Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

pesat serta menyentuh pada semua aspek kehidupan manusia tak terkecuali di

bidang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu investasi jangka panjang

yang memerlukan usaha yang menyeluruh, terutama dalam peningkatan

sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan

tugas besar dan memerlukan waktu yang panjang. Meningkatkan kualitas

sumber daya manusia tiada lain harus melalui proses pendidikan yang baik

dan terarah.

Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari kualitas peserta didik.

Jika peserta didik mampu menguasai apa yang mereka pelajari sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang diharapkan maka dapat dipastikan keberhasilan

pembelajaran telah tercapai. Untuk mencapai hal tersebut tidak terlepas dari

peran serta guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Guru

harus mampu menggunakan metode dan media yang sesuai dengan situasi dan

kondisi yang ada. Jika guru tidak mampu menciptakan suasana belajar yang

efektif maka akan mengakibatkan suasana belajar menjadi sangat pasif,

sehingga motivasi belajar siswa pun akan lemah dan berakibat pada hasil

belajar siswa yang rendah.

1
2

Membaca merupakan salah satu cara dan menjadi kegiatan yang paling

mendasar yang dilakukan oleh siswa untuk mengetahui informasi yang belum

mereka ketahui sebelumnya, dengan membaca siswa akan mampu

mendapatkan wawasan yang sangat luas. “Membaca dan menulis adalah

aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar disekolah” (Syaiful

Bahri Djamarah. 2008:40-41). Membaca akan membuat siswa mampu

berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Menulis akan membuat

siswa dapat menampung sejumlah informasi, yang tidak hanya bersifat fakta-

fakta, melainkan juga hasil analisis dan bahan bacaan. Perlu diketahui tidak

semua kegiatan mencatat adalah belajar. Mencatat termasuk aktivitas belajar

apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya. “Salah

satu strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami

dan mengingatkan materi yang mereka baca adalah dengan strategi PQ4R

(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) yang dipelopori oleh

Thomas dan Robinson pada tahun 1972.

PQ4R ini meliputi Preview yaitu membaca (judul, sub judul topik,

kalimat pertama) selintas dengan cepat sebelum memulai membaca. Question

yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri mengenai bahan

bacaan yang akan dibaca. Read yaitu mulai untuk membaca sambil mengingat

pertanyaan yang sudah dibuat. Reflect yaitu selama membaca siswa mencari

jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat dan memahami informasi yang

ada pada bacaan tersebut. Recite yaitu merenungkan informasi yang telah

dipelajari dari hasil bacaan dengan cara membuat intisari dari bacaan dengan
3

cara mencatat informasi-informasi penting. Review yaitu membaca catatan

singkat (intisari) yang telah dibuat” (Trianto, 2009:151-153). Metode PQ4R

digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan

membantu proses belajar mengajar di kelas dengan kegiatan membaca buku.

Metode PQ4R merupakan bagian dari strategi elaborasi. Strategi elaborasi

adalah proses penambahan perincian sehingga informasi baru akan menjadi

lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih

memberikan kepastian. Strategi PQ4R merupakan strategi yang paling banyak

dikenal untuk membantu siswa memahami materi yang mereka baca.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan minat belajar K3 siswa

masih rendah, hal ini dapat terlihat ketika kegiatan belajar banyak siswa yang

kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa banyak yang mengobrol dan

becanda, siswa sulit untuk diatur dan diarahkan, hanya beberapa siswa yang

memperhatikan penjelasan. Serta ada juga beberapa siswa yang tidak

membawa buku pelajaran K3. Selain itu juga jika diberi tugas banyak siswa

yang tidak mengerjakan, agar siswa berminat mengerjakan tugas, guru

seringkali harus memberikan peringatan atau reward terlebih dahulu untuk

menstimulus siswa.

Menurut teori belajar kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget dan

Jerome Bruner menyebutkan bahwa belajar adalah proses mental yang aktif

untuk mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan, sehingga

aktivitas membaca dan mencatat menjadi aktivitas yang sangat penting dalam

belajar. “Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan mengemukakan


4

beberapa alternatif secara simultan, memilih tindakan yang tepat dan

memberikan prioritas yang berurutan dalam bebagai situasi” (Agus Suprijono,

2009:24).

Untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis dalam diri siswa

diperlukan suatu strategi belajar yang tepat agar siswa terbiasa untuk

membaca suatu tulisan (wacana) dan terbiasa untuk menulis dan

menjadikannya sebuah bacaan. Strategi belajar yang tepat dalam kegiatan

membaca dan menulis diperlukan suatu pengurutan cara membaca yang

sistematis dan terarah, agar para siswa paham apa yang mereka baca dan

mengerti apa yang mereka tulis.

Menurut teori koneksionisme yang dikemukakan oleh Edward Lee

Thorndike “diperlukan suatu latihan yang cukup intens dan terus menerus agar

siswa terbiasa untuk membaca dan menulis karena seringnya dilatih, sebab

menurut teori ini, belajar adalah pembentukkan hubungan antara stimulus dan

respon, aksi dan reaksi sehingga akan terjadi hubungan yang erat jika sering

dilatih” (Agus Suprijono, 2009:20). Begitu juga dengan hal membaca dan

menulis perlu banyak dilatih agar siswa terbiasa dengan kegiatan belajat

tersebut. Ciri-ciri belajar menurut teori koneksionisme adalah Trial dan Error

yaitu adanya aktivitas, ada berbagai respons terhadap berbagai situasi, ada

eliminasi terhadap respons yang salah dan ada kemajuan reaksi-reaksi

mencapai tujuan. Menurut Thondike mengenai perubahan perilaku sebagai

hasil belajar adalah hukum-hukum sebagai berikut:


5

1. Hukum kesiapan yaitu jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang

kuat untuk dapat memperoleh stimulus, maka pelaksanaan tingkah laku

akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung

diperkuat.

2. Hukum latihan yaitu semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau

dipergunakan, maka asosiasi tersebut semakin kuat.

3. Hukum hasil yaitu hubungan antara rangsangan dan perilaku akan makin

kukuh apabila terdapat kepuasan dan akan makin melemah apabila tidak

terdapat kepuasan. (Agus Suprijono, 2009:20)

Jika siswa tidak terbiasa dan tidak dibiasakan untuk membaca dan

menulis maka pemahaman siswa terhadap hasil bacaan akan kurang sehingga

mempengaruhi hasil belajar siswa yang masih kurang memuaskan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kelas X TSM SMK YPE Sawunggalih

menunjukkan bahwa hasil belajar K3 siwa masih relatif rendah, Dari beberapa

hasil latihan uji kompetensi terlihat siswa masih kurang memahami teori K3

dan hasil uji kompetensinya masih banyak siswa yang mendapat nilai di

bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70.

Untuk mendapatkan hasil yang belajar yang baik maka diperlukan

lingkungan belajar yang baik pula dengan situasi belajar yang mendukung

yaitu bersih, tenang aman dan nyaman. Teori yang membahas tentang hasil

belajar dikemukakan dalam teori perilaku oleh Ivan Petrovich Pavlov, JB.

Watson dan Edwin Guthrie. Teori ini Berpen dapat bahwa tingkah laku

manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau


6

reinforment dari lingkungan. Guru yang menganut pandangan ini berpendapat

bahwa tingkah laku peserta didik merupakan reaksi terhadap lingkungan dan

tingkah laku adalah hasil belajar. Perilaku dalam pandangan behaviorisme

dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan melalui proses

mental. Menurut terori behaviorisme, “perilaku adalah segala sesuatu yang

dilakukan dan dapat dilihat secara langsung. Behaviorisme menekankan arti

penting bagaimana peserta didik membuat hubungan antara pengalaman dan

perilaku” (Agus Suprijono, 2009:17). Maka menurut teori ini hasil belajar

dapat dicerminkan dari perubahan perilaku yang terjadi berdasarkan

pengalaman yang telah dilakukan sedangkan tingkah laku manusia

dikendalikan oleh ganjaran dan penguatan dari lingkungan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar

Siswa Dengan Metode Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,

Recite, Review) Pada Mata Pelajaran K3 Siswa Kelas X TSM SMK YPE

Sawunggalih Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, ternyata banyak masalah-

masalah yang ditemukan. Masalah tersebut antara lain yaitu siswa cenderung

jenuh, bosan dan akhirnya kurang tertarik terhadap pelajaran dan menurunnya

hasil belajar siswa. Oleh karena itu disini akan diterapkan penggunaan metode

pembelajaran PQ4R Pada Mata Pelajaran K3 Siswa Kelas X TSM SMK YPE

Sawunggalih Tahun Pelajaran 2019/2020.


7

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam

pembelajaran materi K3 adalah keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran dan hasil belajar siswa yang tergolong rendah, sehingga perlu

ada perbaikan metode pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat.

Untuk itu diperlukan tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dengan metode tertentu. Model pembelajaran yang hendak diterapkan yaitu

metode pembelajaran kooperatif PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,

Recite, Review) pada mata diklat K3.

Dalam penelitian ini, penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas X TSM

SMK YPE Sawunggalih Tahun Pelajaran 2019/2020. Dapatkah penerapan

metode pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

PQ4R pada mata diklat K3 pada siswa kelas X SMK YPE Sawunggalih Tahun

Pelajaran 2019/2020 dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

D. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan metode PQ4R pada mata diklat K3 pada siswa kelas X SMK

YPE Sawunggalih Tahun Pelajaran 2019/2020?

2. Apakah dengan penerapan metode pembelajaran PQ4R dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat K3 kelas X SMK YPE

Sawunggalih Tahun Pelajaran 2019/2020?


8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk meningkatkan

aktifitas dan hasil belajar siswa pada mata diklat K3 dengan penerapan metode

pembelajaran PQ4R kelas X SMK YPE Sawunggalih Tahun Pelajaran

2019/2020.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

dan praktis yaitu:

1. Manfaat atau kegunaan teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai

penerapan metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read,

Reflect, Recite, Review) terhadap peningkatan hasil belajar K3.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat atau kegunaan praktis

a. Menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya penerapan metode

belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)

sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

usaha meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran K3.

b. Pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian dapat

ditranformasikan kepada masyarakat luas terutama kepada pendidik

(guru).
9

c. Memberikan sumbangan pikiran dalam upaya memperbaiki proses

pembelajaran agar lebih baik dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai