DOSEN PENGAMPU :
RAHMAT HAMZAH ,S.Sy, M.H
DISUSUN OLEH :
1. MELISA ANDASARI (221310287)
2. PUTRI AINUN SYAHIDA (222310327)
3. MUHAMMAD KADAPI (221310301)
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulisan makalah berjudul “Sejarah Berdirinya
Muhammadiyah” dapat terselesaikan tepat waktu, demi memenuhi tugas mata
kuliah AIK 3.
Dengan tulisan ini kami harap dapat membantu menambah pengetahuan
pembaca dan menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Kami sadar sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran serta kritik yang membangun guna penulisan karya tulis
yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Pontianak
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3.2 Untuk Mengetahui Profil dan Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Tentang Islam dan
Umatnya
BAB II
PEMBAHASAN
2
masyarakat Muslim di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Gerakan ini diharapkan
bisa membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Muslim.
Oleh karena itu, Persyarikatan Muhammadiyah lahir sebagai sebuah gerakan yang
berusaha mengatasi berbagai permasalahan sosial, pendidikan, dan keagamaan yang dihadapi
oleh masyarakat Muslim Indonesia pada masa itu. Pendiriannya oleh Ahmad Dahlan dan
rekan-rekannya bertujuan untuk memajukan pendidikan Islam, meningkatkan kesadaran
keagamaan, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Muslim serta perkembangan
nasional Indonesia. Sejak didirikan, Muhammadiyah telah menjadi salah satu organisasi
Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia.
2.2 Profil dan Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Tentang Islam dan Umatnya
Kiyai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang pahlawan nasional yang merupakan pendiri
muhammadiyah. K.H. Ahmad Dahlan. K.H. Ahmad Dahlan dilahirkan di kampung kauman
kota Yogjakarta pada tahun 1869 miladiyah dan wafat di daerah kelahirannya pada tahun
1923 pada umur 54 tahun. Nama asli Kiyai Haji Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis
sebelum belajar di Makkah.
Nama Ayah K.H Ahmad Dahlan adalah K.H. Abu Bakar yg merupakanseorang ulama
dan khatib termuka di Masjid Besar Kesultanan Yogjakarta padamasa itu, dan Nama Ibu K.H
Ahmad Dahlan adalah siti aminah yang merupakan puteri dari H.Ibrahim yang juga menjabat
penghulu kesultanan yogjakarta hadinigrat pada masa lalu.
Pada usia 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekkah selama lima tahun.Pada periode
ini, ia mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu Islam, seperti Muhammad
Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridho, dan Ibnu Taimiyah.Ketika pulang kembali ke Indonesia
pada 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada 1903, ia kembali ke Mekkah. Ia
menetap di sana selama dua tahun. Saat itu, ia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib,
yang juga guru dari pendiri NU, K.H. Hasyim Asy'ari.
Sepulang dari Mekkah, ia menikahi Siti Walidah, anak Kiai Penghulu H.Fadhil, yang
kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang pendiri Aisyiyah.Dari perkawinannya,
K.H. Ahmad Dahlan mempunyai enam orang anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti
Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Pada tahun 1909, K.H. Ahmad Dahlan
bergabung dengan organisasi Budi Utomo dan disana Ia mengajarkan agama dan pelajaran
yang diperlukan anggota. Pelajaran yang diberikan K.H. Ahmad Dahlan dirasa sangat
berguna bagi para anggota Budi Utomo, lalu mereka menyarankan agar Ahmad Dahlan
3
membuka sekolah yang ditata rapi serta didukung organisasi permanen. Pada 18 November
1912, ia mendirikan Muhammadiyah di Kauman,Yogyakarta. Ia mendirikan Muhammadiyah
untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi nusantara. Ia juga ingin
mengadakan pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan Islam. Ia ingin
mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Alquran dan hadits.
Berikut adalah pemikiran KH Ahmad Ahmad Dahlan tentang Islam dan umatnya :
Iman atau akidah
Dalam hal keimanan yang berkaitan dengan Tuhan dan Alquran, KHAhmad Dahlan
lebih menggunakan corak pemikiran tradisional, dimana segala sesuatu yang berkaitan
dengan ketauhidan KH Ahmad Dahlan selalu mengunakan ayat Alquran sebagai tolak
ukurnya.
Islam dan Ibadah
KH Ahmad Dahlan selalu merujuk kepada hukum Syariah Islam dalam memecahkan
sebuah permasalahan yaitu kembali kepada Alquran dan sunnah Rasul, selain itu beliau
juga mengunakan metode tarjih dalam menyelesaikan permasalah, tarjih ini merupakan
hukum yang berkembang di Muhammadiyah setelah merujuk kepada Alquran dan
sunnah.
Akhlak atau Etika
Akhlak atau Etika selalu dikaitkan dengan tasawuf , Salah satu ajaran yang dapat
mendekatkan diri manusia kepada Tuhan adalah tasawuf.
Pendidikan
Bagi Muhammadiyah, pendidikan mempunyai arti penting, karena melalui bidang inilah
pemahaman tentang ajaran Islam dapat diwariskan dan ditanamkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. KH. Ahmad Dahlan menginginkan bahwa cita-cita pendidikan Islam
adalah untuk membentuk manusia Muslim yang baik budi, alim dalam agama, luas
dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan serta bersedia berjuang untuk
kemajuan masyarakatnya.
Politik
KH Ahmad Dahlan juga memahami bahwa Islam tidak dapat ditegakkan kecuali dengan
kepemimpinan dalam suatu bangsa. Muhammadiyah sebagai komponen bangsa
senantiasa mengutamakan kepentingan dan kemajuan bangsa di atas segalanya. Oleh
karena itu, Muhammadiyah tidak pernah egois mementingkan dirinya sendiri.
Muhammadiyah sejalan dengan Khittah dan Kepribadiannya menegaskan sikap untuk
konsisten dalam beramal ma’ruf dan nahi munkar.
4
Keorganisasian
Dalam merealisasikan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat,tentunya
membutuhkan wadah yang dapat menggerakkan semua lini. Oleh karenanya, setelah
berdiskusi panjang, KH Ahmad Dahlan akhirnya membentuk Muhammadiyah sebagai
wadah gerakan. Lalu tersebarlah dengan cepat cabang-cabangnya. Tak lama setelah itu
organisasi Aisyiyah juga terbentuk sebagai wadah gerakan bagi kaum wanita. Organisasi-
organisasi otonom Muhammadiyah juga didirikan seiringberjalannya waktu sebagai jalan
melengkapi gerakan keagamaan agar lebih masih massif.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut ilmu dikota
suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau membentuk sebuah
wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah Rasullullah sesuai dengan
arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari terbentuknya
Muhammadiyah dikampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang
bertepatan pada 18 November 1912 M dan tersebar luas hampir seluruh Indonesia sehingga
menjadi organisasi besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad
Dahlan.
6
DAFTAR PUSTAKA