Anda di halaman 1dari 16

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI GERAKAN MUHAMMADIYAH DI


BIDANG PENDIDIKAN
Salah satu latar belakang berdirinya Muhammadiyah menurut Mukti Ali ialah ketidak
efektifan lembaga pendidikan agama pada waktu penjajahan Belanda, sehingga
Muhammadiyah memelopori pembaruan dengan jalan melakukan reformasi ajaran dan
pendidikan Islam.
• Saat kolonial Belanda menjajah bumi nusantara. Pendidikan Islam telah tersebar luas
dalam wujud "pondok pesantren", dimana islam diajarkan di musholla langgar
masjid. Sistem yang digunakan seperti sistem sorogan, bandongan, dan wetonan.
Sorogan adalah sistem pendidikan dimana secara perorangan menghadap kyai dengan
membawa kitab . Kemudian sang santri hanya mendengarkan penjelasan dan hanya
berorientasi pada hafalan sang kyai.
• Melihat kenyataan ini K.H Ahmad Dahlan beserta para tokoh bertekad untuk
memperbaharui pendidikan bagi umat Islam. Pembaharuan yang dimaksud meliputi
dua segi, yaitu segi cita-cita dan segi teknik.

• Segi Cita-cita
• Untuk membentuk manusia muslim yang berakaqul karimah, alim, luas pandangan
dan paham terhadap masalah keduniaan, cakap, serta bersedia berjuang untuk
kemajuan agama Islam.
• Segi Teknik
• Berhubungan dengan cara-cara penyelenggaraan pendidikan modern.
Cita-cita pendidikan muhammadiyah
Cita-cita pendidikan yang digagas Kyai Dahlan adalah lahirnya manusia- manusia baru yang
mampu tampil sebagai "ulama-intelek" atau "intelek-ulama", yaitu seorang muslim yang
memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani.
Melakukan 2 tindakan sekaligus :
Agama & pengetahuan umum sama-sama diajarkan
Dalam Pelaksanaan Pendidikan Muhammadiyah :
Merupakan sistem pendidikan yang memadukan antara sistem pendidikan pesantren dengan
sistem pendidikan sekolah, menjadi sistem pendidikan madrasah atau sekolah agama.
Ciri Khas Lembaga Pendidikan Muhammadiyah :
Mata pelajaran AIK dilembaga pendidikan Muhammadiyah.
Bentuk-bentuk dan model pendidikan muhammadiyah
1. Tipe Muallimin Mualimat Yogyakarta (pondok pesantren)
2. Tipe madrasah; Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah
3. Tipe sekolah Diknas; TK, SD, SMP, SMA SMK, Universitas ST Politeknik Akademi

tujuan pendidikan dalam Muhammadiyah


1. Memiliki jiwa Tauhid yang murni
2. Beribadah hanya kepada Allah
3. Berbakti kepada orang tua serta bersikap baik terhadap kerabat
4. Memiliki akhlaq yang mulia
5. Berpengetahuan luas serta memiliki kecakapan, dan
6. Berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama
tiga alasan mengapa pendidikan AIK perlu diajarkan
1. Mempelajari AIK pada dasarnya agar menjadi bangsa Indonesia yang beragama Islam
dan mempunyai alam fikiran modern/tajdid/dinamis.
2. Memperkenalkan alam fikiran tajdid, dan diharapkan peserta didik dapat tersentuh
dan sekaligus mengamalkannya.
3. Perlunya etika/akhlak peserta didik yang menempuh pendidikan di lembaga
pendidikan Muhammadiyah

PEMIKIRAN DAN PRAKSIS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


Hampir seluruh pemikiran K.H. Ahmad Dahlan berangkat dari keprihatinannya terhadap
situasi dan kondisi global umat Islam waktu itu yang tenggelam dalam kejumudan,
kebodohan, serta keterbelakangan pada saat penjajahan belanda
Menurut K.H. Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam dari pola
berpikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan
Dahlan merasa tidak puas dengan system dan praktik pendidikan yang ada di Indonesia saat
itu. Karena itu Dahlan merentaskan beberapa pandangannya mengenai pendidikan dalam
bentuk pendidikan model Muhammadiyah khususnya, seperti :
 Pendidikan Integralistik
 TANTANGAN DAN REVITALISASI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
MASALAH KUALITAS PENDIDIKAN
Belum diimbangi peningkatan kualitas yang sepadan, sehingga kurang memiliki daya
saing yang tinggi, serta kurang memberikan sumbangan yang lebih luas dan inovatif
bagi pengembangan kemajuan umat dan bangsa.

PERMASALAHAN PROFESIONALISME GURU


Guru merupakan variable penting bagi keberhasilan pendidikan dengan memiliki
profesionalisme yang tinggi.
Namun di dunia pendidikan nasional banyak guru yang profesionalisme rendah.
PERMASALAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Tuntutan global telah mengubah paradigma pembelajaran dari paradigma
pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran baru.
MASALAH KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat telah memberikan
dampak-dampak bagi kehidupan kita, baik itu dampak positif maupun dampak
negatif.

Identitas dan Asas Muhammadiyah


Identitas dan Asas Muhammadiyah terdapat dalam buku Anggaran dan Anggaran
Rumah Tangga Muhammadiyah, adalah :
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam, da’wah amar ma’ruf nahi munkar dan
Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah.
a. Gerakan Islam adalah gerakannya berdasarkan nilainilai Islam yang memberikan
rahmat bagi seluruh alam.
b. Gerakan dakwah Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah gerakan dan langkahnya
selalu mengajak umat untuk melaksanakan kepada kebaikan dan mencegah dari
perbuatan yang munkar dengan hikmah, nasihat yang baik dan berdebat dengan cara
yang lebih baik (debat ilmiah).

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.” (QS. Ali Imran 3: 104).
Gerakan tajdid adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian yang dalam hal ini dibagi dua
bidang, yaitu: Pertama, bidang akidah dan ibadah, tajdid bermakna pemurnian dalam arti
mengembalikan akidah dan ibadah kepada kemurniannya sesuai dengan Sunnah Nabi saw.
Kedua, bidang muamalat duniawiah, tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyarakat
dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman.
2. Muhammadiyah berasas Islam Islam merupakan dasar ideologi Muhammadiyah dalam
melaksanakan visi dan misinya dalam berbagai kehidupan yang meliputi keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Islam diyakini sebagai satu-satunya agama yang diridhai
Allah SWT dan penyempurna terhadap agama-agama sebelumnya.

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang
orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran 3: 19).

Kandungan Utama Muqadimah AD Muhammadiyah


Muqadimah Anggara Dasar Muhammadiyah mengandung 7 pilar pendirian ialah:
1. Pokok Pikiran Pertama
Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid (Mengesakan) Allah, ber-Tuhan dan beribadah
serta tunduk hanya kepada Allah.
2. Pokok Pikiran Kedua
Hidup manusia itu bermasyarakat.
3. Pokok Pikiran Ketiga
Hanya hukum Allah yang sebenara-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi
untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(bermasyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, di dunia dan akhirat.
4. Pokok Pikiran Keempat
Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada Allah,
berbuat ihsan dan islah kepada manusia atau mayarakat.
5. Pokok Pikiran Kelima
Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-
benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba)
perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW.
6. Pokok Pikiran Keenam
Perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanyalah akan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi.
Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yag sebaik-baiknya.
7. Pokok Pikiran Ketujuh
Pokok pikiran / prinsip / pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di
muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideloginya terutama untuk mencapai
tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
lahir batin yang di ridhai Allah, ialah masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sebagai sebuah organisasi, Muhammadiyah yg didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan


pada tgl 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dg tgl 18 Nopember 1912 M telah
mendapatkan statusnya sebagai organisasi yg berbadan hukum (Recht Person) lewat
surat ketetapan Gouvernement Besluit pada tgl 22 Agustus 1914. Salah satu syarat
memperoleh Badan Hukum adalah adanya Anggaran Dasar, dan syarat ini telah
dipenuhi Muhammadiyah.
Anggaran Dasar atau Konstitusi umumnya terdiri dari 2 komponen pokok, yaitu
pembukaan / preambule / mukaddimah dan batang tubuh. AD Muhammadiyah saat itu
baru memuat batang tubuh, sedangkan mukaddimahnya belum ada. Hal ini
berlangsung hingga tahun 1950.
Mukaddimah Anggaran Dasar yang kedudukannya lebih tinggi dari pada Batang
Tubuh, memuat tentang pandangan hidup, tujuan hidup serta cara dan alat untuk
mencapai tujuan hidup tersebut yang kemudian dijabarkan ke dalam pasal-pasal pada
Batang Tubuh Anggaran Dasar.
Konsep Mukaddimah AD Muhammadiyah baru muncul pada periode
kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo (1942-1953) yang dirumuskan oleh beliau
sendiri tahun 1946 yang kemudian disempurnakan dalam sidang Tanwir tahun 1951.
Latar Belakang Munculnya Mukaddimah AD Muhammadiyah
• Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan
Muhammadiyah.
• Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat
terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.
• Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar yang langsung atau tidak
langsung berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.
• Dorongan disusunnya Pembukaan UUD 1945.
Hakikat dan Fungsi Mukaddimah AD Muhammadiyah
Hakikat : Mukaddimah AD Muhammadiyah pada hakikatnya merupakan suatu
kesimpulan dari perintah dan ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah tentang pengabdian
manusia kepada Allah swt, amal dan perjuangan bagi setiap muslim yg sadar akan
kedudukannya selaku hamba dan khalifah di muka bumi.
Fungsi : Mukaddimah AD Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas dan semangat
pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak organisasinya yg harus
dijadikan asas dan pusat tujuan perjuangan Muhammadiyah.
Muqaddimah
‫بسم هللا الرحمن الرحيم الحمد هلل رب العالمين الرحمن الرحيم مالك يوم الدين اياك نعبد وإياك نستعين إهد‬
)‫ناالصراط المستقيم صراط الذ ين أنعمت عليهم غيرالمغضوب عليهم وال الضآ لين (الفا تحه‬
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah
yang mengasuh semua alam. Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Yang
memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba
menyembah dan hanya kepada Engkau hamba mohon pertolongan. Berilah petunjuk
kepada hamba akan jalan yang lapang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri
kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak sesat”. (Qur’an Surah Al-Fatihah)

‫رضيت باهلل ربا وبا إلسال م د ينا وبمحمد نبيا ورسوال‬

Saya ridla ber-tuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan ber-nabi kepada
Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Amma ba’du, bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-mata.
Bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya
ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atas kehidupan
manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-
tolong dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas daripada
pengaruh setan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan
sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun, adalah
kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.

Agama Islam adalah agama Allah adalah agama yang dibawa oleh sekalian nabi sejak
nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw dan diajarkan kepada umatnya masing-masing
untuk mendapat hidup bahagia dunia dan akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai yang
tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang terpercaya akan Allah
dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak-jejak sekalian Nabi yang suci, beribadah
kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan
menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang murni-
tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla-
Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya;
lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan
yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh
pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk mewujudkan masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat
Allah didorong oleh firman Allah dalam Qur’an :
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keislaman, menyuruh
kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang
berbahagia”. (Q.S. Ali Imran : 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh
almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan Islam” dengan nama
“MUHAMMADIYAH’ yang disusun dengan Majlis-majlis (bahagian-bahagian)nya,
mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah
Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw guna mendapat karunia dan
ridla-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia,
diserta nikmat dan rahmat Allah yang melimpah, sehingga merupakan :
“Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang
Maha Pengampun”.
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantarkan ke
pintu gerbang Surga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah Yang Maha Rahman dan
Rahim.

Sistematika Rumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


1. Surah Al-Fatihah.
2. Pernyataan diri atau ikrar : Radli tu billahi Rabban.
3. Diktum “Matan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah”.

Pokok-pokok Pikiran Diktum Mukaddimah AD Muhammadiyah


1. Hidup manusia harus berdasarkan “TAUHID”, yaitu mengesakan Allah;
bertuhan, beribadah serta patuh hanya kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Hanya ajaran Islam yang sebenar-benarnyalah satu-satunya ajaran hidup yang
dapat dijadikan sendi pembentuk pribadi utama dan untuk mengatur ketertiban
hidup bersama (bermasyarakat) menuju hidup bahagia sejahtera yang hakiki
dunia dan akhirat.
4. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah subhanahu wa ta’ala
adalah WAJIB, sebagai ibadah kepada Allah, dan berbuat islah dan ihsan
kepada sesama manusia.
5. Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam hanyalah akan
berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para nabi, tertutama
perjuangan Nabi Muhammad saw.
6. Perjuangan mewujudkan pokok-pokok pikiran seperti di atas hanya dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan akan berhasil bila dengan cara
berorganisasi.
7. Seluruh perjuangan diarahkan kepada tercapainya tujuan Muhammadiyah,
yaitu terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah
subhanahu wa ta’ala.
PEREMPUAN DI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah memiliki beberapa organisasi otonom, khusus untuk kaum Hawa,yaitu:
– 'Aisyiyah (Wanita Muhammadiyah)
– Nasyiatul Aisyiyah (Putri Muhammadiyah)
Sejarah aisyah
– Organisasi Aisyiyah adalah suatu organisasi otonom Muhammadiyah yang didirikan
bersamaan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad pada tanggal 27 rajab 1335 H
bertepatan 19 Mei1917 M dan diketuai oleh Siti Bariyah.
– Nama Aisyiah di cetuskan oleh KH. Fachruddin nama ini diambil agar perjuangannya
seperti Aisyah istri Rasullullah S
Setelah organisasi ini sudah terbentuk, maka KH Ahmad Dahlan memberikan suatu pesan
untuk para pengurus yangmemperjuangkan Islam, pesan itu berbunyi:
– Dengan keikhlasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita
Islam sesuai dengan bakat dan percakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan
tidak mundur selangkah karena dicela.
– Penuh keinsyafan, bahwa beramal itu harus berilmu.
– Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh
Allah hanya untuk menghindari suatu tugas yang diserahkan.
– Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam.
– Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
Tujuan Aisyiah
Tujuannya yaitu tegaknya agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya (AD BAB III pasal 7)

Visi-Misi Aisyiah
1. Visinya adalah tercapainya usaha-usaha Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan dakwah amar makruf nahi munkar secara lebih berkualitas menuju
masyarakat madani, yakni masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Misinya adalah
– Meningkatkan harkat dan martabat kaum wanita sesuai dengan ajaran Islam.
– Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran Islam.
– Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi
akhlak.
– Meningkatakn semangat ibadah, jihad, zakat, infak,shodaqoh, wakaf, hibah, serta
membangun dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha lain.
– Membina AMM Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung,dan penyempurna gerakan
‘Aisyiyah.
– Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan,memperluas ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta mengairahkan penelitian.
– Memajukan perekonomian dan kewirausahaan kearah perbaikan hidup yang
berkualitas.
– Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam
bidang- bidang sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup.
– Meninggkatkan dan mengupayakan penegakan hukum keadilan dan kebenaran serta
memupuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
Pemberdayaan Perempuan oleh Aisyiah
– Majelis Ekonomi
– Majelis Pendidikan
– Majelis Kesehatan
– Majelis Keagamaan

Pengertian Nasyiatul Aisyiyah
Prinsip gerakan Nasyiatul Aisyiyah (NA) sering juga disebut Nasyiah adalah organisasi otono
dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putri islam yang bergerak di bidang
keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian.
tujuan
Tujuan organisasi ini adalah membentuk pribadi putri islam yang berarti bagi agama,
keluarga dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur

KESETARAAN PEREMPUAN
Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah selagi tidak muncul suatu
ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan perempuan, ketidakadilan gender
termanisfestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni marjinalisasi subordinasi
(anggapan tidak penting), stereotype (pelabelan negative), violesence (kekerasan), beban
kerja ganda atau lebih, dan sosialisasi ideologi nilai peran gender, perbedaan gender yang
menimbulkan ketidakadilan ini menyebabkan kerugian bagi laki-laki maupun perempuan.
Muhammadiyah sebagai organisasi islam yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia
harus ikut serta menyumbangkan pemikiranya dalam masalah pemberdayaan perempuan ini,
tuntutan ini sebenarnya sejalan dengan semangat tajdid (perubahan) Muhammadiyah yang
sudah di gagaskan oleh KH Ahmad Dahlan.
Dengan tugas dan peran (fungsi) sederhana ini Aisyiyah telah banyak memiliki amal usaha
diberbagai bidang diantaranya adalah; pendidikan, kewanitaan, PKK, kesehatan dan
organisasi wanita. Pimpinan Pusat Aisyiyah berusaha memberi didikan dikalangan wanita
islam untuk berpakaian muslimah yang baik, bermoral, dan bermental luhur, memberikan
bimbingan perkawinan dan kerumahtanggaan, tanggung jawab istri dalam dan di luar rumah
tangga, memberikan motivasi keluarga sejahtera, keluarga bahagia, memberikan bimbingan
pemeliharaan bayi sehat, keluarga berencana, berislam dan sebagainya.

EKONOMI MUHAMMADIYAH
SUMBER-SUMBER EKONOMI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkarnya selalu
berdasarkan kepada ajaran tauhid dan tawakkal kepada Allah, sehingga setiap orang
Muhammadiyah dapat menjadi contoh dalam kancah pembangunan dan pengembangan
masyarakat.

Dalam menjalankan gerakan tersebut Muhammadiyah memiliki beberapa amal usaha.


Di antara amal usaha Muhammadiyah meliputi Bidang Kemasyarakatan yang salah satu
tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin sebagaimana yang
telah menjadi rumusan cita-cita perjuangan Muhammadiyah mengenai "masyarakat utama“.
Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah :
a. Ayat 1 menyebutkan:
“Untuk mencapai makhsud dan tujuannya, Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang
kehidupan”.
b. Ayat 2 menyebutkan :
“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan yang
macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”.
Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah organisasi, seperti
Muhammadiyah, pada hakikatnya merupakan bagian terpenting untuk memperlancar gerakan
Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan ekonomi persyarikatan
Muhammadiyah juga akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya
menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem pengangguran yang semakin besar, dan
angka kemiskinan yang makin membengkak yang dapat mengancam eksitensi iman.
Progam pembinaan ekonomi umat merupakan kepedulian sejak lama, karena memang
konsisten Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis malah sejak lama merupakan
perintis perdagangan dan industri di kalangan pribumi.Hal ini dilakukan dengan penyusunan
sebuah progam yang didasarkan pada konsep misi danvisi tertentu.
Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi membina ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu:
a. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang mempresentasikan kekuatan
ekonomi organisasi Muhammadiyah.
b. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
c. Memberdayakan anggota Muhammadiyah dibidang ekonomi dengan mengembangkan
usaha-usaha milik anggota Muhammadiyah.

Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki aset atau sumberdaya
yang bisa dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota
Muhammadiyah sendiri, baik sebagai produsen, Kedua, kelembagaan amal usaha yang telah
didirikan, yaitu berupa sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti
asuhan yatim piatu. Ketiga, organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah,
daerah, cabang dan ranting.

Muhammadiyah dan Menengah


- Kegiatan bisnis bagi Muhammadiyah merupakan bagian yang amat penting untuk
memperlancar gerakan Muhammadiyah mencapai tujuannya
- berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya
upaya muhammasdiyah
1. Menciptakan lapangan kerja untuk mengatasi jumlah pengangguran yang semakin
besar.
contoh : pengembangan badan amal usaha (pendidikan dan kesehatan.
 tiga pendekatan yang dapat ditempuh oleh Muhammadiyah dalam upaya
memberdayakan ekonomi masyarakat
1. pendekatan structural  yang bertujuan mempengaruhi kebijaksanaan publik agar
terbuka akses rakyat terhadap sumber-sumber ekonomi
2. pendekatan fungsional  dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengelola dan mengalokasikan secara efisien dan produktif sumber daya yang dapat
dihimpun
3. pendekatan kultural  dengan mengembangkan nilai yang memperkuat etos kerja
dan etika bisnis.
PASANG-SURUT GERAKAN EKONOMI MUHAMMADIYAH
Upaya Muhammadiyah untuk menjalankan dakwah melalui Gerakan ekonomi telah
dilakukan dalam berbagai macam bentuk perekonomian. Ada saat apa yang dilakukan
mendapatkan keberhasilan dan ada saatnya mengalami kegagalan atau tidak sesuai harapan.

Alasan beliau bisa berhasil dalam menjalankan bisnisnya


a. Mengikuti perilaku Rasulullah SAW (Kejujuran serta skill yang bagus dalam
transaksi jual beli)
b. Etos kerja yang tinggi
c. Mengelolah dengan penuh ketekunan dan kesabaran
Salah satu factor kegagalan :
1. Muhammadiyah masih memiliki standar ganda dalam kebolehan meraih keuntungan.
2. Hubungan kerjasama antara warga dan amal usaha Muhammadiyah yang belum
maksimal.
3. Pengambilan kebijakan yang belum maksimal terhadap apa yang telah diputuskan
Muhammadiyah.
4. Etos kerja yang rendah tidak seperti nilai-nilai yang dicontohkan pendiri
Muhammadiyah.
5. Kurang usaha peningkatan kualitas amal usaha secara optimal
6. Tidak selektif dalam memilih anggota amal usaha serta kuranganya pembinaan.
7. Potensi ekonomi pada setiap wilayah, daerah, cabang, dan ranting Muhammadiyah
sangat besar, tetapi belum diperhatikan. Muhammadiyah belum mendata,
mengklasifikasikan peluang-peluang yang ada.
MODEL ATAU CONTOH GERAKAN EKONOMI MUHAMMADIYAH
1. Lembaga keuangan yang dapat berputar di antara badan amal usaha Muhammadiyah,
sebagai indikatornya :
- Pengadaan obat untuk rumah sakit milik Muhammadiyah
- Pemasukan uang SPP salah satu Universitas Muhammadiyah, dimana lembaga
keuangan ini diharapkan mengambil bentuk perbankan pada umumnya/
lembaga keuangan lebih khusu untuk keperluan internal dan pembiayaan serta
pengembangan usaha.
2. Sektor industri yang perlu dikembangkan adalah industri yang menunjang pengadaan
barang atau perlengkapan yang diperlukan secara rutin oleh badan amal usaha
Muhammadiyah seperti industri obat-obatan, industri kertas , dan lain-lain.
3. Trading usaha ini dpt dilakukan dalam skala besar, dimana basis penunjangnya sudah
ada pada unit usaha kecil, kemudian dikelola secara modern menggunakan teknologi
canggih.
Model pemberdayaan ekonomi muhammadiyah memiliki sejumlah paket program aksi
pemberdayaan di antaranya sebagai berikut :
- Membangun sentra kemandirian ekonomi umat di tingkat Ranting dan cabang, yaitu
dengan cara memberdayakan jamaah yang ada di tingkat Ranting Muhammadiyah
menjadi kelompok swadaya masyarakat yang disebut sebagai Jama’ah Swadaya
Muhammadiyah (JSM), terdiri dari 10-25 anggota yang merupakan kerjasama warga
Muhammadiyah dalam menetapkan konsep tolong menolong (ta’awun) dibidang
ekonomi dengan membentuk kelompok usaha bersama, kelompok koperasi atau
kelompok konsumen.
- Pada tingkat cabang, jama’ah swadaya muhammadiyah diorganisasikan untuk
membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai wadah kerjasama
muhammadiyah dalam memecahkan masalah permodalan dan pembiayaan pada
potensi swadaya yang mereka miliki.
- Mengembangkan organisasi sekunder dan badan-badan usaha pendukung tingkat
daerah dan wilayah, untuk memperkuat amal usaha dibidang ekonomi pada tingkat
ranting dan cabang, maka pada tingkat daerah dan wilayah dapat berwujud organisasi
sekunder koperasi, Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan Lembaga
Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM).
- Mengembangkan infastruktur ekonomi, lembaga dan instrumen pendukung di tingkat
pusat. Majelis ekonomi di tingkat pusat bertugas menumbuhkan infrastruktur ekonomi
Muhammadiyah dalam rangka mendukung berbagai kegiatan usahaa ekonomi yang
dilancarkan sejak dari tingkat rating sampai tingkat wilayah.
- LKM dapat membentuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan koperasi simpan pinjam.
- JSM juga didorong untuk mendirikan suatu Usaha Unggulan Jama’ah (UUJ), dapat
berupa perseroan terbatas, CV dan lainnya.

KHITTAH MUHAMMADIYAH
Khittah Perjuangan Muhammadiyah
Khittah artinya garis besar perjuangan.
Khittah mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman,
dan arah berjuang. Hal tersebut mempunyai arti penting karena menjadi landasan berfikir dan
amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota Muhammadiyah.

Sejarah dan latar belakang


Pembentukan Dari periode ke periode Kepemimpinan dalam Muhammadiyah telah dilahirkan
beberapa Khittah. Khittah tersebut disusun mengikuti perkembangan persyarikatan dari masa
ke masa. Isi suatu Khittah sesuai dengan dasar dan tujuan Muhammadiyah serta
menunjukkan situasi masa dalam satu periode. Begitu pula sasaran yang akan dicapai dalam
suatu periode tergambar dalam suatu khittah. Umumnya suatu khittah bersifat pembinaan
kepemimpinan dan bimbingan untuk berjuang bagi para anggota Muhammadiyah.
Maksud dan Tujuan
Sebagai tuntunan, pedoman, dan arahan untuk berjuang bagi anggota persyarikatan
Muhammadiyah.

Fungsi
Fungsi khittah perjuangan Muhammadiyah adalah sebagai landasan berpikir bagi semua
pimpinan dan anggota serta setiap amal usaha Muhammadiyah.
Isi Kittah Perjuangan Muhammadiyah
a. Langkah Dua Belas (1938 – 1940)
b. Khittah Palembang (1956 – 1959)
c. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1969 (Khittah Ponorogo)
d. Khittah Muhammadiyah Tahun 1971 (Khittah Ujung Pandang)
e. Khittah Perjuangan Tahun 1978 (Khittah Surabaya)
f. Khittah Perjuangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Khittah Denpasar
Tahun 2002)
a. Langkah Dua Belas (1938 – 1940)
1. Memperdalam masuknya iman.
2. Memperluas paham agama.
3. Memperluas budi pekerti.
4. Menuntun amal intiqad atau mawas diri.
5. Menguatkan persatuan.
6. Menegakkan keadilan.
7. Melakukan kebijaksanaan.
8. Menguatkan Majelis Tanwir.
9. Mengadakan konferensi bagian.
10. Memusyawarahkan putusan.
11. Mengawasi gerakan dalam.
12. Mempersambungkan gerakan luar.

b. Khittah Palembang (1956 – 1959)

1. Menjiwai pribadi anggota dengan iman, ibadah, akhlak dan ilmu pengetahuan.
2. Melaksanaka uswatun hasanah
3. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi
4. Memperbanyak dan mempertinggi mutu amal
5. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader
6. Mempererat ukhuwah Islamiyah
7. Menuntun penghidupan anggota

Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1969 (Khittah Ponorogo)


1. Pola dasar perjuangan
a) Muhammadiyah berjuang untuk mencapai/mewujudkan suatu cita-cita dan keyakinan
hidup yang bersumber ajaran Islam.
b) Dakwah Islam dan amar ma‟rif nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-
benarnya sebagaimana yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah SAW adalah
satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita keyakinan hidup tersebut.
c) Dakhwah Islam dan amar ma‟ruf nahi munkar seperti dimaksud harus dilakukan
melalui 2 saluran/bidang secara simultan:
Saluran politik kenegaraan (politik praktis).
Saluran masyarakat.
d) Untuk melakukan perjuangan Dakwah Islam Amar Ma‟ruf Nahi Munkar seperti
dimaksud di atas, dibuat alatnya masing-masing berupa organisasi:
bidang politik kenegaraan (politik praktis) dan organisasi politik (partai).
bidang masyarakat dengan organisasi non partai.
e) Muhammadiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri sebagai gerakan
Islam dan amar ma‟ruf nahi munkar dalam hidup bermasyarakat. Sedang untuk alat
perjuangan dalam bidang politik kenegaraan (politik praktis) Muhammadiyah
membentuk satu partai politik di luar organisasi Muhammadiyah.
f) Muhammadiyah harus menyadari bahwa partai tersebut adalah merupakan obyeknya
dan wajib membinanya.
g) Antara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubungan organisatoris tetapi tetap
mempunyai hubungan ideologis.
h) Masing-masing berdiri dan berjalan sendiri-sendiri menurut caranya sendiri-sendiri
tetapi dengan saling pengertian dan menuju tujuan yang satu.
Pada prinsipnya tidak dibenarkan adanya perangkapan jabatan, terutama jabatan
pimpinan antara keduanya, demi tertibnya
2. Program dasar perjuangan
Dengan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang
sebenar-benarnya Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis
konsepsionil secara operasionil dan secara konkrit riil, bahwa ajaran-ajaran Islam
mampu mengatur masyarakat dalam NKRI yang ber-Pancasila dan UUD 1945,
menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia materiil dan
spiritual yang diridlai Allah SWT.

Khittah Perjuangan Tahun 1978 (Khittah Surabaya)


1. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang beramal dalam bidang kehidupan
manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak
merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apapun.
2. Setiapa anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki
atau memasuki organisasi lain sepanjang tidak menyimpang dari anggaran dasar,
anggaran rumah tangga dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku dalam
persyarikatan.
3. Untuk lebih memantapkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam setelah
pemilu 1971, Muhammadiyah melakukan amar ma‟ruf nahi munkar secara
konstruktif dan positif terhadap partai-partai politik dan organisasi-organisasi lainnya.
4. Untuk lebih meningkatkan partisipasi Muhammadiyah dalam pelaksanaan
pembangunan nasional, mengamanatkan kepada PP Muhammadiyah untuk
menggariskan kebijaksanaan dan mengambil langkah-langkah dalam pembangunan
ekonomi, sosial dan mental spiritual.

Khittah Perjuangan Tahun 1978 (Khittah Surabaya)


1. Hakikat Muhammadiyah
2. Muhammadiyah dan Masyarakat
3. Muhamamdiyah dan Politik
4. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah
5. Dasar Program Muhammadiyah
Khittah Perjuangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Khittah Denpasar
Tahun 2002)
1. Muhammadiyah berpolitik demi tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Muhammadiyah yakin bahwa Negara dan usaha membangun kehidupan berbangsa
dan bernegara baik melalui perjuangan politik maupun melalui pengembangan
masyarakat pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk
membangun kehidupan di mana nilai-nilai Ilahiah melandasi dan tumbuh subur
bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, perdamaian,
ketertiban, kebersamaan dan keadaban untuk terwujudnya “Baldatun Thayyibatun Wa
Rabbun Ghafur”.
3. Muhammadiyah memiliki perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
melalui usaha- usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya
masyarakat madani (civil society) yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah
untuk mewujudkan Islam yang sebenar- benarnya.
4. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai
wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan
berkeadaban.
5. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris
dengan kekuatan- kekuatan politik atau organisasi manapun dan senantiasa
mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik dan menjalankan
fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar ma‟ruf nahi munkar demi tegaknya system
politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.
6. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota persyarikatan untuk
menggunakah hak pilihnya sesuai dengan hati nuraninya masing-masing yang harus
merupakan tanggung jawab sebagai warga Negara yang dilaksanakan secara rasional
dan kritis sejalan dengan misi dan kepentingan Muhammadiyah demi kemaslahatan
bangsa dan Negara.
7. Muhammadiyah senantiasa bekerja sama denga pihak atau golongan manapun
berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan dan
bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara kea rah yang lebih
baik, maju, demokratis dan berkeadaban.

Muhammadiyah sebagai bagian dari pendiri NKRI


Mengapa?  ideologi Muhammadiyah sama dengan tujuan/cita-cita bangsa Indonesia
Ideologi Muhammadiyah : ajaran atau ilmu pengetahuan yang secara sistematis dan
menyeluruh membahas mengenai gagasan, cara- cara, angan-angan, atau gambaran
dalam pikiran untuk mendapatkan keyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang
benar dan tepat berdasarkan tuntunan Al- Qur’an dan As- Sunnah
Tujuan/cita-cita bangsa : mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan keadilan
dan kesejahtraan bagi rakyat Indonesia yang berdasarkan pada tuntunan agama.
Meskipun Muhammadiyah telah menetapkan visinya tentang masyarakat
ideal, namun Muhammadiyah tidak memiliki niat untuk mendirikan negara
Islam Indonesia. Muhammadiyah harus memegang teguh kerangka NKRI
dalam konteks nasionalisme karena beberapa alasan:
 Muhammadiyah menginginkan kesejahteraan umat (maslahah ummah) sebagai tujuan
utama perjuangan politik Muhammadiyah sebagai partai politik.
 Muhammadiyah sangat menyadari bahwa gerakan globalisasi mengandung “agenda
baru” atau tersembunyi dari para pendukungnya, sehingga Muhammadiyah harus
membangun konsep negara demi kedaulatan negara, bangsa dan wilayah, dan untuk
membentengi negara dari intervensi negara lain sebagai akibat dari ketidakadilan
global.

Tanggung jawab Muhammadiyah terhadap NKRI


• Pencerdasan kehidupan bangsa
• Peningkatan kualitas kesehatan, dan kehidupan sosial
• pemberdayaan tarap kehidupan ekonomi masyarakat
• Gerakan emansipasi wanita
• menjaga keutuhan NKRI
• Dikerjakan Muhammadiyah telah diakui oleh masyarakat luas dan juga oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah menetapkan K.H.Ahmad Dahlan sebagai
Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 657 tanggal 27 Desember
1961, pertimbangan sebagai berikut:
• (1) kepeloporan dalam membangun umat Islam Indonesia untuk menyadari
nasibnya sebagai bangsa harus belajar dan berbuat;
• (2) memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya, ajaran
yang menuntutkemajuan,kecerdasan dan beramal bagi masyarakat dan umat;
• (3) memelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat
diperlukan bagi kebangunan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam;dan
• (4) melalui organisasi Aisyiyah telah memelopori kebangunan
wanita bangsa Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial,
setingkat dengan kaum pria

Bentuk Atau Model Peran Kebangsaan Muhammadiyah


 Pertama, melalui kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/
kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai
politik atau kekuatan kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan negara.
 Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau
pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan politik tidak langsung (high politics)

KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH 47


Tujuan
1. TRANSFORMASI SISTEM ORGANISASI
2. BERKEMBANG SISTEM GERAKAN DAN AMAL USAHA
3. BERKEMBANG PERAN STRATEGI MUHAMMADIYAH DALAM
KEHIDUPAN UMAT,BANGSA DINAMIKA GLOBAL

PROGRAM UMUM 2015-2020


Konsolidasi Idealisme (system gerakan,organisasi,)
Konsolidasi Kelembagaan (berkembangnya kualitas lembaga muhammadiyah)

Program Bidang 2015-2020


Bidang Pendidikan Tinggi (Fungsi pendidikan berbasis AIK)
Bidang pendidikan Dasar dan menengah
Bidang Penanggulangan Bencana (MDMC)
Bidang Zakat,infaq dan sedakah (LAZISMU)

KEPUTUSAN MUKTAMAR 47
NEGARA PANCASILA SEBAGAI DAR AL-AHDI AL SYAHADAH ( agama
peradaban untuk kehidupan umat yang cerah)
MODEL DAKWAH PENCERAHAN BERBASIS KOMUNITAS (jadikan
komunitas/jamaah sebagai basis semesta)

Anda mungkin juga menyukai