Anda di halaman 1dari 33

PILAR KEBANGKITAN EKONOMI UMAT

DALAM PERPSEKTIF MANHAJ IKHWANUL MUSLIMIN

OLEH
EDI HERMAWAN HERPRIYADI

KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA


KOMISARIAT UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
ii

KATA PENGANTAR

Bissmillahirohmanirrohim
Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabatokatu

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan Rahmat dan
Karunia- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PILAR KEBANGKITAN EKONOMI UMAT DALAM PERPSEKTIF MANHAJ
IKHWANUL MUSLIMIN”. Sholawat salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Saw.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada KAMMI


Daerah Bandar Lampung dan panitia DM2 yang telah memberikan sarana
bagi penulis untuk melatih wawasan dan kemampuan penulis dalam
penulisan makalah, serta penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
stakeholder atas bantuan yang telah diberikan. Semoga segala yang
tersampaikan pada makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Saya pribadi sepenuhnya sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah


ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa
maupun pembahasan materi. Harapannya makalah ini lebih bermanfaat
jikalau tidak hanya dibaca, namun dapat kita kritisi bersama, agar mampu
mengambil benang merah dari akar permasalahan yang dibahas.

Kebenaran hakiki hanyalah milik Allah semata.


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Bandarlampung, 16 Maret 2021

Edi Hermawan Herpriyadi


iii

DAFTAR ISI

Cover.......................................................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................... iii

BAB I : Pendahuluan............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Manfaat............................................................................................................... 2

BAB II : Pembahasan........................................................................................................... 3
2.1 Landasan Teori................................................................................................ 3
2.2 Pergerakan Ikhwanul Muslimin................................................................ 5
2.3 Karakter Dakwah Ikhwanul Muslimin .................................................. 9
2.4 Sarana Dakwah Ikhwamun Muslimin .................................................... 15

BAB III : Penutup ................................................................................................................. 19


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 19

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 20


Biografi Penyusun ............................................................................................................... 21
1

BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Setelah runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki yang di bubarkan oleh
bapak sekuler Kamal Atarturk pada tahun 1924 M. dunia Islam hidup
dalam kegelapan bagaikan anak ayam kehilangan induknya, maka
bermunculan gerakan sekulerisme di setiap Negara Islam bagaikan
jamur di musim hujan, tiada yang dapat menghentikannya, maka
tampilah tokoh-tokoh masyarakat yang berkiblat ke barat, umat Islam
dibuat sakit dengan paham-paham kebarat-baratan, jauh dari nilai-nilai
Islam. Kondisi keterbelakangan umat telah sampai pada titik nadir yang
mebahayakan. Tidak cukup dengan reformasi persial atau pembenaan
pada sebagian sisinya saja atau dengan reformasi di sebagian bidangnya
dengan menggunakan suntikan penenang. Kerusakan itu jauh lebih
dalam dari semua ini. Oleh karena itu proyek kebangikitan dan
rekonstruksi harus di mulai dengan langkah – langkah yang di mulai oleh
Rasulullah. Dimulai dengan membangun pribadi muslim, keluarga,
jamaah dan masyarakat hingga akhirnya ke fase kemapanan dan
berdirinya negara kemudian berlanjut hingga mewujudkan kepimipinan
dunia.

Pada Era modernisasi saat ini telah membawa manusia pada kemajuan
peradaban dan teknologi. Hal ini ditandai dengan adanya temuan-
temuan baru dan kemajuan di berbagai bidang. Berbagai bentuk
perubahan sosial, ekonomi, maupun budaya yang menyertai era
modernisasi tersebut pada gilirannya mempengarui cara pandang
manusia terhadap kehidupan. Era modernisasi mulai dari nilai moral,
etika dan cara hidup berganti begitu cepat menjadi tatanan baru.
Tatanan itu semakin menjauhkan manusia dari kepastian moral dan nilai
luhur yang telah dipegang teguh. Salah satu persoalan krusial sebagai
2

dampak proses modernisasi dan globalisasi yang terkait dengan


kehidupan keagamaan adalah makin menipisnya ruang religiusitas
dalam kontek kehidupan manusia. Disadari atau tidak ini sudah
merambah pada kehidupan kita saat ini. Temuan-temuan empiris
menghadapkan kepada manusia yang beragama menjadi sebuah realitas
akan kekuasaan manusia dimuka bumi ini. Sementara modernisasi akan
menyimpan berbagai tantangan dan hambatan bagi kehidupan beserta
masalah yang ditimbulkan merupakan bentuk kenyataan yang tidak bisa
dihindari sebagai wujud perkembangan dan peradaban zaman dari
ralitas sejarah kemanusiaan yang ada.

Munculnya gelombang-gelombang pemaharuan Islam atas


ketidakpuasan dengan kondisi yang ada merupakan hal yang menarik
untuk dibahas dan didalami. Ikhwanul Muslimin muncul sebagai
alternative gerakan Islam yang memperjuangkan untuk mensucikan
kembali makna keislaman, memurnikan ketauhidan, dan memerangi
segala bentuk kemungkaran serta mengembalikan hak-hak umat Islam.
Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir membagi gerakan islam ke dalam
empat golongan yang terdiri dari :
a) Jama’ah Anshar as-Sunnah al-Muhammadiyah, berdiri dan
berkembang di Mesir. Jama’ah ini mewakili gerakan dakwah yang
berorientasi pada seruan sosial dan ilmu pengetahuan (ijtimaiyyah
wa ats-tsaqofah). Sering pula di sebut sebagi gerakan Salafi.
b) Jama’ah Tabligh, yang lahir di India. Jamaah ini mewakili gerakan
dakwah yang berorientasi pada seruan sufiyyah.
c) Jama’ah Hizbut Tahrir, yang lahir dan bermula di Yordania. Jamaah ini
berorientasi pada seruan Politik (as-siyasi), dan 
d) Jama’ah Ikhwanul Muslimin, yang didirikan di Mesir. Penulis
menganggap bahwa jamaah ini mewakili gerkan dakwah yang
memiliki karakteristik Syamil (Menyeluruh). Tidak hanya
memperhatikan aspek sosial dan ilmu pengetahuan semata,
melainkan juga aspek sufiyyah dan aspek siasiyyah, bahkan juga
3

meliputi aspek harakiyyah dan jihadiyyah (pergerakan dan Jihad).


Jama’ah Ikhwanul Muslimin didirikan pada bulan Dzul Qai’dah 1247
H di kota Isma’iliyah, dilakukan setelah pertemuan di kediaman
Hasan Al-Banna.

Jamaah Ikhwanul Muslimin  adalah salah satu jamaah dakwah terbesar


yang hingga kini terus melakukan pelbagai kegiatannya. Para simpatisan,
pendukung dan para kadernya tersebar di pelbagai wilayah di seluruh
dunia. Mereka  melakukan kegiatan  dakwahnya dengan perpedoman 
kepada pelbagai arahan dan pemikiran yang  dicetuskan oleh pemikir
besar  Ikhwan Al-Muslimin sekaligus pendirinya, Imam Syahid  Hasan Al-
Banna. Dengan mengadopsi da’wah salafiyyah sebagai salah satu prinsip
gerakan da’wahnya, Ikhwanul Muslimin menekankan pada pentingnya
penelitian dan pembahasan terhadap dalil, serta urgensi kembali kepada
Al-Qur’an dan Sunnah secara murni dan konsekuen. Membersihkan diri
dari segala bentuk kemusyikan untuk mencapai kesempurnaan tauhid.
Umat muslim harus kembali kepada fitrahnya sebagai manusia,
memegang teguh ajaran islam yang kaffah.

Di Indonesia sendiri jalan dakwah Ikhwanul Muslimin menjelma dalam


organisasi-organsisasi baik pendidikan, sosial, politik, maupun yang lain.
Di Kampus misalnya, Lembaga Dakwah Kampus mengadopsi jalan
dakwah Ikhwanul Muslimin. Sedang untuk lembaga di luar kampus,
KAMMI sebagai sayap dari FSLDK mengikuti jalan yang sama. Sejarah
telah menjadi saksi nyata bahwa Indonesia dan Ikhwanul Muslimin telah
menjalin sebuah ikatan kuat sejak awal kemerdekaan, Agus Salim yang
mewakili Indonesia pergi ke Mesir untuk mencari dukungan
kemerdekaan-dan atas desakan Imam Syahid Hasan Al-Banna beserta
Ikhwanul Muslimin, Mesir mengakui kedaulatan Indonesia, menjadi
bangsa yang merdeka.

Suatu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa realitas ekonomi umat dewasa
ini sedang mengalami ketepurukan, hal itu dapat dibuktikan dengan
4

masih banyaknya masyarakat-masyarakat miskin, masyarakat yang


hanya menjadi masyarakat konsumtif, jadi buruhburuh kasar dan
karyawan-karyawan perusahaan asing yang mayoritas pengusahanya
atau sahamnya dikuasai oleh orang-orang asing, mereka memperoleh
keuntungan yang berlimpah dari masyarakat muslim. Dan kalau kita lihat
lebih lebih jauh hampir semua negaranegara muslim berada di bawah
pengaruh dan jajahan negara Barat, baik dari segi budaya, politik maupun
ekonomi, yang mengakibatkan kondisi umat Islam dari hari ke hari
semakin berada dalam kesulitan dan keterpurukan, Sehingga telah
menggiring dan mempengaruhi semua aturan-aturan Islam kepada
aturan mereka, mulai dari perilaku, peradaban sampai kepada sistem
ekonomi, dan tanpa sadar umat Islam sendiri telah melakukan praktek-
praktek yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dan sistem ekonomi
Islam, kita lebih memilih ekonomi ala kapitalis, sosialis dan bahkan
komunis daripada sistem Islam sendiri yang telah dijamin oleh Allah akan
kesuksesannya, yang pada akhirnya umat Islam terus dijajah dengan
kebijakan-kebijakan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran dan
norma-norma Islam. Padahal sistem paling sempurna dan paling baik
dalam praktek transaksi ekonomi hanya ada dalam sistem ekonomi Islam,
karena ia berdasarkan pada aturan-aturan Allah sebagai pencipta
manusia, namun hal itu kurang disadarai oleh umat Islam sendiri
sehingga kita lebih memilih gaya hidup, sistem pendidikan dan ekonomi
kebaratbaratan dan sering mengabaikan aspek paling penting dalam
kehidupan manusia yaitu pembangunan manusia yang hakiki yang
berlandaskan ketauhidan dalam mencapai kemenangan, bukan semata-
mata membangun manusia yang tandus dari iman, moral dan akhlak
mulia.

Dari pembahasan di atas dapat kita lihat bahwa problem umat Islam hari
ini tidak hanya datang dari pihak luar saja tetapi juga datangnya dari
umat Islam itu sendiri yang enggan peduli dalam menjalankan ajaran-
ajaran Islam yang sesuai dengan sistem Islam yang berkeadilan, padahal
5

sistem Islam telah dicatat keberhasilannya pada masa-masa Islam


terdahulu dengan kejayaan dan kegemilangannnya, seperti apa yang telah
dipraktekkan pada masa Rasululllah SAW. Dimana Rasul sendiri menjadi
pelaku utama, juga pada masa-sahabat dan tabi’ tabi’in.

I.II Rumusan Masalah


Dalam makalah ini setidaknya terdapat 3 hal yang menjadi rumusan
masalah :
I.II.1 Bagaimana pandangan tentang system perekonomian menurut
Ikhwanul Muslimin ?
I.II.2 Bagaimana kondisi perekonomian Indonesia saat ini ?
I.II.3 Apa saja sarana yang digunakan oleh Ikhwanul Muslimin yang
dapat diaplikasikan untuk membangun perekonomian di
Indonesia?

I.III Manfaat
Manfaat yang didapat dari ditulisnya makalah ini adalah :
I.III.1 Mengetahui dan mengerti pandangan tentang system
perekonomian menurut Ikhwanul Muslimin.
I.III.2 Mengetahui dan mengerti kondisi perekonomian Indonesia saat
ini.
I.III.3 Mengetahui dan mengerti sarana-sarana dakwah yang digunakan
oleh Ikhwanul Muslimin yang dapat diaplikasikan untuk
membangun perekonomian di Indonesia.
6

BAB II
PEMBAHASAN

II.I Landasan Teori


Dalam pandangan ekonomi konvensional, ilmu ekonomi adalah studi
tentang pemanfaatan sumber daya yang langka atau terbatas, untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Ekonomi merupakan
studi yang membahas bagaimana menggunakan atau mengalokasikan
sumber-sumber daya ekonomi yang terbatas jumlahnya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas. Disini berarti
terjadi pertentangan antara kebutuhan dan keinginan manusia yang
sifatnya tidak terbatas, dengan kapasitas sumberdaya yang terbatas. Oleh
karenanya yang menjadi masalah pokok dalam suatu sistem ekonomi
menurut teori ekonomi konvensional adalah kelangkaan dan keinginan
manusia yang tidak terbatas.

Menurut Gregory Grossman (1984), yang dimaksud dengan sistem


ekonomi adalah : “Sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur
yang terdiri dari atas unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta
lembagalembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan
berinteraksi melainkan juga sampai tingkat tertentu yang saling
menopang dan memengaruhi.” Ilmu ekonomi lahir dari adanya tujuan
untuk mengalokasikan dan menggunakan sumber daya yang terbatas.
Karena kelanggkaan inilah kemudian setiap individu akan dihadapkan
pada berbagai pilihan tentang apa yang harus diproduksi, bagaimana
memproduksinya, untuk siapa, bagaimana membagi produksi dari waktu
kewaktu serta bagaimana mempertahankan dan menjaga tingkat
pertumbuhan produksi tersebut.

Sistem ekonomi yang dikenal oleh masyarakat secara global adalah


sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Sistem kapitalis dipengaruhi oleh
semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan
7

sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai
kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Kebebasan ini mengakibatkan
tingginya persaingan diantara sesamanya untuk bertahan.

Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain :


kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan
persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi. Sedangkan sistem
ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama. Filosofi
ekonomi sosialis, adalah bagaimana bersama-sama mendapatkan
kesejahteraan. Ciri-ciri ekonomi sosalis diantaranya: pemilikan harta
oleh negara, kesamaan ekonomi, dan disiplin politik. Selain dikenal dua
sistem ekonomi tersebut yaitu kapitalis dan sosialis, masyarakat juga
mengenal sistem ekonomi lainnya, yaitu sistem ekonomi islam, yang
sebenarnya telah ada sejak 14 abad yang lalu. Pemikiran ekonomi islam
diawali sejak Nabi Muhammad SAW dipilih sebagai seorang Rasul. Sistem
ekonomi islam, lebih berkaitan dengan bangunan masyarakat yang
perilakunya lebih didasarkan atas sumber islam, al-Qur’an dan al-Hadits.
Sistem ekonomi islam dapat dipraktekan oleh masyarakat manapun juga.
Prinsip dasar ekonomi islam adalah kebebasan individu, hak terhadap
harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar, jaminan sosial,
distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan, dan kesejahteraan
individu dan masyarakat
a. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset
produktif dan atau faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki
oleh sektor individu/swasta. Menurut Milton H. Spencer, penulis
buku Contemporary Economics (1977), kapitalis merupakan sistem
organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik individu (private
ownership) atas alat-alat produksi dan distribusi dan pemanfaatannya
untuk mencapai laba dalam kondisi yang kompetitif. Pada sistem
ekonomi ini terdapat keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki
sumber daya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi
8

kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari


keuntungan. Prinsip “Keadilan” yang dianut oleh ekonomi kapitalis
adalah setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi
kerjanya. Dalam hal ini campur tangan pemerintah sangat minim,
sebab pemerintah berkedudukan sebagai “Pengamat” dan
“Pelindung” dalam perekonomian.

Sistem Ekonomi Kapitalis dicetuskan oleh Adam Smith (1723-1790) -


Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi
yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus
memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah.
Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan
yang dilakukan oleh rakyatnya. Pengaruh pandangan dan pemikiran
Adam Smith sangat luas. Dapat dikatakan bahwa hampir semua
pembahasan di bidang ekonomi dikaitkan dengan pandangan Smith.
Yang menjadikan dirinya termasyur bukanlah keorisinilan
pandangannya. Penghargaan yang sangat tinggi terhadap Smith
adalah karena ia berhasil menciptakan sebuah sistem ekonomi.
Sistem ekonomi itu berupa sistem ekonomi pasar, yang kadang-
kadang juga disebut siatem ekonomi liberal (kerena siatem ekonomi
ini memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi individu-individu
atau unit-unit perekonomian untuk melakukan yang terbaik bagi
kepentingan mereka masing-masing).

b. Sistem Ekonomi Sosialis


Dicetuskan oleh Karl Mark & St. Simon. Sistem ekonomi sosialis
merupakan bentuk resistensi dari sistem ekonomi kapitalis yang
dituding sebagai penyebab tidak tercapainya kesejahteraan yang
merata. Jika sistem ekonomi kapitalis sepenuhnya menyerahkan
siklus ekonomi pada mekanisme pasar yang berkembang. Maka
dalam sistem ekonomi sosialis, pemerintah mempunyai andil besar
dalam mengatur roda perekonomian di sebuah negara. Mulai dari
9

perencanaan, pelaksanaan, sampai pengawasan terhadap rantai


perekonomian masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari istilah
sosialisme digunakan banyak arti. Istilah sosialisme selain bisa
digunakan untuk menunjukkan sistem ekonomi. Selain itu juga, bisa
digunakan untuk menunjukkan aliran falsafah, idiologi, cita-cita,
ajaran-ajaran atau gerakan.

Sosialisme oleh sementara orang juga diartikan sebagai bentuk


perekonomian yang pemerintahannya paling kurang bertindak
sebagai pihak yang menasionalisasikan industry-industri besar
seperti pertambangan, jalan-jalan dan jembatan, kereta api, serta
cabang-cabang produksi lain yang menyangkut hidup orang banyak.
Dalam bentuk yang paling lengkap, sosialisme melibatkan pemilikan
semua alat-alat produksi, termasuk didalamnya tanah-tanah
pertanian oleh Negara dan menghilangkan milik swasta. Dalam
masyarakat sosialis yang menonjol adalah rasa kebersamaan atau
kolektivisme. Salah satu bentuk kolektivisme yang ektrem adalah
komunisme.

Keputusan keputusan ekonomi itu disusun, direncanakan dan


dikontrol oleh kekuasaan pusat. Komunisme dapat dikatakan sebagai
bentuk sistem paling ektrem dinatar golongan kiri sosialis, sebab
untuk mencapai masyarakat komunis yang dicita-citakan diperoleh
melalui suatu revolusi. Perekonomian yang didasarkan atas siatem
yang segala sesuatunya serba dikomando ini sering juga disebut
sistem “Perekonomian Komando”. Begitu juga karena dalam sistem
komunis Negara merupakan penguasa mutlak, perekonomian
komunis juga sering disebut “sistem ekonomi Totaliter”. Istilah lain
yang sering digunakan adalah “anarkisme” Istilah tersebut merujuk
pada suatu kondisi sosial pemerintahan yang tidak main paksa dalam
menjalankan kebijaksanaan - kebijaksanaannya, melainkan
10

dipercayakan kepada asosiasi - asosiasi individu secara bebas dalam


sistem sosial kemasyarakatan yang ada.

c. Sistem Ekonomi Islam


Ekonomi islam dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-iqtishad
alislam. Al-iqtishad secara bahasa berarti al-qashdu yaitu pertengahan
dan berkeadilan. Pengertian pertengahan dan berkeadilan ini banyak
ditemukan didalam Al-Quran diantaranya “Dan sederhanakanlah
kamu dalam berjalan” (Luqman : 19) dan “Di antara mereka ada
golongan yang pertengahan” (al- Maidah ; 66). Maksudnya, orang
yang berlaku jujur, lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran. M.A.
Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik
Ekonomi Islam” menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang
di ilhami oleh nilai-nilai islam.

Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam


tentu saja akan berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang
didasarkan pada ajaran kapitalisme, dan juga berbeda dengan sistem
ekonomi sosialis yang didasarkan pada ajaran sosialisme. Memang,
dalam beberapa hal, sistem ekonomi Islam merupakan kompromi
antara kedua sistem tersebut, namun dalam banyak hal sistem
ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan kedua sistem tersebut.
Sistem ekonomi Islam memiliki sifat-sifat baik dari kapitalisme dan
sosialisme, namun terlepas dari sifat buruknya. Prinsip-prinsip dasar
dalam ekonomi islam berupa : Tauhid (Keesaan Tuhan), ‘Adl
(Keadilan), Nubuwwah (Kenabian), Khilafah (Pemerintah), Ma’ad
(Hasil). Sementara itu, secara derivative ekonomi Islam memiliki ciri-
ciri :
1. Multitype ownership (kepemilikan multijenis)
Prinsip ini adalah terjemahan dari nilai tauhid: pemilik primer
langit, bumi dan seisinya adalah Allah, sedangkan manusia diberi
11

amanah untuk mengelolanya. Jadi manusia dianggap sebagai


makhluk sekunder. Dengan demikian, konsep kepemilikan swasta
diakui, dan kepemilikan Negara dan nasionalisasi juga diakui.
Sistem kepemilikan campuran juga mendapat tempat dalam islam,
baik campura swasta-negara, swasta domestik-asing, atau Negara
asing. Semua konsep ini berasal dari filosofi, norma dan nilainilai
islam
2. Freedom to act (kebebasan bertindak/berusaha)
Dari keempat nilai-nilai Nubuwah diatas, bila digabungkan dengan
nilai keadilan dan nilai Khalifah (good governance) akan
melahirkan prinsip freedom to act pada setiap Muslim, khususnya
pelaku bisnis dan ekonomi. Freedom to act bagi setiap individu
akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian. Karena
itu, mekanisme pasar adalah keharusan dalam Islam, dengan
syarat tidak ada distorsi (proses penzaliman) seperti mafsadah
(segala yang merusak), riba, gharar, tadlis dan maysir.
3. Social Justice (Keadilan sosial)
Dalam islam, keadilan diartikan dengan suka sama suka
(antarraddiminkum) dan satu pihak tidak menzalimi pihak lain
(latazlimuna wa la tuzlamun). Islam menganut sistem mekanisme
pasar, namun tidak semuanya diserahkan pada mekanisme harga.
Karena segala distorsi yang muncul dalam perekonomian tidak
sepenuhnya dapat diselesaikan, maka Islam memperbolehkan
adanya beberapa intervensi, baik berupa intervensi harga maupun
pasar. Selain itu, islam juga melengkapi perangkat berupa
instrumen kebijakan yang difungsikan untuk mengatasi segala
distorsi yang muncul.

II.II Pandangan Ikhwanul Muslimin Tentang Ekonomi


Sebagai suatu manhaj, secara mendasar agama Islam berbeda dengan
manhaj – manhaj konvensional. Ia adalah manhaj yang diturunkan Allah
dari langit untuk menempati levelnya lalu dimplementasikan demi
12

meraih keutamaan di dunia dan kenikmatan di akhirat. Berbicara tentang


konsep perubahan atas kondisi dan realitas yang ada pada suatu umat
dan konsep apapun maka harus di tentukan realitas dan penyakitnya
dengan cermat, ditentukan dahulu target dan tujuan-tujuannya,
kemudian ditetapkan aturannya, tahap-tahap serta sarana yang
digunakan untuk mencapai target-target tersebut. Imam Asy-Syahid
telah mendeskripsikan pikiran dan tujuan dakwahnya bahwa ia adalah
Islam sebagai dasar pijakan, visi dan tujuan serta manhaj. Beliau berkata
manhaj kita adalah Islam, pilar-pilarnya sebagaiamana tertera dalam Al-
Qur’an, sarana dan strategi kita adalah panduan yang kita dapatkan dari
Rasululla. Implementasi manhaj Islam yang sempurna dan penegakannya
di tengah masyarakat tidak terbatas pada perpektif yang benar atau
pemahaman yang universal, namun harus ada tarbiah dan upaya
menyiapkan orang-orang yang akan mengemban tanggung jawab
pelaksanaannya dan memimpin bangsa untuk itu. Pengetahuan Imam
Asy-Syahid terhadap hakikat dan kondisi ini begitu mendalam, jelas dan
terperinci. Dengan izin Allah beliau mengubahnya menjadi sebuah
konsep praktis dengan beberapa fase dengan tujuan dan target yang
saling berkaitan serta mengacu pada langkah – langkah dulu yang di
tempuh oleh Rasulullah SAW.

Imam Asy-Syahid mengatakan, “Di jalan yang berbahaya ini tidak ada
bekal bagi umat selain jiwa yang yakin, azam yang kuat lagi benar,
kedermawanan untuk melakukan pengorbanan, dan keberanian
menantang bahaya. Tanpa itu, ia akan kalah dalam urusannya dan
kegagalan akan menyertai generasinya. Dakwah Ikhwanul Muslimin
setidaknya meliputi :
(1) Thariqah shufiyah naqiyyah untuk memperbaiki jiwa dan
mensucikan hati serta menhimpun hati – hati manusia kepada
Allah yang Mahabesar dan Mahatinggi.
(2) Jam’iyah khairiyyah na’fiah untuk untuk mengajak kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran, membantu yang tertimpa
13

musibah , berlaku baik kepada orang-orang yang fakir dan miskin


serta mendamaikan orang yang bermusuhan.
(3) Mu’assasah ijtima’iyyah qa’imah yang memerangi kebodohan,
kemiskinan, penyakit dan kehinaan dalam berbagai bentuk.
(4) Hizb siyasi nazhif yang menjadi wadah aspirasi dan terbebas dari
ambisi serta kepentingan, punya target, dan memiliki kepiawaian
dalam memimpin dan mengarahkan.

Ikhwan memahami bahwa umat yang tengah bangkit sangat


membutuhkan penanganan atas urusan ekonominya, karena ia
merupakan persoalan paling penting di masa kini. Islam sama sekali
tidak mengesampingkan masalah ini, bahkan ia telah meletakkan kaidah
dasar dan konsep-konsepnya secara jelas dan tuntas. Kalian dapat
mendengarkan firman Allah swt. mengenai bagaimana Islam
mengajarkan kepada kita untuk menjaga harta, menjelaskan nilainya,
serta mengingatkan kewajiban kita untuk memperhatikannya. Allah swt.
berfirman, "Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang
belum sempurna akalnya, harta yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan.,." (An-Nisa': 5).
Allah swt. berfirman mengenai keseimbangan antara infaq dan
penghasilan, "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada
lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, yang karena itu
kamu menjadi tercela dan menyesal." (AlIsra': 29)
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda, "Tidak miskin orang yang
hemat." Sebagaimana harta itu memberi manfaat kepada pribadi,
demikian pula ia memberi manfaat kepada umat. Sabda Rasul saw,
"Sebaik-baik harta adalah harta yang ada pada orang shalih".
Sistem ekonomi yang baik apapun namanya dan dari mana pun
sumbernya akan dapat diterima oleh Islam. Umat pun akan didorong
untuk mendukungnya, meskipun kitab fiqih sendiri telah sarat dengan
hukum-hukum ekonomi berikut rincian penjelasannya, sehingga tidak
perlu lagi tambahan dari konsep ekonomi yang lain. Kondisi dewasa hari
14

ini mengharuskan dilakukannya perbaikan-perbaikan. Tidak cukup


dengan reformasi persial atau pembenaan pada sebagian sisinya saja
atau dengan reformasi di sebagian bidangnya. Perbaikan tersebut
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Mengatur pengelolaan zakat, baik penggalangan maupun
pendistribusiannya sesuai dengan ajaran Islam yang lembut, dan
memanfaatkannya untuk kemaslahatan sosial, seperti mendanai
panti-panti jompo dan fakir miskin, panti yatim, serta untuk
mendanai kegiatan kemiliteran.
2. Mengharamkan riba dan mengatur sistem perbankan yang Islami
untuk mendukung pencapaian target ini. Pemerintah hendaknya
menjadi teladan dalam hal ini dengan menghapuskan berbagai nilai
tambah uang dalam sistem yang di terapkan secara khusus, seperti
pendirian bank tanpa bunga dan lain-lain.
3. Mendorong dan menggalakkan kegiatan perekonomian untuk
membuka lapangan pekerjaan kepada para penganggur di kalangan
masyarakat pribumi dengan melepaskan ketergantungan kepada
tenaga-tenaga asing.
4. Melindungi masyarakat umum dari penindasan yang dilakukan oleh
praktek monopoli, dengan memberlakukan aturan yang ketat untuk
mendapatkan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi mereka.
5. Memperbaiki nasib para pegawai rendahan dengan meningkatkan
posisi mereka serta memperbesar standar gajinya di satu sisi, dan di
sisi lain memperkecil gaji pegawai tinggi.
6. Melakukan pengaturan tugas, khususnya yang banyak dan
menumpuk, serta mencukupkan diri pada pekerjaan yang darurat. Di
samping itu melakukan pembagian tugas secara adil dan
proporsional di antara para pegawai.
7. Memberikan dorongan dan pembinaan kepada para buruh dan tani
serta memberi perhatian kepada peningkatan kualitas produk
pertanian dan pekerjaan yang mereka hasilkan.
15

8. Memberi perhatian kepada berbagai ketrampilan dan aktivitas sosial


serta meningatkan kualitas mereka dalam berbagai bidang
kehidupan.
9. Memanfaatkan sebesar-besarnya kekayaan alam yang ada seperti
lahan yang gersang, berbagai hasil tambang yang kurang
diperhatikan, dan lain-lainnya.
10. Mendahulukan pembuatan dan pengelolaan berbagai proyek yang
mendesak kegunaannya daripada yang bersifat sekunder.

Dalam menggerakan dakwah ini, sumber dana yang dimiliki oleh Jamaah
Ikhwanul Muslimin bersumber dari iuran-iuran anggota Ikhwanul
Muslimin. Setiap anggota ikhwanul Muslimin selalu menyisihkan
anggaran belanja keluarga untuk dakwah, dengan mengirit sesederhana
mungkin dalam pemenuhan kebutuhan pokok bagi keluarga dan
anakanaknya. Mereka melakukan itu dengan senang hati dan penuh
kemurahan. Bahkan seseorang di antara mereka sering berharap untuk
memiliki lebih banyak lagi harta, agar ia dapat menginfakkannya. di jalan
Allah dengan lebih banyak pula. Dan jika seseorang di antara mereka
tidak menemukan harta untuk diinfakkan, mereka akan berbalik dengan
air mata bercucuran disebabkan kesedihan yang amat dalam karena
tidak menemukan sesuatu yang dapat mereka infakkan. Dan diantara
perkara yang sangat di jaga oleh Imam Asy-Syahid Hasan Al Banna dalam
membangun jamaah dan membentuk profil seorang al-akh al-
muslim(anggota jamaahnya) adalah implementasi rukun tajarrud
(loyalitas) dan tidak bergantung pada fitur maupun lembaga. Sebaliknya
hakiki seorang al-akh dan baiatnya asli hanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Dalam masalah ekonomi, Islam telah meletakkan kaidah-kaidah global


yang sangat prinsip. Apabila kita memahami dan menerapkannya dengan
sempurna, maka kita akan mampu menyelesaikan semua problem
ekonomi. Dengan sendirinya, kita akan mendapatkan sisi-sisi baik dari
16

berbagai sistem buatan manusia dan menjauhi kejelekannya. Tingkat


kesejahteraan akan terangkat dan tidak akan ada kecemburuan sosial.
Dengan demikian, kita telah menemukan jalan terdekat untuk menuju
kemakmuran.

II.III Permasalahan Ekonomi Indonesia


Tak perlu diperdebatkan lagi bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya
akan Sumber Daya Alam (SDA), baik di darat maupun dilaut.
Kekayaannya begitu terkemuka - meninggalkan kepopuleran
masyarakatnya sendiri. Apabila kita menengok kembali sejarah bangsa
kita, jauh sebelum Indonesia merdeka telah menjadi perebutan-
perebutan bangsa-bangsa di dunia. Motif inilah yang menjadi dasar bagi
penjajah untuk melanggengkan kekuasaanya sampai dengan hari ini.
Namun, kendati demikian dengan melipah ruahnya kekayaan alam
Indonesia tidak lantas menjadikan Indonesia menjadi Negara Adigdaya,
Negara yang mandiri, serta masyarakatnya yang makmur sejahtera.
Sejenak saya berpikir, apakah benar adanya kutukan SDA?. Bersumber
dari Wikipedia : Kutukan sumber daya, atau paradoks keberlimpahan,
mengacu pada paradoks bahwa negara dan daerah yang kaya akan
sumber daya alam, terutama sumber daya non-terbarukan seperti
mineral dan bahan bakar, cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi
yang lebih lambat dan wujud pembangunan yang lebih buruk ketimbang
negara-negara yang sumber daya alamnya langka. Fenomena ini diduga
memiliki beberapa alasan, salah satunya penurunan tingkat persaingan
di sektor-sektor ekonomi lain (akibat apresiasi nilai tukar asli setelah
pendapatan SDA mulai memengaruhi ekonomi), volatilitas pendapatan
SDA akibat menghadapi perubahan pasar komoditas global, salah
pengelolaan SDA oleh pemerintah, atau institusi yang lemah, tidak
efektif, tidak stabil, atau korup (kemungkinan karena sifat arus
pendapatan aktual atau terantisipasi dari aktivitas ekstraktif yang mudah
sekali dialihkan). Mau diakui ataupun tidak, Indonesia masih saja
17

tercebak dalam berbagai macam persoalan-persoalan ekonomi,


diantaranya :
(1) Ketimpangan Ekonomi

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (data diolah)

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, Indeks Ketimpangan (Gini


Ratio) menunjukan ketimpangan turun secara signifikan. Akan tetapi
pada awal 2020 terjadi kenaikan, meskipun kenaikan yang terjadi
amatlah kecil, yakni 0,381 yang sebelumnya di tahun 2019 sebesar 0,380.
Namun ini menandakan, adanya kegagalan Pemerintah dalam upaya
pemerataan pendapatan. Ketimpangan pendapatan menunjukkan
perbedaan antara desil terkaya dan termiskin di masyarakat yang
dipengaruhi oleh struktural ekonomi dan kondisi sosial di masyarakat.
Pendapatan masyarakat sebagai indikator ekonomi yang memegang
peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi selain sebagai penunjang
pertumbuhan ekonomi, pendapatan juga diindikasikan sebagai
penunjang peningkatan berbagai sector yang ada. Sudah barang tentu ini
menjadi keprihatinan besar, Indonesia sebagai penganut ideology
Pancasila harus menunjukan upaya yang serius dalam mewujudkan
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Sesunggughnya, kita
melihat adanya perbedaan yang jauh dan kesenjangan yang sangat lebar
antara berbagai kelompok di masyarakat. Kita melihat adanya
18

kesenjangan yang sangat mencolok antara kekayaan yang melimpah


pada suatu kelompok dan kemiskinan yang menghimpit pada kelompok
lain. Kita hampir tidak mendapatkan masyarakat yang mempunyai kelas
ekonomi menengah. Kelompok yang kita sebut-sebut sebagai kelas
menengah tidak lain adalah orang-orang fakir yang hidup dalam
keterbatasan.

(2) Kemiskinan

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (data diolah)

Data menunjukan terjadi penurunan yang cukup signifikan antara tahun


2015-2019, namun terjadi lonjakan yang tinggi di tahun 2020. Lonjakan
tinggi ini didasari oleh Pandemi yang melanda dunia sehingga terjadi
kemunduran diberbagai sector perekonomian. Hal ini menjadi tambahan
rentetan PR bagi pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang
sejahtera. 2021 yang diasumsikan akan menjadi tahun pemulihan
ekonomi diharapkan tidak menjadi hayalan semu, masyarakat tengah
menanti kebijakan-kebijakan yang benar-benar akan membawa dampak
positif terhadap perekonomian masyarakat. Persoalan kemiskinan
merupakan persoalan yang serius, berada dalam lingkaran setan yang
akan berdampak pada setiap sendi kehidupan.
19

Imam Hasan Al-Banna mengungkapkan tentang karakteristik dari


dakwah Ikhwanul Muslimin dalam Muktamar (1347-1358 H). Hakekat
Ikhwan dalam memahami segala sesuatu yang terkait dengan
dakwahnya, baik dari sisi ilmu maupun amal sehingga asas yang menjadi
pondasi dalam berdakwah dan membangun 'izzah ini menjadi jelas dan
gamblang.
(3) Ikhwan meyakini bahwa hukum dan ajaran Islam itu utuh dan
menyeluruh, mengatur seluruh urusan manusia di dunia dan akhirat.
Dugaan sebagian orang bahwa ajaran ini hanya menyentuh aspek
ibadah ritual dan tidak melingkupi aspek-aspek yang lain adalah
salah. Islam adalah akidah dan ibadah, pemerintahan dan umat, dien
dan daulah, spiritualisme dan amal, serta mushaf dan pedang. Al-
Qur'anul Karim mengungkap itu semua dan mengkategorikannya
sebagai hakekat dienul Islam, serta memerintahkan kepada kita agar
mewujudkannya secara maksimal.
(4) Ikhwanul Muslimin juga yakin bahwa asas dan sandaran ajaran Islam
adalah Kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya. Jika mau umat berpegang
teguh kepada keduanya, maka mereka tidak akan tersesat selama-
lamanya. Banyak pendapat atau ilmu yang berhubungan. dengan
Islam dan terwarnai dengan warnanya telah membawa semangat
zaman yang memunculkan sebuah masyarakat yang berpadu
dengannya. Oleh karena itu, sistem-sistem Islam yang membawa
perjalanan umat ini harus mengambil sumber dari sumber yang
jernih (Al-Qur'an) sumber yang mudah dipahami.
(5) Ikhwanul Muslimin juga berkeyakinan bahwa Islam adalah sistem
kehidupan yang menyeluruh dan mengatur seluruh aspek kehidupan
umat dan bangsa di setiap masa. Dia datang dengan sesuatu yang
lebih sempurna dan lebih tinggi nilainya daripada sekedar
pemaparan terhadap serpihan parsial kehidupan ini, khususnya
dalam masalah-masalah keduniaan murni. Islam telah meletakkan
kaidah-kaidah universal pada setiap aspek kehidupan dan
20

merabimbing manusia menuju metode yang tepat dalam


melaksanakannya dan meniti langkah di atasnya.

Ikhwanul Muslimin berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar


dalam dakwahnya, sehingga benar dakwah ini senantiasa
dipersembahkan hanya kepada Allah dan Rosullnya. Prinsip-prinsip
itu diantaranya, Pertama: Allah Tujuan Kami, manusia harus beriman
secara benar dan menyandarkan hidupnya pada Allah SWT. Beriman
yang benar itu meliputi keikhlasan kita untuk menerima Allah SWT
dalam hati, pikiran, perkataan, serta perbuatan kita sehari-hari.
Aktivitas seluruh jiwa dan raga kita ini mesti bersifat konsisten dan
konsekuen, sebagai implementasi dari doa sehari-hari yang
terejawantahkan dalam peribadatan kita, sebagaimana tertera dalam
Al-Quran:
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan
demikianlah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah (Islam).” (QS. Al-
An’am: 163).
Prinsip Kedua: Al-Quran UU Kami, UU merupakan salah satu sandaran
masyarakat. UU harus menjadi wadah tuntutan dan keinginan
masyarakat. UU harus yang dekat di hati masyarakat. UU harus
menjadi suatu hal yang paling disenangi untuk diterapkan. Dimana
kita dapat menemukan hal ini? Sudah menjadi kenyataan dan telah
berulang kali terjadi di dalam sejarah, bahwa UUD dan Peraturan
dimungkinkan adanya perubahan, tambahan, penghapusan, dan
pengurangan. Hal ini menunjukkan bahwa akal manusia tak mampu
membuat peraturan yang komprehensif dan baku. Terkadang seorang
penguasa otoriter tidak melaksanakan UUD sebagai bahan
pertimbangan. Ia menelantarkan UUD, bahkan menghapus UUD
dengan alasan untuk kepentingan rakyat. Sedangkan Al-Qur’an sejak
1400 tahun yang lalu tidak pernah berubah, walaupun hanya satu
21

huruf saja. Sejarah membutikan hal tersebut. Selama umat Islam


berpegang teguh dan menerapkan Al-Qur’an, maka niscaya mereka
akan dapat hidup mulia dan dapat memimpin dunia. Lalu, mengapa
kita tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai UUD. Karena AlQur'an
mampu untuk memecahkan semua permasalahan kita dan mampu
untuk memperbaiki keadaan kita. Inilah realita kita, jika kita beriman
kepada Allah dan Hari Akhir.
Prinsip Ketiga: Rasulullah saw adalah Pemimpin Kami, Kepemimpinan
Muhammad saw bukan pula model kepemimpinan rakyat. Beliau saw
merupakan hidayah Allah swt untuk seluruh manusia. Beliau adalah
pemimpin dari para pemimpin. Beliau seorang penguasa, sekaligus
sebagai panglima angkatan bersenjata. “Barangsiapa yang menta'ati
Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah.” (QS. An-Nisaa (4) :
80)
Prinsip Keempat: Jihad Merupakan Jalan Hidup Kami, tak seorangpun
dapat mengingkari bahwa sebuah tujuan tentu didahului oleh sebuah
proses, jalan yang dapat mengantarkan kita sampai kepada tujuan.
Oleh karena itu Hasan Al-Banna memilih jihad sebagai jalan untuk
mengembalikan kemuliaan kaum muslimin. Inilah hikmah Allah.
Bukan untuk kemulian di dunia saja, namun untuk kebahagiaan di
surga kelak.
Prinsip Kelima: Mati di Jalan Allah Adalah Cita-cita Kami Tertinggi,
apakah ada cita-cita lain yang lebih tinggi dari cita-cita kami ini. Orang
yang sedang jatuh cinta akan berusaha sekuat tenaga, semaksimal
mungkin untuk kekasihnya. Seorang muslim hanya mencintai Allah
dan Rasul-Nya, yang merupakan cinta sejati. Bukti kebenaran cinta
tersebut dengan pengerahan segala jiwa. Bagi jamaah Ikhwanul
Muslimin tidak ada cara lain untuk memuliakan agama Allah selain
mengorbankan diri di jalan Allah.
Barangkali sudah menjadi ketentuan Allah bagi Ikhwanul Muslimin,
bahwa ia harus tumbuh berkembang di Ismailiyyah. la tumbuh di
antara puing-puing khilafiyah fiqih antar kalangan dan persengketaan
22

berlarut-larut tentang hal-hal yang bersifat furu' yang telah


menyalakan bara perpecahan di kalangan para pemuja ambisi dan
egoisme. Kemunculannya berhadapan dengan sebuah fase pergolakan
yang kuat dan keras antara penjajah yang fanatis dengan rakyat yang
patriotis. Sebagai dampak dari situasi dan kondisi seperti ini, dakwah
Ikhwan memiliki berbagai karakteristik yang berbeda dengan
gerakan-gerakan dakwah yang lain di zamannya. Di antara
karakteristik dakwahnya itu adalah:

(1) Menjauhi Titik-titik Khilafiyah, Dalam hal ini Ikhwan berkeyakinan


bahwa khilafiyah dalam hal-hal yang furu' itu adalah sesuatu yang
pasti terjadi, karena ushulul Islam (asas-asas Islam) itu terdiri dari
ayat-ayat, hadits-hadits, dan amal-amal aplikatif yang akal pikiran
dan pemahaman pasti mengalami perbedaan dalam menafsirkan dan
memahaminya. Oleh karena itu khilafiyah , juga terjadi di kalangan
sahabat, dan akan terus-menerus demikian sampai hari kiamat nanti.
(2) Menjauhi Dominasi Tokoh dan Pembesar, Ikhwan menjauhi dominasi
tokoh dan pembesar, karena mereka senantiasa berpaling dari
dakwah yang berorientasi pada pencapaian tujuan dan ambisi
pribadi, menuju bentuk dakwah yang lurus, yang mengabaikan
pamrih kepada harta, dan tidak menghiraukan berbagai kepentingan
pribadi maupun golongan, meski itu hanya dalam pemikiran manusia
dan bukan hakekat yang sebenarnya.
(3) Menjauhi Partai-partai dan Golongan golongan, Dakwah islamiyah itu
sifatnya umum, untuk semua manusia. Dakwah ini bertujuan untuk
menyatukan, bukan memecah-belah. Tidak mungkin dakwah ini akan
bangkit dan beraktivitas di atas jalannya, kecuali oleh orang yang
bersih dari segala warna yang melingkupinya, sehingga jadilah ia
ikhlas karena Allah semata.
(4) Tadaruj (bertahap dalam langkah), Yang dimaksud dengan tadaruj
(bertahap) dalam bertumpu pada tarbiyah dan kejelasan langkah
dakwah Ikhwanul Muslimin adalah karena Ikhwan yakin bahwa
23

setiap dakwah itu harus melalui tiga fase. Pertama, Fase Ta'rif Yakni
fase penyampaian, pengenalan, dan penyebaran fikrah, sehingga dia
bisa sampai kepada khalayak dari segala tingkatan sosial. Kedua, Fase
Takwin (fase pembentukan) Pada fase ini dilakukan seleksi terhadap
aktifis yang sudah terekrut, mengkoordinasikan, dan
memobilisasikan untuk berinteraksi dengan objek dakwah. Ketiga,
Fase Tanfidz Merupakan tahap pelaksanaan amal menuju
produktivitas kerja dakwah yang optimal.
(5) Mengutamakan Kerja, adapun yang berkaitan dengan konsep
"mengutamakan kerja daripada seruan dan propaganda", hal itu telah
tertanam dalam jiwa Ikhwan karena ajaran Islam secara jelas telah
menegaskan hal ini sekaligus mengkhawatirkan adanya kotoran riya'
yang menodainya lalu merusak dan membinasakannya.
(6) Sambutan Pemuda Kepada Dakwah, Mengenai sambutan pemuda
kepada dakwah dan pertumbuhannya di kalangan mereka —di mana
fase kehidupan ini merupakan lahan yang paling subur bagi
persemaian dakwah dari segala tingkatan sosial, baik pekerja
maupun kalangan menengah— maka ia merupakan anugerah besar
dari Allah dan kita pantas bersyukur kepada-Nya. Para pemuda di
berbagai tempat telah menerima dakwah Ikhwan. Mereka meyakini,
mendukung, membela, dan mengikat janji setia kepada Allah untuk
kebangkitannya dan beramal di jalannya.
(7) Cepat Berkembang di Pedesaan dan Perkotaan, dakwah ini muncul
pertama kali di Ismailiyah. la tumbuh dalam cuaca yang cerah,
kemudian berkembang di buminya yang subur membentang nan
indah. Pesatnya pertumbuhan dakwah ini dirangsang dan dipupuk
oleh imperialisme asing dan kolonialisme Barat.

Syaikh Jasim Muhalhil juga menyampaikan hal yang serupa, beliau


menyebutkan, karakter dakwah Ikhwanul Muslimin setidaknya berdasar
pada beberapa karakter. Karakter pertama adalah ikatan keimanan yang
kuat dalam dakwah yang dibangun atas dasar ukhwah. Karakter kedua,
24

Ikatan organisasi (Tanzhim) yang kokoh dibangun atas rasa percaya


Tsiqoh. Karakter ketiga, saling melengkapi dalam bangunannya. Karakter
keempat, Jauh dari arena perselisihan fiqih. Karakter kelima, jauh ari
intervensi penguasa. Karakter keenam, jauh dari hegemoni organisasi
dan partai, dan karakter ketujuh adalah bertahap dalam langkah.
Karakter kedelapan, dakwah rabbaniyah. Karakter kesembilan, dakwah
‘alamiyah (mondial). Karakter-karakter tersebut yang menjadi pembeda
antara dakwah ikhwanul muslimin dengan yang lainnya.

II.IV Sarana Dakwah Ikhwanul Muslimin


Tujuan Ikhwan sebenarnya terbatas pada pembentukan generasi baru
kaum beriman yang berpegang pada ajaran Islam yang benar, di mana
generasi tersebut akan bekerja untuk membentuk bangunan umat ini
dengan shibghah islamyah dalam semua aspek kehidupannya. Sedangkan
jalan yang ditempuh oleh Ikhwan untuk mewujudkan tujuan itu terbatas
pada pengubahan tradisi global kehidupan masyarakat dan pembinaan
para pendukung dakwah dengan ajaran Islam ini, sehingga mereka
menjadi suri teladan bagi yang lainnya dalam hal memegang prinsip,
memelihara, dan menegakkan hukumhukumnya. Mereka selalu
menempuh langkah tersebut dalam mencapai tujuan sehingga mereka
meraih keberhasilan dengan kepuasan hati dan sepenuh rasa syukur
kepada Allah.

Secara global, Imam Hasan Al-Banna mengatakan “sarana kita dalam


mengokohkan dakwah dapat diketahui secara jelas dan dapat dibaca oleh
semua orang yang ingin mengetahui sejarah jamaah. Ringkasan semua
itu ada pada dua kalimat yakni : iman dan amal, cinta dan ukhwah”.
Ikhwan memahami bahwa peringkat pertama kekuatan adalah kekuatan
akidah dan iman, kemudian kekuatan kesatuan dan ikatan persaudaraan,
lalu kekuatan fisik dan senjata. Sebuah jamaah tidak bisa dikatakan kuat
sebelum memiliki cakupan dari seluruh kekuatan tersebut. Manakala
sebuah jamaah mempergunakan kekuatan fisik dan senjata, sementara ia
25

dalam kondisi sel-selnya berserakan, sistemnya guncang, akidahnya


lemah, dan cahaya imannya padam, maka bisa dipastikan bahwa
kesudahan akhirnya adalah kehancuran dan kebinasaan.

Di samping sarana-sarana umum ini masih ada sarana tambahan lain


yang digunakan Ikhwan yang bersifat positif. Ada yang sesuai dengan
'urf (kebiasaan yang dikenal) masyarakat Islami, dan ada yang keluar
darinya, atau bahkan berlawanan. Ada yang dilakukan secara lemah
lembut, dan ada yang dilaksanakan secara tegas dan keras. Semuanya
dilakukan untuk keberhasilan da'wah dengan izin Allah. Terkadang
Ikhwan dituntut berlawanan dengan adat dan kebiasaan jahili yang ada
di masyarakat. Sarana-sarana yang digunakan oleh Ikhwanul Muslimim
dalam berdakwah diantaranya :
a. Pertama, Menyebarkan da'wah melalui semua sarana sampai
dapat dipahami oleh opini umum dan mereka dapat menjadi
penolong da'wah didorong oleh aqidah dan iman.
b. Kedua, Menyaring semua unsur-unsur baik untuk dijadikan pilar
pendukung yang kokoh bagi fikrah ishlah (perbaikan).
c. Ketiga, Memperjuangkan perundang-undangan hingga suara
da'wah Islam dapat berkumandang secara formal dan legal di
pemerintahan sekaligus mendukungnya dan menjadi kekuatan
dalampelaksanaannya.
d. Keempat, Manhaj (metode) yang benar. Ikhwan telah
mendapatkannnya dalam al-Qur'an, sunnah Rasul-Nya dan
melalui berbagai hukum Islam ketika kaum muslimin
memahaminya secara bersih, jauh dari tambahan unsur asing dan
kedustaan. Ikhwan melakukan kajian terhadap Islam di atas
landasan ini dengan mudah, luas disertai penguasaan yang
menyeluruh.
e. Kelima, Kaum mu'minin yang beramal atau aktivis muslim.
Ikhwan menerapkan apa yang mereka pahami dari Agama Allah,
penerapan menyeluruh tanpa pandang bulu. Ikhwan,
26

alhamdulillah, mengimani fikrah, meyakini tujuan, dan percaya


dengan pertolongan Allah kepada mereka selama mereka bekerja
untuk-Nya serta berada di atas petunjuk Rasulullah saw.
f. Keenam, Kepemimpinan yang tangguh dan dipercaya. Ikhwanul
Muslimin telah mendapatkannya. Anggota Ikhwan taat pada
pimpinannya, dan beramal di bawah benderanya.

Ikhwan ingin membangkitkan sebuah ummat Islam ideal yang memeluk


Islam secara benar dan menjadikannya sebagai petunjuk dan imam.
Hingga manusia mengetahuinya sebagai negara Al-Qur'an yang
sepenuhnya bersandar pada al-Qur'an, yang menda'wahkannya, yang
berjihad di jalannya, yang berkorban di atas jalannya, dengan jiwa dan
harta. Sarana-sarana ini memerlukan kesabaran berlipat ganda. Ustadz
Hasan al-Banna rahimahullah mengatakan,
“Sesungguhnya jalan kalian telah ditentukan langkah-langkahnya,
ditetapkan batasan-batasannya. Aku tidak ingin melanggar batasan ini
yang telah aku yakini sebagai jalan yang menjamin sampai pada tujuan.
Benar, ini merupakan perjalanan yang panjang, akan tetapi di sana tidak
ada lagi selain jalan ini. Sesungguhnya sikap rujulah (kejantanan) itu
tampak pada sikap sabar, kesungguhan dan amal yang terus menerus.
Maka barang siapa di antara kalian ingin terburu-buru memetik buah
sebelum saat matangnya, atau mengambil bunga sebelum masanya, aku
tidak bersama mereka dalam hal tersebut. Lebih baik baginya untuk
keluar dari da'wah ini kepada selainnya. Tetapi barang siapa yang
bersabar bersamaku hingga biji telah tumbuh menjadi sebuah pohon dan
menghasilkan buah hingga tiba saatnya untuk dipetik, maka Allah yang
akan membalasnya sebagaimana balasan untuk orang-orang muhsin,
yakni kemenangan atau kekuasaan, mati syahid atau kebahagiaan."

Kesabaran adalah sikap yang tak kenal putus asa. Karenanya Syaikh
Hasan al-Banna rahimahullah mengatakan, "Janganlah kalian berputus
asa, sebab putus asa bukanlah bagian dari akhlak ummat Islam.
27

Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin. Dan impian hari ini
adalah kenyataan hari esok. Waktu masih terhampar luas. Bangsa kalian
yang beriman masih mengandung unsur-unsur bersih yang kuat dan
potensi yang sangat besar, walaupun fenomena kerusakan demikian
merajalela di antara mereka.

Singkatnya, tujuan asasi Ikhwanul Muslimin, sasarannya yang paling


utama, perbaikan yang diinginkan dan mereka persiapkan untuknya
adalah: Islah secara menyeluruh dan sempurna, ditopang oleh kekuatan
ummat dan diarahkan untuk seluruh ummat, mencakup perubahan dan
pergantian seluruh kondisi yang negatif. Ikhwanul Muslimin
menyuarakan da'wah, mengimani manhaj, memperjuangkan aqidah,
beramal dalam rangka menunjukkan manusia pada sebuah sistem
kemasyarakatan yang mencakup segenap aspek kehidupan bernama:
Islam.
28

BAB III
PENUTUP

III.I Kesimpulan
Setelah runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki yang di bubarkan oleh
bapak sekuler Kamal Atarturk pada tahun 1924 M. Munculnya
gelombang-gelombang pemaharuan Islam atas ketidakpuasan dengan
kondisi yang ada merupakan hal yang menarik untuk dibahas dan
didalami. Ikhwanul Muslimin muncul sebagai alternative gerakan Islam
yang memperjuangkan untuk mensucikan kembali makna keislaman,
memurnikan ketauhidan, dan memerangi segala bentuk kemungkaran.
Dengan mengadopsi da’wah salafiyyah sebagai salah satu prinsip
gerakan da’wahnya, Ikhwanul Muslimin menekankan pada pentingnya
penelitian dan pembahasan terhadap dalil, serta urgensi kembali kepada
Al-Qur’an dan Sunnah secara murni dan konsekuen. Hakekat Ikhwan
dalam memahami segala sesuatu yang terkait dengan dakwahnya, baik
dari sisi ilmu maupun amal sehingga asas yang menjadi pondasi dalam
berdakwah dan membangun 'izzah ini menjadi jelas dan gamblang.
Ikhwan ingin membangkitkan sebuah ummat Islam ideal yang memeluk
Islam secara benar dan menjadikannya sebagai petunjuk dan imam. Ini
merupakan perjalanan yang panjang, akan tetapi di sana tidak ada lagi
selain jalan ini. Singkatnya, tujuan asasi Ikhwanul Muslimin, sasarannya
yang paling utama, perbaikan yang diinginkan dan mereka persiapkan
untuknya adalah: Islah secara menyeluruh dan sempurna, ditopang oleh
kekuatan ummat dan diarahkan untuk seluruh ummat, mencakup
perubahan dan pergantian seluruh kondisi yang negatif. Ikhwanul
Muslimin menyuarakan da'wah, mengimani manhaj, memperjuangkan
aqidah, beramal dalam rangka menunjukkan manusia pada sebuah
sistem kemasyarakatan yang mencakup segenap aspek kehidupan
bernama: Islam.
29

DAFTAR PUSTAKA

(Al-Banna, 2018; Al & & Ramadhan, 2004; Hasanah, 2017; Jabir, 1990;
Jamaluddin, 2018; Kutukan Sumber Daya - Wikipedia Bahasa Indonesia,
Ensiklopedia Bebas, n.d.-a; Kutukan Sumber Daya - Wikipedia Bahasa
Indonesia, Ensiklopedia Bebas, n.d.-b; Masykuroh, 2005; Rakhmawati,
2015)Al-Banna, H. (2018). Maj’muatu Rasail (T. E. A. Indonesia (Ed.); 8th
ed.). PT Era Adicitra Indonesia.

Al, D. A., & & Ramadhan, M. (2004). Manhaj Ishlah.

Hasanah, U. (2017). Pengaruh Ketimpangan Pendapatan, Pendapatan Per


Kapita, Dan Pengeluaran Pemerintah Di Bidang Kesehatan Terhadap
Sektor Kesehatan Di Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 2(1), 31–
48. https://doi.org/10.20473/jiet.v2i1.5504

Jabir, H. bin M. bin A. (1990). Menuju Jama’atul Muslimin. Robbani Press.

Jamaluddin, J. (2018). Islam Dan Pembangunan Ekonomi Umat. Jurnal Ilmiah


Islam Futura, 6(2), 1. https://doi.org/10.22373/jiif.v6i2.3041

Kutukan sumber daya - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.-


a). https://id.wikipedia.org/wiki/Kutukan_sumber_daya

Kutukan sumber daya - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.-


b). Retrieved March 23, 2021, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Kutukan_sumber_daya

Masykuroh, N. (2005). Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosial Dan Islam. Alqalam,


22(1), 101. https://doi.org/10.32678/alqalam.v22i1.1446

Rakhmawati, I. (2015). PROBLEMATIKA UMAT ISLAM. AT-TABSYIR: Jurnal


Komunikasi Penyiaran Islam, 3(2), 405–426.
30

BIOGRAFI PENYUSUN
Edi Hermawan Herpriyadi, Dilahirkan di Kabupaten
Lampung Timur di Desa Purbosembodo Kecamatan
Metro Kibang pada tanggal 04 Mei 2001. Anak ke
pertama dari dua saudara, dilahirkan dari pasangan
suami istri Wahyudi-Uci Yati. Saat ini penulis tengah
melanjutkan pendidikan lanjut di perguruan tinggi
negeri, tepatnya di Universitas Lampung Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan
dan saat ini masih duduk sebagai Mahasiswa Aktif di semester IV. Penulis
saat ini aktif di Organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesa
Komisariat Universitas Lampung dan menjadi Kepala Departemen Kebijakan
Publik 2021.

Anda mungkin juga menyukai