Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PPMDI

Tentang

Pembaharuan Dan Pemikiran Islam Melalui Gerakan MUHAMMADIYAH

Disusun Oleh :

1. Fitria Rahmdhani 219. 021

2.zulhaji

DOSEN PEMBIMBING

NAZARUDDIN,S.AG.,M.PD

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

YAYASAN DAKWAH ISLAMIYAH ( YDI)

LUBUK SIKAPING

2021 M / 1442 H 
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjtkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul
“Pembaharuan Dan Pemikiran Islam Melalui Gerakan Muhammadiyah”. Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PPMDI. Selain itu, untuk
menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang
kami susun. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan
makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammadiyah sebuah organisasi yang dibentuk dengan nama yang berhubungan dengan
nama Nabi terakhir Muhammad Saw. berdasarkan nama itu diharapkan setiap anggota
Muhammadiyah dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat dapat menyesuaikan diri
dengan pribadi Nabi Muhammad Saw. dan Muhammadiyah menjadi organisasi akhir zaman.
Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912
Masehi atau 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah merupakan alternatif dan jawaban dari berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Masalah utama
yang dihadapi pada awal kelahirannya, antara lain, meringkuk di bawah cengkraman
penjajahan kolonial Belanda, kemudian hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan serta
kebodohan. Demikianlah Muhammadiyah didirikan. Organisasi ini mempunyai tujuan
maksud “menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad s.a.w. kepada penduduk
bumiputera” dan “memajukan hal agama Islam kepada anggota- anggotanya”. Untuk
mencapai ini organisasi itu bermaksud mendidikan lembaga- lembaga pendidikan,
mengadakan rapat-rapat dan tabligh di mana dibicarakan masalah-masalah Islam,
mendirikan wakaf dan masjid-masjid serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat-
surat kabar dan majalah-majalah. Selanjutnya, pada umat Islam terlihat ketidakmurnian
amalan Islam, meluasnya pengaruh kristenisasi, sementara lembaga pendidikan yang
dimiliki umat Islam yang akan mencerdaskan kehidupan bangsa sangat terbatas dan belum
mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku khalifah Allah di muka
bumi. Pada waktu itu, menurut Abuddin Nata sistem pendidikan ditandai dengan adanya
sistem pendidikan yang dikotomis antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Di satu
segi terdapat pendidikan agama tanpa mengajarkan pengetahuan umum, dan di satu sisi
terdapat pendidikan umum yang tidak mengajarkan agama.

B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam penulisan makalah ini, penulis menfokuskan pada pembahasan
tertentu yang penulis rumuskan ke dalam empat pertanyaan berikut ini:

1. Apakah arti Muhammadiyah?

2. Bagaimanakah latar belakang berdirinya Muhammadiyah?

3. Bagaimanakah bentuk dan maksud lambang Muhammadiyah?

4. Bagaimanakah perkembangan Muhammadiyah?

C. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah
ini, yaitu berikut ini:

1. Untuk mengetahui arti Muhammadiyah.

2. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Muhammadiyah.

3. Untuk mengetahui bentuk dan maksud lambang Muhammadiyah.

4. Untuk mengetahui perkembangan Muhammadiyah secara garis besar.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Tokoh Tokoh Pendiri Muhammadiyah.

Tokoh Pendiri Muhammadiyah Pendiri Muhammadiyah adalah KHA. Dahlan. Ia lahir di


Kampung Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1868 M dengan nama Muhammadiyah Darwis.
Ayahnya adalah KH. Abubakar, seorang khatib Masjid besar Kesultanan Yogyakarta, yang
apabila dilacak silsilahnya sampai kepada Maulana Malik Ibrahim. Ibunya bernama Siti Aminah,
putri KH. Ibrahim, Penghulu kesultanan Yogyakarta. Jadi Muhammad Darwis itu dari pihak
ayah maupun ibunya adalah keturunan ulama. Di masyarakat Kauman khususnya ada pendapat
umum bahwa barang siapa yang memasuki sekolah Gubernemen dianggap kafir atau Kristen.
Oleh karena itu ketika menginjak usia sekolah Muhammad Darwis tidak disekolahkan melainkan
diasuh dan dididik mengaji Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama Islam oleh ayahnya sendiri di
rumah.1 Pada usia delapan tahun ia telah lancar membaca Al-Qur’an hingga khatam. Selanjutnya
ia belajar Fiqih kepada KH. Muhammad Shaleh, dan Nahwu kepada KH. Muhsin. Keduanya
adalah kakak ipar Muhammad Darwis sendiri. Ia juga berguru kepada KH. Muhammad Nur dan
KH. Abdul Hamid dan berbagai ilmu. Pada tahun 1889 M ia dikawinkan dengan Siti Walidah,
putri KH. Muhammad Fadil, kepada penghulu kesultanan Yogyakarta, (Sudjak, Muhammadiyah
dan Pendirinya, 1989:2). Jadi Siti Walidah itu masih saudara sepupu Muhammad Darwis. B. Arti
Muhammadiyah Persyarikatan Muhammadiyah sudah dikenal luas sejak beberapa puluh tahun
yang lalu, baik oleh masyarakat internasional, khususnya oleh masyarakat Alam Islamy. Nama
Muhammadiyah sudah sangat akrab di telinga masyarakat umum sekarang ini. Adapun arti
Muhammadiyah dapat dilihat dari dua segi yaitu arti bahasa atau etimologis, dan arti istilah atau
terminologis.

Arti Bahasa (Etimologis) Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab "Muhammad", yaitu
nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan "ya" nisbiyah, yang artinya
menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti "umat Muhammad saw." atau "pengikut Muhammad
saw.", yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad saw.
adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
1
(Djarnawati Hadikusumo, hal. 74)
Arti Istilah (Terminologi) Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah
amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan sunah, didirikan
oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijah 1330 H, bertepatan 18 November 1912
Miladiyah di kota Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan
maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan
Rasulullah saw. dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata
demi terwujudnya 'Izzul Islam wal muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan
hidup umat Islam sebagai realita

B. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

1) Faktor Subyektif Faktor Subyektif yang sangat kuat, bahkan dikatakan sbagai faktor utama
dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman KHA.
Dahlan terhadap Al Qur'an dalam menelaah, membahas dan meneliti dan mengkaji kandungan
isinya. Sikap KHA. Dahlan seperti ini sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah
sebagaimana yang tersimpul dalam dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat MUhammad ayat 24
yaitu melakukan taddabur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian terhadap
apa yang tersirat dalam ayat. Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan KHA. Dahlan ketika
menatap surat Ali Imran ayat 104 : "Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang munkar,
merekalah orang- orang yang beruntung ". Memahami seruan diatas, KHA. Dahlan tergerak
hatinya untuk membangan sebuah perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan
rapi yang tugasnya berkhidmad pada melaksanakan misi dakwah Islam amar Makruf Nahi
Munkar di tengah masyarakat luas.

2) Faktor Obyektif Ada beberapa sebab yang bersifat objektif yang melatarbelakangi berdirinya
Muhammadiyah, yang sebagian dapat dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu faktor-faktor
penyebab yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam Indonesia, dan
sebagiannya dapat dimasukkan ke dalam faktor eksternal, yaitu faktor-faktor penyebab yang ada
di luar tubuh masyarakat Islam Indonesia

Faktor obyektif yang bersifat internal


l 1. Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-Quran dan as- Sunnah sebagai
satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia.

2. Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap
mengemban misi selaku ”Khalifah Allah di atas bumi” Faktor obyektif yang bersifat eksternal 1.
Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia. 2.
Penetrasi Bangsa-bangsa Eropa, terutama Bangsa Belanda ke Indonesia.

3. Pengaruh dari Gerakan Pembaharuan dalam dunia Islam

C. Lambang Muhammadiyah

1) Bentuk Lambang Lambang persyarikatan berbentuk matahari yang memancarkan duabelas


sinar yang mengarah ke segala penjuru dengan sinarnya yang putih bersih bercahaya. Di tengah-
tengah matahari terdapat tulisan dengan huruf Arab : Muhammadiyah. Pada lingkaran yang
mengelilingi tulisan huruf Arab berwujud kalimat syahadat tauhid : asyhadu anal ila,ha illa Allah
(saya bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan kecuali Allah); di lingkaran sebelah atas dan pada
lingkaran bagian bawah tertulis kalimat syahadat Rasul : wa asyhadu anna Muhammaddar
Rasulullah (dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Seluruh Gambar matahari
dengan atributnya berwarna putih dan terletak di atas warna dasar hijau daun.

2) Maksud Lambang Muhammadiyah Matahari merupakan salah satu benda langit ciptaan
( Mahkluk ) Allah. Dalam sistem tatasurya, matahari menempati posisi sentral ( heliosentris )
yaitu menjadi titik pusat dari semua planet-planet lain. Matahari juga merupakan benda langit
yang dari dirinya sendiri memilikikekuatan dalam memancarkan sinar panas yang sangat
berguna bagi kehidupan biologissemua makhluk hidup yang ada diatas bumi. Dan tanpa panas
sinar matahari bumi akanmemebeku dan gelap gulita, sehingga semua makhluk hidup tidak
mungkin dapatmeneruskan kehidupannya. Muhammadiyah menggambarkan jati diri, gerak, serta
mamfaatnya sebagaimanamatahari. Kalau matahari menjadi penyebab lahiriyah berlangsungnya
kehidupan secara biologis bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi, maka muhammadiyah
juga akanmenjadi penyebab lahirnya, berlangsungnya kehidupan secara spiritual, rohaniah bagi
semuaorang yang mau menerima pancaran sinarnya yang berupa ajaran agama islam
sebagaimana yang termuat dalam Al-Qur”an dan as Sunnah. Ajaran islam yang hak dan lagi
sempurna itu semuanya berintikan dua kalimat syahadat.Dua belas sinar matahari yang
memancar ke seluruh penjuru mengibaratkan tekad dansemangat pantang menyerah dari warga
muhammadiyah dalam memperjuangkan islam ditengah- tengah masyarakat Indonesia sebagai
tekad dan semangat pantang mundur sertamenyerahkan dari kaum Hawary, yaitu sahat nabi Isa
as. yang jumlahnya ada dua belasorang. Karena tekad dan semangat telah teruji secara
meyakinkan maka Allah pun berkenanmengabadikan mereka dalam salah satu ayat Al-Qur”an,
yaitu surat As – Shaf ayat 14 : “Wahai sekalian orang yang beriman ! jadikanlah kalian
penolong-penolong (agama) Allah, sebagaimana ucapan Isa putra Maryam kepada kaum
Hawary: “Siapa yang bersedia menolongku (semata-mata untuk menegakkan agama Allah), lalu
segolongan Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir: maka kami berikan kekuatan
kepada orang- orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, maka jadilah mereka orang-
orang yang menang”

D. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah Maksud dan tujuan Muhammadiyah


sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Menegakkan, Yaitu membuat dan mengupayakan agar tetap tegak dan tidak condong apalagi
roboh; yang semua itu dapat terealisasikan manakah sesuatu yang ditegakkan tersebut diletakkan
di atas fondasi, landasan, atau asas yang kokoh dan solid, dipegang erat-erat, dipertahankan,
dibela serta diperjuangkan dengan penuh konsekuen.

b. Menjunjung Tinggi Yaitu membawa atau menjunjung di atas segala-galanya, mengindahkan


serta menghormatinya.

