Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


“ KONSEP BELAJAR & PEMBELAJARAN DAN PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Disusun Oleh:
Veronica Diniarti M. K. W ( 200210104070 )

Dosen Pengampu:

Prof. Sutarto, M.Pd

Dr. Sri Wahyuni, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehinga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah “Konsep Belajar & Pembelajaran
dan Prinsip-prinsip Belajar” ini disusun guna memenuhi tugas dari Bapak Prof. Sutarto,
M.Pd dan Ibu Dr. Sri Wahyuni M.Pd pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran di
Universitas Jember.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk evaluasi sehingga
kedepannya menjadi lebih baik lagi dalam penyusunan makalah. Semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Bondowoso, 22 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran.................................................................3
2.2 Pengertian Prinsip Belajar..................................................................................4
2.3 Bagaimanakah Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran.................................6
2.4 Bagaimanakah Strategi Pembelajaran................................................................12

PENUTUP............................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak
sengaja oleh setiap individu sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan, tidak bisa
membaca menjadi bisa membaca dan sebagainya. Belajar merupakan suatu
proses perubahan individu yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya ke
arah yang baik maupun tidak baik. Pembelajaran tidak terlepas dari pengertian
belajar, belajar dan pembelajaran menjadi satu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan, pembelajaran berarti kegiatan belajar yang yang dilakukan oleh
pemelajar dan guru. Dalam belajar ini diperlukan konsep belajar dan pembelajar
dimana sebuah konsep ini untuk mengembangkan kepandaian atau ilmu
pengetahuan yang disebabkan oleh perubahan tingkah laku yang terjadi melalui
proses dan menghasilkan perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu
(Fathurrohman.2017 :2-4).
Prinsip belajar menurut Robert H Davies (dalam Pannen:2003) adalah
suatu komunikasi terbuka antara pendidik dan peserta didik sehingga peserta
didik termotivasi. Prinsip belajar merupakan konsep-konsep yang harus
diterapkan dalam proses belajar mengajar, hal ini diterapkan agar pengajar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Terdapat prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran secara umum yang diantaranya prinsip kesiapan (Readliness),
prinsip motivasi (Motivation), prinsip persepsi dan keaktifan, prinsip tujuan dan
keterlibatan langsung, prinsip perbedaan individual, prinsip transfer, retensi dan
tantangan, prinsip belajar kognitif,afektif,psikomotor, prinsip pengulangan,
balikan, penguatan dan evaluasi, juga terdapat dari beberapa ahli
(Makki.2019:17).
Strategi yaitu siasat untuk memadukan berbagai upaya menciptakan
kondisi pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik secara optimal
dalam proses belajar. Menurut Sudjana (1995) strategi mengajar merupakan
tindakan pendidik dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha
pendidik menggunakan variable pengajaran seperti: tujuan,bahan,metode,alat,

1
dan evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ( Johar et all.2016:2).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pengertian dari Belajar dan Pembelajaran?
2. Bagaimanakah pengertian dari Prinsip Belajar?
3. Bagaimanakah Implikasi Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran?
4. Bagaimanakah pengertian dari Strategi Belajar?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari Belajar dan Pembelajaran
2. Mengetahui pengertian dari Prinsip Belajar
3. Mengetahui dan memahami Strategi Belajar dan Pembelajaran
4. Mengetahui Implikasi Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Belajar menurut Witherington, belajar merupakan suatu perubahan
didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu model baru daripada
reaksi yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecerdasan, atau pemahaman.
Sedangkan menurut Travers, belajar merupakan proses penyesuaian perilaku.
Begitu pula Hilgard dan Bower mengemukakan bahwa belajar berkaitan dengan
perubahan tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalaman berulang dalam situasi tertentu. Begitupula menurut Slavin belajar
yakni perubahan relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai
hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon, jadi didalam belajar yang terpenting yaitu input yang berupa
stimulus dan respon. Soemanto juga percaya bahwa belajar adalah mencari ilmu
atau belajar. Ada juga yang mengatakan bahwa belajar secara khusus berarti
menyerap pengetahuan. Artinya, orang harus mengumpulkan fakta sebanyak
mungkin (Fathurrohman.2017:1-6).
Belajar merupakan kegiatan untuk meningkatkan kehidupan yang lebih
baik secara sistematis, karena melalui pembelajaran seseorang akan mengalami
pertumbuhan dan perubahan dalam dirinya baik secara mental maupun fisik.
Ukuran motorik berkaitan dengan penelitian fisik mempelajari dimensi emosional
secara psikologis, dan mempelajari pengetahuan baru dalam kognisi. Secara psikis
mempelajari dimensi afeksi, dan secara kognitif mempelajari pengetahuan baru,
jadi pada hakikatnya belajar pada ranah kognitif akan bersinggungan dengan
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga bidang ini saling terkait. Oleh
karena itu pengertian belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap
orang secara sadar atau tidak sadar, sehingga terjadi perubahan dari tidak
diketahui menjadi mengetahui. Melalui pembelajaran semacam ini, individu dapat
berinteraksi dengan lingkungannya ke arah yang baik atau buruk (Makki.2019:2-
3).

3
Pembelajaran yakni proses interaksi interaksi antara siswa dengan
pendidik atau guru dan sumber belajar di lingkungan belajar, belajar dan
pembelajaran ini kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Nana Sudjana,
mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau pendampingan kepada siswa
selama proses pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran merupakan kombinasi
dari faktor manusia, fasilitas materi, pelengkap dan prosedur yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Atau dapat disimpulkan bahwa
hakikat belajar mengajar merupakan proses penyesuaian yang dilakukan oleh guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun dan dapat
diimplementasikan pada semua jenjang . Sistem pembelajaran menurut Dick dan
Carey menjelaskan bahwa dalam sistem pembelajaran terdapat strategi
pembelajaran yaitu kegiatan prapembelajaran yang meliputi motivasi, uraian
tujuan pembelajaran, dan keterampilan informatif Persentase pembelajaran
meliputi tahap pembelajaran, sebagian. , Materi dan contoh, melibatkan partisipasi
siswa dalam pembelajaran, termasuk latihan dan pemberian umpan balik,
melakukan asesmen (termasuk pre-test dan post-test) dan kegiatan tindak lanjut
(termasuk pengulangan dan penarikan kesimpulan). Proses pembelajaran tidak
mudah dilaksanakan tanpa adanya teori-teori yang mendukung untuk
menjalankannya, salah satunya teori kontruktivistik. Menuurut Reigeluth (1999:
18-20) dalam menunjang proses pembelajaran terdapat tiga variabel pembelajaran
yakni, variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil dari
pembelajaran (Makki.2019 :3-7)

2.2 Pengertian Prinsip Belajar

Prinsip dari kata "prinsip" mengacu pada titik awal, titik awal lahirnya
sesuatu. Prinsip berasal dari bahasa Inggris yaitu principle diartikan sebagai asas
atau kebenaran yang menjadi dasar berpikir dan bertindak. Prinsip pembelajaran
merupakan konsep yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Jika guru
dapat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan prinsip pembelajaran,
maka guru dapat melaksanakan tugasnya dengan benar. Prinsip ini menjadikan
permasalahan yang dihadapi siswa dan guru. Dalam pembelajaran terencana, asas
pembelajaran dapat mengungkapkan keterbatasan kemungkinan pembelajaran
untuk membantu guru memilih tindakan yang tepat. Selain itu, didasarkan pada

4
prinsip belajar dan pembelajaran, serta memiliki sikap yang diperlukan untuk
mendukung peningkatan pembelajaran siswa yang efektif (Riyanto.2014:61-62).

Prinsip belajar menurut Robert H Davies (dalam Pannen:2003) adalah


suatu komunikasi terbuka antara pendidik dan peserta didik sehingga peserta
didik termotivasi melalui contoh-contoh dan kegiatan yang diberikan pendidik
melalui metode atau strategi pembelajaran. Prinsip belajar merupakan konsep-
konsep yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar, hal ini diterapkan
agar pengajar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Menurut Gestalt
prinsip belajar yakni suatu transfer belajar anatara pendidik dan peserta didik
sehingga mengalami proses perkembangan dari interaksi belajar mengajar yang
dilaksanakan (Makki.2019:17).

Menurut Suprijono yang dikutip dari Thobroni dan Mustofa, prinsip-prinsip


belajar terdapat tiga hal. Pertama prinsip belajar adalah perubahan perilaku
sebagai hasil belajar yang memiliki ciri-ciri:

1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental, yaitu perubahan yang disadari.


2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya
3. Fungsional atau bermanfaat sebai bekal hidup
4. Posistif atau berakumulasi
5. Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan
6. Permanen atau tetap sebagimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai any
relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accurs
as a result of experience.
7. Bertujuan dan terarah
8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, prinsip pembelajaran tersebut adalah proses, yang terjadi sebagai


akibat dari mendorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, dan merupakan
kesatuan fungsi dari setiap komponen pembelajaran. Ketiga, pembelajaran
didasarkan pada pengalaman interaksi lingkungan (Fathurrohman.2017:16).

5
2.3 Implikasi Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran

1. Prinsip kesiapan ( Readliness)


Adalah kondisi individu yang memungkinkan dapat belajar yang terdapat
berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang
peserta didik yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar
akan mengalami kesulitan atau putus asa. Termasuk kesiapan fisik yaitu
kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil
belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan
seseorang dapat belajar (Muis.2013:30).
2. Prinsip motivasi (motivation)
Adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiata,
mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Motivasi dapat
berupa tujuan dalam belajar diperlukan untuk proses yang terarah dan alat
pembelajaran. Motivasi inilah salah satu factor dan hasil belajar yang
menentukan keberhasilan belajar peserta didik dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotor. Perhatian dalam belajar dan pembelajaran memegang peranan
yang sangat penting. Karena ranpa perhatian tidak mungkin terjadi
pembelajaran baik dari pihak guru sebagai pengajar maupun dari pihak peserta
didik. Secara psikologis apabila sudah berkonsentrasi (memusatkan perhatian )
pada sesuatu maka segala stimulus yang lainnya tidak diperlukan. Motivasi
memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, seseorang akan
berhasil dalam belajar jika keinginan belajar timbul dari dalam dirinya yang
meliputi, mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal
tersebut patut dipelajari. Kedua hal ini menjadi unsur motivasi yang menjadi
dasar permulaan baik untuk belajar. Terdapat dua macam motivasi yakni
motivasi intrinsik yaitu memiliki motivasi yang besar dan dapat berbuat tanpa
motivasi luar dirinya, atau tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan
yang dilakukan. Motivasi ekstrinsik atau tenaga pendorong dari luar seperti
orang tua, guru, teman, buku-buku dan sebaginya. Kedua motivasi dibutuhkan
untuk keberhasilan proses pembelajaran, namun yang memegang pernan
penting adalah peserta didik itu sendiri yang dapat memotivasi dirinya sendiri
dan didukung oleh seorang guru atau pengajar dalam merancang pembelajaran

6
yang dapat merangsang minat sehingga motivasi peserta didik dapat
dibangkitkan (Muis.2013:30-31).
3. Prinsip persepsi dan keaktifan
Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup, hal ini
mempengaruhi perilaku individu. Peserta didik dituntut untuk selalu aktif
memproses dan mengolah perolehan belajarnya, untuk dapat memproses dan
mengolah perolehan belajarnya secara efektif, peserta didik dituntut untuk aktif
secara fisik, intelektual, dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi peserta
didik berwujud perilaku-perilaku, seperti mencari sumber informasi yang
dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu
percobaan, membuat klipping, membuat karya tulis ilmiah dan perilaku sejenis
lainnya. Implikasi prinsip keaktifan menuntut keterlibatan langsung siswa
dalam proses pembelajaran (Rusman.2017:99).
4. Prinsip tujuan dan keterlibatan langsung
Tujuan yakni sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang yang
harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada proses
pembelajaran. Keterlibatan langsung peserta didik dalam proses pembelajaran
adalah penting baik secara fisik maupun non fisik, karena peserta didiklah yang
melakukan kegiatan belajar bukan guru. Agar peserta didik banyak terlibat
dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran dengan
keterlibatan langsung didasari oleh teori john Dewy lerning by doing, peserta
didik yang diasumsikan akan memperoleh lebih banyak pengetahuan baru jika
dilibatkan secara aktif baik personal maupun kelompok. Dengan keterlibatan
langsung peserta didik dan guru akan memberi pengalaman bagi setiap peserta
didik, karena interaksi antara guru dan peserta didik menimbulkan semangat
baru dalam belajar. Pendidik yang menerapakn strategi ini harus bersedia
menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari peserta didik.
Interaksi sistemik akan menimbulkan interaksi edukatif yang mampu
mengoptimalkan proses akselerasi pemahaman materi belajar yang berfokus
pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Munirah.2018:120-
121).

7
5. Prinsip perbedaan individual
Pengajar dalam proses pembelajaran memperhatikan perbedaan
individual sehingga memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang
setinggi-tingginya. Jika pembelajaran yang hanya memperhatikan satu
tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik,
karena itu pengajar perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan
kemampuan individu untuk menyesuaikan materi pembelajaran dan tugas-
tugas belajar pada aspek-aspek tersebut. Perbedaan individual harus menjadi
perhatian bagi para pengajar atau guru dalam mempersiapkan pembelajaran,
karena perbedaan individual merupakan suatu prinsip dalam pembelajaran
yang tidak boleh dikesampingkan demi keberhasilan proses pembelajaran.
Maka dari itu pengajar dituntut untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
belajar, ada dua faktor yaitu faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yang berasal dari dalam diri peserta didik, seperti kondisi
fisiologis berupa kondisi fisik seseorang yang miliputi indera terutama
penglihatan dan pendengaran, keuthan tubuh serta keadaan jasmani, kondisi
psikologis berupa kecerdasan yang variatif, minat yang berbeda-beda dan
seterusnya. Dan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan, desain pembelajaran
dan seterusnya (Munirah.2018:124).
S. Nasution dalam ahmad Rohani menyarankan empat cara
menyesuaikan pelajaran dengan kesanggupan individual diantaranya:
a) pengajaran individual, peserta didik menerima tugas yang diselesaikan
menurut kecepatannya,
b) Tugas tambahan, peserta didik yang pandai mendapat tugas tambahan
di luar tugas umum bagi seluruh kelas sehingga hubungan kelas selalu
terpelihara,
c) pengajaran proyek, peserta didik mengerjakan sesuatu sesuai dengan
minat serta kesanggupannya,
d) Pengelompokkan menurut kesanggupan, kelas dibagi dalam beberapa
kelompok yang terdiri atas peserta didik yang mempunyai kesanggupan
yang sama (Muis.2013:32-33).

8
6. Prinsip transfer, retensi dan tantangan
Transfer yakni proses mengenai apa yang dipelajari dalam suatu
situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Retensi yaitu
kemampuan seseorang untuk menggunakan lagi hasil belajar, bahan-bahan
yang dipelajari dan diserap dapat digunakan oleh pelajar dalam situasi baru.
Terdapat beberapa hal agar tercapainya prinsip transfer dan retensi ini yakni:
a) Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dari
individu tersebut.
b) Latihan yang dibagi dalam unit-unit akan memungkinkan retensi
yang baik, dibandingklan dengan tugas yang diberikan secara
utuh.
c) Pembelajaran diakhiri dengan pembuatan generalisasi atau
kesimpulan (Hasmyati.2018:26).
Tantangan yang dihadapi oleh peserta didik dalam belajar
membuat mereka bergairah untuk mengatasinya. Karena mengandung masalah
yang perlu dipecahkan membuat peserta didik tertantang untuk
mempelajarinya, dengan prinsip pembelajaran ini membuat peserta didik
menemukan konsep-konsep, prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan
peserta didik berusaha mencari dan menemukan suatu konsep, prinsip-prinsip
dan generalisasi tersebut. Beberapa survey menunjukkan bahwa peserta didik
akan mengabaikan aktivitasnya dan mengarahkan konsentrasinya ke satu obyek
jika ia merasa tertantanguntuk melakukan sesuatu. Seperti halnya guru atau
pengajar menciptakan challenge dalam kegiatan pembelajaran, misalnya
merancang dan mengelola eksperimen, memberi tugas, dan menugaskan
peserta didik untuk membuat summary, mengelola kegiatan diskusi, mencari
materi pelajaran yang menarik, menyiapkan strategi pembelajaran yang dapat
menantang peserta didik dan seterusnya. Karena materi pelajaran yang
menantang dapat menghindarkan peserta didik dari sifat jenuh, acuh, dan bosan
pada suatu mata pelajaran, untuk menghindari gejala seperti ini guru haru
memilih dan mengorganisir materi sedemikian rupa sehingga memberi
stimulus kepada peserta didik untuk mempelajarinya (Munirah.2018:122).

9
7. Prinsip belajar kognitif
Belajar kognitif ini melibatkan proses pengenalan atau penemuan,
mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan
keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku
baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental
yang berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi
diberbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental. Beberapa
hal dalam mengimplementasikan prinsip belajar kognitif yakni:
a) Pendidik harus lebih memusatkan perhatian kepada aspek-aspek
lingkungan yang relevan sebelum proses belajar kognitif terjadi.
Pentingnya pendidik memahami kondisi lingkungan dari peserta
didik secara umum.
b) Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis
perbedaan individu yang ada.
c) Pengalaman belajar peserta didik harus diorganisasikan ke dalam
satuan ataupun unit-unit yang sesuai.
d) Dalam memecahkan masalah peserta didik dibantu untuk
mendefiniskan, dan membatasi lingkup masalah, menemukan
informasi yang sesuai, dan mengalisis masalah tersebut.
e) Agar terjadinya proses pemecahan masalah, analisis sintesis, dan
penalaran, pendidik dapat lebih memperhatikan pada proses mental
daripada hasil belajar (Hasmyati.2018:27).
Untuk mencapai tujuan prinsip belajar kognitif ini pendidik
mempertimbangkan latar belakang dan lingkungan peserta didik dalam
merancang dan melaksankan pembelajaran. Pendidik dianjurkan untuk
mengaitkan materi yang dipelajari dengan hal yang pernah,sedang dan akan di
alami peserta didik disekolah maupun luar sekolah (Hasmyati.2018:28)
8. Prinsip belajar afektif
Belajar afektif ini menentukan bagaimana seseorang
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup
nilai emosi,dorongan, minat dan sikap. Sesungguhnya proses belajar afektif
meliputi dasar dan merupakan bentuk dari sikap emosi dorongan, minat dan

10
sikap individu. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
belajar afektif yakni:
a) Cara peserta didik menyesuaikan diri dan memberikan reaksi
terhadap situasi belajar akan memberikan dampak dan pengaruh
terhadap proses belajar afektif.
b) Nilai-nilai yang penting diperoleh pada masa kanak-kanak akan
tetap melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap, dan perasaan yang tidak
berubah akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.
c) Melalui pengalaman, aspek afektif pada peserta didik akan lebih
mudah dibentuk. Selain itu peserta didik dapat dibantu untuk
mengembangkan aspek afektifnya dengan cara membantu mengenal
dan memahami sikap, pernan, dan emosi (Hasmyati.2018:28).
9. Proses belajar psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu
mengendalikan aktivitas ragawinya, dengan belajar psikomotor ini dapat
mengandung aspek mental dan fisik. Untuk mencapai prinsip belajar
psikomotrik ini dapat dilakukan dengan:
a) Peserta didik dapat mengontrol dirinya lebih baik melalui bermain
dan dan aktifitas informal dibandingkan dengan aktivitas formal.
b) Metode demonstrasi, dan partisipasi aktif peserta didik dapat
menambah efisiensi belajar psikomotorik
c) Menggunakan media gambar atau mendemonstrasikan gerakan-
gerakan atau kegiatan-kegiatan secara langsung meruapakan salah
satu hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek
psikomotorik peserta didik ( Hasmyati.2018:29).
10. Prinsip pengulangan, balikan, penguatan dan evaluasi
Peserta didik perlu melakukan melakukan pengulangan-pengulangan
agar materi yang dipelajari tetap teringat. Pengulangan ini didasarkan pada
beberapa teori belajar. Pertama teori psikologi daya, menurut teori ini manusia
memiliki bilik didalam otaknya, tiap biliknya mempunyai fungsi berbeda-
beda. Agar daya yang dimiliki peserta didik berfungsi dengan maksimal maka
harus dilatih dengan melakukan repetisi, daya yang dimiliki oleh peserta didik

11
terdiri dari kemampuan mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berfikir dan sebagainya. Pengulangan yang berkesinambungan
akan mempercepat proses penyimpanan di otak. Kedua, psikologi Conditioning
menurut teori ini perilaku individu dapat dikondisikan dan belajar merupakan
upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau reson terhadap sesuatu,
dengan mengajar dapat membentuk suatu kebiasaan mengulang-ngulang
sesuatu perbuatan. Kedua teori tersebut menekankan pentingnya prinsip
pengulangan dalam belajar, karena dapat melatih daya-daya membentuk respon
yang benar dan mengatasi kelupaan (Munirah.2018:123).
Perilaku pengajar dalam implikasi prinsip pengulangan yakni,
merancang pelaksanaan pengulangan, mengembangkan atau merumuskan soal-
soal latihan, mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus
diulang, mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan membuat
kegiatan pengulangan yang bervariasi (Rusman.2017: 103).
2.3 Strategi Belajar dan Pembelajaran
Strategi yaitu siasat untuk memadukan berbagai upaya menciptakan
kondisi pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik secara optimal dalam
proses belajar atau suatu rencana tetang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan
potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut
Sudjana (1995) strategi mengajar merupakan tindakan pendidik dalam
melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha pendidik menggunakan variable
pengajaran seperti: tujuan,bahan,metode,alat, dan evaluasi agar dapat
mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil belajar (Johar et all.2016:1-2).

Strategi pembelajaran merupakan norma untuk menyeleksi dan mengatur


peristiwa dan kegiatan dalam pembelajaran.Norma tersebut akan mengarah pada
grafik pembelajaran dan perkembangan pembelajaran, biasanya dalam bentuk
model pembelajaran, sehingga peserta didik dan guru dapat dengan mudah
memahaminya untuk beradaptasi dengan situasi dan situasi sekolah. Lingkungan
komunitas dan dapat menghasilkan pembelajaran (Makki.2019:8).

Sterategi adalah garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha


mencapai sasaran yang telah dilakukan. Strategi dapat diartikan sebagai pola-pola

12
umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Terdapat empat strategi
dasar belajar dan pembelajaran yang diantaranya:
a) Mengindentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
serta tingkah laku dan kepribadian peserta didik sesuai yang diharapkan.
Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah, oleh karena itu tujuan
pembelajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkrit, sehingga mudah
dipahami peserta didik. Jika tidak maka kegiatan belajar mengajar tidak
memiliki arah dan tujuan, akibatnya perubahan pada peserta didik diketahui
karena penyimpangan-penyimpangan kegiatan pembelajaran.
b) Memilih sistem pendekatan belajar pembelajaran berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat. Memilih cara pendekatan belajar yang
dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran, bagaimana cara
pengajar memandang suatu persoalan,konsep,pengertian dan teori yang
digunakan dalam memecahkan masalah yang akan mempengaruhi hasilnya.
Satu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang
berbedaakan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.
c) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pengangan oleh pengajar dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
d) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh pengajar
dalam melakukan evaluasi dalam melakukan pembelajaran yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan system
intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Dalam kriteria
keberhasilan pengajar mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran
untuk menilai sejauh mana keberhasilan tugas peserta didik. Setelah
dilakukan system penilaian dalam pembelajaran yang merupakan salah satu
strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi yang lain (Suardi.
2018:29-31).

13
Pembelajaran suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan guna
untuk membelajarkan anak didik. Perpaduan kedua unsur manusiawi
lahirlah interaksi edukatif dengan pemanfaatan sebagai mediumnya. Semua
komponen pengajaran diperankan secara optimal untuk mencapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan sebelum mengajarkan pengajaran yang
dilaksanakan (Suardi.2018:32).

Sabri (2004) merumuskan tiga hal pokok diterapkan oleh pendidik dalam
melaksanakan strategi mengajar yaitu:

a) Tahapan mengajar
b) Penggunaan model atau pendekatan mengajar
c) Penggunaan prinsip Mengajar (Johar.2016:3).
Menurut Joyce dan Weil (1992) model pengajaran atau pembelajaran
merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas, atau pembelajaran tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk buku-buku,kurikulum
dan lain-lain untuk mencapai tujuan tertentu. Joyce dan Weil mengemukakan lima
unsur penting dalam pembelajaran yakni:
a) Sintakmatik
b) Sistem social
c) Prinsip reaksi
d) Sistem pendukung
e) Dampak intruksional dan dampak pengiring (Johar.2016:8).

14
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan belajar adalah proses yang aktif , proses merealisasi
terhadap terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar merupakan
proses yang diarahkan kepada tujuan,proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar suatu proses melihat, mengamati, memahami sesuatu, karena dengan belajar
dapat mengubah tingkah laku seseorang, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Juga
beberapa pendapat dari para ahli atau tokoh mengenai definisi belajar, belajar
menurut Witherington, belajar merupakan suatu perubahan didalam kepribadian
yang menyatakan peruubahan dalam diri seseorang. Sama halnya menurut Travers,
Hilgard dan bower bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang.
Belajar juga diartikan sebagai menyerap ilmu pengetahuan, dengan belajar dapat
meningkatkan kehidupan lebih baik dengan mengalami suatu perubahan mental
maupun fisik. Proses mental dalam diri seseorang untuk memperoleh penguasaan
dan penyerapan informasi dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui
proses antara individu dan lingkungannya.
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik
dengan lingkungan dan sumber belajar. Belajar dan pembelajaran menjadi satu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran yakni kombinasi dari faktor
manusia, fasilitas materi, pelengkap dan prosedur yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran ini tidak mudah
dilaksanakan tanpa adanya teori-teori yang mendukung untuk menjalankannya.
Pembelajaran ini dapat diimplementasikan pada semua jenjang secara sistematis
agar memberikan dampak optimal pada proses ataupun program pembelajaran.
Prinsip belajar berdasarkan pendapat para ahli bahwa prinsip belajar
adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses
belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta
didik. Terdapat prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran secara umum yang
diantaranya prinsip kesiapan (Readliness), prinsip motivasi (Motivation), prinsip
persepsi dan keaktifan, prinsip tujuan dan keterlibatan langsung, prinsip perbedaan

15
individual, prinsip transfer, retensi dan tantangan, prinsip belajar
kognitif,afektif,psikomotor, prinsip pengulangan, balikan, penguatan dan evaluasi
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk memilih dan mengurutkan
kejadian dan aktifitas dalam pembelajaran. Strategi dapat diartikan sepagai pola-
pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan juga mengarahkan ke
arah peta pembelajaran dan pengembangan pembelajaran. Adanya strategi
pembelajaran mudah dimengerti oleh peserta didik dan pendidik, disesuaikan
dengan situasi lingkungan sekolah dan masyarakat, mampu menghasilkan hasil
pembelajaran yang lebih baik sesuai dengan model yang akan diimplementasikan.

3.2 Saran
Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran tentang pembahasan makalah diatas dengan berpedoman pada banyak
sumber,serta kritik yang membangun dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman Muhammad.2017. Belajar dan Pembelajaran. Sleman: Grudhawacana

Johar, Rahmah. Latifah, Hanum. 2016. Strategi Belajar Mengajar. Sleman:


Deepublish.

Makki, Ismail. 2019. Konsep Dasar dan Pembelajaran. Pamekasan: Duta Media
Publishing.

Munirah. 2018. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Dasar


Islam.5(1): 120-124.

Muis, Andi Abdul.2013. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran. Istiqra’ . 1(1): 30-
33.

Riyanto, Yatim. 2014. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta Timur: Prenada Media.

Suardi, Moh. 2018. Belajar & Pembelajaran. Sleman: Deepublish

17

Anda mungkin juga menyukai