Daftar Isi
................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...................................................................
1
B. Rumusan Masalah
...................................................................
1
C. Tujuan Penulisan
...................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan Islam di zaman
...................................................................
2
Penjajahan belanda
B. Sistem Pendidikan Islam di
...................................................................
5
Zaman penjajahan Belanda
C. Pengaruh Kolonial Belanda
...................................................................
9
Terhadap Pendidikan Islam
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
...................................................................
12
B. Saran
...................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................
13
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Meneliti sejarah bangsa Indonesia tidak akan lepas dari umat islam, baik
dari perjuangan melawan penjajah maupun dalam lapangana pendidikan.
Melihat kenyataan betapa bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam
mencapai keberhasilan dengan berjuang secara tulus ikhlas mengabdikan diri
untuk kepentingan agamanya disamping mengadakan perlawananmiliter.
Perlu diketahui bahwa sejarah pendidikan islam di Indonesia mencakup
fakta-fakta atau kejadiankejadian yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan islam di Indonesia, baik formal maupun non formal.
Yang dikaji melalui pendekatan metode oleh sebab itu pada setiap disiplin ilmu
jelas membutuhkan pendekatan metode yang bisa memberikan motivasi dan
mengaktualisasikan serta memfungsikan semua kemampuan kejiwaan yang
material, naluriah, dengan ditunjang kemampuan jasmaniah, sehingga benarbenar akan mendapatkan apa yang telah diharapkan.
1.2.
Rumusan Masalah
Sistem pendidikan islam apa saja yang ada dimasa penjajahan belanda ?
ii
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah agar kita dapat mengetahui tentang
bagaiman pendidikan islam dizaman penjajahan belanda dan kita harus
mengambil sisi positif dari tulisan ini, dan juga kita harus memahami dan
mempelajari pendidikan dizaman penjajahan agar kita dapat mengetahui sejarah
yang pernah terjadi di indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penaklukan
bangsa
Barat
atas
dunia
Timur
dimulai
dengan
jalan
diatur menurut pembedaan lapisan sosial, khususnya yang ada di Jawa.; (4)
Pendidikan diukur dan diarahkan untuk melahirkan kelas elit masyarakat yang
dapat
dimanfaatkan
sebagai
pendukung
supremasi
politik
dan
ekonomi
pemerintah kolonial.
Maka pada tahun 1901 muncullah apa yang disebut dengan politik ETIS
yakni politik balas budi bangsa Belanda kepada Indonesia. Pencetus politik ini
adalah Van Deventer, yang kemudian politik ini dikenal juga dengan Trilogi Van
Deventer. Secara umum isi dari politik ETIS ini ada tiga macam yaitu, Education
(pendidikan), Imigrasi (perpindahan penduduk) dan Irigasi (pengairan). Yang
akan dikupas adalah mengenai education atau pendidikan.
Secara umum, pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda
sejak diterapkannya Politik Etis dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda
(ELS, HCS, HIS), sekolah dengan pengantar bahasa daerah (IS, VS, VgS),
dan sekolah peralihan.
b) Pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum (MULO, HBS, AMS)
dan pendidikan kejuruan.
c) Pendidikan tinggi.
Dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan islam pada zaman kolonial
belanda tidak mendapat rintangan. hal ini ditandai dengan bermunculanya
lembaga-lembaga pendidikan yang semuanya berjalan dengan lancar walaupun
terlihat abiturienya tidak bisa diterima oleh mereka dan yakin kalau kesadaran
dari pihak islam telah timbul untuk tidak bekerja pada belanda yang telah
menjadi perintang kemajuan bangsa. Kenyataan seperti ini sayang msih berlaku
sampai
sekarang
sehingga
orang-orang
islam
kurang
berperan
dalam
2.2
Sistem
Pendidikan
Islam
Pada
Masa
Penjajahan
Kolonial Belanda
Pada masa kolonial Belanda pendidikan Islam di sebut juga dengan
bumiputera, karena yang memasuki pendidikan islam seluruhnya orang pribumi
indonesia.
v
yang
menjadi
murid-muridnya
adalah
anak-anak
para
tinggal,
sehingga
memudahkan
Syeikh
menyampaikan
pengajarannya.
Dalam
lembaga
pendidikan
surau
tidak
mengenal
birokrasi
formal,
sebagaimana yang dijumpai pada lembaga pendidikan modern. aturan yang ada
vi
Secara
garis
besarnya,
dijumpai
dua
macam
pendapat
yang
vii
tempat-tempat lain. Disana bukan sekedar dipelajari berbagai ilmu, dan bukan
pula sekedar melakukan ibadah saja, tetapi disana diajarkan nilai-nilai yang
paling mutlak harus dimiliki seseorang dalam mengarungi kehidupan.
b. Metode yang digunakan
Yaitu bentuk belajar mengajar dimana Kiyai hanya menghadapi seorang santri
yang masih dalam tingkatan dasar atau sekelompok kecil santri yang masih
dalam tingkatan dasar. Tata caranya adalah seorang santri menyodorkan sebuah
kitab di hadapan kiyai, kemudian kiyai membacakan beberapa bagian dari kitab
itu, lalu santri mengulangi bacaan sampai santri benar-benar membaca dengan
baik. bagi santri yang telah menguasai materi lama, maka ia boleh menguasai
meteri baru lagi.
Metode Musyawarah
Kurikulum Pesantren
viii
hasil
penelitian
Van
De
Berg
tersebut,
karel
A.
Steenbrink
menyimpulkan antara lain kitab-kitab yang dipakai dipesantren masa itu hampir
semuanya berasal dari zaman pertengahan dunia Islam. pendekatan terhadap
al-Quran dan tidak terjadi secara langsung melainkan hanya melalui seleksi yang
sudah dilakukan kitab-kitab lain khususnya kitab fikih. Disamping itu, sekalipun
yang masuk ke jawa adalah Islam yang berbau sufi, namun kedudukan tasawuf
menempati
kedudukan
yang
lemah
sekali
dalam
daftar
buku
tersebut.
kesimpulan yang lebih utama adalah bahwa studi fikih dan tata bahasa arab
merupakan profil pesantren pada akhir abad ke-19 tersebut.
Pada umumnya pendidikan di pesantren mengutamakan pelajaran fikih.
Namun sekalipun mengutamakan pelajaran fikih mata pelajaran lainya tidak di
abaikan sama sekali. Dalm hal ini mata pelajaran yang berhubungan dengan
ilmu alat, pembinaan iman, dan akhlak sangat diperlukan. pengajaran bahasa
arab adalah ilmu bantu untuk pemahaman kitab-kitab agama. Pengajaran
bahasa arab tersebut terdiri dari beberapa cabang dan tingkatan sebagai dasar
bagi santri untuk melakukan pengajian kitab. dengan begitu, santri harus
memiliki pengetahuan bahasa arab terlebih dahulu sebelum pengajian kitab
yang sebenarnya dilaksanakan. Pengajian kitab yang dimaksudkan itu adalah
pengajian fikih dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Kitab-kitab fikih tersebut
ditulis dalam bahasa arab.
2.3
Islam
Selama tiga setengah abad Belanda menjajah wilayah Nusantara,
berbagai macam kebijakan dan pendekatan telah dilakukan oleh Belanda
dalam wilayah jajahannya, yang umumnya kebijakan mereka merugikan
ix
Politik Etis
Diberlakukan tahun 1901, politik balas budi, sehingga adanya kebijakan
politik Belanda kepada Indonesia sebagai jajahannya, dengan kata lain politik ini
adalah sistem yang diberlakukan Belanda untuk membangun negara jajahannya
Cikal bakal politik Etis berdasarkan pidato kenegaraan yang disampaikan
oleh Ratu Belanda Wilhelmina menjelang akhir tahun 1901, diantara pokok-pokok
pikirannya; de nieuwe koers de koloniale politiek (arah baru yang akan ditempuh
oleh politik penjajahan).
Secara konsep politik Etis sangat baik karena adanya keberpihakan
kepada
kaum
pribumi.
Namun
dalam
pelaksanaannya
kolonial
Belanda
berusaha
memenuhi
bertanggung
jawab
untuk
mendidik
dan
mencerdaskan rakyat yang mayoritas muslim dan disamping itu juga berusaha
meredam kekuatan yang mungkin timbul dari pengaruh fanatisme keagamaan
mereka.
Meskipun
sekolah-sekolah
yang
didirikan
pemerintah
belum
dapat
merupakan
Kalangan
pembaru
kunci
ini
pemikiran
selanjutnya
pemuka-pemuka
berpendapat,
Islam
bahwa
ketika
faktor
itu.
yang
dengan
menyelanggarakan
sistem
madarasah,
sebagai
hasil
diselenggarakan
oleh
kalangan
Islam
pembaru,
agaknya
kekhawatiran
Belanda,
sambil
mengembangkan
sistem
persekolahan
pada
persekolahan
pemerintah,
kalangan
pemerintah
semakin
hati-hati
terhadap sikap netral mereka selama ini. Masalah Islam yang menjadi sumber
kekhawatiran pemerintah tersebut agaknya tidak terbatas adanya institiusi
pendidikannya saja. Lebih jauh dari itu, mereka memandang kemungkinan
infiltrasi pengaruh Islam tersebut di sekolah-sekolah swasta lainnya.
Adanya latar belakang tersebut pula barangkali, yang mendorong
pemerintah Belanda merubah sikapnya dalam menghadapi kemungkinan buruk
yang bakal timbul dari peningkatan jumlah madrasah dan sekolah-sekolah
agama.Sebagai tindakan pencagahan, langkah itu dilakukan melalui pengawasan
terhadap sekolah-sekolah liar. sejak adanya perunahan sikap
tersebut, dalam
sekolah
swasta.Sistem
ini
tidak
memberi
keuntungan
bagi
hilang
dari
peredaran.
walaupun
sebelum
keputusan
ini
di
buat
xii
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
pendidikan
islam
pada
ini
ditandai
rintangan.hal
zaman
kolonial
dengan
belanda
bermunculanya
tidak
mendapat
lembaga-lembaga
3.2
Saran
xiii
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/makalah-pendidikan-islam-padamasa_18.html
http://spendidikanislam.blogspot.co.id/
xiv