Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.” (QS. Ali Imran 3: 104).
Gerakan tajdid adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian yang dalam hal ini dibagi dua
bidang, yaitu: Pertama, bidang akidah dan ibadah, tajdid bermakna pemurnian dalam arti
mengembalikan akidah dan ibadah kepada kemurniannya sesuai dengan Sunnah Nabi saw.
Kedua, bidang muamalat duniawiah, tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyarakat
dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman.
2. Muhammadiyah berasas Islam Islam merupakan dasar ideologi Muhammadiyah dalam
melaksanakan visi dan misinya dalam berbagai kehidupan yang meliputi keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Islam diyakini sebagai satu-satunya agama yang diridhai
Allah SWT dan penyempurna terhadap agama-agama sebelumnya.
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang
orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran 3: 19).
Saya ridla ber-tuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan ber-nabi kepada
Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Amma ba’du, bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-mata.
Bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya
ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atas kehidupan
manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-
tolong dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas daripada
pengaruh setan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan
sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun, adalah
kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah agama Allah adalah agama yang dibawa oleh sekalian nabi sejak
nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw dan diajarkan kepada umatnya masing-masing
untuk mendapat hidup bahagia dunia dan akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai yang
tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang terpercaya akan Allah
dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak-jejak sekalian Nabi yang suci, beribadah
kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan
menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang murni-
tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla-
Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya;
lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan
yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh
pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk mewujudkan masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat
Allah didorong oleh firman Allah dalam Qur’an :
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keislaman, menyuruh
kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang
berbahagia”. (Q.S. Ali Imran : 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh
almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan Islam” dengan nama
“MUHAMMADIYAH’ yang disusun dengan Majlis-majlis (bahagian-bahagian)nya,
mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah
Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw guna mendapat karunia dan
ridla-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia,
diserta nikmat dan rahmat Allah yang melimpah, sehingga merupakan :
“Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang
Maha Pengampun”.
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantarkan ke
pintu gerbang Surga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah Yang Maha Rahman dan
Rahim.
Visi-Misi Aisyiah
1. Visinya adalah tercapainya usaha-usaha Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan dakwah amar makruf nahi munkar secara lebih berkualitas menuju
masyarakat madani, yakni masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Misinya adalah
– Meningkatkan harkat dan martabat kaum wanita sesuai dengan ajaran Islam.
– Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran Islam.
– Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi
akhlak.
– Meningkatakn semangat ibadah, jihad, zakat, infak,shodaqoh, wakaf, hibah, serta
membangun dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha lain.
– Membina AMM Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung,dan penyempurna gerakan
‘Aisyiyah.
– Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan,memperluas ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta mengairahkan penelitian.
– Memajukan perekonomian dan kewirausahaan kearah perbaikan hidup yang
berkualitas.
– Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam
bidang- bidang sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup.
– Meninggkatkan dan mengupayakan penegakan hukum keadilan dan kebenaran serta
memupuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
Pemberdayaan Perempuan oleh Aisyiah
– Majelis Ekonomi
– Majelis Pendidikan
– Majelis Kesehatan
– Majelis Keagamaan
–
Pengertian Nasyiatul Aisyiyah
Prinsip gerakan Nasyiatul Aisyiyah (NA) sering juga disebut Nasyiah adalah organisasi otono
dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putri islam yang bergerak di bidang
keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian.
tujuan
Tujuan organisasi ini adalah membentuk pribadi putri islam yang berarti bagi agama,
keluarga dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur
KESETARAAN PEREMPUAN
Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah selagi tidak muncul suatu
ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan, ketidakadilan gender
termanisfestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni marjinalisasi subordinasi
(anggapan tidak penting), stereotype (pelabelan negative), violesence (kekerasan), beban
kerja ganda atau lebih, dan sosialisasi ideologi nilai peran gender, perbedaan gender yang
menimbulkan ketidakadilan ini menyebabkan kerugian bagi laki-laki maupun perempuan.
Muhammadiyah sebagai organisasi islam yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia
harus ikut serta menyumbangkan pemikiranya dalam masalah pemberdayaan perempuan ini,
tuntutan ini sebenarnya sejalan dengan semangat tajdid (perubahan) Muhammadiyah yang
sudah di gagaskan oleh KH Ahmad Dahlan.
Dengan tugas dan peran (fungsi) sederhana ini Aisyiyah telah banyak memiliki amal usaha
diberbagai bidang diantaranya adalah; pendidikan, kewanitaan, PKK, kesehatan dan
organisasi wanita. Pimpinan Pusat Aisyiyah berusaha memberi didikan dikalangan wanita
islam untuk berpakaian muslimah yang baik, bermoral, dan bermental luhur, memberikan
bimbingan perkawinan dan kerumahtanggaan, tanggung jawab istri dalam dan di luar rumah
tangga, memberikan motivasi keluarga sejahtera, keluarga bahagia, memberikan bimbingan
pemeliharaan bayi sehat, keluarga berencana, berislam dan sebagainya.
EKONOMI MUHAMMADIYAH
SUMBER-SUMBER EKONOMI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkarnya selalu
berdasarkan kepada ajaran tauhid dan tawakkal kepada Allah, sehingga setiap orang
Muhammadiyah dapat menjadi contoh dalam kancah pembangunan dan pengembangan
masyarakat.
Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki aset atau sumberdaya
yang bisa dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota
Muhammadiyah sendiri, baik sebagai produsen, Kedua, kelembagaan amal usaha yang telah
didirikan, yaitu berupa sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti
asuhan yatim piatu. Ketiga, organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah,
daerah, cabang dan ranting.
KHITTAH MUHAMMADIYAH
Khittah Perjuangan Muhammadiyah
Khittah artinya garis besar perjuangan.
Khittah mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman,
dan arah berjuang. Hal tersebut mempunyai arti penting karena menjadi landasan berfikir dan
amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota Muhammadiyah.
Fungsi
Fungsi khittah perjuangan Muhammadiyah adalah sebagai landasan berpikir bagi semua
pimpinan dan anggota serta setiap amal usaha Muhammadiyah.
Isi Kittah Perjuangan Muhammadiyah
a. Langkah Dua Belas (1938 – 1940)
b. Khittah Palembang (1956 – 1959)
c. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1969 (Khittah Ponorogo)
d. Khittah Muhammadiyah Tahun 1971 (Khittah Ujung Pandang)
e. Khittah Perjuangan Tahun 1978 (Khittah Surabaya)
f. Khittah Perjuangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Khittah Denpasar
Tahun 2002)
a. Langkah Dua Belas (1938 – 1940)
1. Memperdalam masuknya iman.
2. Memperluas paham agama.
3. Memperluas budi pekerti.
4. Menuntun amal intiqad atau mawas diri.
5. Menguatkan persatuan.
6. Menegakkan keadilan.
7. Melakukan kebijaksanaan.
8. Menguatkan Majelis Tanwir.
9. Mengadakan konferensi bagian.
10. Memusyawarahkan putusan.
11. Mengawasi gerakan dalam.
12. Mempersambungkan gerakan luar.
1. Menjiwai pribadi anggota dengan iman, ibadah, akhlak dan ilmu pengetahuan.
2. Melaksanaka uswatun hasanah
3. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi
4. Memperbanyak dan mempertinggi mutu amal
5. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader
6. Mempererat ukhuwah Islamiyah
7. Menuntun penghidupan anggota
KEPUTUSAN MUKTAMAR 47
NEGARA PANCASILA SEBAGAI DAR AL-AHDI AL SYAHADAH ( agama
peradaban untuk kehidupan umat yang cerah)
MODEL DAKWAH PENCERAHAN BERBASIS KOMUNITAS (jadikan
komunitas/jamaah sebagai basis semesta)