Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Salawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, berkat izin Allah yang Maha Besar, makalah yang berjudul
Arti Muhammadiyah ini telah selesai kami kerjakan. Di dalam makalah ini kami
menjelaskan latar belakang berdirinya organisasi Muhammadiyah dan profil
singkat KH. Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah.
Kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, yang disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca
umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.2.1 Apa latar belakang berdirinya Muhammadiyah ?.................................1
1.2.2 Apa visi dan misi Muhammadiyah?......................................................1
1.2.3 Bagaimana riwayat tokoh pendiri Muhammadiyah ?...........................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah.............................................2
2.2 Faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya organisasi
Muhammadiyah...................................................................................................3
2.3 Visi dan Misi Muhammadiyah..................................................................5
2.4 Profil Pendiri Muhammadiyah..................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1. Kesimpulan................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.4
1
BAB II
PEMBAHASAN
Keinginan dari Kiyai Haji Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi yang
dapat dijadikan sebagai alat perjuangan dan da’wah untuk nenegakan amar
ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, surat Al-Imron:104 dan
surat Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk mewujudkan
gerakan tauhid.
Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam
Indonesia, sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi
lokal nusantara dalam awal bermuatan faham animisme dan dinamisme.
Sehingga dalam prakteknya umat islam di indonesia memperlihatkan hal-hal
yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam, terutama yang berhubuaan
dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk kemusyrikan, taqlid,
bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi pilihan mutlak bagi
umat islamm Indonesia.
2
Keterbelakangan umat islam dalam dunia pendidikan menjadi sumber utama
keterbelakangan dalam peradaban. Pesantren tidak bisa selamanya dianggap
menjadi sumber lahirnya generasi baru muda islam yang berpikir moderen.
Kesejarteraan umat islam akan tetap berada dibawah garis kemiskinan jika
kebodohan masih melengkupi umat islam indonesia.
Setiap organisasi yang ada di dunia pada umumnya pasti memiliki faktor-
faktor yang melatar belakangi berdirinya organisasi tersebut. Khususnya dalam
organisasi Muhammadiyah memiliki beberapa faktor penting yaitu ada faktor dari
dalam dan faktor dari luar. Berikut kami kutip dari situs resmi Muhammadiyah
tentang faktor yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah yaitu:
1. Faktor Internal
3
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam
sendiri yang tercermin dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem
pendidikan islam. Sikap beragama umat islam saat itu pada umumnya belum
dapat dikatakan sebagai sikap beragama yang rasional. Sirik, taklid, dan
bid’ah masih menyelubungai kehidupan umat islam, terutama dalam
lingkungan kraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam. Sikap
beragama yang demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad
ke 20 itu, tetapi merupakan warisan yang berakar jauh pada masa terjadinya
proses islamisasi beberapa abad sebelumnya. Seperti diketahui proses
islamisasi di indonesia sangat di pengaruhi oleh dua hal, yaitu
Tasawuf/Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses tersebut para pedagang
dan kaum sufi memegang peranan yag sangat penting. Melalui merekalah
islam dapat menjangkau daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini.
2. Faktor eksernal
4
Pendidikan kolonial melarang masuknya pelajaran agama dalam sekolah-
sekolah colonial, dan dalan artian ini orang menilai pendidikan colonial
sebagai pendidikan yang bersifat sekuler, disamping sebagai peyebar
kebudayaan barat. Dengan corak pendidikan yang demikian pemerintah
colonial tidak hanya menginginkan lahirnya golongan pribumi yang terdidik,
tetapi juga berkebudayaan barat. Hal ini merupakan salah satu sisi politik etis
yang disebut politik asisiasi yang pada hakekatnya tidak lain dari usaha
westernisasi yang bertujuan menarik penduduk asli Indonesia kedalam orbit
kebudayaan barat. Dari lembaga pendidikan ini lahirlah golongan intlektual
yang biasanya memuja barat dan menyudutkan tradisi nenekmoyang serta
kurang menghargai islam, agama yang dianutnya. Hal ini agaknya wajar,
karena mereka lebih dikenalkan dengan ilmu-ilmu dan kebudayaan barat yang
sekuler anpa mengimbanginya dengan pendidiakan agama konsumsi moral
dan jiwanya. Sikap umat yang demikianlah tankanya yang dimaksud sebagai
ancaman dan tantangan bagi islam diawal abad ke 20.
5
kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang
diridhai Allah Subhanahu wa taala dalam kehidupan di dunia ini. Misi
Muhammadiyah adalah:
Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, Nama kecil
KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Ia merupakan anak keempat dari
tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik
bungsunya. Pendiri Muhammadiyah ini termasuk keturunan yang kedua belas
dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo,
yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.
Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun.
Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
6
pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha
dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia
berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke
Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada
Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada
tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.
Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah,
janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir
Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya
dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah.
Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
Dengan maksud mengajar agama, pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi
Oetomo - organisasi yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis. Di sana
beliau memberikan pelajaran-pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota.
Pelajaran yang diberikannya terasa sangat berguna bagi anggota Boedi Oetomo
sehingga para anggota Boedi Oetomo ini menyarankan agar Kiai Dahlan
membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan didukung oleh organisasi
yang bersifat permanen.
7
organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun
masyarakat Islam.
Nama Kiai Haji Akhmad Dahlan pun semakin tersohor di dunia. Dalam
kancah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, peranan dan sumbangan
beliau sangatlah besar. Kiai Dahlan dengan segala ide-ide pembaruan yang
diajarkannya merupakan saham yang sangat besar bagi Kebangkitan Nasional di
awal abad ke-20.
Kiai Dahlan menimba berbagai bidang ilmu dari banyak kiai yakni KH.
Muhammad Shaleh di bidang ilmu fikih; dari KH. Muhsin di bidang ilmu
Nahwu-Sharaf (tata bahasa); dari KH. Raden Dahlan di bidang ilmu falak
(astronomi); dari Kiai Mahfud dan Syekh KH. Ayyat di bidang ilmu hadis; dari
Syekh Amin dan Sayid Bakri Satock di bidang ilmu Al-Quran, serta dari Syekh
Hasan di bidang ilmu pengobatan dan racun binatang.
Pada usia 54 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji
Akhmad Dahlan wafat di Yogyakarta. Beliau kemudian dimakamkan di kampung
Karangkajen, Brontokusuman, wilayah bernama Mergangsan di Yogyakarta.
Atas jasa-jasa Kiai Haji Akhmad Dahlan maka negara menganugerahkan kepada
beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gelar
kehormatan tersebut dituangkan dalam SK Presiden RI No.657 Tahun 1961, tgl
27 Desember 1961.
Kisah tentang KH Ahmad Dahlan juga diangkat ke layar lebar pada tahun
2010 dengan judul film 'Sang Pencerah' yang menceritakan tentang kisah KH
Ahmad Dahlan dan terbentuknya Muhammadiyah. Tokoh KH Ahmad Dahlan
sendiri dibintangi oleh Iksan Tarore sebagai Tokoh Ahmad Dahlan Muda dan
kemudian Lukman Sardi sebagai KH Ahmad Dahlan. Film ini sendiri
disutradarai oleh Hanung Bramatyo.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.biografiku.com/2011/12/biografi-kh-ahmad-dahlan.html
https://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/14/sejarah-berdirinya-
muhammadiyah-di-indonesia/
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-44-cam-tentang-
muhammadiyah.html
10