Anda di halaman 1dari 6

 Nama: Eka Putri Haryanti

 Kelas: 1A
 Matkul: Child Development

 Judul: Perkembangan kognitif dan pemahaman peserta didik.

 Latar belakang
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar dimanapun mereka berada. Kemampuan
kognitif sangat diperlukan peserta didik dalam pendidikan. Perkembangan kognitif
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik.
Dalam perkembangan kognitif, peran guru dan orang tua memiliki peran yang sangat
penting dan perlu memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan
kognitif pada anak didiknya.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya perkembangan kognitif bagi peserta didik,
diperlukan penjelasan perkembangan kognitif lebih detail baik pengertian maupun tahap-
tahap karakteristik perkembangan kognitif peserta didik.
 Pengertian Kognitif
Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa
(analysis), sintesa (sinthesis), dan evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).Teori
kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.

 Pengertian peserta didik


Dalam psikologis. Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Menurut fitrahnya
masing-masing Sebagai individu yang Tengah tumbuh dan berkembang
peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah
optimal kemampuan fitrahnya.
Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan diatas dapat
disimpulkan bahwa peserta didik adalah individu yang memiliki sejumlah karakteristik
diantaranya
1. Peserta didik adalahindividu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas
sehingga ia merupakan insan yang unik
2. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah
mengalami perubahan-perubahan dalam dirinyasecara wajar. Baik yang ditunjukkan
kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan ling-ungannya.
3. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan
perlakuan manusiawi.
4. Peserta didik adalah individual yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
 Pengertian perkembangan kognitif
Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih
kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan
berkembangnya kemampuan kognitif iniakan memudahkan peserta didik menguasai
pengetahuan umum yang lebihluas, sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan
wajar dalaminteraksinya dengan masyarakat dan lingkungan.
Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salahsatu aspek
perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya, sesuai buku karangan.
Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah
yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologisyang berkaitan bagaimana
individu mempelajari, memperhatikan,mengamati, membayangkan, memperkirakan,
menilai dan memikirkanlingkungannya. (Desmita, 2009).

 Pengertian pemahaman peserta didik


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata paham adalah mengerti benar atau tahu
benar. Sehingga kata pemahaman dapat berarti sebagai proses, perbuatan, cara untuk
mengerti benar atau mengetahui benar. Pemahaman didefinsikan sebagai kemampuan
untuk memahami materi atau bahan. Proses pemahaman terjadi karena adanya
kemampuan menjabarkan suatu materi atau bahan ke materi atau bahan lain.
Menurut Purwanto (2000) dalam Andriani (2014: 45) “mengemukakan bahwa
kemampuan pemahaman (comprehension) adalah tingkat kemampuan pemahaman
peserta didik mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahui‟.
Menurut Bloom (dalam Anderson, 2001) dalam Andriani (2014: 45) “pemahaman
adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat‟.
Berdasarkan pengertian diatas, bahwa pemahaman adalah kemampuan siswa untuk
mengartikan sebuah materi pembelajaran yang telah dipelajari, yang nantinya akan
dijelaskan kembali dengan caranya sendiri.

 Teori perkembangan kognitif


Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang
kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan
merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan
dalaminteraksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh
kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak-kanak awal
dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.Piaget juga memberikan proses
pembentukan pengetahuan dari pandangan yang lain, ia menguraikan pengalaman fisik,
yang merupakanabstraksi dari ciri-ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau
pengetahuan endogen disusun melalui proses pemikiran anak didik .Sruktur tindakan,
operasi kongkrit dan operasai formal dibangun dengan jalan logis dan matematis. Dari
aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskanmemiliki kompetensi bidang
kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti
penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara
menilai siswadan sebagainya.
Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut Vygotsky berbeda dengan
Piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsepsosiokultural, yaitu konteks sosial dan
interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky juga yakin suatu
pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu
pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah
dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik, Misalnya di
lingkungan masyarakat.

 Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif


1. Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi
kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan
kecuali jika intelegensi individudapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
2. Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkin anak-anak
memperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan
membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan
membatasi secara luas prestasisecara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan
kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan
kegiatan belajar sendiri.
3. Pengaruh sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat
memacu atau menghambat perkembangan kognitifnya.

 Masalah Perkembangan Kognitif Peserta Didik.


1. Masa kanak-kanak awal
Permasalahan membaca pada masa ini masih dengan cara dieja, pemahamannya
hanya satu kata dan terkadang anak sulit diajak belajarmembaca. Solusi: Membaca
diikuti kata-kata bergambar agar menari anak untuk membaca.
2. Masa kanak-kanak akhir
Permasalahan membaca dan pemahaman di SD saat ini umumnya menggunakan
sistem klasikal yang menempatkan kecepatan memahami isi bacaan berdasarkan
kecepatan rata-rata memahami isi buku atau siswa merasa bahwa pembelajaran
membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru terlalu cepat. Solusi: Guru
mengefektifkan pembelajaran membaca interpretatif denganmengelompokkan siswa
menjadi 8 kelompok dengan memahami isi bacaan &sharing.
3. Masa Remaja
Permasalahan membaca pemahaman di masa SMP/SMA lebih ke kurang memahami
isi bacaan. Solusi: Seharusnya dengan membaca pemahaman secara serius.

 Teknik-teknik Pemahaman peserta didik


1. Teknik tes
Teknik pengukuran atau teknik tes merupakan pengumpulan data dengan alat-alat
yang disebut tes dan skala. Alat ini bersifat standar atau baku karena telah dibakukan
atau distrandarisasikan. Karena sifatnya telah dibekukan, maka alat ini bersifat
mengukur dan hasilnya adalah alat ukur, dinyatakan dalam angka-angka ataupun
kualifikasi tertentu. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu alat
ukur baku, yaitu bahwa alat tersebut harus memiliki validitas dan reliabilitas.
2. Teknik nontes
Teknik nontes merupakan cara pengumpulan data tidak menggunakan alat-alat baku,
dengan demikian tidak bersifat mengukur dan tidak diperoleh angka-angka sebagai
hasil pengukuran. Teknik ini hanya bersifat mendeskripsikan atau memberikan
gambaran. Beberapa teknik nontes yang biasa digunakan dalam pemahaman individu
adalah observasi, wawancara, angket, studi dokumenter, skala, sosiometri,
otobiografi, studi kasus, dan konfernsi kasus.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa
terhadap pembelajaran dapat diketahui dengan menggunakan teknik tes dan teknik
nontes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan pertanyaan baku kepada siswa
sebagai alat ukur apakah siswa tersebut paham atau tidak, sedangkan teknik nontes
yaitu dengan mengumpulkan data menggunakan pertanyaan yang tidak baku atau
hanya bersifat menggambarkan. Jika siswa telah mampu mengerjakan atau menjawab
bahan evaluasi dengan baik, maka siswa dapat dikatakan paham terhadap materi yang
telah diberikan.

 Indikator-Indikor Pemahaman peserta didik


Menurut Winkel terdapat beberapa indikator (2014: 277) di antaranya yaitu :
1. Menjelaskan kembali
Setelah selesai proses pembelajaran, pesera didik akan mampu menjelaskan Kembali
materi yang telah dipelajari.
2. Menguraikan dengan kata-kata sendiri
Setelah selesai proses pembelajaran, peserta didik akan mampu menjelaskan Kembali
materi yang telah disampaikan dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Dalam hal ini
peserta didik menjelaskan dengan berbeda tetapi mempunyai makna yang sama.
3. Merangkum
Peserta didik mampu meringkas uraian dari pendidik maupun anggota kelompok dalam
proses diskusi tanpa mengurangi kandungan makna yang ada di dalam materi.
4. Memberikan contoh
Setelah selesai proses pembelajaran, peserta didik akan mampu memberikan contoh-
contoh suatu peristiwa yang berkaitan dengan materi. Dari penjelasan yang ada akan
dikembangkan melalui contoh-contoh yang lebih nyata dalam kehidupan yang dialami.
5. Menyimpulkan
Peserta didik akan mampu menemukan ini yang paling mendasar dari materi yang
dipelajari.
Daftar Pustaka.
https://www.academia.edu/37714263/PERKEMBANGAN_KOGNITIF_PESERTA_DIDIK
https://www.academia.edu/19862719/Dasar_dasar_Pemahaman_Peserta_Didik
http://repositori.unsil.ac.id/653/6/10.%20BAB%20II.pdf
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/perkembangan-kognitif/

Anda mungkin juga menyukai