Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Kelahiran Muhammadiyah & Faktor yang

Melatarbelakangi


Kelompok 1 :
Salsadilla Putri (2010651131)
Re Rahmat Trisandi (2010651133)
Erissa Lulut Kustiani (2010651134)
Dimas Erisma Faishol (2010651135)
Moh Vicky Alamsyah DA (2010651139)
PEMBAHASAN


BERDIRINYA
MUHAMMADIYAH

NAMA MUHAMMADIYAH

FAKTOR BERDIRINYA
MUHAMMADIYAH

Selesai
Berdirinya Muhammadiyah


Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan melekat dengan sikap,
pemikiran, dan langkah Kyai Haji Ahmda Dahlan sebagai pendirinya.
Beliau mampu memadukan Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi
dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan.
Beridirnya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai
berikut:
 Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam
 Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern
 Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam
 Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar
Berdirinya Muhammadiyah


Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada 8 Dzulhijjah
1330H atau 18 November 1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenal dengan
Kyai Haji Ahmad Dahlan. Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, setelah Kyai Haji
Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, beliau mulai menyampaikan
benih pembaruan di Tanah Air.
Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah berguru kepada
ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah. Melihat keadaan ummat Islam pada
waktu itu dalam keadaan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, Kyai Haji
Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam
yang sebenarnya berdasarkan Qur'an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan
pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para
pedagang.
Muhammadiyah


Nama Muhammadiyah pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat
Kyai Haji Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu. Muhammad Sangidu
merupakan seorang Khatib Anom Keraton Yogyakarta dan tokoh pembaharuan yang
kemudian menjadi penghulu Keraton Yogyakarta.
Nama Muhammadiyah kemudian diputuskan Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah
melalui shalat istikharah. Artinya, untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi
spiritualitas yang tinggi. Sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren. Pemberian nama
Muhammadiyah oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan diharapkan warga Muhammadiyah
dapat mengikuti Nabi Muhammad SAW dalam segala tindakannya.
Faktor – Faktor Berdirinya Muhammadiyah


Adapun faktor-faktor penyebab berdirinya Muhammadiyah, yaitu faktor subyektif dan
faktor obyektif. 

Faktor Subyektif

Faktor Obyektif
Faktor Subyektif


Faktor subyektif ini itu sendiri disebut sebagai faktor utama dan faktor penentu berdirinya
Muhammadiyah, yang mana faktor ini datang dari dalam diri K.H. Ahmad Dalan itu sendiri yaitu
hasil pendalaman Beliau terhadap Al-Qur’an. Beliau melakukan penelaan pada ayat Al-Qur’an
sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Nisa ayat 82 dan Muhammad ayat 24 yang di
dalamnya berisi tentang taddabur terhadap ayat al-Qur’an. Hal tersebut membuat K.H. Ahmad
Dahlan mempratikkannya dengan penelaan pada surat Ali Imran ayat 104 yang memiliki arti
sebagai berikut:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran 3:
104)
Setelah penelaan dan pendalaman terhadap ayat tersebut, K.H. Ahmad Dahlan memiliki
pemikiran dan keinginan dalam hatinya untuk membuat sebuah perkumpulan atau organisasi yang
teratur dan rapi memiliki misi dakwah Islam, amar ma’ruf nahi munkar kepada masyarakat luas.
Faktor Obyektif


Faktor obyektif dikelompokkan lagi menjadi internal dan eksternal, yaitu sebagai berikut :
 Faktor Internal yaitu faktor-faktor yang terdapat pada masyarakat Islam Indonesia.
Yang mana pada saat itu terdapat ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak
dijadikannya Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagai rujukan untuk menjalani hidup di
dunia oleh sebagian besar umat Islam Indonesia, dan lembaga pendidikan yang
dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi
selaku “Khalifah Allah di atas bumi”.
 Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang terdapat pada luar tubuh masyrakat
Indonesia. Pada saat itu Indonesia sedang mengalami peningkatnya gerakan
Kristenisasi dalam masyarakat. Penetrasi Bangsa-bangsa Eropa, terutama bangsa
Belanda. Pengaruh dari gerakan pembaharuan di dunia Islam yang tidak sesuai dengan
Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Thank you

Anda mungkin juga menyukai