Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

METODE BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampuh oleh
Fida Pangesti, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Andhita Imtiyas
201610230311021

PSIKOLOGI A
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Desember, 2016
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 2
1.2 Rumusa Masalah ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II Pembahasan ....................................................................................... 4
2.1 Hakikat Belajar........................................................................................... 5
2.2 Metode Belajar yang Efektiif ..................................................................... 5
2.3 Proses Belajar yang Efektif ....................................................................... 7
BAB III Penutup ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10
LAMPIRAN ................................................................................................... 11

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mendengar kata belajar tentu sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Secara
umum, kegiatan belajar adalah salah satu proses kegiatan dari yang awalnya tidak
tahu apa-apa menjadi tahu. Menurut King (2010: 347), belajar merupakan sebuah
perubahan perilaku yang relatif menetap yang muncul melalui pengalaman. Belajar
terjadi karena adanya akibat antara interaksi antara respon dan stimulus yang ada.
Belajar selalu berhubungan dengan yang namanya sekolah. Sekolah
diibaratkan sebagai sumber ilmu, padahal belajar tidak mengenal tempat dan waktu.
Ribuan anak di Indonesia mengalami putus sekolah karena tidak adanya biaya
sekolah dan kurang adanya motivasi dari dirinya sendiri, ini membuat mereka malas
untuk belajar dan akhirnya membuat mereka putus sekolah. Pemerintah Indonesia
selalu membuat kurikulum-kurikulum baru agar siswa menjadi semangat untuk
belajar di sekolah.
Pemilihan metode dalam belajar merupakan kunci sukses dari seorang
individu dalam belajar. Salah satu metode dalam belajar yaitu metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Metode ini dikembangkan oleh Francis
P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R bertujuan
agar individu terbekali dengan suatu pendekatan yang terstruktur dalam membaca
serta menjadikan individu lebih memahami materi yang dibaca.
Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional telah mencanangkan
wajib belajar selama 9 tahun pada jenjang pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan menengah pertama. Ini dilakukan pemerintah agar anak-anak Indonesia
mau belajar karena anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting
dalam membangun bangsa dan negara, dimana mereka merupakan generasi penerus

2
bangsa. Generasi penerus bangsa diharapkan menjadi generasi yang berkualitas
yang lebih baik dari sebelumya.
Menurut Anzi (dalam Latipah, 2010), prestasi akademik merupakan salah
satu tolok ukur dari keberhasilan seseorang dalam dunia akademik. Prestasi
diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Prestasi menjadi faktor penting dalam
belajar karena jika individu mendapatkan prestasi, mereka akan sangat termotivasi
dan menjadi lebih giat lagi dalam belajar. Prestasi akan tercapai dengan
mengandalkan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual, serta ketahanan
diri seorang individu dalam menghadapi situasi atau aspek kehidupan.
Dengan demikian dalam belajar terdapat metode yang dapat mempengaruhi
prestasi. Metode yang baik akan memudahkan individu di dalam belajar sehingga
membuat mereka menjadi berprestasi. Prestasi bisa dicapai jika individu mau untuk
belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang menyangkut
pembahasan mengenai metode belajar untuk mengingkatkan prestasi adalah
sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan belajar?
2. Bagaimana metode belajar yang efektif?
3. Bagaimana proses belajar yang efektif untuk meningkatkan prestasi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendefinisikan hakikat belajar.
2. Untuk menjelaskan metode belajar yang efektif.
3. Untuk menjelaskan proses belajar yang efektif.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Belajar


Belajar adalah key term atau istilah kunci yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan, sesungguhnya tak pernah ada pendidikan(Syah, 2007: 94). Tanpa
adanya belajar bisa dipastikan di Indonesia tidak adanya pendidikan. Sebagai suatu
proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin
ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi
perkembangan dan psikologi belajar.
Belajar memiliki definisi yang sangat banyak. Menurut King (2010: 347),
belajar merupakan sebuah perubahan perilaku yang relatif menetap yang muncul
melalui pengalaman. Belajar berakibat pada perubahan dalam seluruh aspek
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya(Slameto, 2003: 2). Sejalan dengan Slameto,
Purwanto (dalam Syah, 2003: 85) dalam bukunya Psikologi Pendidikan,
mengemukakan belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan karena
belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan,
kecakapan maupun sikap. Menurut Latipah (2010: 114) Belajar merupakan sebuah
proses yang terdiri atas masukan (input), proses (process), dan keluaran (output).
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan(Hakim, 2005: 1).
Belajar semestinya harus bermakna. Agar bermakna, belajar tidak cukup
dengan hanya mendengar dan melihat tetapi harus melakukan aktivitas seperti
membaca, bertanya, menjawab, berkomentar, mengerjakan, mengkomunikasikan,
diskusi(Erman, 2008: 8). Ini menjadikan individu ikut aktif di dalam proses belajar,
tidak hanya mengandalkan pengajar yang menarangkan. Sedangkan tujuan yang
diharapkan dari suatu pembelajaran tiada lain berkisar pada analisis tentang
bagaimana cara menghilangkan kesenjangan antara perilaku yang ada sekarang

4
dengan perilaku yang diharapkan di masa yang akan datang setelah pembelajaran
itu selesai dilaksanakan(Yasin, 2012: 3).
Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses perubahan yang dialami
oleh individu dan relatif menetap. Belajar disebabkan oleh faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal seperti lingkungan dan faktor internal seperti faktor fisik
maupun psikis seorang individu.

2.2 Metode Belajar yang Efektif


Di dalam belajar terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Metode
ini diharapkan dapat menghasilkan suatu perubahan yang diinginkan. Dengan
adanya metode ini, individu dikhususkan dapat mengetahui bagaimana caranya
untuk mempelajari teks yang panjang seperti yang terdapat dalam buku.
Belakangan ini, membaca merupakan sesuatu yang ditakutkan oleh kalangan
pelajar. Mereka merasa malas dan bosan jika harus membaca buku. Untuk itu ada
ragam metode belajar yang dapat digunakan individu agar mendjadi fokus saat
belajar.
Maka dari itu penting adanya metode-metode pembelajaran yang bervariasi
untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami. Permasalahan yang
dialami individu dalam pemahaman membaca perlu dicarikan solusinya, salah
satunya dengan menggunakan metode belajar yang efektif. Metode belajar yang
efektif ini yaitu metode SQ3R dan metode PQ4R.
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan metode
yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika
Serikat. Metode SQ3R bertujuan agar individu terbekali dengan suatu pendekatan
yang terstruktur dalam membaca serta menjadikan individu lebih memahami materi
yang dibaca. Tidak semua individu merasa mengerti dengan materi yang telah
dibaca. Banyak individu yang sudah membaca tapi tidak mengerti tujuan dari
bacaan yang telah dibaca, ini membuat individu harus mengulangi membacanya
lagi dan ini sangat tidak efisien. Untuk itu, metode SQ3R sangat membantu individu
dalam membaca untuk mendukung belajar. Metode SQ3R bersifat praktis dan dapat
diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.

5
Dalam membaca, diperlukan konsentrasi yang lebih dan juga diperlukan
perpaduan kemampuan motorik dengan kemampuan kognitif serta diperlukan
waktu yang relatif singkat guna memperoleh informasi yang ada dalam bacaan baik
yang tersirat maupun yang tersurat(Setia, 2012). Selain itu keterampilan dalam
membaca juga sangat dibutuhkan. Keterampilan memilih isi bacaan yang dibaca
harus sesuai dengan tujuan, yang ada relevansinya dengan pembaca tanpa
membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang diperlukan.
Pada metode SQ3R terdapat survey, question, read, recite, review. Survey,
memiliki arti memeriksa atau mengidentifikasi, maksudnya adalah di dalam
membaca individu harus memeriksa dan mengeidentifikasi seluruh teks yang ada,
jika ada kalimat yang tidak tahu bisa ditulis. Question, memiliki arti pertanyaan,
makudnya individu setelah menulis kata yang tidak dimengerti bisa membuat
pertanyaan mengenai apa yang belum dipahami. Read, memiliki arti membaca,
maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban-jawaban dari
pertanyaan yang telah dibuat. Membaca dalam hal ini difokuskan pada paragraf-
paragraf yang sekiranya terdapat jawaban dari pertanyaan tadi. Recite, memiliki
artian membawakan; mendeklamasikan, maksudnya disini individu setelah
menemukan jawaban tadi harus menghafal jawaban yang telah ditemukan sehingga
individu dapat mengingat dan mengerti. Review, memiliki arti meninjau,
maksudnya individu pada tahap ini meninjau ulang jawaban atas pertanyaan yang
telah dibuat.
Menurut Syah(2007: 142), metode SQ3R memiliki hasil yang memuaskan
dibandingkan dengan metode biasa. Pada metode ini individu menjadi pembaca
aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang
tersirat di dalam teks. Dengan metode pembelajaran ini individu menjadi hemat dan
efisien dalam waktu, karena individu tidak lagi membaca berulang-ulang teksnya.
Metode belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
merupakan metode ciptaan Thomas dan Robinson (1972). Menurut Anderson
(dalam Syah, 2003: 211), pada hakikatnya merupakan penimbul pertanyaan dan
tanya-jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi
secara lebih mendalam dan luas. Metode belajar PQ4R sebenarnya sama seperti
metode PQ3R. Hanya saja pada PQ4R ada tambahan Reflect yang memiki arti

6
merefleksi, maksudnya adalah pada tahapan ini individu setelah membaca (read)
diharapkan merefleksikan atau mengenang secara mendalam maksud artian dari
kalimat yang dibacanya.
Dengan demikian di dalam belajar terdapat metode yang efektif yaitu
metode belajar PQ3R dan metode belajar PQ4R. Hasil belajar individu dengan
menggunakan metode ini lebih memuaskan dibanding metode biasa karena pada
metode ini individu menjadi pembaca aktif atau tidak sekedar membaca cepat tetapi
tidak mengerti maksudnya. Individu juga langsung tearah pada intisari atau
kandungan-kandungan pokok yang tersirat.

2.3 Proses Belajar yang Efektif


Menurut Caplin (dalam Syah, 2003), proses adalah any change in any object
or organism, particularly a behavioral or psychological change (proses adalah
suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau
perubahan kejiwaan). Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau
langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga
tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber dalam Syah, 2003). Jadi, proses belajar dapat
diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang
terjadi dalam diri individu itu sendiri.
Menutut Wittig (dalam Syah, 2003) dalam bukunya Psychology of
Learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan.
1. Acquisition (tahap perolehan atau penerimaan informasi).
2. Storage (tahap penyimpanan informasi).
3. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi).
Menurut Bandura (dalam Syah , 2003), setiap proses belajar (dalam hal ini
belajar sosial menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa sebagai
berikut.
1. Tahap Perhatian (attentional phaseI);
Pada tahap ini, individu pada umumnya memusatkan perhatian pada obyek
materi atau perilaku model yang lebih menarik terutama karena keunikannya
dibandingkan dengan materi atau perilaku lain yang sebelumnya telah mereka
ketahui. Setiap individu memiliki ketertarikan yang berbeda-beda dalam

7
belajar. Untuk itu, individu memiliki cara yang berbeda-beda dalam belajar
seperti belajar dengan mendengarkan musik, belajar tanpa menggunakan
musik, belajar dengan jalan-jalan dan sebagainya.
2. Tahap Penyimpanan dan Ingatan (retention phase);
Informasi berupa materi dan contoh perilku model itu ditngkap, diproses dan
disimpan dalam memori.
3. Tahap Reproduksi (reproduction phase);
Pada tahap reproduksi, segala bayangan atau ciri mental (imagery) atau kode-
kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah
tersimpan dalam memori individu itu diproduksi kembali.
4. Tahap Motivasi (motivation Phase);
Pada tahap motivasi, proses terjadinya peristiwa atau perilaku belajar adalah
tahap penerimaan dorongan yang dapat berfungsi sebagai reinforcement,
penguatan atau motivasi bersemayamnya pada segala informasi dalam
memori setiap individu. Motivasi perlu diberikan dari orangtua atau guru
supaya individu merasa bangga dan semangat terhadap apa yang telah
dilakukan, ini membuat individu akan mempertahankan prestasi yang ada
atau bahkan menaikkan prestasinya.
Tahap-tahap diatas berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian
perilaku model dan berakhir dengan penampilan, respon atau kinerja
(performance) tertentu sebagai hasil atau perolehan belajar seorang siswa (Novi,
2014). Stimulus adalah hal-hal yang dapat merangsang terjadinya kegiatan
belajar, contohnya seperti pikiran dan perasaan. Sedangkan respon merupakan
hasil dari sebuah rangsangan tersebut, contohnya seperti gerakan atau tindakan.
Dengan demikian, proses belajar yang efektif melibatkan empat tahapan.
Empat tahapan tersebut diantarnya tahap perhatian, tahap penyimpanan dan
ingatan, dan tahap motivasi. Keempat tahapan ini harus saling berurutan agar
dicapainya proses belajar yang efektif. Proses belajar yang efektif juga bisa diraih
jika individu itu sendiri memiliki niatan untuk belajar.

8
BAB III
PENUTUP

Dalam pembelajaran yang semestinya harus melibatkan belajar, karena


dengan belajar individu menjadi tahu dan selanjutnya akan menjadi tahu dan hal
tersebut diharapkan akan konsisten. Belajar merupakan suatu proses perubahan
yang dialami oleh individu dan relatif menetap. Belajar disebabkan oleh faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal seperti lingkungan dan faktor internal
seperti faktor fisik maupun psikis seorang individu.
Pada belajar, terdapat banyak metode yang digunakan, akan tetapi metode
yang efeektif digunakan dalam belajar yaitu metode SQ3R dan PQ4R. Metode
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan metode yang
dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika
Serikat yang bertujuan agar individu terbekali dengan suatu pendekatan yang
terstruktur dalam membaca serta menjadikan individu lebih memahami materi yang
dibaca. Metode belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
merupakan metode ciptaan Thomas dan Robinson (1972) yang merupakan
penimbul pertanyaan dan tanya-jawab yang dapat mendorong pembaca teks
melakukan pengolahan materi secara lebih mendalam dan luas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Erman. 2008. “Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi


Siswa”. Jurnal Pendidikan dan Budaya, (online), 2(5): 1-31,
(http://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/educare/article/view/62), diakses 15
Desember 2016.
Hakim, Tursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Semarang: Niaga Swadaya.
King, Laura.A.2010.Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif Buku I.
Jakarta: Salemba Humaniora.
Latipah, Eva. 2010. “Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar:
Kajian Meta Analisis”. Jurnal psikologi, (online), 1(37): 110-129,
(http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=5&ved=0ahUKEwiZ
msnXyYTRAhXMOY8KHd9ACDkQFggtMAQ&url=https%3A%2F%2F
jurnal.ugm.ac.id%2Fjpsi%2Farticle%2Fdownload%2F7696%2F5962&usg
=AFQjCNHZhbi0kRMzV9Ta3haTQTE0bZ8j9g), diakses 21 Desember
2016.

Novi. 2014.Tahap-Tahap dalam Proses BelajarMenurut Albert Bandura,


(online), (http://cimikiku.blogspot.co.id/2014/11/tahap-tahap-dalam-proses-
belajar.html), diakses 8 Desember 2016.
Setia, Ekawati.2012.Penerapan Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman, (online), (http://setiaekawatimakalah.blogspot.co.id/),
diakses 8 Desember 2016.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syah, Muhabbin.2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Syah, Muhabbin.2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Yasin, Salehuddin. 2012. “Metode Belajar dan Pembelajaran yang Efektif”.
Jurnal Adabiyah, (online), 1(12): 1-9,
(http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=3&ved=0ahUKEwjjo
syPn4TRAhXKq48KHX8SCRwQFggmMAI&url=http%3A%2F%2Fftk.u
in-
alauddin.ac.id%2Ffoto_berita%2Fftk_artikel%2FBELAJAR%2520EFISIE
N.pdf&usg=AFQjCNH_GvthDBqigoUEiEVP1xkyTWIPxQ), diakses 21
Desember 2016.

10
LAMPIRAN

Lampiran 1 Deskripsi diri

Nama saya Andhita Imtiyas, biasa dipanggil Dhita. Saya berusia 18 tahun
dan saya seorang Warga Negara Indonesia. Saya lahir di Sukoharjo Jawa Tengah
tanggal 11 Februari 1998 dan tidak bermukim di Jawa Tengah. Kedua orangtua
saya berasal dari daerah batik. Ayah saya asli orang Batang, Jawa Tengah dan ibu
saya asli orang Solo, Jawa Tengah. Saya anak ke dua dari dua bersaudara, saya
mempunyai kakak laki-laki yang berumur 20 tahun dan sekarang menempuh
pendidikan pariwisata dan perhotelan VEDC Malang. Saya hidup di keluarga
sederhana, menghabiskan waktu kecil saya di daerah Pasuruan tepatnya di
Lingkungan Jabon, Rt 04 Rw 07 Desa Jogosari, Kecamatan Pandaan, Kabupaten
Pasuruan, Propinsi Jawa Timur, dimana sekitar duapuluh tahun yang lalu orangtua
saya memutuskan merantau ke daerah ini.

Saya sangat menyukai membaca wattpad, menonton film juga menjadi


kegemaran saya. Saya sangat menyukai film yang beraliran petualangan, karena
didalamnya pasti ada pesan moralnya. Makanan kesukaan saya begitu banyak
diantaranya bakso, bakmie, martabak, nasi goreng, dan masih banyak lagi.

Riwayat pendidikan saya dimulai pada jenjang taman kanak-kanak,


tepatnya di TK. Dharmawanita Persatuan 2 Pandaan, menempuh pendidikan di sana
selama dua tahun lamanya. Kemudian saya melanjutkan jenjang pendidikan di
SDN. Kutorejo 2 Pandaan, dan menempuh pendidikan selama enam tahun. Pada
tingkat sekolah menengah pertama saya bersekolah di SMP.N 2 Beji dan
menempuh pendidikan selama tiga tahun. Pada sekolah menengah atas saya
menempuh pendidikan di SMAN 1 Pandaan dan menghabiskan waktu belajar
selama tiga tahun dan lulus tahun 2016. Sekarang, saya menempuh pendidikan
akademik di Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Psikologi dan Jurusan
Psikologi.

11
Lampiran 2 Proses Pembuatan Makalah

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai