Anda di halaman 1dari 43

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A THEACHER

HERE

DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-QUR’AN SISWA

KELAS VIII F SMPN 2 KARANGMOJO KABUPATEN

GUNUNGKIDUL,DIY

POPOSAL PTK
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Tugas PPG Dalam Jabatan

Oleh:
SRI SUMARYATI S.Ag
NIP. 197107222014112001

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manusia adalah makhluk paedagogik yaitu makhluk Allah yang dilahirkan
membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Makhluk itu adalah
manusia. Dialah yang memiliki potensi dapat dididik dan mendidik sehingga
mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia
dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi
dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.1
Tugas utama guru salah satunya adalah mendidik dan membimbing peserta didik
untuk belajar serta mengembangkan potensi dirinya. Didalam melaksanakan
tugasnya, guru hendaknya dapat membantu siswa dalam memberikan
pengalaman-pengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai individu
yang dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat. Sehingga peserta didik
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan sekolah
maupun diluar sekolah, diantaranya yaitu memberi bekal kepada peserta didik
untuk bisa membaca Alquran dengan baik dan benar. Kemampuan membaca
Alquran ini tidak hanya untuk di dunia saja, tetapi juga untuk bekal di akhirat
kelak.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi
kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Berangkat dari
konsepsi dalam kegiatan belajar mengajar ternyata tidak semua peserta didik
memiliki daya serap yang optimal, maka perlu strategi belajar mengajar yang
tepat. Metode everyone is a theacher here adalah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu melalui siapa saja bisa dari
teman maupun dari guru. Berdasarkan observasi pendahuluan ternyata siswa
siswi SMPN 2 Karangmojo dalam kompetensi membaca Alqur’an terjadi
bermacam-macam golongan. Menurut Analisa awal yang di lakukan guru setelah
mengecek anak-anak dalam kaitan bacaan Alqur’an, maka muncullah beberapa
kelompok. Ada kelompok yang pandai membaca Alqur’an, namun ada pula

1
Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014), hal.16
anak-anak yg belum bisa membaca Alqur’an. Dan ternyata setelah di prosentase
anak yang berada pada kelompok belum bisa membaca Alqur’an lebih banyak
jumlahnya disbanding anak yang sudah bisa membaca Alqur’an. Metode
everyone is a theacher here ini sangat baik diterapkan pada siswa yang
kemampuan membacanya bermacam-macam. Dan juga metode ini bisa
membantu guru dalam pengkondisian siswa dalam hal menjadi tutor dalam
membaca Alqur’an. Mengingat bahwa ternyata dari 32 siswa ada 20 siswa yang
belum bisa membaca Alqur’an. Untuk mengetahui seberapa besar penerapan
metode everyone is a theacher here dalam meningkatkan kemampuan membaca
Al-quran pada siswa maka peneliti melakukan penelitian dengan judul
“PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A
THEACHER HERE DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA
AL-QUR’AN SISWA KELAS VIIIF SMPN 2 KARANGMOJO”

B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penerapan strategi Everyone Is A Theacher Here yang di terapkan
di kelas 8F SMPN 2 Karangmojo dalam hal meningkatkan minat baca siswa?
2. Bagaimana peningkatan minat baca siswa setelah diadakannya Everyone Is A
Theacher Here pada kelas 8F SMPN 2 Karangmojo?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini untuk mendeskripsikan:
a. Untuk mengetahui penerapan strategi Everyone Is A Theacher Here yang
di terapkan di kelas 8F SMPN 2 Karangmojo dalam hal meningkatkan
minat baca siswa.
b. Untuk mengetahui minat baca siswa setelah diadakannya Everyone Is A
Theacher Here pada kelas 8F SMPN 2 Karangmojo
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
1) Penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki praktik pembelajaran
dan kualitas pembelajaran di kelas khususnya dalam pembelajaran
PAI dan BP
2) Dapat dijadikan referensi bagi peneliti berikutnya.
b. Secara Praktis
1) Bagi Peserta Didik
a. Dapat meningkatkan kemampuan membaca peserta didik dalam
pembelajaran PAi dan BP
b. Dapat menumbuhkan semangat belajar dan keaktifan belajar di
kalangan peserta didik

2) Bagi Guru
Penelitian ini menambah wawasan guru akan pentingnya
menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran utamanya
metode bernyanyi untuk mempermudah dalam membaca Al-qur’an.
Penelitian ini juga diharapkan mampu memotivasi guru untuk terus
berinovasi dalam pembelajaran.
3) Bagi Sekolah
Penelitian ini kiranya dapat dijadikan sarana monitoring dan
evaluasi untuk dapat meningkatkan pembelajaran khususnya
Pendidikan Agama Islam.
4) Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengalaman secara langsung
sehingga menambah pengetahuan baru tentang metode
pengembangan kemampuan membaca Alqur’an
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Minat Baca
a. Minat
Dilihat dari pengertian Etimologi, dalam kamus besar bahasa Indonesia
minat berarti kesukaan (kegemaran), dorongan hati kepada suatu kegiatan.
Minat secara bahasa berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu2.
Menurut Syaiful Bahri Djamaroh, minat adalah “kecenderungan yang
menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas”.3
Dengan Kata lain menurut Slameto, dalam belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, minat adalah “ suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.4
Minat pada dasarnya penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri sendiri, semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, maka semakin besar minatnya. Dalam pengertian yang sederhana,
minat adalah gairah yang tinggi terhadap sesuatu. Hilgard, sebagaimana
dikutip oleh Slameto, memberikan pengertian bahwa minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang terus
menerus terhadap beberapa kegiatan yang disertai rasa senang.
Keberadaan minat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa tidak bisa
disangkal lagi. Siswa yang tidak berminat mempelajari mata pelajaran

2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1134
3
Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),166.
4
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 180.
tertentu jangan diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam
mempelajari mata pelajaran tersebut. Sebab, sebagaimana disebut diatas,
siswa yang dalam kondisi seperti itu tidak memiliki gairah dan rasa senang
yang sangat membantu siswa untuk lebih giat dalam belajar.

Dari pengertian tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa arti dari minat
adalah kecenderungan jiwa yang aktif yang menyebabkan seseorang atau
individu dalam melakukan kegiatan. Berpijak dari definisi diatas dapatlah
ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Minat erat hubungannya dengan kemauan, aktifitas serta perasaan


didasari dengan pemenuhan kebutuhan.
2. Kemauan, aktifitas serta perasaan senang tersebut memiliki potensi
yang memungkinkan individu untuk memilih, memperhatikan sesuatu
yang datang dari luar dirinya sehingga individu yang bersangkutan
menjadi kenal dan akrab dengan objek yang ada.
3. Minat adalah kecenderungan jiwa yang sifatnya aktif.
b. Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu hal yang rumit yang melibatkan
banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi melibatkan aktifitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual
membaca merupakan proses menerjemahkan symbol tulis (huruf) kedalam
kata-kata lisan. Sebagai proses berfikir, membaca mencakup pengenalan kata,
pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.5
Bafadal menjelaskan bahwa membaca adalah kegiatan melisankan kata-kata
atau paparan tertulis (reading is promeoncing word). Pendpatnya didasarkan
atas banyak orang membaca itu menyuarakan kata-kata yang terdapat pada
bacaan tersebut.6
Dasar membaca diartikan sebagai landasan yang dijadikan sebagai pegangan
dalam kegiatan membaca, dimana pegangan tersebut dijadikan sebagai dasar
membaca. Dasar tersebut terdapat pada Firman Allah Swt:

5
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 2.
6
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 192.
Dari ayat diatas terlihat betapa pentingnya arti membaca dan menulis, karena
antara menulis dan membaca adalah satu kesatuan makna yang saling berkaitan
sebab melalui membaca dan menulis ilmu pengetahuan bisa dilestarikandan
berkembang dalam kehidupan yang akan datang.

Dari beberapa pengertian minat dan uraian tentang membaca diatas dapatlah
dirumuskan bahwa minat membaca adalah kecenderungan jiwa yang aktif untuk
memahami pola bahasa untuk memperoleh informasi yang erat hubungannya
dengan kemauan, aktifitas dan perasaan senang yang secara potensial
memungkinkan individu untuk memilih, memperhatikan dan menerima sesuatu
yang datang dari luar dirinya. Sedangkan minat membaca itu sendiri adalah
suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi pada suatu sumber atau
bahan bacaan tertentu.10 Jadi minat membaca diartikan senagai ketertarikan
seorang terhadap suatu bacaan yang mereka nilai mengandung manfaat atau nilai
dan sesuai dengan apa yang dikehendaki seseorang tersebut.

c. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Al-Qur’an


Faktor yang menjadi pendorong bangkitnya minat baca seseorang menurut
Farida Rahim adalah faktor lingkungan.
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca siswa.
Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa
anak. Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi diri anak dalam masyarakat.
Kondisi ini pada gilirannya dapat membantu anak, dan dapat menghalangi anak
dalam membaca. Anak yang tinggal didalam rumah tangga yang harmonis,
rumah yang penuh cinta kasih, orang tua yang memahami anak-anaknya, dan
mempersiapkan mereka dengan rasa harga diri yang tinggi, tidak akan
menemukan kendala yang berarti dalam membaca.7

7
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 16-18
Keadaan lingkungan yang menjadi tempat tinggal seseorang juga berpengaruh
terhadap minat baca seseorang, karena lingkungan bisa menjadi pendorong atau
motivasi bagi pembaca.8
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
minat baca anak dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak. Faktor ini
meliputi faktor fisiologis yang berkaitan dengan keadaan jasmani dan
kesehatan, selanjutnya adalah faktor psikologis yang berkaitan dengan keadaan
rohani dan kejiwaan anak.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lur diri anak. Faktor ini
meliputi keluarga, lingkungan sekolah, atau masyarakat, dan perkembangan
zaman atau kebudayaan.
2. Konsep tentang Minat baca Al-Qur’an
a. Pengertian al-Qur‟an
Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan membacanya mendapatkan pahala. Jadi pada
prinsipnya pengertian alQur‟an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk
menjadi petunjuk atau pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT. Ada dua golongan yang berbeda pendapat dalam
mengartikan kata al-Qur‟an, yaitu:

1. Golongan pertama yang diwakili antara lain oleh alLihyani


berpendapat bahwa al-Qur‟an adalah bentuk masdar mahfudz
mengikuti wazan al-Ghufran dan ia merupakan mustaq dari kata
Qara‟a yang mempunyai arti sama dengan tala.
2. Golongan kedua yang diwakili antara lain oleh azZujaj berpendapat
bahwa al-Qur‟an diidentikkan dengan wazan Fu‟lan yang merupakan
musytaq dari lafal al-Qar‟u yang mempunyai arti al jam‟u. Ibnu
Katsir juga berpendapat bahwa disebut al-Qur‟an karena di dalamnya
memuat kumpulan kisah-kisah, Amar ma‟ruf nahi munkar, perjanjian,
ancaman, ayatayat dan surat-surat lafal al-Qur‟an adalah bentuk
masdar seperti kata Ghufran dan Khufran. Dari beberapa pendapat

8
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: CV. Agung Seto, 2006), 27-28.
tersebut mereka sepakat bahwa alQur‟an adalah firman Allah SWT
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, bagi yang
membacanya merupakan ibadah dan mendapat pahala.9
b. Kemampuan membaca Al-Qur‟an
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang
studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki
kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam
mempelajari berbagai bidang studi pada kelaskelas berikutnya. Oleh karena
itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar.
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati). Definisi lain menjelaskan bahwa
membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.10 Membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekedar melafalkan tulisan,tetapi juga melibatkan aktivitas visual, pikiran,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca
merupakan proses menerjemahkan simbul tulis (huruf) kedalam kata-kata
lisan. Sebagai proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.11
Kemampuan membaca al-Qur‟an tersebut dapat dilihat dari cara pengajaran
al-Qur‟an, meliputi:
1. Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf Arab dari Alif sampai dengan Ya.
2. Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-sifat huruf
itu, ini dibicarakan dalam ilmu makhraj.
3. Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang
(mad), tanwin dan sebagainya.
4. Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlak,
waqaf jawaz dan sebagainya.

9
Fahd bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur an, (Yogyakarta: Titian Ilahi), hal. 41
10
Meyta Taqdir Qodratillah, Kbbi pdf, hlm 113
11
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi Kedua), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 2
5. Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan
bermacammacam qiraat yang dimuat dalam ilmu Qira‟at dan Ilmu
Nadham.12

Setelah penulis ketengahkan beberapa pendapat dan pengertian, baik


pengertian kemampuan maupun pengertian membaca, dapat penulis
ambil pemahaman, bahwa kemampuan membaca adalah suatu daya yang
ada pada diri manusia untuk melaksanakan suatu aktifitas yang disertai
dengan proses berpikir dengan maksud memahami yang tersirat dalam
hal yang tersurat, dan mengetahui makna yang terkandung di dalam kata-
kata yang tertulis.

3. Minat belajar
a. Pengertian Belajar
Skinner (dalam Walgito, 2010: 184) memberikan definisi belajar “Learning is
a process of progressive behavior adaptation”. Sedangkan menurut walgito
(2010: 185) “belajar merupakan perubahan perilaku yang mengakibatkan
adanya perubahan perilaku ( change in behavior or performance)”.
Menurut Whittaker, (dalam Djamarah, 2011:12) merumuskan bahwa “belajar
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman”. Demikian pula menurut Djamarah (2011: 13) belajar
adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasi dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah
perubahan dalam diri pelajarnya yang berupa, pengetahuan, ketrampilan dan
tingkah laku akibat dari interaksi dengan lingkungannya.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Suhana (2014: 15) prinsip-prinsip belajar sebagai kegiatan yang
sistematis dan kontinyu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
1. Belajar berlangsung seumur hidup
2. Proses belajar adalah kompleks namun terorganisir
3. Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks 4

12
8 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajara Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 91
4. Belajar dari mulai yang factual menuju konseptual
5. Belajar mulai dari yang konkrit menuju abstrak
6. Belajar merupakan bagian dari perkembangan
7. Keberhasilan belajar dipengaruhi beberapa faktor
8. Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna
9. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu
10. Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru
11. Belajar yang berencana
12. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan internal
13. Kegiatan-kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari
orang lain
c. Pengertian Minat Belajar
Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki
seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut akan
menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari
lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh
dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan
maupun belajar. Dan faktor yang menimbulkan minat belajar dalam hal ini
adalah dorongan dari dalam individu. Dorongan motif sosial dan dorongan
emosional. Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian minat belajar
adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada
paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan, ketrampilan
dan tingkah laku .
d. Ciri-Ciri Minat Belajar
Dalam minat belajar memiliki beberapa ciri-ciri. Menurut Elizabeth Hurlock
(dalam Susanto, 2013: 62) menyebutkan ada tujuh ciri minat belajar sebagai
berikut:
1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2. Minat tergantung pada kegiatan belajar
3. Perkembangan minat mungkin terbatas
4. Minat tergantung pada kesempatan belajar
5. Minat dipengaruhi oleh budaya
6. Minat berbobot emosional
7. Minat berbobot egoisentris, artinya jika seseorang senang terhadap
sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

Menurut Slameto (2003: 57) siswa yang berminat dalam belajar adalah
sebagai berikut:

1. Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan


mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.
2. Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya.
3. Memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang
diminati.
4. Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya daripada hal yang
lainnya
5. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat belajar adalah
memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
sesuatu secara terus menerus, memperoleh kebanggaan dan kepuasan
terhadap hal yang diminati, berpartisipasi pada pembelajaran, dan minat
belajar dipengaruhi oleh budaya. Ketika siswa ada minat dalam belajar maka
siswa akan senantiasa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan akan
memberikan prestasi yang baik dalam pencapaian prestasi belajar.
e. Indikator Minat Belajar
Menurut Djamarah (2002: 132) indikator minat belajar yaitu rasa
suka/senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya
kesadaran untuk belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar,
memberikan perhatian. Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator
minat belajar yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan
keterlibatan siswa. Dari beberapa definisi yang dikemukakan mengenai
indicator.
minat belajar tersebut diatas, dalam penelitian ini menggunakan indikator
minat yaitu:
a) Perasaan Senang Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang
terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk
belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak ada
perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.
b) Keterlibatan Siswa Ketertarikan seseorang akan obyek yang
mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan
atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut. Contoh: aktif dalam
diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.
c) Ketertarikan Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap
ketertarikan pada sesuatu benda, orang, kegiatan atau bias berupa
pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh:
antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda tugas dari guru.
d) Perhatian Siswa Minat dan perhatian merupakan dua hal yang
dianggap sama dalam penggunaan sehari-hari, perhatian siswa
merupakan konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian,
dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada
obyek tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek
tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi

4. Metode Everyone Is A Teacher Here


a. Pengertian Every One Is A Teacher Here
Menurut Melvin strategi Everyone Is A Teacher Here memiliki arti bahwa
“setiap siswa bisa menjadi guru disini”.13 Strategi ini merupakan cara mudah
untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban
individu. Melalui strategi ini dapat memberikan kesempatan bagi setiap siswa
untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lain. Selain itu strategi ini sangat
tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara
individual. Dengan strategi ini siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan
ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Strategi ini pula mendorong siswa
untuk bertanya dan menjawab terkait materi yang diajarkan. Pertanyaan
tersebut dapat diberikan secara lisan maupun tulisan (melalui kertas post it
yang dibagikan kepada setiap siswa untuk membuat pertanyaan). Dengan
begitu setiap siswa dapat secara aktif untuk membuat sebuah pertanyaan dan
berusah untuk menjawab pertanyaan yang lain dari temannya. Dengan
13
Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2012)cet.7, hal 183
demikian, siswa dilatih untuk percaya diri menjawab pertanyaan yang
dituliskan temannya dikertas yang ia terima, lalu mempresentasikannya
didepan teman sekelas.
Sebelum pembelajaran dengan metode Everyone Is A Teacher Here
dilakukan, guru sebaiknya melakukan persiapan agar pembelajaran dengan
metode ini berjalan dengan baik. Salah satu persiapan yang harus dilakukan
oleh guru adalah memilih siswa yang akan dijadikan tutor. Terdapat peraturan
dalam menentukan siswa yang akan dijadikan tutor, agar metode Everyone is
a Teacher hereini dapat berjalan dengan lancar dan semua tujuan
pembelajaran tercapai dengan baik. Pekerjaan memilih tutor merupakan tugas
dari guru, namun tidak baik bila guru memutuskannya sendiri tanpa campur
tangan siswa yang akan dibimbing. Guru sebaiknya meminta persetujuan dari
siswa yang akan dibimbing tentang tutor yang akan mengajar siswa tersebut,
dengan begitu siswa menjadi lebih nyaman saat belajar dan merasa senang
sehingga tidak malas untuk mendengarkan atau bertanya pada tutornya. Siswa
yang dijadikan tutor sebaiknya adalah anak yang mampu berkomunikasi
dengan baik dan memahami materi yang akan diajarkan, agar dia mampu
menerangkan materi dengan lancar pada teman-temannya. Tutor yang baik
adalah tutor yang memiliki kebaikan hati, sabar mengajari teman-temannya,
membantu teman-temannya saat menemukan kesulitan, dan mampu memberi
semangat pada teman-temannya agar mau belajar.
Prosedur atau langkah-langkah untuk menggunakan metode ini dalam
pembelajaran yaitu:
a. Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik/bahan yang
akan dibaca.
b. Guru memberi penjelasan umum tentang cara-cara membaca Alqur’an.
c. Kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar kepada setiap
kelompok untuk memberikan bantuannya.
d. Guru memberi tugas kepada tutor untuk membimbing siswa yang perlu
mendapat bimbingan khusus.
e. Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta
bantuan kepada guru.
f. Guru mengadakan evaluasi.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Everyone Is A Teacher Here
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan. Begitu juga
dengan metode Everyone Is A Teacher Here yang mengajak siswa untuk belajar
mengajar dan berbagi ilmu dengan teman sebayanya.
Metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk
diterapkan dengan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia. Ada beberapa
alasan mengapa metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam pendidikan di
Indonesia, alasan tersebut antara lain:
a. Pada umunya jumlah siswa pada suatu kelas terlalu besar. Ada yang
mencapai 32 orang;
b. Kebanyakan sekolah, terutama di daerah-daerah terpencil, menghadapi
kekurangan guru;
c. Kekurangan alat pelajaran;
d. Siswa perlu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam kelompok dan
memperoleh umpan balik padahal waktu guru terbatas.
c. Banyak sekali daerah-daerah terpencil di Indonesia yang masih kekurangan
guru dan alat pelajaran. Apabila hal ini tidak diatasi maka akan menambah
jumlah anak Indonesia yang tidak bersekolah karena tidak mempunyai guru.
Maka dari itu, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan
menerapkan metode Everyone Is A Teacher Here dalam pembelajaran. Guru
dapat meminta pada siswa yang pandai untuk mengajari temannya dalam
belajar. Jumlah siswa di Indonesia dalam satu kelas juga sangat banyak, yang
menyebabkan guru kewalahan saat mengajar. Di saat seperti ini guru
membutuhkan orang lain untuk membantunya, dalam metode Everyone is a
Teacher here siswa yang menjadi tutor dapat membantu guru untuk mengajari
siswa-siswa yang lain saat belajar lewat kelompokkelompok kecil. Kelebihan
dari metode Everyone is a Teacher here tidak hanya untuk membantu guru
yang kesulitan dalam menerangkan materi karena terlalu banyaknya siswa
dalam satu kelas, atau membantu sekolah menyediakan siswa yang bisa
ditugaskan untuk mengajari temannya apabila sekolah tersebut kekurangan
guru.
Dari metode Everyone is a Teacher here antara lain memberikan hasil belajar
yang lebih baik bagi anak yang takut pada guru, tutor menjadi lebih paham
dengan materi yang sedang dibahas, bagi tutor metode ini dapat melatih dan
meningkatkan rasa tanggung jawab dalam mengemban tugas, melatih
kesabaran dan meningkatkan harga diri serta efikasi diri karena merasa bahwa
dirinya mampu membantu temannya dalam memahami materi. Everyone is a
Teacher here juga dapat mendekatkan hubungan antar siswa, dan menambah
motivasi belajar siswa. Metode ini dapat menimbulkan persaingan belajar
antara tutor dengan siswa, siswa yang diajar tidak ingin kalah dengan temannya
yang menjadi tutor, dia ingin lebih baik daripada tutor. Motivasi belajar siswa
yang meningkat akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Everyone is a
Teacher here dapat membantu guru dalam menerangkan materi karena terlalu
banyaknya siswa dalam satu kelas dan membantu sekolah menyediakan siswa
yang bisa ditugaskan untuk mengajari temannya apabila sekolah tersebut
kekurangan guru.
Kelemahan dari metode pembelajaran Everyone Is A Theacher Here antara
lain:
a. Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan
dengan kawannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
b. Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena takut rahasinya
diketahui kawannya.
c. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan, karena
perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program
perbaikan.
d. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang
atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing.
e. Tidak semua siswa yang pandai atau cepat waktu belajarnya dapat
mengerjakannya kembali kepada kawan-kawannya.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari metode


Everyone Is A Theacher Here antara lain kurangnya keseriusan siswa yang
diajar karena tahu yang mengajar adalah temannya sendiri, siswa yang diajar
B. Telaah Pustaka

Setelah peneliti melakukan penelusuran terhadap hasil penelitian yang


ada, peneliti menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
permasalahan yang peneliti angkat, yakni:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Loli Fitriayani program studi S1


pendidikan agama islam tahun 2020 yang berjudul: “PENINGKATAN
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE TARTIL
DI SD N I KUTADALOM KECAMATAN GISTIG KABUPATEN
TANGGAMUS”. Penelitian ini membahas tentang cara meningkatkan
kemampuan membaca Alqur’an pada anak SD dengan metode tartil
Persamaan penelitian Loli Fitriyah dengan peneiltian yang peneliti
lakukan adalah sama sama membahas tentang peningkatan kemampuan
membaca Al-qur’an Meskipun sama-sama meneliti mengenai obyek ini
namun keduanya memiliki perbedaan. Penelitian yang dilakukan Loli
Fitriyani membahas tentang peningkatan kemampuan membaca Al-
qur’an dengan metode tartil, sedang peneliti membahas obyek yang sama
tetapi dengan metode Everyone Is A Theacher Here.
2. Penelitian yang dilakukan A Sri Rahayu Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Sekolah Dasar FKIP UNIMERZ tahun 2020/2021 dengan
judul: “Penerapan Strategi Everyone Is A Teacher Here dalam
Meningkatkan Minat Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD Inpres Borong
Jambu II Kota Makassar”. Dalam penelitian ini membahas bagaimana
pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan minat belajar IPA pada
anak usia sd dengan metode everyone is a theacher. Persamaan
Penelitian A sri rahayu dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah
sama-sama membahas tentang metode yang sama. Adapun perbedaannya
yaitu pada penelitian A sri rahayu dilakukan untuk meningkatkan
perkembangan minat belajar IPA sedangkan yang peneliti lakukan untuk
meningkatkan kemampuan membaca Alqur’an.

Dengan melihat penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti


lakukan dapat dilihat bahwa posisi penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk
melengkapi penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
BAB III

METODE PENELITIAN

B. SUBYEK PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di SMPN 2 KARANGMOJO, yang beralamat di
desa Bejiharjo,Karangmojo,Gunungkidul, Subjek penerimanya adalah Guru PAI
Smpn 2 Karangmojo yaitu penulis sendiri dan siswa muslim kelas VIIIF SMPN
2 KARANGMOJO yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 16 siswa lakilaki
dan 16 siswi perempuan. Sedangkan Objek dalam penelitian ini adalah proses
pelaksanaan pembelajaran serta penerapan Strategi pembelajaran everyone is a
theacher untuk meningkatkan kemampuan membaca peserta didik
D. Metode penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas.


Penelitian tindakan kelas bercirikan perbaiakan terus menerus. Penelitian
tindakan berkaitan erat dengan penelitian kualitatif, karena memang dalam
pengumpulan data menggunakan pendekatan kualitatif14. Dari segi analisis
penelitian ini merupakan pnelitian kualitatif. Penelitian ini juga termasuk
penelitian Deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang

14
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010),
hlm. 140.
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa
adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti.15 Pendekatan yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu pendekatan psikologis, yaitu pendekatan yang
mendasarkan pada sejumlah kekuatan psikologis meliputi: kebutuhan,
emosi, minat, sikap, keinginan, kesediaan, bakat-bakat dan kecakapan akal
(intelektual).16
Dalam Pelaksanaan penelitian, peneliti akan berkolaborasi dengan
Ibu Nur Fitri Utami, S.Pd.I. selaku guru pai yang ada di sekolah tersebut.
Peneliti sebagai guru yang dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kegiatan
yang terangkum dalam 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Karangmojo kecamatan
Karangmojo Kabupaten Gunungkidul yang difokuskan di kelas VIII.
b. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dari tanggal 13 September 2022
sampai tanggal 20 September 2022. Dalam pelaksanaan penelitian ini
dilakukan 2 siklus penelitian yang masing-masing dimulai dengan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
3. Prosedur Penelitian
Prosedur yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi:
a. Perencanaan(panning)
- Dalam hal ini peneliti membuat scenario pembelajaran yang
mengarahkan pada psoses membaca dengan metode everyone is a
theacher
- Membuat lembar observasi
- Membuat media pembelajaran
b. Tindakan (acting), yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti.
c. Observasi (observing), yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti
untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi
15
Roni Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM, 2005), hal. 105.
16
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), hal.4.
tentang berbagai kekurangan atau kelamahan tindakan yang
dilakukan. Observasi dilakukan dengan lembar observasi yang telah
dibuat. Dalam penelitian ini observasi yang peneliti lakukan
diantaranya:
1. Aktivitas pendidik selama pembelajaran
2. Aktifitas peserta didik selama pembelajaran
3. Keberhasilan dan hambatan yang dialami dalam proses
pembelajaran
d. Refleksi(Reflekting)
Yakni kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga
memunculkan program atau perencanaan baru. Peneliti melakukan
refleksi terkait kelebihan dan kekurangan metode yang telah
dilakukan di setiap siklus. Kemudian dilakukan perbaikan di siklus
kedua. Selanjutnya yaitu membuat kesimpulan terhadap siklus yang
telah dilaksanakan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam PTK Ini yaitu:
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan penginderaan. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.17
Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data
tentang geografis,sarana prasarana pendidikan yang tersedia, proses
pembelajaran di kelas, serta hal-hal yang diperlukan untuk
melengkapi data.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis.18 Disini penulis menggunakannya untuk
17
Nurul Zuhriyah, Metode Penelitian Social dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), hal.203.
18
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial,
(Jakarta: Kencana, 2008), hal. 121.
mendapatkan data tentang sejarah berdirinya dan perkembangan
sekolah, jumlah siswa, jumlah guru dan karyawan, sarana dan
prasarana sekolah, serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

5. Teknik Analisa Data


Analisa data diartikan sebagai proses yang menghubungkan,
memisahkan, dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat ditarik
kesimpulan yang benar. Adapun analisis data yang digunakan
sebagaimana dalam pelaksanaan PKT yaitu:
1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang
menggambarkan peningkatan kemampuan membaca Alqur’an dengan
metode everyone is a theacher.
2. Analisa kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
peserta didik.
3. Menggunakan statistic deskriptif dengan mencari prosentase
keberhasilan penerapan metode dengan rumus:
F
P= N X 100

Keterangan:
P: Prosentase ketuntasan
F: Siswa yang tuntas
N: Jumlah Siswa

6. Indikator penghentian tindakan


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan di SMPN 2
KARANGMOJO terdiri dari 2 siklus. Namun, keputusan untuk
melanjutkan atau menghentikan penelitian pada akhir siklus tertentu
sepenuhnya bergantung pada hasil yang dicapai pada siklus terakhir. Bila
hasil yang dicapai telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan, maka penelitian dihentikan dan apabila belum mencapai hasil
sesuai dengan yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus
berikutnya. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperbaiki tindakan
dalam setiap siklus untuk menemukan cara yang paling efektif dan efisien
dari pelaksanaan strategi dan media yang diterapkan
7. Perencanaan Penelitian
Model Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan rancangan
penelitian model Hopkins yang diawali dengan tindakan pendahuluan
kemudian dilanjutkan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil evaluasi pada siklus I masih
belum tuntas, sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II. Refleksi siklus
I dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus II.
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas
yang dikembangkan oleh Arikunto. Dimana Prosedur yang digunakan
dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang akan
berlangsung melalui tiga siklus, dimana setiap siklus bisa terdiri dari satu
pertemuan atau lebih. Pada akhir pertemuan diharapkan dapat tercapai
yaitu meningkatnya minat membaca Alqur’an pada anak kelas VIIIF
SMPN 2 Karangmojo. Dalam hal ini PTK memiliki prosedur yang perlu
diperhatikan. Prosedur tersebut berguna bagi para guru yang akan
melaksanakan PTK. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang menggunakan
siklus. Model ini terdiri dari 4 (empat) langkah yaitu: rencana, tindakan,
observasi, dan refleksi. Berikut ini Langkah-langkah penelitian Tindakan
kelas desain model Kemmis & Taggart.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Desksipsi Hasil Penelitian


1. Pra Siklus
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan segala sesuatu
untuk kelancaran penelitian. Adapun persiapan tersebut adalah:
a. Menentukan lokasi penelitian, yaitu SMPN 2 Krangmojo Kapanewon
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul
b. Meminta ijin penelitian kepada kepala sekolah tempat dilaksanakannya
penelitian.
c. Menghubungi kepala sekolah, yang kelasnya digunakan untuk penelitian
yaitu kelas VIIIF.
d. Menentukan topik atau materi yang akan dijadikan bahan penelitian.
Setelah persiapan-persiapan dalam melaksanakan penelitian barulah
peneliti melakukan tindakan dalam pra siklus yakni mengumpulkan data
terkait kemampuan menghafal siswa. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan informasi tersebut dengan melaksanakan tes ujuk
kerja.Adapun data yang dapat diperoleh sebagai berikut:

Tabel Unjuk Kerja kemampuan membaca Alqur’an Pra siklus

Aspek penilaian

NO NIS NAMA Makhraj Panjang Kelancaran


huruf Pendek membaca
bacaan
889 1 2 1
1 1 AGATHA SEKAR KIRANI
889 1 1 1
2 2 AHNAF REVAN SAPUTRA
889 1 2 2
3 3 AIRA NABILA SAPUTRI
889 1 1 1
4 4 ALVIANSYAH
889 1 1 1
5 5 AMANDA DEWI SAFITRI
889 ANGELINA AUGUSTA 3 3 4
6 6 PRASTYA
7 889 ANISA NUR RAHMADANI 3 3 4
7
3 3 4
889 ARDHINA EKAPUTRI
8 8 NOVITADHEWI
889 1 1 1
9 9 DESI ARTIKA CAHYANI
890 3 3 4
10 0 DIMAS DAVID SAPUTRA
890 3 3 4
11 1 FAUZI IRFAN AL BUQORI
890 FEBIANA PUTRI 1 1 1
12 2 CAHYANI
890 FIKQI MUSHAQI 1 1 1
13 3 PRANATA
890 3 3 4
14 4 HANIF ABDUR RAHMAN
890 IVO ANJANI WISANG 1 1 1
15 5 AQIRUL
890 KHOIRUL MUHAMMAT 1 1 1
16 6 ZAKI
890 3 3 4
17 7 KIRANI RESTIKA PUTRI
MUHAMMAD 3 3 4
890 MUHADZDZIB
18 8 DAKHILULOH
890 3 3 4
19 9 NAFAN DAFI ELFAZYA
891 1 2 1
20 0 QONITA KHAIRUNISA
891 1 1 1
21 1 RAFIF FAITHYATAMA
891 1 2 1
22 2 RAZHYA SAPUTRA
891 1 1 1
23 3 RENATA JEZIKA PUTRI
891 1 2 1
24 4 REZA YANU MAHENDRA
891 RISQIANANDA LEXA 1 1 1
25 5 PAMUNGKAS
891 SAVIRA MURTI 3 3 4
26 6 ANGGRAINY
891 3 3 4
27 7 SEPTIANA RAMADHANI
891
28 8 TASYA SA'ADAH
891 VAREL ADITYA SATRIYA 3 3 4
29 9 MULYA
892 1 1 1
30 0 WISNU SETYOAJI
892 1 1 1
31 1 YUSUF EFFENDY PUTRA
32 892 ZAHWA ULAIYA SISCA 1 1 1
2 DEWI

Ket. *
1 = kurang, 2 = sedang, 3 = baik, 4 = sangat baik Dilihat dari tabel diatas menunjukkan
bahwa kondisi awal Kemampuan membaca Alqur’an 60 % siswa mendapat skor 1 dan
mendapat skor 2 (sedang), dan 40 % siswa mendapat skor 3 (baik), dan mendapat skor 4
(sangat baik). Siswa dengan kriteria membaca baik 12 orang, dengan kriteria sedang dan
kurang 20 orang. Maka dari itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian Tindakan
Kelas dengan menggunakan model pembelajaran EVERYONE IS A THEACHER HERE
untuk meningkatkan kemampuan membaca pada siswa Kelas 8F SMPN 2 Karangmojo,
Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian Tindakan Kelas ini
direncanakan akan dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus yaitu silkus I dan siklus II.
Berdasarkan hasil awal yang didapatkan, maka langkah-langkah yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
a)Menentukan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan.
b)Membuat model/metode pembelajaran yang menarik untuk siswa,
c)Mengelompokkan siswa antara yang sudah bisa membaca Alqur’an dan yang belum.
2. Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini tersusun berdasarkan atas hasil refleksi pada
pra skilus, dengan menghasilkan empat langkah tindakan yang akan digunakan
dalam penelitian, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pokok
Iman kepada Kitab Allah. Adapun tahapan perencanaan pembelajaran yang
dilakukan adalah:
1) Menyusun RPP yang berisikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan pada siklus ini.
2) Menyiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksannya proses
pembelajaran yang berupa bahan ajar siswa.
3) Berkolaborasi dengan guru pengampu mata pelajaran PAI lainya untuk
menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
4) Menggunakan metode everyone is a theacher sebagai solusi pemecahan
masalah pembelajaran.
5) Membuat skenario pembelajaran yang meliputi: RPP, Handout materi
membaca Alqur’an tentang kompetensi dasar yang akan disampaikan dan
alat evaluasi (soal pre test dan post test).
6) Menyiapkan power point sebagai media pembelajaran.
7) Memilih dan menetapkan 4 orang theacher.
8) Membagikan materi, kepada 4 theacher yang telah ditetapkan untuk
dipelajari dirumah.
9) Membagi kelas menjadi 6 kelompok belajar saat proses pembelajaran,
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa dan 1 tutor yang sekaligus
menjadi ketua kelompok. Sambil mengkondisikan kelas menjadi kelompok-
kelompok, guru mengecek kesiapan tutor.
10) Membuat lembar observasi untuk memantau keadaan siswa serta melihat
kondisi kegiatan belajar mengajar dikelas. Ketika proses pembelajaran
berlangsung.
11) Membuat lembar observasi guru untuk memantau keadaan guru serta
melihat kondisi kegiatan belajar mengajar dikelas Ketika proses
pembelajaran berlangsung.
b. Tindakan
Setelah perencanaan disiapkan, maka mulailah pada siklus I. Pada tahap
tindakan ini kegiatan pembelajaran siklus pertama dan siklus berikutnya sampai
siklus terakhir menggunakan metode every one is a theacher here. Tindakan
dilakukan oleh guru dan tutor sebaya. Guru memberikan pengantar dan tutor
sebaya mengajari serta mendampingi anggota kelompoknya masing-masing.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti meminta bantuan kepada observer (teman sejawat)
untuk membantu dalam melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan
aktivitas yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, sedangkan untuk hasil tes atau evaluasi belajar siswa dilakukan
oleh peneliti sendiri. Adapun observasi yang dilakukan oleh teman sejawat
adalah:
1. Aktivitas siswa
Kegiatan yang dilakukakan siswa selama proses pembelajaran merupakan
data aktivitas siswa yang diobservasi. Seluruh aktivitas siswa diobservasi
sesuai dengan timbal-balik dari aktivitas guru dalam menyampaikan dan
melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun aktivitas siswa yang diamati
adalah:
a) Keterlibatan
1. Memperhatikan dengan seksama
2. Menjawab dengan bahasa yang baik
3. Menjawab dengan kalimat yang benar
4. Berani bertanya
b) Inisiatif
1) Berada dalam kelompok
2) Memiliki rasa keingintahuan tinggi
3) Tidak mementingkan diri
4) Aktif mengikuti instruksi pembelajaran
c) Perhatian
1) Tidak menimbulkan kegaduhan
2) Memperhatikan instruksi guru
3) Berinteraksi dengan benar
4) Menyelesaikan tugas sesuai instruksi
5) Tanggung Jawab
6) Memilih jawaban benar
7) Memotivasi diri dan teman
8) Memiliki komitmen menyelesaikan tugas
9) Menjaga dan menghormati diri
d. Tanggung Jawab
1) Memilih jawaban benar.
2) Memotivasi diri dan teman
3) Memiliki komitmen menyelesaikan tugas
4) Menjaga dan menghormati diri
Adapun hasil dari pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan selama aktivitas
pembelajaran berlangsung dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini:
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Kriteria Penilaian
N
NIS NAMA Keterlibata Inisiatif Perhatian Tanggung
O
n jawab
AGATHA SEKAR 3 1 2 1
1 8891 KIRANI
AHNAF REVAN 3 1 1 1
2 8892 SAPUTRA
AIRA NABILA 3 1 2 2
3 8893 SAPUTRI
4 8894 ALVIANSYAH 2 1 1 1
AMANDA DEWI 2 1 1 1
5 8895 SAFITRI
ANGELINA 3 3 3 3
6 8896 AUGUSTA PRASTYA
ANISA NUR 3 3 3 3
7 8897 RAHMADANI
3 3 3 3
ARDHINA EKAPUTRI
8 8898 NOVITADHEWI
DESI ARTIKA 3 1 1 1
9 8899 CAHYANI
DIMAS DAVID 3 3 3 3
10 8900 SAPUTRA
FAUZI IRFAN AL 3 3 3 3
11 8901 BUQORI
FEBIANA PUTRI 2 1 1 1
12 8902 CAHYANI
FIKQI MUSHAQI 2 1 1 1
13 8903 PRANATA
HANIF ABDUR 3 3 3 4
14 8904 RAHMAN
IVO ANJANI WISANG 3 1 1 1
15 8905 AQIRUL
KHOIRUL 3 1 1 1
16 8906 MUHAMMAT ZAKI
KIRANI RESTIKA 3 3 3 3
17 8907 PUTRI
MUHAMMAD 3 3 3 3
MUHADZDZIB
18 8908 DAKHILULOH
NAFAN DAFI 3 3 3 3
19 8909 ELFAZYA
QONITA 3 1 2 1
20 8910 KHAIRUNISA
RAFIF 2 1 1 1
21 8911 FAITHYATAMA
22 8912 RAZHYA SAPUTRA 3 1 2 1
RENATA JEZIKA 3 1 1 1
23 8913 PUTRI
REZA YANU 2 1 2 1
24 8914 MAHENDRA
RISQIANANDA LEXA 3 1 1 1
25 8915 PAMUNGKAS
SAVIRA MURTI 3 3 3 4
26 8916 ANGGRAINY
SEPTIANA 3 3 3 4
27 8917 RAMADHANI
28 8918 TASYA SA'ADAH 3 1 1 1
VAREL ADITYA 2 3 3 4
29 8919 SATRIYA MULYA
30 8920 WISNU SETYOAJI 2 1 1 1
YUSUF EFFENDY 2 1 1 1
31 8921 PUTRA
ZAHWA ULAIYA 3 1 1 1
32 8922 SISCA DEWI
Keterangan penilaian: Setiap aspek yang diamati maksimal nilai yang didapat
adalah empat dengan keterangan sebagai berikut :
1 = Kurang 2 = Sedang 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa
dalam kegiatan belajar memperoleh nilai persentase 50%, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa aktivitas siswa pada siklus I berkategori Baik.

2). Aktivitas guru


Observer dalam mengamati aktivitas guru disesuaikan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru dapat diamati dengan cermat serta
tidak keluar dari rencana yang telah tersusun.
Adapun hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:

Tabel 1.2
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Pengamata SKO
No Aspek Yang Dinilai R
n KBM
4 3 2 1 0
I Pendahuluan 1. Mempersiapkan siswa untuk belajar V
2. Memotivasi siswa untuk mengikuti
V
pelajaran
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
II Kegiata 1. Menyajikan informasi awal mengenai
V
n Inti materi.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk proses
V
belajar mengajar
3. Meminta kepada semua siswa untuk
memperhatikan apa yang akan V
disampaikan oleh guru
4. Guru menjelaskan materi pelajaran
dengan suara yang bervariasi untuk V
merangsang
motivasi siswa
5. Guru memperhatikan penggunaan bahasa,
V
kontak mata dan memberikan hiburan
6. Meminta siswa untuk menjawab
V
pertanyaan dari guru
7. Meminta siswa untuk menyimpulkan apa
V
yang telah disampaikan guru
III Evaluasi Evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi
V
akhir
IV Menutup 1. Menyimpulkan pembelajaran V
Pelajaran 2. Memberikan tugas rumah V
V Suasan 1. Siswa antusias V
a Kelas 2. Guru antusias V
3. Waktu sesuai alokasi V
4. KBM sesuai dengan skenario pada RPP V

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan teman sejawat peneliti/guru terhadap


aktivitas guru, pada siklus I menunjukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
aktivitas guru pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan akhir
secara keseluruhan mencapai kategori baik dengan persentase sebesar 80,9%

3. Hasil tes evaluasi belajar siswa


Hasil tes ini dilakukan guna melihat hasil akhir tujuan dari penelitian, apakah
penelitian ini dianggap berhasil atau tidak, tes ini dilakukan dalam tiap akhir siklus
untuk mendapatkan nilai dari semua siswa guna diteliti.
Sedangkan hasil tes belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Tes kemampuan Membaca Siswa Siklus I

Aspek penilaian

NO NIS NAMA Makhraj Panjang Kelancaran


huruf Pendek membaca
bacaan
889 3 4 4
1 1 AGATHA SEKAR KIRANI
2 889 AHNAF REVAN SAPUTRA 3 2 2
2
889 3 2 2
3 3 AIRA NABILA SAPUTRI
889 3 3 2
4 4 ALVIANSYAH
889 3 3 3
5 5 AMANDA DEWI SAFITRI
889 ANGELINA AUGUSTA 3 3 4
6 6 PRASTYA
889 3 3 4
7 7 ANISA NUR RAHMADANI
3 3 4
889 ARDHINA EKAPUTRI
8 8 NOVITADHEWI
889 3 3 2
9 9 DESI ARTIKA CAHYANI
890 3 3 4
10 0 DIMAS DAVID SAPUTRA
890 3 3 4
11 1 FAUZI IRFAN AL BUQORI
890 FEBIANA PUTRI 3 3 3
12 2 CAHYANI
890 FIKQI MUSHAQI 3 3 3
13 3 PRANATA
890 3 3 4
14 4 HANIF ABDUR RAHMAN
890 IVO ANJANI WISANG 3 3 3
15 5 AQIRUL
890 KHOIRUL MUHAMMAT 3 2 2
16 6 ZAKI
890 3 3 4
17 7 KIRANI RESTIKA PUTRI
MUHAMMAD 3 3 4
890 MUHADZDZIB
18 8 DAKHILULOH
890 3 3 4
19 9 NAFAN DAFI ELFAZYA
891 3 2 3
20 0 QONITA KHAIRUNISA
891 3 3 3
21 1 RAFIF FAITHYATAMA
891 3 2 3
22 2 RAZHYA SAPUTRA
891 3 3 3
23 3 RENATA JEZIKA PUTRI
891 3 2 3
24 4 REZA YANU MAHENDRA
891 RISQIANANDA LEXA 2 2 3
25 5 PAMUNGKAS
891 SAVIRA MURTI 3 3 4
26 6 ANGGRAINY
27 891 SEPTIANA RAMADHANI 3 3 4
7
891
28 8 TASYA SA'ADAH
891 VAREL ADITYA SATRIYA 3 3 4
29 9 MULYA
892 2 3 3
30 0 WISNU SETYOAJI
892 3 2 3
31 1 YUSUF EFFENDY PUTRA
892 ZAHWA ULAIYA SISCA 3 3 3
32 2 DEWI

Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa kondisi Kemampuan membaca 0


% siswa mendapat skor 1 (kurang), 30 % siswa mendapat skor 2 (sedang), dan
40 % siswa mendapat skor 3 (baik), dan 30% siswa mendapat skor 4 (sangat
baik)
a. Refleksi
Pada tahap ini refleksi dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru
pengampu mata pelajaran PAI lain atau teman sejawat. Refleksi dilakukan
terhadap hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus pertama, yaitu
menganalisis kelebihan dan kekurangan tindakan serta hasil belajar siswa setelah
proses pembelajaran. Hasil kesimpulan yang didapat berupa tingkat keefektifan
rancangan pembelajaran yang dibuat dan daftar permasalahan yang dihadapi di
lapangan. Hasil ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan perencanaan
pada siklus berikutnya

2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tersusun berdasarkan atas hasil refleksi pada
pra skilus, dengan menghasilkan empat langkah tindakan yang akan digunakan
dalam penelitian, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pokok
Iman kepada Kitab Allah. Adapun tahapan perencanaan pembelajaran yang
dilakukan adalah:
1) Menyusun RPP yang berisikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada siklus ini.
2) Menyiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksannya proses
pembelajaran yang berupa bahan ajar siswa.
3) Berkolaborasi dengan guru pengampu mata pelajaran PAI lainya untuk
menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
4) Menggunakan metode everyone is a theacher sebagai solusi pemecahan
masalah pembelajaran.
5) Membuat skenario pembelajaran yang meliputi: RPP, Handout materi
membaca Alqur’an tentang kompetensi dasar yang akan disampaikan dan
alat evaluasi (soal pre test dan post test).
6) Menyiapkan power point sebagai media pembelajaran.
7) Memilih dan menetapkan 4 orang theacher.
8) Membagikan materi, kepada 4 theacher yang telah ditetapkan untuk
dipelajari dirumah.
9) Membagi kelas menjadi 6 kelompok belajar saat proses pembelajaran,
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa dan 1 tutor yang sekaligus
menjadi ketua kelompok. Sambil mengkondisikan kelas menjadi
kelompok-kelompok, guru mengecek kesiapan tutor.
10) Membuat lembar observasi untuk memantau keadaan siswa serta melihat
kondisi kegiatan belajar mengajar dikelas. Ketika proses pembelajaran
berlangsung.
11) Membuat lembar observasi guru untuk memantau keadaan guru serta
melihat kondisi kegiatan belajar mengajar dikelas Ketika proses
pembelajaran berlangsung.
b. Tindakan
Setelah perencanaan disiapkan, maka mulailah pada siklus II. Pada tahap
tindakan ini kegiatan pembelajaran siklus pertama dan siklus berikutnya sampai
siklus terakhir menggunakan metode every one is a theacher here. Tindakan
dilakukan oleh guru dan tutor sebaya. Guru memberikan pengantar dan tutor
sebaya mengajari serta mendampingi anggota kelompoknya masing-masing.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti meminta bantuan kepada observer (teman sejawat)
untuk membantu dalam melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan
aktivitas yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, sedangkan untuk hasil tes atau evaluasi belajar siswa dilakukan
oleh peneliti sendiri. Adapun observasi yang dilakukan oleh teman sejawat
adalah:
1) Aktivitas siswa
Kegiatan yang dilakukakan siswa selama proses pembelajaran merupakan
data aktivitas siswa yang diobservasi. Seluruh aktivitas siswa diobservasi
sesuai dengan timbal-balik dari aktivitas guru dalam menyampaikan dan
melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun aktivitas siswa yang diamati
adalah:
a) Keterlibatan
1. Memperhatikan dengan seksama
2. Menjawab dengan bahasa yang baik
3. Menjawab dengan kalimat yang benar
4. Berani bertanya
b) Inisiatif
1) Berada dalam kelompok
2) Memiliki rasa keingintahuan tinggi
3) Tidak mementingkan diri
4) Aktif mengikuti instruksi pembelajaran
c) Perhatian
1) Tidak menimbulkan kegaduhan
2) Memperhatikan instruksi guru
3) Berinteraksi dengan benar
4) Menyelesaikan tugas sesuai instruksi
5) Tanggung Jawab
6) Memilih jawaban benar
7) Memotivasi diri dan teman
8) Memiliki komitmen menyelesaikan tugas
9) Menjaga dan menghormati diri
d. Tanggung Jawab
1) Memilih jawaban benar.
2) Memotivasi diri dan teman
3) Memiliki komitmen menyelesaikan tugas
4) Menjaga dan menghormati diri
Adapun hasil dari pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan selama aktivitas
pembelajaran berlangsung dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini:
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Kriteria Penilaian
N
NIS NAMA Keterlibata Inisiatif Perhatian Tanggung
O
n jawab
AGATHA SEKAR 3 4 4 4
1 8891 KIRANI
AHNAF REVAN 3 4 4 4
2 8892 SAPUTRA
AIRA NABILA 4 4 4 4
3 8893 SAPUTRI
4 8894 ALVIANSYAH 4 4 4 3
AMANDA DEWI 4 3 3 4
5 8895 SAFITRI
ANGELINA 4 4 4 4
6 8896 AUGUSTA PRASTYA
ANISA NUR 4 4 4 4
7 8897 RAHMADANI
4 4 4 4
ARDHINA EKAPUTRI
8 8898 NOVITADHEWI
DESI ARTIKA 4 4 4 4
9 8899 CAHYANI
DIMAS DAVID 4 4 4 4
10 8900 SAPUTRA
FAUZI IRFAN AL 4 4 4 4
11 8901 BUQORI
FEBIANA PUTRI 4 4 4 4
12 8902 CAHYANI
FIKQI MUSHAQI 4 4 4 4
13 8903 PRANATA
HANIF ABDUR 4 4 4 4
14 8904 RAHMAN
IVO ANJANI WISANG 4 4 4 4
15 8905 AQIRUL
KHOIRUL 3 4 4 4
16 8906 MUHAMMAT ZAKI
KIRANI RESTIKA 4 4 4 4
17 8907 PUTRI
18 8908 MUHAMMAD 4 4 4 4
MUHADZDZIB
DAKHILULOH
NAFAN DAFI 4 4 4 4
19 8909 ELFAZYA
QONITA 3 4 4 4
20 8910 KHAIRUNISA
RAFIF 4 4 3 3
21 8911 FAITHYATAMA
22 8912 RAZHYA SAPUTRA 4 3 4 4
RENATA JEZIKA 4 4 4 4
23 8913 PUTRI
REZA YANU 4 4 4 4
24 8914 MAHENDRA
RISQIANANDA LEXA 4 4 4 4
25 8915 PAMUNGKAS
SAVIRA MURTI 4 4 4 4
26 8916 ANGGRAINY
SEPTIANA 4 4 4 4
27 8917 RAMADHANI
28 8918 TASYA SA'ADAH 4 4 4 4
VAREL ADITYA 4 4 4 4
29 8919 SATRIYA MULYA
30 8920 WISNU SETYOAJI 4 4 3 3
YUSUF EFFENDY 4 4 3 3
31 8921 PUTRA
ZAHWA ULAIYA 4 4 4 4
32 8922 SISCA DEWI
Keterangan penilaian: Setiap aspek yang diamati maksimal nilai yang didapat
adalah empat dengan keterangan sebagai berikut :
1 = Kurang 2 = Sedang 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa
dalam kegiatan belajar memperoleh nilai persentase 90%, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa aktivitas siswa pada siklus II berkategori Baik.

2). Aktivitas guru


Observer dalam mengamati aktivitas guru disesuaikan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru dapat diamati dengan cermat serta
tidak keluar dari rencana yang telah tersusun.
Adapun hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:

Tabel 1.2
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Pengamatan SKOR
No Aspek Yang Dinilai
KBM 4 3 2 1 0
I Pendahuluan 1. Mempersiapkan siswa untuk belajar V
2. Memotivasi siswa untuk mengikuti
V
pelajaran
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
II Kegiatan 1. Menyajikan informasi awal mengenai
V
Inti materi.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk
proses V

belajar mengajar
3. Meminta kepada semua siswa untuk V
memperhatikan apa yang akan
disampaikan oleh guru
4. Guru menjelaskan materi pelajaran V
dengan suara yang bervariasi untuk
merangsang
motivasi siswa
5. Guru memperhatikan penggunaan V
bahasa, kontak mata dan memberikan
hiburan
6. Meminta siswa untuk menjawab V
pertanyaan dari guru

7. Meminta siswa untuk menyimpulkan V


apayang telah disampaikan guru

III Evaluasi Evaluasi proses pembelajaran dan V


evaluasi akhir
IV Menutup 1. Menyimpulkan pembelajaran V
Pelajaran 2. Memberikan tugas rumah V
V Suasana 1. Siswa antusias V
Kelas 2. Guru antusias V
3. Waktu sesuai alokasi V
4. KBM sesuai dengan skenario pada V
RPP

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan teman sejawat peneliti/guru terhadap


aktivitas guru, pada siklus II menunjukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
aktivitas guru pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan akhir
secara keseluruhan mencapai kategori baik dengan persentase sebesar 95%

3. Hasil tes evaluasi belajar siswa


Hasil tes ini dilakukan guna melihat hasil akhir tujuan dari penelitian, apakah
penelitian ini dianggap berhasil atau tidak, tes ini dilakukan dalam tiap akhir siklus
untuk mendapatkan nilai dari semua siswa guna diteliti.
Sedangkan hasil tes belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Aspek penilaian

NO NIS NAMA Makhraj Panjang Kelancaran


huruf Pendek membaca
bacaan
889 4 4 4
1 1 AGATHA SEKAR KIRANI
889 3 2 2
2 2 AHNAF REVAN SAPUTRA
889 3 2 2
3 3 AIRA NABILA SAPUTRI
889 4 4 4
4 4 ALVIANSYAH
889 4 4 4
5 5 AMANDA DEWI SAFITRI
889 ANGELINA AUGUSTA 4 4 4
6 6 PRASTYA
889 4 4 4
7 7 ANISA NUR RAHMADANI
4 4 4
889 ARDHINA EKAPUTRI
8 8 NOVITADHEWI
889 4 4 3
9 9 DESI ARTIKA CAHYANI
890 4 4 4
10 0 DIMAS DAVID SAPUTRA
890 4 4 4
11 1 FAUZI IRFAN AL BUQORI
890 FEBIANA PUTRI 4 4 4
12 2 CAHYANI
890 FIKQI MUSHAQI 4 4 4
13 3 PRANATA
890 4 4 4
14 4 HANIF ABDUR RAHMAN
890 IVO ANJANI WISANG 4 4 4
15 5 AQIRUL
890 KHOIRUL MUHAMMAT 3 2 2
16 6 ZAKI
890 4 4 4
17 7 KIRANI RESTIKA PUTRI
MUHAMMAD 4 4 4
890 MUHADZDZIB
18 8 DAKHILULOH
890 4 4 4
19 9 NAFAN DAFI ELFAZYA
891 4 4 4
20 0 QONITA KHAIRUNISA
891 4 4 4
21 1 RAFIF FAITHYATAMA
891 4 4 4
22 2 RAZHYA SAPUTRA
891 4 4 4
23 3 RENATA JEZIKA PUTRI
891 4 4 4
24 4 REZA YANU MAHENDRA
891 RISQIANANDA LEXA 3 3 4
25 5 PAMUNGKAS
891 SAVIRA MURTI 4 4 4
26 6 ANGGRAINY
891 4 4 4
27 7 SEPTIANA RAMADHANI
891 4 4 4
28 8 TASYA SA'ADAH
891 VAREL ADITYA SATRIYA 4 4 4
29 9 MULYA
892 4 4 4
30 0 WISNU SETYOAJI
892 4 4 4
31 1 YUSUF EFFENDY PUTRA
892 ZAHWA ULAIYA SISCA 4 4 4
32 2 DEWI

Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa kondisi Kemampuan membaca


0% siswa mendapat skor II (kurang), 10 % siswa mendapat skor 2 (sedang),
dan 10 % siswa mendapat skor 3 (baik), dan 80% siswa mendapat skor 4
(sangat baik)

4. Refleksi
Pada tahap ini refleksi dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru
pengampu mata pelajaran PAI lain atau teman sejawat. Refleksi dilakukan
terhadap hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus kedua, yaitu
menganalisis kelebihan dan kekurangan tindakan serta hasil belajar siswa setelah
proses pembelajaran. Hasil kesimpulan yang didapat berupa tingkat keefektifan
rancangan pembelajaran yang dibuat dan daftar permasalahan yang dihadapi di
lapangan. Hasil ini sudah sesuai keinginan yang di harapkan oleh
peneliti.Karena sudah menunjukkan perkembangan dan keberhasilan dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan.,2008, Penelitian Kualitatif: komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


Publik, dan Ilmu Sosial, Jakarta: Kencana

Drajat, Zakiyah.,2001, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Kountur, Roni.,2005, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:
PPM, 2005

Kunandar., 2014, Penilaian Utentik.Jakarta: PT Raja Grafndo Persada

Kuswana, Wowo Sunaryo.,2012, Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam


Berpikir, Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Majid, Abdul, 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, Nana Syaodih.,2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Remaja


Rosdakarya

Zuhriyah, Nurul., 2006, Metode Penelitian Social dan Pendidikan, Jakarta: Bumi

As’adi, Basuki, Desain Pembelajaran Berbasis PTK, Ponorogo: STAIN Ponorogo


Press, 2000. Aksara

Silberman, Melvin L, Active Learning, Bandung: Penerbit Nuansa, 2012.

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2013.

Arikunto Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

Anda mungkin juga menyukai