DOSEN :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
1. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah.................................................................5
2. Faktor-faktor berdirinya Muhammadiyah....................................................................5
3. Asas dan Tujuan Muhammadiyah..................................................................................7
4. Visi Dan Misi Muhmmadiyah.........................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................9
KESIMPULAN
SARAN-SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah salah satu oraganisasi Islam besar di Indonesia. Nama organisasi
ini diambil dari nama Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Muhammadiyah
sendiri terdiri dari dua kata, yaitu muhammad dan kata iyah. Kata muhammad dimaksudkan
adalah nama nabi dan rasulullah muhammad SAW. Bin abdullah, dan kata iyah diartikan
pengikut. Maka secara lengkap arti kata muhammadiyah itu ialah pengikut nabi muhammad
SAW. Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis,
kemudian dikenal dengan Kiyai Haji Ahmad Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan
Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat
Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang
bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam
yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist.
Berdasarkan itu kami ingin menggali lebih dalam tentang Muhammadiyah yang satu-
satunya menjadi organisasi masa islam yang modern tanpa mengesampingkan ajaran islam
itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang berdirinya muhammadiyah berdirinya
muhammadiyah
2. Apa saja faktor yang melatar belakangi berdirinya muhammadiyah
3. Apa asas dan tujuan berdirinya muhammadiyah
4. Apa visi dan misi muhammadiyah
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan berdirinya muhammadiyah
2. Mengetahui faktor-faktor berdirinya muhammadiyah
3. Mengetahui asas dan tujuan muhammadiyah
4. Mengetahui visi dan misi muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari
kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi berarti
gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-Qur’an dan
as-Sunnah. Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M)
merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan
Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan perintisan atau kepeloporan
pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia.
Berdirinya Muhammadiyah dilatar belakangi oleh keprihatinan KH. Ahmad dahlan
terhadap umat islam Indonesia yang tertindas oleh penjajahan belanda yang mengakibatkan
kondisi pendidikannya mengalami stagnan.
Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia, sebagai
bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal
bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di
indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam,
terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk
kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi pilihan mutlak
bagi umat islam Indonesia.
Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai efek domino dari imperalisme Eropa ke dunia
timur yang mayoritas beragama islam. Proyek kristenisasi satu paket dengan proyek
imperialalisme dan modernisasi bangsa Eropa, selain keinginan untuk memperluas daerah
koloni untuk memasarkan produk-produk hasil refolusi industeri yang melada erofa.
Imperialisme Eropa tidak hanya membonceng gerilya gerejawan dan para penginjil untuk
menyampaikan ’ajaran jesus’ untuk menyapa umat manusia diseluruh dunia untuk
’mengikuti’ ajaran jesus. Tetapi juga membawa angin modernisasi yang sedang melanda
erofa. Modernisasi yang terhembus melalui model pendidikan barat (belanda) di indonesia
mengusung paham-paham yang melahirkan moernisasi eropa, seperti sekularisme,
individualisme, liberalisme dan rasionalisme. Jika penetrasi itu tidak dihentikan maka akan
terlahir generasi baru islam yang rasional tetapi liberal dan sekuler.
b. Faktor Obyektif
Ada beberapa sebab yang bersifat obyektif yang melatar belakangi berdirinya
Muhammadiyah, yang sebagian dapat dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu faktor-
faktor penyebab yang muncul di tengah tengah kehidupan masyarakat Islam Indonesia, dan
sebagainya dapat dimasukkan ke dalam faktor eksternal, yaitu faktor-faktor penyebab yang
ada di luar tubuh masyarakat Islam Indonesia.
1) Faktor objektif yang bersifat internal
Faktor obyektif yang bersifat internal melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah adalah:
a) Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-Qur'an dan As-Sunnah
sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagaian besar umat Islam Indonesia. Hal ini
disebabkan sebelum Islam masuk di Indonesia, masyarakat Indonesia telah memeluk
agama Hindu dan Budha, Animisme dan Dinamisme. Oleh karena itu, peninggalan
agama Hindu dan Budha yang dianut oleh nenek moyangnya dahulu masih begitu
terasa dan terlihat dalam kehidupan umat Islam Indonesia.
b) Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi
yang siap mengemban misi selaku "Khalifah Allah di atas bumi". Pada awal abad 19
di Indonesia tedapat dualisme sistem pendidikan yang masing masing berdiri sendiri
dan tidak memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya. Pertama, sistem
pendidikan pesantren yang menitik beratkan materi pelajarannya pada bidang
keagamaan saja dalam arti sempit yang hanya mempelajari kitab-kitab klasik, seperti
nahwu dan sarf, fikik, ushul fikih, hadits, tafsir, tauhid, taSAWuf, tarikh dan
sebagainya. Sedang sistem pendidikan yang kedua, sistem pendidikan barat yang
menitik beratkan pelajarannya pada pengetahuan dan keterampilan duniawi, sering
pendidikan umum.
Karena ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu keduniaan ini sangat penting, maka
KHA. Dahlan memadukan kedua sistem pendidikan tersebut, yakni penggabungan
dari sitem pendidikan pesantren dan sistem pendidikan barat, yang disebut sistem
pendidikan Madrasah.
Dalam perspektif sejarah, madrasah dalam khazanah kehidupan manusia Indonesia
merupakan fenomena budaya yang telah berusia satu abad lebih. Bahkan, bukan suatu
yang berlebihan, madrasah telah telah menjadi salah satu wujud identitas budaya
Indonesia yang dengan sendirinya menjalani proses sosialisasi yang relatif intensif.
Indikasinya adalah kenyataan bahwa wujud identitas budaya ini telah diakui dan
diterima kehadirannya.
2) Faktor obyektif yang bersifat eksternal yaitu:
a) Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Sebagaimana halnya bangsa-bangsa penjajah Eropa lainnya, ketika masuk ke
Indonesia, bangsa Belanda juga mempunyai misi sama, yang terkenal dengan panji-
panji tiga G, yaitu: Glory (menang), Gold (emas/kekayaan), dan Gospel (penyebaran).