajaran Islam
Dengan adanya era digital ini Nahdlatul Ulama memproduksi konten-
konten dakwah yang bermanfaat dan menunjukkan Islam yang damai.
Khusunya pada kalangan pemuda Islam tidak hanya menjadi penikmat
dan penyebar konten-konten media sosial yang biasa saja. Oleh karena
Nahdlatul Juga bergerak pada pendidikan online yang memanfaatkan
media sosial dan situs web untuk menyebarkan dakwah, kajian agama,
serta nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
- Kolaborasi dalam Teknologi
Nahdlatul Ulama juga dapat berkolaborasi dengan pihak eksternal dan
berpartisipasi dalam inisiatif-insiatif inovatif yang melibatkan teknologi
untuk menghadirkan solusi terbaik dan mendorong penelitian dan
pengembangan teknologi yang dapat mendukung visi dan misi Nahdlatul
Ulama.
- Kiyai, media sosial dan pengajian online
Setelah menyadari bahwa Nahdlatul Ulama kurang berkiprah di media
sosial membuat kiai-kiai besar NU harus turun ke lapangan dengan
beraktivitas di media sosial untuk menyampaikan narasi NU dikalangan
Masyarakat. Dan salah satu juga pengajian online melalui facebook yang
sangat yaitu pengajian “Ihya Ulumuddin”. Yang di prakasai oleh Ulil
Abshar Abdalla dan Istrinya. Audien yang hadir dalam pengajian-
pengajian tersebut berasal dari hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
- Aplikasi digital dan Start Up
Revolusi digital berdampak pada ketidakpastian dalam banyak aspek,
misalnya ekonomi rakyat kecil perkotaan dan rakyat kecil pendesaan
yang merupakan kalangan Nahdliyin. Dikalangan perkotaan misalnya
tukang ojek pangkalan, tukang becak motor, oplet harus berhadap-
hadapan dengan transportasi Online. Sedangkan Masyarakat pendesaan
juga berdampak akibat inovasi digital. Menyikapi dampak negatif
18

terhadap ekonomi Nahdliyin, maka PBNU mulai melakukan Gerakan


digitalisasi Nahdlatul Ulama. Dan PBNU juga memikirkan
pemberdayaan kalangan Nahdliyin melalui gerakan dibidang ekonomi.
Beberapa aplikasi yang di luncurkan adalah: Nujek, Nucash, dan Kesan.
Nujek merupakan start up pendatang baru setelah adanya gojek dan grab.
Nujek memiliki diferensiasi dibanding gojek dan grab. Salah satu
antaranya adalah nujek dapat melayani sistem langganan jika konsumen
merasa nyaman dan cocok dengan jasa yang diberikan. Salah satu upaya
Nahdlatul Ulama juga adalah membantu permasalahan ekonomi
kalangan nahdliyin adalah dengan adanya lazisnu yang berupaya
menyentuh segala aspek kehidupan sosial Masyarakat Indonesia.
- Merebut ruang Dakwah Youtube dan media Online.
Abdul hamid Hamidah melakukan sebuah survey mengenai chanel
ceramah online selama Ramadhan 2010, khususnya yang
diselenggarakan pada tanggal 2 Mei 2020. Berikut salah satu ringkasan
obsevasinya terhadap channel youtube pondok Pesantren Nahdlatul
Ulama, sebagai berikut: Pondok Pesantren Tebuireng dengan 22.000
subscriber dan terdapat 700 penonton. Nahdlatul Ulama juga sangat
progresif dalam memangun narasi Islam damai dan Islam kebangsaan,
terbukti dari banyaknya website official dari Nahdlatul Ulama. Salah satu
website yang sering dan gampang dikunjungi adalah www.nu.or.id.
Nadhlatul Ulama mengambil statement Media sosial bukan berati
meninggalkan tradisi ilmiah NU atau berdasarkan pada referensi. Kerap
kali pengajian-pengajian yang dilakukan oleh Kyai NU dengan
menghadirkan kitab kuning didalam pengajiannya, baik di media sosial
maupun media offline. Hal ini menunnjukan bahwa NU dalam merespon
era digital ini terus melakukan pembaruan dan mempertahankan
kekhasannya, sehingga upaya mendorong digitalisasi dilingkungan NU
dapat mengalir sebagaimana mestinya.
19

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil pembahasan gerakan Islam adalah suatu pergerakan atau hal
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok masyarakat Islam untuk merubah
sesuatu hal demi harkat dan martabat sebagai manusia dan teganganya syariat Islam
agar terciptanya masyarakat yang damai. Dalam suatu gerakan Islam atau keislaman
dibagi menjadi beberapa aspek yakni gerakan rakyat atau masyarakat, gerakan
mahasiswa dan lainnya. Gerakan Islam dengan aspek kerakyatan ini ialah suatu
gerakan keislaman yang mana dalam keberjalanannya dilaksanakan oleh rakyat atau
masyarakat. Dari gerakan rakyat tersebutl lahirlah organisasi-organisai yang berbasis
Islam membantu negara Indonesia dan menjaga kedaulatan Indonesia hinggah hari ini.
Beberapa organisasi yang seperti dibahas dalam makalah ini yaitu Muhammadiyah
dan Nahdlatul Ulama (NU) yang memperjuangkan kemerdekaan hingga
mempertahankan kemerdekaan sampai hari ini. Adanya era digitalisasi juga
memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek dari kehidupan manusia
dalam bidang komunikasi telah terjadi perubahan drastis dalam cara manusia
berkomunikasi dan berinteraksi serta berbagai informasi. Era digitalisasi juga dapat
berdampak kepada organisasi kemasyarakatan berbasis Islam pada berbagai bidang
seperti beberapa dalam penggunaan teknologi adalah dakwah dan Pendidikan yang
menggunakan media sosial dan situs WEB. Terlibatnya Muhammadiyah dan
Nahldlatul Ulama pada era digitalisasi ini adalah karena perkembangan globalisasi
yang sangat pesat dengan tuntunan zaman. Peran kedua organisasi tersebut pada masa
digitalisai ini untuk memberikan informasi maupun pendidikan yang berbasis online
dan juga mencegah hibriditas keagamaan yang terutamanya untuk generasi milenial
dan generasi Z. Maka peranannya Muhammadiyah pada era digitalisasi adalah
memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan dampak positifnya dalam
berbagai aspek kehidupan Masyarakat. Muhammadiyah yang melalui upaya
Pendidikan, sosial, dan politiknya memberikan sumbangan besar pada kedaulatan
Indonesia yang sampai hari ini. Peran aktif Muhammadiyah ini mencerminkan
semangat keislaman yang terintegrasi dengan semangat nasionalisme. Sedangkan
20

Nahdlatul Ulama dalam era digitalisai ini peranannya ialah mengoptimalkan teknologi
digital. Meskipun sempat tertinggal, namun kemudian NU secara serius mengejar
ketertinggalan dengan menggarap media sosial dan aplikasi digital. Untuk membantu
Nahdliyin atau warga NU dan masyarakat Indonesia yang semisalnya dalam bidang
ekonomi. Pada bidang dakwah NU juga menggunakan media sosial salah satunya
adalah youtube yang digunakan oleh warga NU untuk memberikan Pendidikan umum
dan ajaran-ajaran Islam. Seperti mempublikasi ceramah-ceramah dan pengajian secara
online. Nahdlatul Ulama juga banyak merancang aplikasi digital yang dapat
memperdayakan ekonomi kalangan nahdliyin. Nahdlatul Ulama juga membangun
saluran media online yang berfungsi secara praktis mengatasi persoalan soal
pandangan keagamaan, politik, Islam dan Negara. Media online NU sangat berperan
penting melawan media-media Islam konservatif yang menarasikan kebencian,
ideologi trans nasional dan negara Islam. Dalam hal ini, Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulama adalah dua organisasi kemasyarakatan berbasis Islam yang menjadi
penjaga moderatis Islam di Indonesia. Meskipun keduanya banyak perbedaan, namun
disisi lain mempunyai persamaan terlebih dalam menjaga keutuhan NKRI sampai hari
ini. Gerakan dan peran Islam seperti kedua organisasi ini, haruslah tetap menjaga
keislamannya yang sejati tanpa perlu memperjuangkannya dengan cara-cara
kekerasan. Karena bagaimana pun, Gerakan dan peran Islam harus memperlihatkan
misi Islam yang sebenarnya sebagai gerakan mengusung misi Rohmatan lil’aalamiin.

3.2. Saran

Dalam suatu gerakan Islam haruslah ada sinergitas antar semua aspek karena
dalam keberjalanny, haruslah bersatu dengan tujuan yang mulia dan tentunya menuju
pembaharuan yang baik. Gerakan yang dilakukan oleh setiap aspek harus tidak boleh
saling menjatuhkan akan tetapi saling mendukung, dalam melakukan peranan yang
efektif semua harus bergerak bersama agar menjadi bangsa yang berkemajuan dan
memberikan nilai emas untuk Indonesia. Dan yang terakhir semoga makala ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aaamin
21

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Dr. H Anwar Sewang. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2006.

Firas AlKhateeb. Sejarah Islam Yang Hilang. Yogyakarta: Mizan. 2016.

Amrullah, Abdul Malik Karim (HAMKA). Sejarah Umat Islam. Jakarta: Bulan
Bintang. 1981

Kuntowijoyo. Paradigma Islam Interprestasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan. 1991.

Sukriyanto, Fakhruddin, dan Abdul Munir Mulkhan. Pergumulam pemikiran dalam


Muhammadiyah. Yogyakarta: Sipress. 1990.

Miswanto, Agus, dkk. Sejarah Islam Dan Kemuhammadiyahan. Magelang: P3SI


UMM. 2012.

Choirul Anam. Pertumbuhan Dan Perkembangan Nahdlatul Ulama. Surabaya: Bima


Satu Press. 1985.

Nur Khalik Ridwan, Ali Usman. Ikthisar Sejarah Nahdlatul Ulama 1344H/1926M.
LTN PBNU. 2023

Nasution, Harun, pembaharuan dalam Islam: Sejarah pemikiran dan gerakan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada. 1996.

Safarudi, Muhammad Sigid. Organisasi Umum. Yogyakarta: Deepublish. 2017

Jurnal:

Lailatul Rofidah, Abdul Muhid. Media dan Hibrid Identitas Keagamaan Di Era
Digital. 2022

Amin Fahri. NU dan kontribusinya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan


mempertahankan kesatuan republik Indonesia (NKRI). 2016. Vol 24 (2). Hal. 251-284.

Fridiyanto, M. Kholis Amrullah, dan Muhammad Rafi’i. Digitalisasi Nahdlatul


Ulama: dari laku tradisional menuju revolusi digital. 2020.
22

Web Site:

https://chat.openai.com

https://nu.or.id

https://muhammadiyah.or.id
23

LAMPIRAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Arief Abdillah

Asal cabang : Poso

Asal Komisariat : Komisariat Teknik UNSIMAR

Dengan ini menyatakan bahwa makalah dengan judul “Gerakan Islam


Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama Pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia” yang ditulis oleh pengarang “benar-benar asli sebagai karya tulis” dan
apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Poso, 12 Januari 2024.


Yang membuat pernyataan

Muhammad Arief Abdillah


24

BIODATA DIRI

Nama : Muhammad Arief Abdillah

Tempat, Tanggal Lahir : Poso, 05 Oktober 2003.

Alamat : Jl. Hi Agus Salim RT 009/RW 006 Kel. Bonesompe


Kel. Bonesompe Kec. Poso Kota Utara

Riwayat Pendidikan :

• SD Muhammadiyah Poso
• Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Poso
• SMA N 1 Poso Kota Utara
• Universitas Sintuwu Maroso Fakultas Teknik

Riwayat Organisasi :

• LK I Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tahun 2021


• Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sintuwu Maroso
Poso Periode 2023-2024
• Anggota Pengurus DPD KNPI Kab.Poso Periode 2023-2026

Anda mungkin juga menyukai