Anda di halaman 1dari 3

Organisasi Muhammadiyah

Organisasi Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi sosial dengan


corak islam yang telah berdiri sejak masa pergerakan nasional. Nama
Muhammadiyah diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang artinya umat
Nabi Muhammad SAW atau pengikutnya Nabi Muhammad SAW. Pemberian
nama Muhammadiyah ini dengan maksud supaya warga Muhammadiyah dapat
mengikuti Nabi Muhammad SAW dalam segala tindakannya. Dengan
menjadikan jejak perjuangan Nabi Muhammad sebagai contoh dan teladan.
Selain itu, juga dikarenakan asingnya nama Muhammadiyah bagi masyarakat
umum pada saat itu. Sehingga dapat menarik rasa ingin tahu masyarakat
terhadap Muhammadiyah dan dapat memunculkan celah guna menyampaikan
seluas-luasnya mengenai agama Islam seperti yang telah diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW.
Pendiri Organisasi Muhammadiyah
Organisasi Muhammadiyah bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah yang
didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta,
yang kemudian menyebar ke seluruh Indonesia.
Latar Belakang dan Tujuan didirikan
Latar belakang didirikannya organisasi Muhammadiyah ialah karena keadaan
agama dan umat islam di Indonesia yang memprihatinkan. Dengan tujuan
membenahi agama dan umat islam di Indonesia, serta meningkatkan rasa
simpati para pemeluknya. Rasa simpati pemeluk agama islam terutama pada
kalangan muda yang mendapat Pendidikan Barat yang beranggapan bahwa
agama dan umat Islam telah menghambat bangsa untuk maju.
Organisasi Muhammadiyah yang memiliki basis agama Islam pada masa
berdirinya, organisasi Muhammadiyah memiliki tujuan yang paling penting
yaitu guna menyebarluaskan ajaran agama Islam. Kegiatan penyebaran ajaran
agama Islam dilakukan melalui jalur pendidikan dan kegiatan sosial. Selain itu,
organisasi Muhammadiyah memiliki tujuan lain yaitu guna meluruskan
keyakinan yang sudah tidak searah serta menghilangkan bid’ah.
Guna mencapai tujuan dari organisasi Muhammadiyah, maka didirikanlah
beberapa lembaga pendidikan, diadakan berbagai rapat dan tabligh yang
membahas mengenai Islam, mendirikan beberapa masjid dan lembaga wakaf,
serta menerbitkan berbagai buku, brosur, surat kabar, dan majalah.
Usaha Lain Muhammadiyah
 Mengadakan dakwah Islam
 Memajukan pendidikan dan pengajaran
 Menghidupkan masyarakat tolong-menolong
 Mendirikan dan memelihara tempat ibadah dan wakaf
 Mendidik dan mengasuh anak-anak dan pemuda-pemuda, supaya kelak
menjadi orang Islam yang berarti.
 Berusaha kearah perbaikan penghidupan dan kehidupan yang sesuai dengan
ajaran Islam.
 Berusaha dengan segala kebijaksanaan, supaya kehendak dan peraturan Islam
berlaku dalam masyarakat.

Muhammadiyah dalam Pergerakan Nasional


Masyarakat Islam kondisinya sangat menyedihkan ketika Muhammadiyah
didirikan. Kesedihan tampak di berbagai bidang akibat penjajahan yang
dilakukan oleh Belanda di Indonesia. Di bidang keagamaan, hidup beragama
tidak berjalan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah dikarenakan
adanya perbuatan-perbuatan seperti bid’ah, syirik, kafarat, dan tahayul sehingga
kondisi agama Islam membeku. Di bidang lain, yaitu pendidikan, lembaga-
lembaga pendidikan Islam tidak bisa memenuhi desakan serta kemajuan zaman.
hal itu dikarenakan pengaruh luar yang memunculkan sikap mengisolasikan diri
dari pengaruh tersebut, juga karena sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan
panggilan zaman.
Muhammadiyah terus berkembang sehingga dikenal luas sebagai gerakan islam
pembaruan, yang mana sebelumnya terdapat pengaruh-pengaruh bid’ah,
takhayul, dan khurafat. Sehingga dikenal juga sebagai gerakan reformasi dan
gerakan modernism islam, yang berkiprah dalam mewujudkan ajaran Islam
yang senada dengan semangat kemajuan dan kemodernan waktu itu. Selain itu,
Muhammadiyah juga dikenal sebagai gerakan dakwah yang bergerak dalam
menyebarluaskan dan mewujudkan ajaran islam dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Muhammadiyah tidak bergerak dalam lapangan politik.
Pergerakan Muhammadiyah di Bidang Pendidikan
Salah satu sosok yang memiliki peran penting dalam proses berdirinya
Muhammadiyah, yaitu KH. Ahmad Dahlan. Sebelum Muhammadiyah berhasil
melambung sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia oleh KH. Ahmad
Dahlan yang mana Muhammadiyah didirikan dengan tujuan pendidikan.
Organisasi Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial,
dan budaya. Dalam Pendidikan dianggap memiliki peran penting karena dengan
pendidikan pemahaman tentang islam menjadi mudah diwariskan kepada
generasi berikutnya. Sistem pendidikannya dibangun dengan menggabungkan
cara tradisional dan modern. Dengan model sekolah barat ditambah pelajaran
agama, atau yang biasa disebut dengan madrasah. Selain mendirikan Lembaga-
lembaga Pendidikan, organisasi ini juga menyelenggarakan rapat-rapat dan
tabligh yang membahas mengenai masalah-masalah islam, menertibkan wakaf,
mendirikan masjid-masjid, serta menerbitkan berbagai buku, brosur, surat
kabar, dan majalah.
Pergerakan Muhammadiyah di Bidang Sosial
Dua buah klinik di Yogyakarta dan Surabaya dimana 12.000 pasien
memperoleh pengobatan, sebuah rumah miskin dan dua buah rumah yatim
piatu.Dalam tahun 1929 peserta-peserta dari kongres tahunannya berasal dari
hampir semua pulau-pulau besar Indonesia (kecuali Kalimantan), kongres ini
mencatat 19.000 anggota Muhammadiyah, sedangkan bagian publikasi dari
Muhammadiyah telah menerbitkan sejumlah 700.000 buah buku dan brosur.
Cabang organisasi ini di Solo telah membuka sebuah klinik mata dan di Malang
sebuah klinik lain.
Organisasi Otonom Muhammadiyah
 'Aisyiyah (Wanita Muhammadiyah)
 Pemuda Muhammadiyah (PM)
 Nasyiatul Aisyiyah (NA/Putri Muhammadiyah)
 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
 Hizbul Wathan (Gerakan kepanduan)
 Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Perguruan silat)
 Hizbul Watan
 Majlis Tarjih
Faktor Pendorong Lahirnya Muhammadiyah
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi,
sehingga menyebabkan meraja-lelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang
mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat
dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi.
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak
tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat.
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan
zaman.
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid
buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme,
formalisme, dan tradisionalisme.
5. Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh
agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di
Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai