Anda di halaman 1dari 19

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM

Disusun Oleh :

EIFELINE RAMADHANI PUTRI

(X)IPS 3
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Kemuhammadiyahan .

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang saya miliki Oleh karena itu, saya mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Cileungsi , Februari 2022


BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah


Berdirinya muhammadiyah pada awal abad kedua puluh ini,
tidak terlapas dari latar belakang tertentu. Latar belakang
tersebut kalau diklasifikasikan terbagi menjadi dua bagian, yaitu
latar belakang yang merupakan faktor subyektif dan latar
belakang yang merupakan faktor obyektif. Yang terakhir ini
masih di bagi menjadi faktor intern ( indonesia ) dan faktor
ekstern ( luar negeri ).
1) Faktor Subyektif: pendirinya KH Ahmad Dahlan yaitu faham
keagamaan dan keyakinan yang berbeda dengan yang lain. Ia
menemukan spirit Islam yang menggerakan pada Islam yang
murni dari sumbernya al-Qur'an dan Hadis. Ia dikenal cerdas
dan berfikiran bebas ( inklusif ).
2) Faktor Obyektif :
i). Faktor Intern: Islam yang difahami dan diamalkan sudah
tidak murni lagi ibarat air dari hulu yang sudah tercemar
sehingga tidak sehat bila diminum. Islam yg sinkretis,
tercemar oleh TBC (tahayyul, bid'ah dan khurafat) sehingga
tidak fungsional, tidak mempunyai daya gerak.
ii). Faktor Ekstern :
1). Penjajah Belanda menjajah Indonesia dan berusaha
melanggengkan kekuasaannya. Tidak menghendaki
perlawanan umat Islam lewat ajaran jihad yg terkuak lewat
ajaran Islam yang murni. Oleh karena itu, mereka
menghendaki Islam yg tidak murni sehingga tidak
memberikan perlawanan kepada penjajah.
2). Generasi muda yg telah mengenyam pendidikan Barat dan
menjadi antek - antek Hindia Belanda. Mereka "memusuhi"
Islam dan malu dengan identitas agamanya.
3). Kristenisasi yg didukung oleh penjajah sehingga mencapai
perkembangan yg pesat sampai menusuk jantung kekuasaan
Jawa (Yogyakarta).

B. Pengertian Muhammadiyah
1. Segi Bahasa
Muhammdiyah berarti “ umat muhammad “ atau “pegikut
Muhammad “, yaitu semua orang yang beragama Islam dan
meyakini bahwa nabi Muhammad SAW adalah hamba dan
pesuruh Allah yang terakhir. Dengan kata lain, siapa saja yang
mengaku Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW
sesungguhnya mereka adalah orang muhammadiyah.
2. Segi istilah
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan oleh
K.H.Ahmad Dahlan pada tanggal 8 dzulhijah 1330 atau 18
November 1912 di Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama oleh
pendirinya karena dengan nama itu berharap bisa meniru segala
jejak perjuangan dan pengabdian nabi Muhammad saw.
3. Menurut Anggaran Dasar Muhammadiyah ps. 1
Muhammadyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf
nahi munkar beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan
sunnah, yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah
1330 H bertepatan 18 November 1912 Miladiyah oleh K.H.A.
Dahlan .
4.Menurut kepribadian Muhammadiyah
a. Apakah Muhammadyah itu
Muhammadyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan
“Gerakan Islam” maksud geraknya ialah “Da’wah Islam amar
ma’ruf nahi munkar” yang ditujukan kepada dua bidang
perseorangan dan masyarakat”. Da’wah dan amar ma’ruf nahi
munkar pada bilang pertama terbagi kepada dua golongan :
1). Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu
mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang murni.
2). Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk
memeluk agama Islam.
Adapun da’wah Islam Islam dan amar ma’ruf nahi munkar
bilang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan,
bimbingan dan peringatan.
b. Dasar dan amal usaha Muhammadiyah
Muhammadyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya
atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqodimah
Anggaran Dasar, yaitu:
1). Hidup manusia harus berdasar tauhid ,ibadah dan taat
kepada Allah.
2). Hidup manusia bermasyarakat
3). Mematuhi ajaran – ajaran agama Islam dengan keyakinan
bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan
ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
4). Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam.
masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan
ikhsan kepada kemanusiaan.
5). Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6). Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban.
organisasi.
c. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah
Menili’ dasar prinsip tersebut diatas maka apapun yang
diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah
untuk mencapai tujuan tunggal nya, harus berpedoman
“Berpegang teguh atas ajaran Allah dan Rasul-Nya bergerak
membangun di segenap bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah”.

C. SEBAB - SEBAB MUHAMMADIYAH DIDIRIKAN

Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya


Muhammadiyah ialah antara lain:

1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan


Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik,
bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak
merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat,
demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi;
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam,
akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan
suatu organisasi yang kuat;
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan
Islam dalam memprodusir kader - kader Islam, karena tidak
lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang
sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada
dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;

D. MAKSUD DAN TUJUAN MUHAMMADIYAH

Segala hal yang dikerjakan oleh muhammadiyah


didahului dengan adanya maksud dan tujuan tertentu. Dan
dengan maksud dan tujuan itu pula akan mengarahkan gerak
perjuangan , menentukan besar kecillnya kegiatan serta
macam macam amal usaha muhammadiyah. Pada waktu
pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan
tujuan sebagi berikut:
1. Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW
kepada penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta.

2. Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya

Sejak pertama kali didirikan oleh Ahmad Dahlan sampai


Muktamar Muhammadiyah ke - 44 di Jakarta tahun 2000.
Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah telah
mengalami tujuh kali perubahan redaksional, susunan
bahasan dan istilah yang dipergunakan. Saat ini
Muhammadiyah menggunakan rumusan yang dihasilkan saat
Muktamar ke - 34 di Yogyakarta, yaitu : “Menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”

D. Ciri-Ciri Gerakan Muhammadiyah


Persyarikatan Muhammadiyah sebagai suatu gerakan
sangat gampang dikenal, lantaran memiliki ciri/identitas yang
khusus, yaitu gerakan Islam, da'wah amar ma'ruf nahi
munkar, gerakan tajdid, bersumber pada al-Quran dan as-
Sunnah as-Shahihah al-Maqbuulah, bertaraf nasional (bahkan
Internasional yakni dengan banyaknya berdiri cabang-cabang
istimewa Muhammadiyah di luar negeri).
1. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
Gerakan pembaruan Islam adalah upaya untuk
menyesuaikan paham agama Islam dengan perkembangan
yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Maka gerakan pembaruan Islam bukan
berarti mengubah, mengurangi atau menambah isi teks
Al-Qur'an maupun Al-Hadits, melainkan hanya
menyesuaikan paham atas keduanya sehingga dapat sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Gerakan
pembaruan Islam biasanya memiliki ciri-ciri pemahaman
terhadap agama Islam yang cukup spesifik. Hal ini dapat
dilihat pada ciri-ciri sebagai berikut:

1. Islam adalah agama yang komprehensif dan telah


mengatur segala aspek kehidupan sosial politik, hukum,
ekonomi dan lain-lain.
2. Mengajak pengikutnya untuk kembali pada Islam yang
benar sebagai usaha untuk melakukan perubahan social
3. Islamisasi pada masyarakat muslim melalui
pengorganisasian ataupun pembentukan sebuah
kelompok yang kuat.
Dalam mengamalkan ajaran Islam, Muhammadiyah
bekerja pada hampir semua bidang kehidupan manusia.
Di antara bidang bidang tersebut adalah, bidang akidah,
akhlak, ibadah dan mu'amalat duniawiyat.
1. Bidang Akidah, dengan pengertian bahwa
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam
yang murni dan bersih da gejala kemusyrikan
contohnya menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu,
bid'ah contohnya cara-cara amalan yang tidak ada
dasar hukumnya, menyerupai perintah agama dengan
maksud melebih-lebihkan dalam beribadah kepada
Allah Swt namun justru meninggalkan kewajiban
pokoknya; khurafat contohnya kepercayaan yang
tidak ada dasarnya dan tahayul contohnya cerita-cerita
khayalan yang menjadi kepercayaan orang, mitos
kekuatan Ratu Nyi Roro Kidul, dan lain sebagainya
tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut
ajaran Islam
2. Bidang Akhlak, dengan pengertian bahwa
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai
akhlak yang mulia dengan berpedoman kepada Al-
Qur'an dan As-Sunnah, tidak bersendi nilai-nilai
ciptaan manusia, contohnya berakhlak sesuai yang
dituntunkan Nabi Muhammad saw.
3. Bidang Ibadah, dengan pengertian bahwa
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang
dituntunkan Rasulullah Muhammad SAW tanpa
tambahan dan perubahan dari manusia. contohnya
selalu beribadah kepada Allah Swt dengan tuntunan
Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Muhammad saw.
4. Bidang Muamalat Duniawiyat dengan pengertian
bahwa Muhammadiyah bekerja untuk melaksanakan
Muamalat Duniawiyat (pengolahan dunia dan
pembinaan masyarakat dengan berdasarkan ajaran
agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang
ini sebagai ibadah kepada Allah Swt. contohnya
saling tolong menolong dalam kebaikan sehingga
terjalin Ukhuwah Islamiyah dengan manusia yang
lain.

2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah


Dalam mewujudkan impian dan keyakinannya
Muhammadiyah memakai cara Da'wah Islam Amar Ma'ruf
Nahi Munkar dengan nasihat kebijaksanaan. Jadi
Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai gerakan
Da'wah: mengajak, memanggil, menyeru dengan tidak
jemu-jemunya, tidak memaksa, dihentikan marah,
dihentikan frustasi apabila tidak berhasil, apabila dimusuhi,
semuanya harus diterima dengan bahagia hati. Berhasil itu
memang yang diharapkan, tidak berhasil itu hak Allah, kita
serahkan pada Allah, kita puas alasannya sudah memenuhi
kewajiban. Kita perlu ingat bahwa taufiq, hidayah, dan
'inayah itu milik Allah semata. Selanjutnya kita sebagai
warga Muhammadiyah mendapat kewajiban melaksanakan
Da'wah Islam Amar ma'ruf Nahi Munkar ibarat firmanNya:

‫ُوف َويَ ْنهَ ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر‬ َ ‫ون ِإلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمر‬
ِ ‫ُون بِ ْال َم ْعر‬ َ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُع‬
َ ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِح‬
‫ُون‬ َ ‫َوُأو ٰلَِئ‬
"Dan hendaklah ada di antara kau segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung". (QS. Ali Imran: 104)
Adapun yang menjadi obyek Da'wah terdiri atas dua
kelompok, yaitu:
a. Ummat Ijabah: ialah da'wah kepada orang yang telah
Islam. Da'wah ini bersifat pembaruan (tajdid) sesuai
dengan sumber asilnya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
b. Ummat Da'wah: yaitu da'wah kepada orang-orang yang
belum Islam. Da'wah ini bersifat undangan dan bimbingan
yang bersifat mendidik semoga mendekat pada Islam,
mendengar, mempelajari kemudian masuk Islam.
3. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid
Muhammadiyah dikenal luas sebagai gerakan tajdid.
Tajdid bermakna pembaruan. Kata "tajdid" berasal dari
bentukan kata jadda-yajiddu-jiddan/jiddatan artinya
sesuatu yang ternama, yang besar, nasib baik, dan baru.
Tajdid dimaknai i'adat al syaiy ka'l-mubtada
(mengembalikan sesuatu pada tempatnya semula), al-ihya
(menghidup-hidupkan sesuatu yang telah mati), dan al-
ishlah (menjadikan baik, mengembangkan). Namun kata
tajdid yang paling muktabar atau dikenal umum ialah
pembaruan, serta dengan jadid artinya sesuatu yang baru.
Esensi tajdid ditarik ke makna apapun ialah pembaruan.
Oleh alasannya itu Muhammadiyah selalu berorientasi
kepada pembaharuan dalam segala bidang sesuai dengan
kemajuan zaman dengan tidak meninggalkan prinsip Islam.
Allah berfirman:
‫ِإ َّن هَّللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّرُوا َما بَِأ ْنفُ ِس ِه ْم‬
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri.” [Ar-Ra’d/13:11].
Adapun tajdid dalam arti pembaruan adalah memper
sembahkan sesuatu yang benar-benar baru yang belum
pernah diungkap oleh siapapun sebelumnya. Pembaruan
inipun diperlukan bahkan perlu digalakkan karena tidak
ada satu ungkapan yang lebih buruk (dalam konteks
pemikiran) dari pada ungkapan yang menyatakan ma
taraka al-awwaluna li'l-akharina syaia (generasi terdahulu
tidak lagi meninggalkan sesuatu untuk dipikirkan oleh
generasi berikutnya) atau ungkapan laisa fi'l-amkan abda'u
mima kana (tidak bisa lagi diciptakan sesuatu yang lebih
baik dari pada apa yang telah tercipta).
Dalam perspektif Muhammadiyah, tajdid mempunyai dua
pengertian. Pertama, tajdid berarti pemurnian atau
purifikasi, maksudnya menjaga agar tuntunan agama Islam
tetap terjaga sebagaimana aslinya, yang kedua, tajdid
berarti pengembangan atau inovasi, atau pemodernan
terhadap nilai-nilai ajaran Islam.
Untuk lebih memudahkan pemahaman akan hal tersebut,
maka tajdid di sini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
tajdid dalam pengertian pemurnian dan tajdid dalam
pengertian pembaruan. Tajdid dalam pengertian pemurnian
dapat disebut dengan purifikasi (purification), sedangkan
tajdid dalam pengertian pembaruan bisa disebut dengan
reformasi (reformation). Berdasarkan hal tersebut, maka
persyarikatan Muhammadiyah adalah sebuah gerakan
tajdid yang tergolong dalam purifikasi dan sekaligus
reformasi.

4. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Nasional


1. Sebagai salah satu komponen bangsa, Muhammadiyah
bertanggung jawab atas berbagai upaya untuk tercapainya
cita-cita bangsa dan negara.
2. Sebagai warga dunia, Muhammadiyah senantiasa
bertanggung jawab atas terciptanya tatanan dunia yang
adil, sejahtera dan berperadaban tinggi sesuai dengan misi
membawa pesan Islam sebagai rahmatan lil'alamin.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara
Muhammadiyah berdiri di barisan depan dalam melakukan
reformasi kehidupan nasional di berbagai bidang
kehidupan agar Indonesia tidak ketinggalan dari negara-
negara tetangga. dan lebih jauh lagi mampu tumbuh dan
berkembang menjadi negara dan bangsa yang maju, adil,
makmur, bermartabat, dan berdaulat. Dalam hal ini
Muhammadiyah melakukan pembaruan perspektif dalam
memandang kehidupan berbangsa dengan segala
dinamikanya lebih dari sekedar tindakan-tindakan praktis.
Ketika sekelompok muslim lain mencita-citakan negara
Islam, penegakkan syariat Islam secara formal dalam
negara, atau sebaliknya pandangan yang ingin menjauhkan
agama dari negara, dan pandangan-pandangan yang radikal
lainnya: Muhammadiyah justru membangun pandangan
kelslaman yang diyakini dan difahaminya dalam konteks
ke-Indonesiaan.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara
Muhammadiyah berdiri di barisan depan dalam melakukan
reformasi kehidupan nasional di berbagai bidang
kehidupan agar Indonesia tidak ketinggalan dari negar-
negara tetangga, dan lebih maju tumbuh dan berkembang
menjadi negara dan bangsa yang adil, makmur,
bermartabat, dan berdaulat.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi terbesar di
Indonesia banyak melaksanakan kegiatan, seperti
peningkatan kesehatan dengan mendirikan rumah sakit.
Peningkatan pendidikan dengan membangun lembaga
pendidikan, dan dalam bidang lainnya, seperti lembaga
sosial.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di
Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H.
Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai
yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam. maksud dan
tujuan Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah SWT. Muhammadiyah adalah
gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid,
bersumber pada Al Qur'an dan Hadist. Sedangkan maksud dan
tujuannya ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Muhammadiyah merupakan organisasi
kemasyarakatan yang terlahir dari hasil pergejolakan pemikiran
pendirinya. Sebagai sebuah organisasi yang pada hakekatnya
merupakan Gerakan, Muhammadiyah memiliki tujuan,
disamping usaha kerjasama dan sekelompok orang yang disebut
anggota Persyarikatan, yang bekerja melaksanakan usaha
tersebut untuk mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai