Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH)

Matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah merupakan rumusan ideologi


muhammadiyah yang menggambarkan tentang hakikat muhammadiyah, faham agama
menurut muhammadiyah dan misi muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

A. Hakikat Organisasi Muhammadiyah


Hakikat Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian (harakah ushuliyah),
gerakan pembaruan (harakah tajdid), gerakan dakwah (harakah ad-da’wah) dan gerakan
social kebudayaan (harakah mujtamaiyyah wa tsaqafah). Muhammadiyah sebagai gerakan
pemurnian (harakah ushuliyah) maksudnya adalah memurnikan keyakinan tauhid Islam dari
kemusyrikan, tahayyul dan khurafat. Muhammadiyah berusaha dengan bersungguh-sungguh
menjaga dan mengawal kemurnian tauhid dari perbuatan syirik sebagaimana juga misi utama
diturunkannya para Rasul di muka bumi. Syirik, tahayyul dan khufarat bukan hanya akan
merusak ketauhidan, atau menodai kesucian Tuhan dari sebagai satu-satunya pencipta dan
penguasa bagi makhluk-makhluknya, tetapi yang lebih berbahaya adalah dapat kerusak
kepribadian dan menjatuhkan harkat serta martabat manusia itu sendiri. Manusia adalah
sebaik-baik makhluk ciptaan Allah hanya pantas dan ptut tunduk dan patuh kepada-Nya,
bukan kepada makhluk Allah lainnya yang harkat dan martabatnya lebih rendah bahkan
dikutuk oleh Allah seperti Iblis. Membersihkan akidah dari kemusrikan, tahayyul dan
khufarat adalah sebuah keharusan untuk membangun masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat yang rasional, ilmiah, modern dan dapat bekerja keras di satu sisi, dan
masyarakat yang memiliki spiritualitas yang tinggi kepada Tuhan dan cinta kasih kepada
sesama manusia . gerakan pembaruan (harakah tajdid) maksudnya adalah muhammadiyah
sebagai salah satu gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi. Muhammadiyah sejak semula
menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran
Agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus
memebersihkan berbagai amalan umat yang terang-trangan menyimpang dari ajaran Islam,
baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai
salah satu mata rantai dari gerakan tajdid yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah tentu
ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi secara total berbagai penyimpangan ajaran Islam
seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab semua itu merupakan benalu yang dapat
merusak akidah dan ibadah seseorang.Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan
Muhammadiyah sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam
dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga termasuk upaya
Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam
kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan, cara
penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan zakat fitrah dan zakat
harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat Id dan pelaksanaan kurba dan
sebagainya. untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian pemurnian
dapat disebut purifikasi (purification) dan tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi
(reformation). Dalam hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan
tajdid, maka Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan Gerakan
Reformasi. Gerakan dakwah (harakah ad-da’wah) Dakwah Muhammadiyah adalah dakwah
yang mendahulukan amar ma’ruf daripada nahi munkar, dakwah yang anti-keganasan (non
violent), dakwah yang menguasakan (empowerment), dakwah yang menggembirakan, dan
dakwah yang membebaskan, yaitu membebaskan dari belenggu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, penyakit, mental inferiority complex dan lain sebagainya. Dakwah
Muhammadiyah adalah dakwah yang berdimensi jangka panjang, membangun generasi dan
membangun peradaban baru. Dalam merayu kepada Islam, Muhammadiyah menggunakan
konsep dakwah keluarga. Konsep dakwah keluarga ini memiliki pengertian setiap keluarga
Muhammadiyah berkewajiban mengajak keluarga terdekat (tetangga) dan sanak saudara.
kalau keluarga itu belum menerima, maka dididik anaknya dan seterusnya cucu (datuk)-nya.
Gerakan social kebudayaan (harakah mujtamaiyyah wa tsaqafah) Peran kebudayaan
Muhammadiyah bukan budaya dalam arti kesenian atau adat istiadat masyarakat lokal. Peran
kebudayaan Muhammadiyah lebih kepada pembangunan akhlak dan peradaban. KH. Ahmad
Dahlan dan Muhammadiyah menyadari bahwa tegaknya suatu bangsa sangat tergantung pada
akhlaknya. Peran nyata Muhammadiyah dalam membangun pemimpin nasional yang mampu
memberikan keteladanan.Cara lain yang dilakukan Muhammadiyah dalam membaangun
akhlak dan peradaban bangsa adalah dengan terus mengobarkan semangat dan gerakan amar
makruf nahi munkar.

B. Cita-Cita Muhammadiyah
Sebuah organisasi tentu saja memiliki cita-cita yang ingin dicapai begitu pula dengan
organisasi muhammadiyah, organisasi muhammadiyah sendiri memiliki cita-cita hidup yang
mana cita-cita hidup tersebut tersusun sebagai berikut.
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, beraqidah
Islam dan bersumber pada Al Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridloi Allah, untuk melaksanakan fungsi dan misi
manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa,
dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a) Al Quran, kitab Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; b) Sunnah Rasul, penjelasan dan pelaksanaan
ajaran-ajaran Al Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan menggunakan
akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-
bidang yaitu: a) Aqidah; b) Akhlak; c) Ibadah; d) Muamalah Duniawiyah.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD 1945, untuk berusaha
bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil dan makmur dan diridloi Allah, “Baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”. Lima angka tersebut dibagi menjadi tiga kelompok.
Pertama, angka 1 dan 2, mengandung pokok-pokok persoalam yang bersifat ideologis.
Kedua, angka 3 dan 4, mengandung persoalan mengenai paham agama menurut
Muhammadiyah. Ketiga, angka 5, mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi
Muhammadiyah dalam Negara Republik Indonesia. Hidup berasas Islam ini berimplikasi
pada kesadaran cita-cita hidup yang ingin dicapai, berupa terwujudnya tatanan kehidupan
masyarakat yang baik dan diridhai Allah. Muhammadiyah menyadari kewajibannya, berjuang
dan mengajak segenap lapisan bangsa melalui jalur kultural untuk mengatur dan membangun
tanah air dan Negara Indonesia.
C. Visi-Misi Organisasi Muhammadiyah
Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berpedoman pada Alquran
dan as-sunnah. Dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang. Sehingga menjadi
rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah SWT dalam kehidupan di dunia
ini. Untuk mencapai visi organisasi, Muhammadiyah menetapkan beberapa misi yang bisa
menjadi sarana dan media yang bisa dilakukan. Misi organisasi Muhammadiyah adalah
sebagai berikut :
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa
oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
2. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang
terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

D. Tujuan Organisasi Muhammadiyah


Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Tujuan
Muhammadiyah dijelaskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab III pasal 6 (enam),
sebagai berikut:

“Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”

Selain itu, tujuan Muhammadiyah ini juga mempunyai makna kesadaran mengemban
amanah sebagai wakil Allah SWT di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran,
keamanan, kenyamanan dan keharmonisan. Serta cepat menyadari kesalahan dan kekhilafan
untuk kemudian meminta maaf, sehingga terhindar dari dosa dan durhaka yang
berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Pada masa berdirinya,
sebagai sebuah organisasi yang berasaskan agama Islam, tujuan Muhammadiyah yang
paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan maupun
kegiatan sosial. Selain itu tujuan Muhammadiyah juga untuk meluruskan keyakinan yang
menyimpang serta menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh Muhammadiyah sebagai
bid`ah. Untuk mencapai tujuannya, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan, mengadakan rapat-rapat dan tabligh di mana membicarakan Islam, mendirikan
lembaga wakaf dan masjid-masjid serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat-surat
kabar dan majalah.

Anda mungkin juga menyukai