BERDIRINYA
MUHAMMADIYAH
kelompok 3
Kelompok
Amelia Putriandini
03 2102030073
Materi
1 2 3
Penyebab didirikannya Riwayat hidup pendiri Fondasi dasar /azas
Muhammadiyah Muhammadiyah pendirian
Muhammadiyah
4 5
Maksud dan tujuan Respon masyarakat atas
pendirian berdirinya
Muhammadiyah Muhammadiyah
Penyebab didirikannya
Muhammadiyah
KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai upaya
penyempurnaan pikiran beliau dalam melaksanakkan islam dengan sebenar-
benarnya. Dalam mendirikan lemabaga atau organisasi Muhammadiyah KH.
Ahmad Dahlan tidak mendirikannya secara sendirian, melainkan dibantu oleh
sahabat-sahabatnya. Beliau memilih orang-orang yang sepaham, yang juga
mempunyai pemikiran jangka Panjang. Muhammadiyah secara resmi sebagai
organisasi yang disepakati pada tanggal 18 November 1912 di Kampung
Kauman Yogyakarta.
Ditinjau dari factor-faktor yang melatar belakangi berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah,
secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 faktor yaitu :
Faktor subyektif sangat kuat, dan dapat dikatakan Ada beberapa factor objektif yang melatarbelakangi berdirinya
sebagai factor utama dan factor penentu yang Muhammadiyah yaitu factor internal dan eksternal.
mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil -Faktor objektif yang bersifat internal antara lain yaitu
pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap Al-Quran. Ia ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-Quran
sangat teliti, dipertanyakan jika ada sebab-sebab yang dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagaian besar
menjadikan sesuatu ayat diturunkan, dipertanyakan umat islam.
apakah yang mesti harus dilakukan. -Faktor objektif yang bersifat ekternal yaitu semakin meningkatnya
Gerakan kristenisasi di tengah-tengah masyakarta Indonesia.
Belanda mengibarkan panji-panji 3G yaitu glory, gold dan gospel.
Ketiga motif ini menyebarluaskan ajaran Kristiani kepada anak-
anak negeri jajahan atau mengubah agama penduduk yang islam
menjadi Kristen.
Riwayat hidup pendiri Muhammadiyah
Lahir Muhammad Darwis
1 Agustus 1868
Kauman, Yogyakarta, Kesultanan
Yogyakarta
Hasil pendalaman KH merupakan faktor subyektif yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai faktor
utama dan penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah. Pendekatan Ahmad Dahlan terhadap
Al-Quran meliputi membaca, berdiskusi, meneliti, dan mempelajari isinya.
KH. Ahmad Dahlan ketika melihat surat Ali Imran ayat 104
yang artinya,
Kelima: Pada waktu Muktamar Muhammadiyah yang ke 34 berlangsung pada tahun 1959 di Yogyakarta rumusan
maksud dan tujuan Muhammadiyah hasil rumusan Muktamar Muhammadiyah ke 31 disempurnakan. Terhadap 'dua
kata' yang terdapat dalam rumusan yang terdahulu, yaitu kata 'dapat mewujudkan' diubah menjadi 'terwujud.
Dengan perubahan tersebut akhirnya rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah yang kelima adalah sebagai
berikut: "Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya".
Keenam : Muktamar Muhammadiyah yang ke 41 diselenggarakan di Kota Surakarta pada tahun 1985.
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah berubah menjadi "Menegak kan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah subhanahu wa taála".
Ketujuh : Berlangsungnya Muktamar Muhammadiyah ke 44 di Jakarta pada tanggal 7 sampai dengan 11 Juli 2000.
Berubahnya asas yang di masukan kedalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi : "Muhammadiyah adalah Gerakan
Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar, berasaskan Islam yang bersumber pada Al-Quran dan as-Sunnah"
Respon Masyarakat Atas Berdirinya
Muhammadiyah
Respon masyarakat atas berdirinya Muhammadiyah sangat beragam ada masyarakat yang
mendukung, ada masyarakat yang biasa saja, ada juga masyarakat yang menolak. Perbedaan ini
terjadi karena perasaan, sikap dan kepribadian individu, keinginan atau harapan, proses belajar, latar
belakang keluarga. Perjuangannya KH Ahmad Dahlan membesarkan Muhammadiyah penuh lika-
liku. Tak hanya tantangan dari pemerintah Belanda, bahkan ia harus menghadapi masyarakat dan
umat Islam yang menolak Muhammadiyah. Sebab, ide-ide pembaharuan KH Ahmad Dahlan
dianggap aneh dan menyeleweng dari Islam. Penolakan kepada Muhammadiyah karena sejumlah
hal. Misalnya KH Ahmad Dahlan dengan mendirikan sekolah yang mengajarkan ilmu agama juga
ilmu umum, hingga mengajarkan seni bermusik kepada siswanya. Bahkan KH Ahmad Dahlan pada
saat itu dituduh sebagai kiai kafir. Penolakan yang dilakukan masyarakat terhadap pendirian sekolah
ini bukan hanya dirasakan oleh K.H Ahmad Dahlan, namun dirasakan pula oleh murid-murid K.H
Ahmad Dahlan.
Orang luar banyak menilai bahwa Muhammadiyah adalah organisasi atau lembaga keagamaan yang
banyak berbuat untuk agama, masyarakat bahkan untuk negara. Akan tetapi secara umum
Muhammadiyah masih ada kekurangan seperti : Kurangnya dalam pengaturan, dalam membuat
peraturan, petunjuk yang baku. Kurangnya kerapian dalam mengadakan pembagian tugas di
lingkungan pimpinan.
Terimakasih