PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan merupakan
pendiri Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18
November 1912,di kampung Kauman Yogyakarta.Pada tahun itu,K.H. Ahmad Dahlan
mendirikan organisasiMuhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan
Islam di Indonesia. K.H.Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara
berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam di
Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1.3.1. Mengetahui sejarah terbentuknya Muhammadiyah
1.3.2. Mengetahui asas dan tujuan Muhammadiyah
1.3.3. Mengetahui bentuk perjuangan Muhammadiyah dari masa Hindia – Belanda
hingga masa sekarang
2
Sejarah Berdiri dan Perjuangan Muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
Secara global, menurut Mustafa Kamal Pasha Dan Ahmad Adaby Darban
(2009:100-106) faktor-faktor yang menjadi latar belakang
lahirnya Muhammadiyah dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor
subyektif dan faktor objektif :
4
Faktor internal yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul ditengah-
tengah kehidupan masyarakat islam indonesia. Sedangkan faktor
eksternal yaitu, faktor-faktor penyebab yang ada di luar masyarakat islam
indonesia.
5
ajaran agama dan pendidikan barat yangsekuler. Kondisi
menjadi pemisah antara golongan yang mendapat pendidikan
agama dengan golongan yang mendapatkan pendidikan sekuler.
Dualisme sistem pendidikan diatas membuat perihatin KH.
Ahmad Dahlan oleh karena itu cita-cita pendidikan Ahmad
Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan luas dan
memiliki pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk
kemajuan masyarakatnya. Cita-cita inidilakukan dengan
mendirikan lembaga pendidikan dengan kurikulum yang
menggabungkan antara imtak dan iptek.
4. Berdirinya Muhammadiyah
1. Menegakkan keyakinan yang murni sesuai dengan ajaran yang di tuliskan, dan di
patuhi dengan sebaik – baiknya
Dalam bidang fikih, Sutan Mansur dikenal sangat toleran. Dia misalnya
tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan pendapat dalam masalah furu'iyyah
(hukum agama yang tidak pokok). Hasil Putusan Tarjih Muhammadiyah
Setelah itu Yunus Anis dipercaya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiah tahun periode 1959 hingga 1962. Muhammad Yunus Anis adalah
salah satu tokoh pembaharu Muhammadiyah pada periodenya. Prinsip beliau
beragama hanyalah satu yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber
kebenaran beragama. Dari hal tersebut tercerminlah perilaku beliau yang
senantiasa menolak kebatilan dan kemungkaran.
system politik, umat Islam membentuk satu Lembaga koordinasi yang diberi
nama Badan Koordinasi Amal Muslim (BKAM). Dalam Lembaga tersebut,
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi pendukung utama diantara 16
organisai yang tergabung di dalamnya.
Pada tahun 1966 Muhammadiyah terjun ke dunia politik praktis dengan
mendukung berdirinya Parmusi. Sejak itu Muhammadiyah menempatkan wakil-
wakilnya di berbagai lembaga legislative baik di daerah maupun di pusat. Untuk
pilihan pertama jelas tidak mungkin karena bertentangan dengan keputusan
Muktamar Muhammadiyah Bandung pada tahun 1965, sekali Muhammadiyah
tetap Muhammadiyah dan tidak menjadi partai. Usaha umat Islam
menghidupkan Masyumi melalui BKAM akhirnya gagal, karena pemerintah
tidak menghendaki hidupnya kembali Masyumi. Sebagai alternative, pemerintah
menyetujui terbentuknya Partai Muslimin Indonesia yang didukung oleh 16
organisasi Islam, termasuk Muhammadiyah.
Ketua umum Muhammadiyah pada akhir era orde baru adalah KH Azhar
Basyir. KH Azhar Basyir tidak sampai akhir periode kepemimpinan karena ia
meninggal dunia pada 28 Juni 1994. Jabatan Ketua Umum Muhammadiyah
kemudian dilanjutkan oleh Dr H Amien Rais yang dikukuhkan pada Muktamar
1995 di Yogyakarta. Amien Rais di periode selanjutnya juga terpilih kembali
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut ilmu dikota
suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau membentuk sebuah
wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah Rasullullah sesuai dengan arti
Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW.
3. Soebagijo I.N. 1982. K.H. Mas Mansur Pembaharu Islam di Indonesia. Jakarta : Gunung
Agung
5. www.muhammadiyah.or.id
6. https://olympics30.com/sejarah-muhammadiyah/#Masa_Orde_Baru_1968-1995