Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AL ISLAM KEMUHAHMMADIYAAN IV

“Pengertian, Hakikat, Khittah muhammadiyah”

Disen Pengampu:
Makki, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh
MUH AIDIL 222180001

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PAREPARE 2024/2025
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Warahmatulkahi Wabarakatuh
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Al Islam
Kemuhammadiyahan.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, dan teman-teman
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Kemuhammadiyahan, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari ฀llah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Muhammadiyah
2. Hakikat Muhammadiyah
3. Khittah Muhammadiyah
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHUPUAN
A. Latar Belakang

Keinginan dari KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi


yang dapat dijadikan sebagai alat perjuangnan dan da’wah untuk
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an,
surat Al-Imron:104 dan surat Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial
praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid.
Ketidakmurnian ajaran Islam yang dipahami oleh sebagian umat
islam Indonesia, sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi Islam
dan tradisi lokal nusantara dalam awal bermuatan paham animisme dan
dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat Islam di Indonesia
memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran
islam, terutama yang berhubungan dengan prinsip akidah Islam yang
menolak segala bentuk kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat.
Sehingga pemurnian ajaran menjadi pilihan mutlak bagi umat Islam
Indonesia.
Keterbelakangan umat Islam Indonesia dalam segi kehidupan
menjadi sumber keprihatinan untuk mencarikan solusi agar dapat keluar
menjadi keterbelakangan. Keterbelakangan umat Islam dalam dunia
pendidikan menjadi sumber utama keterbelakangan dalam peradaban.
Pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber lahirnya
generasi baru muda Islam yang berpikir modern. Kesejahteraan umat
Islam akan tetap berada dibawah garis kemiskinan jika kebodohan masih
melengkupi umat Islam
Indonesia.
Maraknya Kristenisasi di Indonesia sebegai efek domino dari
imperialisme Eropa ke dunia timur yang mayoritas beragama Islam.
Proyek Kristenisasi satu paket dengan proyek imperialisme dan
modernisasi bangsa Eropa, selain keinginan untuk memperluas daerah
koloni untuk memasarkan produk-produk hasil revolusi industri yang
melanda Eropa.
Imperialisme Eropa tidak hanya membonceng gerilya gerejawan dan
para penginjil untuk menyampaikan ’ajaran jesus’ untuk menyapa umat
manusia diseluruh dunia untuk ’mengikuti’ ajaran jesus. Tetapi juga
membawa angin modernisasi yang sedang melanda Eropa. Modernisasi
yang terhembus melalui model pendidikan barat (Belanda) di Indonesia
mengusung paham-paham yang melahirkan modernisasi Eropa, seperti
sekularisme, individualisme, liberalisme dan rasionalisme. Jika penetrasi
itu tidak dihentikan maka akan terlahir generasi baru Islam yang rasional
tetapi liberal dan sekuler.

B. Rumusan
1. pengertian Muhammadiyah
2. Hakikat
3. Khittah

C. Tujuan
Dapat mengetahui tentang pengertian, hakikat dan khittah muhammaiyah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang Besar di Indonesia.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. Sehingga
Muhammadiyah juga dapat Dikenal sebagai orang-orang yang menjadi
pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan
Memilih nama Muhammadiyah yang pada masa itu sangat Asing bagi
telinga masyarakat umum adalah untuk memancing Rasa ingin tahu dari
masyarakat, sehingga ada celah untuk Memberikan penjelasan dan
keterangan seluas-luasnya tentang Agama Islam sebagaimana yang telah
diajarkan Rasulullah SAW.

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk Mendukung usaha KH


Ahmad Dahlan untuk memurnikan Ajaran Islam yang dianggap banyak
dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis
dakwah untuk Wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha.
Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam Pendirian sekolah
dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal Sebagai Hooge School
Muhammadiyah dan selanjutnya Berganti nama menjadi Kweek School
Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu’allimin _khusus
lakilaki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan Dan
Mu’allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan
Yogyakarta).

Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut Nabi Muhammad,


karena berasal dari kata Muhammad, Kemudian mendapatkan ya nisbiyah,
sedangkan secara Terminologi berarti gerakan Islam, dakwah amarma’ruf
nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara garis
besar faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil
pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah,
membahas dan mengkaji kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif di
mana dapat dilihat secara internal dan eksternal. Secara internal
ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya alQur’an dan as-
Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam
Indonesia.

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar


ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam
menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan
mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan
harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.
Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat
mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan
lil-’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam Yang berlandaskan al-


Qur’an dan as-Sunnah dengan watak Tajdid yang dimilikinya senantiasa
istiqamah dan aktif dalam Melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi
mungkar di Segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi
Umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya Masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah Swt. dalam kehidupan di
dunia ini. Misi Muhammadiyah adalah:
1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah
swt yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh
hingga Nabi Muhammad saw.
2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan
jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-
persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai
kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga
dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39
Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto.

2. Hakikat Muhammadiyah
Hakikat Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian (harakah
Ushuliyah), gerakan pembaruan (harakah tajdid), gerakan dakwah
(harakah Ad-da’wah) dan gerakan social kebudayaan (harakah
mujtamaiyyah wa Tsaqafah). Adapu uraiannya sebagai berikut :

Muhammadiyah sebagai Gerakan Pemurnian (harakah ushuliyah)

Muhammadiyah sebagai gerakan pemurnian (harakah ushuliyah)


Maksutnya adalah memurnikan keyakinan tauhid Islam dari Kemusyrikan,
tahayyul dan khurafat. Syirik dengan makhluk-Nya bukan Hanya batal
secara teologis, tapi juga fatal secara intelektual. Orang yang
Menyekutukan Allah, menganggap Allah berbilang, beranak dan lain
Sebagaunya adalah kedhaliman teologis dan intelektual yang paling Nyata.
Muhammadiyah berusaha dengan bersungguh-sungguh menjaga Dan
mengawal kemurnian tauhid dari syirik sebagai misi utama diturunkannya
para Rasul di muka bumi.

Muhammadiyah juga menjaga tauhid dari keyakinan animisme yaitu


Kepercayaan terhadap kekuatan roh nenek moyang atau roh orang yang
Telah meninggal dunia yang dipercayai bias memberikan keberuntungan
Atau kesialan ; dan dinamisme yang meyakini benda-benda tertentu
Seperti keris, akik dan benda keramat lainnya. Muhammadiyah juga
Menolak tahayyul, yaitu mitos-mitos tentang sesuatu sebagai memiliki
kekuatan penentu, misalnya mitos Nyai Roro Kidul sebagai ratu penguasa
pantai selatan pulau Jawa, mitos wedhus ghembel lahar panas Gunung
Merapi, mitos nogo dino (hitungan hari) dan lain sebagainya.

Syirik, tahayyul dan khufarat bukan hanya akan merusak


ketauhidan, atau menodai kesucian Tuhan dari sebagai satu-satunya
pencipta dan penguasa bagi makhluk-makhluknya, tetapi yang lebih
berbahaya adalah dapat kerusak kepribadian dan menjatuhkan harkat serta
martabat manusia itu sendiri. Manusia adalah sebaik-baik makhluk ciptaan
Allah hanya pantas dan ptut tunduk dan patuh kepada-Nya, bukan kepada
makhluk Allah lainnya yang harkat dan martabatnya lebih rendah bahkan
dikutuk oleh Allah seperti Iblis.

Membersihkan akidah dari kemusrikan, tahayyul dan khufarat


adalah sebuah keharusan untuk membangun masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat yang rasional, ilmiah, modern dan dapat bekerja keras di satu
sisi, dan masyarakat yang memiliki spiritualitas yang tinggi kepada Tuhan
dan cinta kasih kepada sesame manusia di sisi lain.
Orang yang beragama tetapi tidak bertauhid adalah orang yang
dholim yaitu orang yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya, dan
kedlaliman yang oaling besar dan paling nyata adalah membuat sekutu
bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa. Muhammadiyah juga berkomitmen
memurnikan ibadah dari unsur-unsur bid’ah.

Muhammadiyah Sebagai Gerakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar


Muhammadiyah merupakan NGO keagamaan terbesar dan paling
Rapi di dunia (muslim), paling konsisten dalam melayani umat, paling
Konsisten untuk tidak terseret dalam politik praktis, paling konsisten
dalam pengabdiannya di bidang Pendidikan dan kesehatan, dapat mendaga
hubungan dengan umat dan negara secara seimbang, dan paling konsisten
dalam mengimbangi tetapi tidak memusuhi dan bahkan melakukan dialog
dangan gerakan/missi zending Kristen sejak zaman penjajahan/colonial
sampai sekarang.
Dengan prinsip-prinsip tersebut, Muhammadiyah merasa tidak
Memiliki musuh walaupun tetap ada yang memusuhi. Muhammadiyah
menjawab berbagai tuduhan dan kritik dengan jawaban seperlunya dan
dengan amalan nyata. Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang
mendahulukan amar ma’ruf daripada nahi munkar, dakwah yang anti
keganasan (non violent), dakwah yang menguasakan (empowerment),
dakwah yang menggembirakan, dan dakwah yang membebaskan, yaitu
membebaskan dari belenggu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan,
penyakit, mental inferiority complex dan lain sebagainya.
Muhammadiyah telah mendapatksn pengkuan luas dalam
membangun peradaban umat, membangun bangsa dan negara. Dengan
amalan nyata ini, Muhammadiyah banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak dengan tanpa meminta-minta. Kontribusi dakwah
Muhammadiyah dalam membangun peradaban umat antara lain berupa:
a. Budaya amar makruf nahi munkar
Muhammadiyah telah membangun dan memberikan contoh nyata
dalam mengaplikasikan ajaran Islam, khususnya tugas melaksanakan
amar makruf nahi munkar secara konsisten. Wujud nyata amar makruf
antara lain dilakukan dengan tabligh, pengajian dari level kampung
sampai level pusat. Mindset amar makruf nahi munkar ini tertanam
kuat dalam system kepribadian warga Muhammadiyah sehingga
memberikan komtibusi bagi penegak hokum, undang-undang termasuk
anti-korupsi, kolusi dan nepotisme
b. Budaya kerja
Warga Muhammadiyah dituntut kerja keras, kerja cerdas dan kerja
ikhlas. Untuk mendirikan sebuah ranting atau cabang harus disertai
amal usaha minimal berupa pengajian rutin. Dari pengajian rutin.
kemudian ditumbuhkan Lembaga Pendidikan seperti Madrasah
Diniyah atau Taman Kanak-kanak dan seterusnya. Untuk
menumbuhkan Muhammadiyah tingkat daerah harus ada amal usaha
seperti sekolah, balai kesehatan dana panti asuhan. Dengan ketentuan
ini warga Muhammadiyah didik kerja dan kerja, amal dan amal. Setiap
warga Muhammadiyah harus bias berbuat untuk lingkungannya. Di
mana ada warga Muhammadiyah atau persyarikatan Muhammadiyah
dipastikan ada amal usahanya. Kultur Muhammadiyah adalah sedikit
bicara banyak kerja, mengindari fitnah dan saling kritik atau olok-olok
diantara sesama gerakan Islam
Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah bi al-hal atau dakwah
dengan menggunakan alat dakwah. Alat dakwah itu dapat berbentuk amal-
amal usahanya berupa Lembaga-lembaga Pendidikan, balai-balai
kesehatan yang disebut Penolong Kesengsaraan Umum (PKU), dan panti-
panti asuhan. Amal usaha ini terbuka untuk awam dan tidak ada
keistimewaan bagi warga Muhammadiyah. Dengan amal usaha inilah
Muhammadiyah mengenalkan dirinya, berdialog dan berdakwah.
Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang berdimensi jangka
panjang, membangun generasi dan membangun peradaban baru. Dalam
merayu kepada Islam, Muhammadiyah menggunakan konsep dakwah
keluarga. Konsep daadwah keluarga ini memiliki pengertian setiap
keluarga Muhammadiyah berkewajiban mengajak keluarga terdekat
(tetangga) dan sanak saudara. Kalua keluarga itu belum menerima, maka
dididik anaknya dan seterusnya cucu (datuk)-nya.
Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah membangun kader.
Orientasi dakwah kader memang tidak hanya kuantitas, melainkan kualitas
lebih diutamakan. Dengan memiliki kader yang berkualitas maka gerak
Muhammadiyah akan semakin laju, termasuk perkembangan amal
usahanya. Konsep dakwah kader ini ada konsekuensinya, yaitu anggota
aktif Muhammadiyah tidak dapat bersifat massif dan bahkan terkesan
elitis. Hal ini memang tidak bisa dihindari mengingat Muhammadiyah
sebagai organisasi keagamaan yang mampu menggabungkan watak salafi
dan modernisasi sekaligus.

Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid


Salah satu faktor lahirnya Muhammadiyah adalah keprihatinan Yang
mendalam KH. Ahmad Dahlan tentang keterpurukan Bangsa Indonesia
dan Umat Islam di bawah pemerintah Kolonial Belanda Selama berabad-
abad. Akibat kolonialisme yang tidak berperikemanusiaan dan
berperikeadilan itu bangsa Indonesia diperlakukan laksana budak dan
memang diperbudak, diadu domba satu dengan lainnya, diperbodoh,
dimiskinkan, dan penjatuhan harkat dan martabat lainnya.
Salah satu solusi menyelamatkan umat dan bangsa itu adalah dengan
mengubah cara berpikir, cara hidup dan cara beragama agar lambat tapi
pasti umat dan bangsa Indonesia dapat merdeka dan hidup sejajar dengan
bangsa-bangsa besar lainnya dan bahkan lebih mulia dan lebih beradab.
KH. Ahmad Dahlan melakukan reformasi dan bahkan revolusi dibidang
teologi, intelektial, morah dan sosial. Ada empat ranah pembaruan yang
dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan :
1) Pembaruan dibidang agama (teologi)
Hal ini dilakukan mulai dengan membetulkan arah kiblat,
memahami Islam secara langsung dari al-Qur’an dan al-Hadits
dengan pemahaman yang kritis dan transformatif,
membersihkanberagama dari anasir-anasir syirik, tahayyul, bid’ah
dan khurafat, mendekontruksi peran sentral kiai atau pemuka
agama sebagai makelar dengan Tuhan, mengajarkan kemandirian
kepada umat dalam beragama termasuk dalam berdoa.

2) Pembaruan dibidang intelektual


KH. Ahmad Dahlan melakukan aksi sosial secara langsung
menjadi guru di sekolah-sekolah Belanda yang sangat elitis dan
eksklusif tanpa dibayar, tetapi dipersulit dan bahkan diintimidasi
untuk merombak cara berpikir murid-muridnya. KH. Ahmad
Dahlan langsung memberikan pencerahan tentang kebangsaan,
keislaman dan kemanusiaan kepada murid-muridnya. KH. Ahmad
Dahlan juga menyelenggarakan sendiri Pendidikan dengan
mengubah system diniyah dan pesantren yang tradisional kepada
system klasikaldan modern.

3) Pembaruan dibidang gerakan sosial


Organisasi Muhammadiyah didirikan sebagai organisasi modern
dan inklusif dengan mengembangkan kerjasama dengan
pemerintah kolonial dan organisasi-organisasi serta
gerakangerakan kebangsaan seperti Serikat Islam, Boedi Oetomo,
dan bahkan dengan oerganisasi keagamaan lainnya seperti
misionaris Kristen. KH. Ahmad Dahlan mengumpulkan anak-anak
jalanan, yatim dan anak-anak miskin untuk dijadikan muridnya
setelah dirawat dengan baik dan secara layak. KH. Ahmad Dahlan
juga mendirikan balai kesehatan untuk umum yang dinamakan
PKO (Penolong Kesengsaraan Oemom) serta panti-panti asuhan.

Muhammadiyah sebagai Gerakan Kebudayaan


Peran kebudayaan Muhammadiyah nukan budaya dalam arti
kesenian atau adat istiadat masyarakat lokal. Peran kebudayaan
Muhammadiyah lebih kepada pembangunan akhlak dan peradaban. KH.
Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah menyadari bahwa tegaknya suatu
bangsa sangat tergantung pada akhlaknya. Peran nyata Muhammadiyah
dalam membangun pemimpin nasional yang mampu memberikan
keteladanan.Cara lain yang dilakukan Muhammadiyah dalam
membaangun akhlak dan peradaban bangsa adalah dengan terus
mengobarkan semangat dan gerakan amar makruf nahi munkar. Peran
amar makruf nahi munkar Muhammadiyah ini diakui oleh Pendeta Victor
Tanja dalam sebuah disertasinya tentang HMI.

3. Khittah Muhammadiyah
Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa arab
yang berarti rencana, jalan, langkah atau garis (Kamus Al-Munawwir,
1997). Sedangkan secara terminologis yaitu suatu pikiran untuk
melaksanakan perjuangan ideologi atau keyakinan hidup. (PP
Muhammadiyah, 1968). Dalam dunia gerakan Muhammadiyah, Khittah
dipakai untuk menyebut panduan langkah-langkah dalam berjuang.
Khittah adalah pedoman yang dipegang oleh Muhammadiyah yang sangat
berguna ketika menghadapi kenyataan yang sebenarnya di masyarakat.
Singkatnya khittah adalah garis-garis haluan perjuangan Muhammadiyah.

Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang


merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. Hal tersebut
mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha
bagi semua pimpinan dan anggota muhammadiyah. Garis-garis besar
perjuangan Muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas
dan program yang telah disusun. Isi khittah harus sesuai dengan tujuan
Muhammadiyah, khittah disusun sesuai dengan perkembangan zaman.
Isi khittah harus sesuai dengan tujuan Muhammadiyah, khittah itu
Disusun sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun enam khittah
perjuangan Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

1. Periode KH. Mas Mansyur (Langkah 12 Muhammadiyah 1938-1940)


2. Periode A.R Sutan Mansyur (Khittah Palembang 1956-1959)
3. Periode KH. AR Fakhrudin (Khittah Ponorogo 1968-1971)
4. Periode KH. Abdur Razak Fakhruddin (Khittah Ujung Pandang 1971
1990)
5. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978 (Khittah Surabaya)
6. Khittah Perjuangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
(Khittah
Denpasar Tahun 2002).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang Besar di Indonesia.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. Sehingga
Muhammadiyah juga dapat Dikenal sebagai orang-orang yang menjadi
pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan
Memilih nama Muhammadiyah yang pada masa itu sangat Asing bagi
telinga masyarakat umum adalah untuk memancing Rasa ingin tahu dari
masyarakat, sehingga ada celah untuk Memberikan penjelasan dan
keterangan seluas-luasnya tentang Agama Islam sebagaimana yang telah
diajarkan Rasulullah SAW.

Anda mungkin juga menyukai