Disusun Oleh:
KELOMPOK 13:
Aryandika Firmansyah
M Irfan Rolando
Imam Azzikri
PRODI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
TP.2021
KATA PENGANTAR
Seluruh puji untuk Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, teman, serta segala
pengikutnya sampai akhir zaman. Atas berkat karunia- Nya, kami telah menyusun
makalah yang bertajuk“ Pemikiran Hukum Islam Kontemporer”.
Makalah ini kami susun guna menuntaskan tugas kelompok dari mata kuliah
Ushul Fiqih dengan dosen Hamdi Pranata, M. Ud. Dalam penyusunannya, kami
mengambil sumber dari sebagian artikel serta jurnal yang terdapat di internet.
Pembaca hendaknya bisa melihat sebagian kekurangan serta kesalahan
penyusunan dalam makalah ini, oleh sebab itu kami mengharapkan anjuran serta
kritik dari para pembaca demi revisi di masa mendatang.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada segala pihak yang turut
menolong dalam penyelesaian makalah ini sehingga bisa terselesaikan tepat
waktu. Akhir kata, mudah - mudahan makalah ini jadi suatu yang berguna untuk
syiar Islam.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2
D. Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1. Kh Ahmad Dahlan...............................................................................................4
2. Ahmad Surkati....................................................................................................5
3. KH Hasyim Asy’ari...............................................................................................6
C. Organisasi Masyarakat Islam............................................................................7
1. Nahdlatul Ulama.................................................................................................7
2. Muhammadiyah..................................................................................................8
3. Persatuan Islam..................................................................................................8
4. Serikat Islam........................................................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lini waktu sejarah bangsa indonesia, kolonialisme bukan hanya
merampas seluruh kekayaan dan sumber daya alam, mereka bahkan
menghancurkan hak asasi manusia bangsa ini.
Hingga pada masa abad ke-19 setidaknya umat islam baru mulai
menemukan titik cerahnya dengan munculnya gerakan pemurnian islam
yang digerakkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab serta ibnu taimiyah,
lalu diikuti sosok modernisasi islam yakni Muhammad Abduh, Jamauddin
Al-Afghani, Rasyid Ridha, sampai pada gerakan pemikiran praksis oleh
Muhammad Iqbal.
1
sebagainya, serta menjadi awal berdirinya ORMAS seperti NU,
Muhammadiyah, Persis, Serikat islam, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Agar tersusun lebih efisien dan sistematis, maka dalam
pembahasan materi ini muncul beberapa rumusan masalah diantaranya :
C. Tujuan
Dalam membahas materi ini tujuan yang dapat diambil yakni :
D. Manfaat
1. Agar kita dapat memahami betapa pentingnya pemurnian Islam
2. Agar kita dapat mengenal tokoh-tokoh awal pemurnian Islam
3. Agar kita lebih mengenal dan mengetahui perkembangan ORMAS Islam
terkhususnya NU, Muhammadiyah, Persis, dan Serikat Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan dari pisowanan ialah agar raja bisa mengawasi pejabat yang
lebih rendah, dan yang pejabat lakukan hanyalah foya-foya semata, disaat
pengikutnya sibuk melakukan tugas, pembangunan, kerja, dan lain
sebagainya.
3
Serta kebiasaan pejabat yang mengambil apapun milik rakyat kecil
sesukanya membuat masyarakat semakin terdorong kepada kemiskinan,
karena keadaan sulit tersebut, juga banyak perampok pada malam hari.
Maka dari itu KHA Dahlan sampai pada sebuah pemikiran dimana
masalah utama yang dihadapi masyarakat pada umumnya ialah
kemiskinan dan keterpurukan, serta kunci dari masalah tersebut hanyalah
melalui pendidikan berupa penguasaan ilmu agama, pengetahuan dan
teknologi modern yang disimbolisasikan pada penguasaan Kitab Kuning
dan Kitab Putih.
4
pembaharu termasuk dengan gurunya, karena liberalnya Ahmad
Khatib dalam memberikan materi pada muridnya agar menggali dari
berbagai sumber.
2. Kh Ahmad Dahlan
Dahlan lahir pada daerah Kauman, Yogyakarta, tanggal 1
Agustus1868 dengan panggilan masa kecil Muhammad Darwis.
ayahnya, KH Abubakar, merupakan khatib masjid besar di
kesultanan Yogyakarta, sedangkan ibunya, Siti Aminah, ialah putri
dari seorang penghulu, sejak kecil Ahmad Dahlan mendapat
Pendidikan dilingkungan pesantren yang mana memiliki pegangan
ilmu agama dan bahasa Arab yang kuat.
5
Serta seorang indonesianis asal Amerika Serikat, menyatakan
Dahlan merupakan sosok pembaharu islam yang malampaui batas
puncak pemikiran Muhammad Abduh dari Mesir. Ahmad Dahlan
wafat pada tanggal 23 Februari 1923 di Yogyakarta, dan
dimakamkan di karang Kuncen, Yogyakarta.
3. Ahmad Surkati
Ahmad surkati dilahirkan di pulau Arqu,daerah Dunggulah,
Sudan, tahun 1875. Sempat mengeyam Pendidikan di Al-Azhar
(Mesir) dan Mekah, Surkati datang ke pulau jawa pada Maret 1911.
Yang mana perpindahannya ini berawal dari permintaan Jami’at
Khair, yakni sebuah organisasi yang didirikan warga keturunan Arab
di Jakarta, untuk mengajar. Namun karena mengalami
ketidakcocokan, diapun akhirnya mendirikan madrasah Al-Irsyad
Al-Islamiyah pada tanggal 6 September 1914 di Jakarta. Tanggal
tersebut pun menjadi tanggal berdirinya organisasi Al-Irsyad. Yang
dimana tujuan organisasi tersebut bergerak untuk pemurnian Islam,
di bidang Pendidikan, serta kemasyarakatan.
4. KH Hasyim Asy’ari
Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 14 Februari 1871 di Desa
Nggedang-Jombang, Jawa Timur, dia pernah belajar pada Syaikh
Mahfudz asal Termas yang merupakan ulama ilmu hadis pertama
yang berasal dari indonesia dan mengajar di Mekah. Dan itu pulak
6
yang menjadi spealisasi pada pondok pesantren yang kelak akan
didirikannya, di Jombang sepulang dari Mekah.
7
Ide dari lahirnya NU ialah upaya menyelamatkan paham ahlu
sunnah wal jama’ah yang sudah ada sejak zaman Rasullulah. Dalam
prinsip dasar organisasi sendiri Kyai Hasyim merumuskan kitab al-
Qanun al-asasi li Jam’iyati Nahdlatul Ulama (Prinsip Dasar NU) dan
kitab Rislalah Ahlusunnah wal jama’ah. Dari kedua kitab tersebut
dirumuskan Khittah NU, yang menjadi rujukan masyarakat NU
dalam bertindak dibidang sosial, agama, dan politik.
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah juga merupakan salah satu organisasi yang
memiliki massa dan pendukung yang besar dan merupakan gerakan
pembaharu yang didirikan oleh Ahmad Dahlan pada 18 Dzulhijjah
1330 H, atau bertepatan dengan 12 November 1912 M. Di
Yogyakarta, Muhammadiyah sering dicap banyak kalangan sebagai
organisasi Islam yang memadukan antara purifikasi dengan
dinamisasi dan bersifat moderat dalam meyakini, memahami, dan
melaksanakan ajaran Islam, sangat jauh berbeda dari organisasi
Islam kebayakan yang terkesan ekstrem.
8
beruntung” (Q.S: Ali Imron:104). Ayat tersebut mengarahkan
kepada manusia agar berbuat baik dan memperbanyak amal sholeh.
3. Persatuan Islam
Berawal dari pengajian rutin untuk membahas isu-isu aktual
tentang paham keagamaan yang dilakukan oleh pengusaha Muslim
di Bandung. Terbentuklah organisasi Persatuan Islam (Persis), salah
satu isu yang diangkat ialah mengenai maraknya praktek sinkretik
umat Islam, Khusunya di Jawa Barat. Kelompok pengajian ini
mengganggap bahwa budaya peninggalan Hindu-Budha sudah
seharusnya ditinggalkan karena tidak sesuai dengan landasan dari al-
Qur’an dan Sunnah.
9
dia juga berperan penting dalam membesarkna Persis dalam ranah
Nasional.
4. Serikat Islam
Pada awalnya organisasi ini Bernama Serikat Dagang Islam,
yang bertujuan untuk menciptakan daya saing yang kuat di kalangan
usahawan pribumi dalam melawan dominasi Cina dalam industri
batik yang didampingin Belanda. Organisasi ini didirikan oleh
seorang tokoh, yaitu Haji Samanhudi di Solo pada 16 oktober 1905,
dan organisasi ini memiliki tujuan awalnya hanya untuk
menghimpun kekuatan pedagang batik guna melawan pedagang Cina
yang memonopoli perdagangan bumbu batik dan menghadapi
superioritas Cina terhadap pedagang Indonesia sebagai dampak
Revolusi Cina pada 1911.
10
beberapa anggotanya yang dipimpin oleh Kartosuwiryo yang
mendirikan perkumpulan sendiri sehingga ada dua PSII yakni PSII
biasa dan PSII Kartosuwiryo.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita lihat bahwa fenomena yang menerpa bangsa Indonesia,
telah membuka mata masyarakat untuk mengakhiri penderitaan yang
mereka alami dari ketertindasannya terhadap zaman kolonial. Dan jiwa
dari bangsa ini yang notabene sangat kultural dan suka bersosialisasi telah
mendorong cita-cita itu untuk tercapai melalui hadirnya organisasi-
organisasi pembaharuan Islam, mulai dari yang dicintai masyarakatnya
sampai yang kurang peminatnya, namun mereka semua memiliki satu
tujuan besar yang sama yakni menginginkan keislaman dan kemerdekaan
itu sendiri tegak diatas tanah air ini.
Akan tetapi meskipun peran organisasi ini tekah berhasil secara fisik
namun hampir satu abad ini, efektivitas dari gerakan Reformasi tersebut
masih menjadi tanda tanya yang besar dalam mengatasi krisis
kepemimpinan dan masih belum dapat memberikan sebuah keteladanan,
lalu, apakah ini semua akan stagnan dan tidak menghasilkan apapun
dimasa mendatang?
12
B. Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi teman-teman, guru,
maupun dosen untuk dapat mengenal dasar dari setiap peran maupun
organisasi masyarakat yang lahir dalam menegakkan pembaharuan Islam
yang telah banyak tertindas di zaman kolonialisme.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arroisi, Jarman, Martin Putra Perdana dan Reza Hutama. 2020. “Pembaharuan
pemikiran Islam model Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama”,
https://www.jurnalnu.com/index.php/as/article/view/223, diakses 14 September
2021 pukul 19:42.
iii