Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AIK III

“Sejarah Berdirinya Muhammadiyah”

Dosen Pengampu :
Dr.NURANI AZIS, M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok v

Ketua Kelompok : Nurul Hatimah


Sekretaris : Adinda Alviana Sari
Anggota : 1. Dsulkaedah
2. Nurul Fajihan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas khadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianyalah
sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami dengan judul “Sejarah
Berdirinya Muhammadiyah” .Makalah ini disusun untuk memenuhi suatu kewajiban sebagai
syarat dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran AIK. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Dengan selesainya makalah ini, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak kelompok 5, yang berkenan membantu dalam proses penyusunan makalah ini
sehingga berhasil diselesaikan. Kami menyadari bahwa dalam analisis maupun penyajian .
Makalah ini masih jauh dari kata sempura. Tidak ada gading yang tak retak , kata pepatah .
Namun upayah mencari gading yang tak retak setidaknya telah kami usahakan. Segala komentar,
kritik maupun tanggapan mengenai makalah ini akan kami terima dengan senang hati. Kami
selalu belajar dari kritik betapapun kerasnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua orang yang membacanya.

Makassar, 1 November 2023


Penyusun

Kelompok 5

II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar :…………………………………..………….………………...…ll
Daftar isi :………………………………………..…………………………..……lll
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………...………………………………………...……IV
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...…..IV
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………...……IV
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhammadiyah………………………………………….………………1
B. Dasar Hukum Berdirinya Muhammadiyah………………………………………..…2
C. Visi dan Misi Muhammadiyah…………………………………………………...…..3
D. Tujuan Muhammadiyah……………………………………………………..……….4
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...………6
B. Saran………………………………………………………………………...………..6
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………….……….……..7

III
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan merupakan pendiri
Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18 November 1912,
di kampung Kauman Yogyakarta.Pada tahun itu,K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
Muhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan Islam di Indonesia. K.H.Ahmad
Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramalmenurut tuntunan
agama Islam.la ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan
Al-Qur‟an dan Al-Hadits.
Sejak pertama didirikan, telah ditegaskan bahwa Muhammadiyah bukan organisasiyang
bergerak dibidang politik, namun bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Hasil
pemikiran K.H.Ahmad Dahlan yangdilakukan secara mendalam dansungguh-sungguh tersebut,
kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan yang merupakan operasionalisasi dan
pelaksanaan darihasil pemahaman dan pemikirannyaterhadap ajaran Islam. Di Indonesia lahir
beberapa organisasi atau gerakan islam, diantaranya adalah Muhammadiyah yang lebih dari 30
tahun sebelum merdeka,dan organisasi lainnya yang bergerak di bidang politik,social dan
pendidikan.
Muhammadiayah adalah organisasi yang berdiri bersamaan dengan kebangkitan
masyarakat Islam Indonesia pada dekade pertama yang sampai hari ini bertahandan membesar
yang sulit dicari persepadanannya. Jika dilihat dari amal usaha dan gerakan Muhammadiyah
dibidang sosial kemasyarakatan,khususnya di bidang pendidikan dan dan kesehatan, maka
Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan yang terbesar di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Muhammadiyah?
2. Apa Dasar Hukum Berdirinya Muhammadiyah?
3. Apa Visi dan Misi Muhammadiyah?
4. Apa Tujuan Muhammadiyah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui apa pengertian Muhammadiyah
2. Untuk Mengetahui dasar hukum berdirinya Muhammadiyah
3. Untuk menegetahui visi dan misi Muhammadiyah
4. Untuk mengetahui apa tujuan Muhammadiyah

IV
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian Muhammadiyah
Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar
“Muhammad”,yaitu nama seorang Nabi atau Rasul terakhir yang diutus oleh Allah ke muka bumi
ini. Kemudian kata tersebut mendapatkan tambahan akhir yaitu”ya nisbah” yang artinya
menjeniskan atau mengelompokkan.
Sedangkan secara terminologis, Muhammadiyah adalah organisasi dan gerakan islam, dakwah
amar makruf nahi munkar, berasas islam dan bersumber dari al-Qur‟an dan as-Sunnah didirikan
oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan tanggal 18 November
1912 M di kota Yogyakarta. pendidikan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Muhammadiyah
juga mendirikan banyak lembaga pendidikan, termasuk sekolah-sekolah, perguruan tinggi,
rumah sakit, dan Lembaga amal di seluruh Indonesia serta berperan dalam pengembangan
masyarakat Indonesia.
Dalam catatan sejarah, nama Muhammadiyah yang diberikan oleh KH. Ahmad Dahlan terhadap
organisasi yang didirikannya adalah atas usul dari seorang kerabat sekaligus teman
seperjuangannya yang bernama Muhammad Sangidu, Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh
pembaharuan yang kemudian menjadi penguhulu Kraton Yogyakarta. Setelah melalui salat
istikharah, KH. Ahmad Dahlan kemudian mem
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini
memiliki tujuan untuk memurnikan dan menyederhanakan ajaran Islam, serta berperan dalam
berikan nama Muhammmadiyah bagi organisasi yang akan dipimpinnya itu.
Secara global, menurut Mustafa Kamal Pasha Dan Ahmad Adaby Darban (2009:100-
106) faktor-faktor yang menjadi latar belakang lahirnya Muhammadiyah dapat dikelompokkan
menjadi dua faktor, yaitu subjektif dan faktor obyektif.
1.Faktor subyektif
Faktor subyektif adalah faktor yang didasarkan atas pertimbangan pribadi KH. Ahmad
Dahlan. Faktor subyektif inilah yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai faktor utama dan
faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Menurut para analis, faktor subyektif yang paling fundamental adalah hasil kajian
mendalam KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur‟an. Sikap KH. Ahmad Dahlan seperti ini
sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul dalam
surat An-Nisa ayat 82 dan surat Muhammad ayat 24, yaitu melakukantaddabur atau
memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian terhadap apa yang tersirat dalam ayat-
ayat al-Qur‟an. Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan ketika
mencermati surat Ali Imran ayat 104 yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
2. Faktor Obyektif
Faktor obyektif adalah faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya Muhammadiyah menurut
kenyataan yang terjadi secara empiris pada saat itu. Ada beberapa sebab yang bersifat obyektif
yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah yang dapat dikelompokkan menjadi faktor

1
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul di
tengah-tengah kehidupan masyarakat islam indonesia. Sedangkan faktor eksternal yaitu, faktor-
faktor penyebab yang ada di luar masyarakat islam indonesia. Faktor obyektif yang bersifat
internal,yaitu:
a. Ketidak murnian amalan islam akibat tidak dijadikannya al-Qur‟an dan as-Sunnah sebagai satu-
satunya rujukan oleh sebagian besar umat islam indonesia.
Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan kebudayaan Hindu, Budha, Animisme, dan
Dinamisme memunculkan kepercayaan dan praktik ibadah yang menyimpang dari islam.
Kepercayaan dan praktik ibadah tersebut dikenal dengan istilah tahayyul, bida‟ah dan Churafat
(TBC). Dala peraktik pengamalan agamanya, ummat islam masih banyak percaya kepada benda-
benda keramat, seperti keris, tombak, batu aji, azimat, hari baik dan buruk. Mereka sering pergi
kekuburan para wali dan ulama yang dianggap keramat untuk meminta berkah.
Dalam ibadah, ummat islam saat itu melaukan ritual keagamaan yang telah tercampur dengan
budaya luar. Dalam ibadah mahdlah , mereka menambah dan mengurangi ajaran islam yang
sebenarnya. Saat ada yang meninggal dunia, diadakan upacara hari ketiga, ketujuhh, kesembilan,
keseribu dan seterusnya. Agar keinginan manusia cepat tercapai, ummat islam mencari wasilah
(perantara) yang menghubungkan mereka dengan tuhan, padahal wasilah telah meninggal dunia.
b. Lembaga pendidikan yang dimiliki ummat islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap
mengembanmisi selaku “ khalifah Allah di atas bumi”.
KH. Ahmad Dahlan mengetahui bahwa pendidikan di indonesia terpecah menjadi dua yaitu
pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan barat yang
sekuler. Kondisi menjadi pemisah antara golongan yang mendapat pendidikan agama dengan
golongan yang mendapatkan pendidikan sekuler.
Dualisme sistem pendidikan diatas membuat perihatin KH. Ahmad Dahlan oleh karna itu cita-
cita pendidikan Ahmad Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan luas dan memiliki
pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan masyarakatnya. Cita-cita ini
dilakukan dengan mendirikan lembaga pendidikan dengan kurikulum yang menggabungkan
antara imtak dan iptek.
Sedangkan paktor obyek yang bersipat eksternal, itu :
a) Pengaruh ide dan gerakan pembaruan islam ditimur tengah.
b) Semakin meningkatnya gerakan keristenisasi ditengah-tengah masyarakat indonesia.
c) Penetrasi bangsa-bangsa eropa,terutama bangsa belanda ke indonesia.

Faktor faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah, yaitu :


1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga
menyebabkan marajalanya syrik, bid‟ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat islam
tidak merupakan golongan yang terhormat dalam Masyarakat.
2. Faham islam yang dianut msyarakat tidak memancarkan sinar kemurnian dan kemajuan.
3. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat islam, akibat dari tidak tegaknya
ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat.

B. Dasar Hukum Berdirinya Muhammadiyah

2
Pada dasarnya, Muhammadiyah didirikan untuk dapat membangun Masyarakat islam
yang sebenar-benarnya. Maksudnya adalah masyarkat yang memahami dan menerapkan
prinsip islam serta menjalaninya dengan baik tanpa di pengaruhi oleh budaya atau tradisi
lain yang bertentangan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al- Qur‟An surah Al-Imran ayat 104 :
‫ل‬
ْ َ‫ا َََْو َ ْْ ْْ َْدَ ٌَن ََْ مَْ ٌمنَا ََّن‬
‫و َعدَ ٌ ْ َّْمُ مْ َُ ْت َِّ َْ َنك َ ْت َل‬ ‫و مل َََْ َُ َه َعدَ مِ َفن َُ َْ ْْ َْ م‬
َ َْ‫ٌَن ُْ َُت م‬ ‫ٌَن ُْ َُ مِ ْْ َعدَ ُْ ِّْ ٌَْْْن ُو َا‬

Artinya: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka
itulahorang-orangyangberuntung.

Menukil Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, ayat di atas bermaksud supaya di antara para
hamba Allah SWT terdapat orang yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar, walau hal
itu seharusnya merupakan kewajiban tiap-tiap insan sesuai kapasitas masing-masing.
M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 2 turut mengungkap ayat ini
mengandung perintah-Nya terhadap kaum mukmin untuk menempuh jalan berbeda dari
apa yang dilakukan Ahli Kitab di ayat-ayat sebelumnya. Yakni Allah SWT menyuruh
para hamba yang beriman untuk menempuh jalan lurus serta mengajak orang lain
terhadap kebaikan dan menghalangi dari keburukan. Di mana mereka yang menyeru
demikian, maka Dia janjikan sebagai orang beruntung nantinya.
Sayyid Quthub dalam Tafsirnya juga menyoroti dua kata berbeda perihal kebajikan pada
Surat Ali Imran ayat 40. Kata pertama 'yad'uuna' (mengajak), dan kata kedua
'ya'muruuna'(memerintahkan).
Menurutnya, "Penggunaan dua kata yang berbeda itu menunjukkan keharusan
adanya dua kelompok dalam masyarakat Islam. Kelompok pertama yang bertugas
mengajak, dan kelompok kedua yang bertugas memerintah dan melarang. Kelompok
kedua ini tentulah memiliki kekuasaan dibumi."Sehingga melalui ayat di atas dapat
digaris bawahi bahwa menyeru kepada ajaran dan nilai ketuhanan tidak boleh dipaksa
pada seseorang, melainkan harus disampaikan secara persuasive dengan ajakan yang
baik. Dan untuk ma'ruf atau kebaikan, seseorang mesti memerintahkannya terhadap
orang lain, demikian dengan munkar (keburukan) yang harus dicegah dengan tegas.
Sebagaimana sabda Rasul SAW dari Abu Hurairah, beliau SAW menuturkan:
„„Barang siapa melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya.
Jika tidak mampu, maka hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Dan jika tidak mampu
juga, maka hendaklah ia mengubah dengan hatinya, dan yang demikian itu merupakan selemah-
lemah imam”. (HR Muslim)
Adapun mengajak dan memerintah kebaikan serta mencegah keburukan, Nabi SAW katakan
perlu mengikuti wahyu Allah SWT dan dirinya agar mencapai keberuntungan seperti yang Dia
janjikan.

C. Visi dan Misi Muhammadiyah

3
Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berpedoman pada Alquran dan as-
sunnah. Dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah Islam amar ma‟ruf nahi mungkar di segala bidang. Sehingga menjadi
rahmatan li al-„alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah SWT dalam kehidupan di dunia ini.
Untuk mencapai visi organisasi, Muhammadiyah menetapkan beberapa misi yang bisa
menjadi sarana dan media yang bisa dilakukan.
Misi organisasi Muhammadiyah adalah sebagai berikut :
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa
oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
2. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat
duniawi.
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur‟an sebagai kitab Allah yang
terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

D. Tujuan Muhammadiyah

Sejak berdiri, Muhammadiyah telah berperan banyak di berbagai hal, termasuk di bidang
kehidupan dan politik. Oleh sebab itu, Muhammadiyah pun semakin dikenal dan dihormati oleh
sebagian besar umat Islam di Indonesia. Lantas, di balik kepopularitasnya itu, apa tujuan
Muhammadiyah?

Tujuan Muhammadiyah mencakup beberapa hal, sebagai berikut:

a) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh serta kebiasaan di luar Islam.


b) Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.
c) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.
d) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar.

Kesimpulannya, tujuan Muhammadiyah adalah melakukan perubahan dalam tatanan


kehidupan masyarakat agar sesuai ajaran Islam. Pada dasarnya, Muhammadiyah didirikan untuk
membangun masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Maksudnya adalah masyarakat yang memahami
dan menerapkan prinsip Islam serta menjalaninya dengan baik tanpa dipengaruhi oleh budaya atau
tradisi lain yang bertentangan.Berdasarkan tujuan tersebut, Muhammadiyah memang sejak awal telah
menekankan pada pendidikan dan pengajaran Islam sebagai sarana untuk mengembangkan gerakan dan
mewujudkan tujuannya.Namun, setelah masa kemerdekaan tahun 1945, tujuan Muhammadiyah diubah
sebagaimana yang ada sekarang ini, yaitu “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya”.

Berdasarkan pandangan dari Muhammadiyah, prinsip Islam yang dimaksud menyangkut seluruh
aspek kehidupan. Prinsip-prinsip tersebut adalah aqidah, ibadah, akhlak, dan mu'amalat duniawiyah.
Beberapa aspek ini harus dilaksanakan dengan baik dalam kehidupan perseorangan maupun

4
kelompok. Pada perkembangannya, Muhammadiyah pun membawa pengaruh besar bagi masyarakat
Indonesia, terutama di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Muhammadiyah diketahui membangun
klinik-klinik perawatan kesehatan, panti asuhan, dan sekolah dari jenjang pendidikan usia dini hingga
universitas. Tidak hanya itu, Muhammadiyah juga mendirikan Aisyiyah', yaitu organisasi perempuan yang
didirikan oleh Nyai Ahmad Dahlan pada 19 Mei 1917 yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan,
kesehatan, dan keagamaan.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) Merupakan
momentum penting lahirnya Muhammadiyah itulah kelahiran sebuah gerakan islam modernis terbesar di
indonesia.Komunitas Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan
K.H. Ahmad Dahlan seorang Kyai alim,cerdas,dan berjiwa pembaru,yang berasal dari kota santri
Kauman Yogyakarta.Muhammadiyah sebagai organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-
gagasan yang merupakan hasil interaksi antara K.H.Ahmad Dahlan dengan kawan-kawan dari
Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah Agama.
Adapun, salah satu faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah, yaitu;
Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan
marajalanya syrik, bid‟ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat islam tidak merupakan
golongan yang terhormat dalam Masyarakat.
Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berpedoman pada Alquran dan as-
sunnah. Dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah Islam amar ma‟ruf nahi mungkar di segala bidang.
Misi organisasi Muhammadiyah yaitu,Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai
dengan ajaran Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga
Nabi Muhammad saw.
Adapun tujuan Muhammadiyah adalah melakukan perubahan dalam tatanan kehidupan
masyarakat agar sesuai ajaran Islam.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pada mahasiswa bisa memahami secara mendalam
tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi Muhammadiyah Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kepada para pembaca dan para
pakar utama penulis mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya
membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Syahrial,agil.2018.Makalah sejarah berdirinya


Muhammadiyah.bandung.www.academia.edu.https://www.academia.edu/37521906/MAKALAH_
SEJARAH_BERDIRINYA_MUHAMMADIYAH

Tri,Indriawati.2022.tujuan berdirinya
muhammadiyah.yogyakarta.www.compas.com.https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/19/1
83000279/tujuan-berdirinya-muhammadiyah?page=all

Nurfajrina,Azkia.2023.Surah Ali-Imran Ayat 104,penyeru amar ma‟ruf nahi munkar adalah yang
beruntung.yogyakarta.www.detik.com.https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-
6622840/surat-ali-imran-104-penyeru-amar-maruf-nahi-munkar-adalah-yang-beruntung.

Anda mungkin juga menyukai