c. Agama Islam Yaitu Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam,
Nuh, Ibrahim, Musa, Isa sampai kepada Nabi penutup Muhammad Saw. sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang zaman, serta menjamin kesejahteraan hakiki
duniawi maupun ukhrawi d. Terwujud Yaitu menjadi satu kenyataan akan adanya atau
wujudnya. e. Masyarakat Utama Yaitu masyarakat yang senantiasa mengejar keutamaan dan
kemaslahatan untuk kepentingan hidup umat manusia, masyarakat yang selalu bersikap takzim
terhadap Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, mengindahkan dengan penuh keikhlasan terhadap
ajaran-ajaran-Nya, serta menaruh hormat terhadap sesama manusia selaku makhluk Allah yang
memiliki martabat absanu taqwim. f. Adil dan Makmur Yaitu suatu kondisi masyarakat yang
didalamnya terpenuhi dua kebutuhan hidup yang pokok.

Dengan ringkasan di atas dan dengan kata lain, bahwa maksud dan tujuan muhammadiyah
ialah: “Membangun, memelihara dan memegang teguh agama Islam dengan rasa ketaatan
melebihi ajaran dan faham-faham lainnya, untuk mendapatkan suatu kehidupan dalam diri,
keluarga dan masyarakat yang sungguh adil, makmur, bahagia-sejahtera, aman-sejahtera, lahir
dan batin dalam naungan dan ridho Allah Swt

E. Perkembangan Muhammadiyah Secara garis besar perkembangan Muhammadiyah


dapat dibedakan menjadi:

1. Perkembangan secara vertikal Yaitu perkembangan dan perluasan gerakan Muhammadiyah


keseluruh penjuru tanah air, berupa berdirinya wilayah-wilayah ditiap-tiap provinsi, daerah-
daerah di tiap-tiap kabupaten kotamadya, cabang-cabang dan ranting-ranting serta jumlah
anggota yang bertebaran dimana-mana.

2. Perkembangan secara horizontal Yaitu perkembangan dan perlunasan amal usaha


Muhammadiyah, yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Hal ini dengan pertimbangan karena
bertambah luas serta banyaknya hal-hal yang harus diusahakan oleh Muhammadiyah, sesuai
dengan maksud dan tujuannya. Maka dibentuklah kesatuan-kesatuan kerja yang berkedudukan
sebagai badan pembantu pimpinan persyarikatan. Kesatuan- kesatuan kerja tersebut berupa
majelis-majelis dan badan-badan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pembahasa di atas penulis hanya dapat memberikan kesimpulan bahwa
Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912
Masehi atau 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah merupakan alternatif dan jawaban dari berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Masalah utama
yang dihadapi pada awal kelahirannya, antara lain, meringkuk di bawah cengkraman
penjajahan kolonial Belanda, kemudian hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan serta
kebodohan. Maksud dan tujuan muhammadiyah ialah: “Membangun, memelihara dan
memegang teguh agama Islam dengan rasa ketaatan melebihi ajaran dan faham- faham
lainnya, untuk mendapatkan suatu kehidupan dalam diri, keluarga dan masyarakat yang
sungguh adil, makmur, bahagia-sejahtera, aman-sejahtera, lahir dan batin dalam naungan
dan ridho Allah Swt. B. Saran Setelah penulis gali, kaji dan simpulkan maka penulis hanya
dapat memberikan sarah bahwa karena Muhammadiyah bergerak dalam bidang nahi
mungkar, maka lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak boleh terlepas sifat gerakan yang
telah dirumuskan dalam “Kepribadian Muhammadiyah” dan hakikat Muhammadiyah
sebagai gerakan islam dan dakwa amar ma’ruf nahi mungkar harus diterjemahkan kedalam
pendidikan sekolah Muhammadiyah tersebut. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Amin...
DAFTAR PUSTAKA

http://www.muhammadiyah.or.id http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah
http://dahlanbersabar.blogspot.com/2011/02/27makalah-latar-belakang- berdirinya.html
http://ervan1420.wordpress.com/2012/12/29/makalah-kemuhammadiyahan/
http://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/14/sejarah-berdirinya-muhammadiyah- di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai