Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Tanpa belajar seseorang tidak akan mengerti bagaimana menjalani hidup,
dan tidak akan mengerti bagaimana memaknai hidup dengan baik, seiring dengan
kebutuhan individu yang selalu belajar. Untuk menangkap isi dan bahan belajar,
maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada tiga ranah
yaitu, pertama ranah kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan
pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua ranah afektif yaitu kemampuan
yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan
penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap,
organisasi dan pembentukan pola hidup. Ketiga ranah psikomotorik yaitu
kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuain pola
gerakan dan kreatifitas (Kompri, 2017 : 2).
Secara garis besar, proses belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi 2 faktor yaitu faktor fisiologis
yaitu jasmani siswa dan faktor psikologis yaitu kecerdasan, motivasi, minat, sikap,
dan bakat. Faktor eksternal meliputi lingkungan alamiah dan lingkungan sosial
budaya, sedangkan lingkungan non sosial yaitu kurikulum, program, fasilitas belajar
dan guru.
Kehidupan dan pertumbuhan manusia senantiasa dipenuhi dengan kegiatan
belajar, karenanya banyak hal yang dapat kita kuasai melalui proses belajar. Salah
satu caranya, yaitu dengan membaca. Membaca merupakan bagian dari keterampilan
berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan
membaca adalah keterampilan dasar bagi siswa, yang harus mereka kuasai agar
dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

1
2

Kemampuan membaca akan sangat berpengaruh pada keberhasilan mahasiawa


dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Perintah membaca merupakan kalimatillah, ucapan Allah utama yang


diturunkan sebagai wahyu pertama.. Hikmah membaca sebagai perintah paling
berharga dari Allah kepada umat manusia, karena membaca merupakan jalan
membuka pintu perubahan peradapan manusia dan akan mampu menghantarkan
manusia mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. Perintah ini jelas termaktub
dalam firman Allah SWT Q.S Al-Alaq (96) : 1-5
          
         
   
”(1), Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2), Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. (3), Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, (4), yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5), Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S Al-Alaq (96): 1-5)

Ayat di atas menjelaskan bahwa membaca adalah kunci untuk mendapatkan


ilmu pengetahuan. Dalam surat Al-Alaq (96) : 1-5 tersebut diperintahkan membaca
yang ditulis berulang-ulang. Pengulangan kata ini mengandung arti yang lebih luas
dari membaca yakni belajar tentang apa saja yang tidak ketahui. Oleh karena itu
dengan memiliki minat dan kebiasaan membaca, selain otak berkembang juga akan
memiliki attitude yang baik, disinilah pentingnya membaca dengan minat yang lebih
besar dan kuat. Dengan membaca juga dapat berfikir rasional dan memiliki wawasan
yang lebih luas serta lebih dapat mengendalikan diri. Dalam bahasa lain kebiasaan
membaca akan memperkaya diri seseorang untuk menyiapkannya menjadi manusia
yang lebih berkualitas (Ismawati, Jurnal Pendidikan, 2011).
Membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa
dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Artinya, mahasiswa akan dapat
memahami materi pada semua mata pelajaran yang mereka ikuti dengan kegiatan
membaca. Keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan mereka membaca. Mengingat pentingnya kemampuan
membaca dalam pembelajaran, maka untuk mencapai kemampuan membaca yang
baik perlu memiliki kebiasaan membaca yang baik pula.

2
Kebiasaan membaca merupakan perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa
secara berulang-ulang dari waktu ke waktu secara otomatis. Artinya, kebiasaan
membaca akan terbentuk apabila dilakukan berulang-ulang sepanjang hidup
mahasiswa dan dengan menggunakan cara tertentu secara teratur, disiplin dan
konsentrasi sehingga terbentuk perilaku terbiasa melakukannya.
Tampubolon (2008: 228) menyatakan bahwa kebiasaan membaca merupakan
kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang dan telah
membudaya dalam masyarakat sehingga menjadi kebiasaan membaca. Artinya,
kebiasaan membaca bukanlah bakat alamiah yang tumbuh secara otomatis,
melainkan harus dilatih secara rutin dan berkesinambungan sehingga perlu
ditumbuhkan sejak dini kepada siswa.
Kebiasaan membaca yang efisien memiliki arti penting dalam meningkatkan
hasil belajar. Hasil belajar merupakan suatu pencapaian kemampuan yang diperoleh
seseorang setelah mengikuti proses belajar-mengajar. Hasil belajar dapat dilihat dari
nilai kognitif (nilai tes siswa), lembar penilaian afektif, dan psikomotor. Sehubungan
dengan itu, Nasution (2004: 25) mengemukakan bahwa hasil belajar tersebut adalah
suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar bukan saja perubahan
mengenai pengetahuan, tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap
pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Salah satu hukum primer dari teori koneksionisme tentang belajar yang
dikemukakan Thorndike (dalam Syah, 2005 : 105) menyatakan bahwa jika suatu
perilaku memperoleh penguatan atau disertai suatu keadaan yang menyenangkan,
maka perilaku itu cenderung untuk diulangi. Pembentukan kebiasaan membaca
berkaitan dengan teori belajar Thorndike mengenai hukum latihan yaitu law of use
dan law of disue. Hilgard dan Bower (dalam Syah, 2005 : 106) menyatakan bahwa
jika perilaku sering dilatih atau digunakan maka eksistensi perilaku tersebut akan
semakin kuat ( law of use ). Sebaliknya, jika perilaku tadi tidak sering dilatih atau
digunakan maka ia akan terlupakan atau sekurang-kurangnya akan menurun ( law of
diuse).
Pengulangan perilaku secara terus menerus yang disertai penguatan atau
kondisi yang menyenangkan secara langsung maka perilaku itu menjadi kebiasaan.

3
Kebiasaan memiliki arti penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mengembangkan diri menjadi
pelajar yang baik.
Menurut Hadiwinarto (2009: 53) cara pengembangan diri yang baik dapat
ditempuh dengan sikap positif terhadap tugas-tugas yang dipelajari, pengembangan
kebiasaan yang baik dan teknik belajar. Dari pendapat tersebut maka dapat diartikan
bahwa hasil yang baik dapat diperoleh melalui salah satu cara yaitu pengembangan
kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca merupakan
kegiatan membaca yang dilakukan oleh siswa secara terus menerus dengan
menggunakan cara tertentu secara teratur, disiplin, dan konsentrasi sehingga
terbentuk perilaku terbiasa melakukannya.
Rendahnya hasil belajar mahasiswa tidak hanya disebabkan oleh
ketidakmampuannya mengikuti pelajaran, melainkan oleh kemalasannya belajar
mandiri. Seperti diketahui bahwa membaca merupakan cara yang paling efektif
untuk belajar mandiri. Artinya, dengan memiliki kebiasaan belajar mandiri siswa
akan termotivasi untuk memahami suatu pelajaran. Hal ini sangat berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa (Resnani & Refni Agustina, 2019 : 201).
Berdasarkan teori di atas bahwasanya kebiasaan membaca bisa
mempengaruhi hasil belajar, dalam hal ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil
belajar mahasiswa dalam mata pelajaran Tafsir tarbawi di STAI YDI Lubuk
Sikaping, Pasaman. Seberapa jauhkan mahasiswa dapat mencapai nilai pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Indikasi hasil belajar itu dapat di lihat dari nilai
UTS.
Sebagian besar dari mahasiswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan
mengaku bahwa mereka kebanyakan malas membaca ketika belajar maupun sebelum
ujian, karena menurut mereka membaca itu sesuatu yang membosankan. Ketika guru
yang bersangkutan menyuruh mereka membaca materi sebelum pelajaran dimulai
mereka kebanyakan lebih suka berbicara dengan temannya dan mengerjakan sesuatu
yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran saat itu
Berdasarkan hasil pengamatan awal di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
yang memiliki kebiasaan membaca berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Hal ini

4
karena anak dapat memperoleh pengetahuan dan dapat memahami pelajaran yang
diajarkan oleh guru. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Korelasi Kebiasaan Membaca Tafsir dengan Hasil Belajar Mahasiswa
pada Mata Kuliah Tasir Tarbawi di Lubuk Sikaping, Pasaman”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Minimnya kebiasaan membaca tafsir siswa di STAI YDI Lubuk Sikaping,
Pasaman.
2. Banyaknya mahasiswa yang mengatakan bahwa membaca merupakan suatu hal
yang membosankan.
3. Rendahnya hasil belajar mahasiswa yang tidak memiliki kebiasaan membaca
tafsir di STAI YDI Lubuk Sikaping, Pasaman.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka batasan
masalah dalam penelitian ini, yaitu korelasi antara kebiasaan membaca dengan hasil
belajar siswa pada mata kuliah Tafsir Tarbawi di STAI YDI Lubuk Sikaping,
Pasaman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Seberapa baik kebiasaan membaca mahasiswa pada mata kuliah Tafsir Tarbawi
di STAI YDI Lubuk Sikaping.
2. Seberapa baik hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Tafsir Tarbawi di STAI
YDI Lubuk Sikaping.
3. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kebiasaan membaca tafsir
dengan hasil belajar mahasiswa pada mata pelajaran kuliah Tafsir Tarbawi di
STAI YDI Lubuk Sikaping, Pasaman.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu :

5
1. Untuk mengetahui seberapa baik kebiasaan membaca mahasiswa pada mata
kuliah tafsir tarbawi di STAI YDI Lubuk Sikaping.
2. Untuk mengetahui seberapa baik hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah tafsir
tarbawi di STAI YDI Lubuk Sikaping.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kebiasaan
membaca tafsir dengan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah tafsir tarbawi di
STAI YDI Lubuk Sikaping, Pasaman.
F. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian
1. Adapun manfaat dalam penelitian terbagi atas dua hal yaitu :
a. Manfaat teoritis, yaitu manfaat untuk mengembangkan ilmu. Manfaat teoritis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Menambah wawasan bagi penulis tentang penelitian dan teori-teori
yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini
2) Sebagai bentuk partisipasi peneliti terhadap dunia pendidikan
3) Dapat dijadikan sebagai bekal untuk mengajar dimasa yang akan datang
b. Manfaat praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah
yang ada pada objek yang akan diteliti. Maka manfaat penelitian secara
praktis adalah :
1) Mendorong guru untuk lebih semangat dalam memotivasi mahasiswa
untuk rajin membaca buku, entah itu buku tafsir tarbawi ataupun buku
yang lain.
2) Memotivasi mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar dengan cara
melatih kebiasaan membaca tafsir.

2. Luaran Penelitian
a. Penelitian ini akan diterbitkan dijurnal ilmiah jurusan PAI
b. Penelitian ini akan dijadikan bahan baca di perpustakaan STAI YDI .

6
7

Anda mungkin juga menyukai