Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MATAN KEYAKINAN DAN CITA – CITA HIDUP MUHAMMADIYAH

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Ani Rofingatun (182001) / S1 Akuntansi A


2. Rahma Dian Dwi Hadanto (182018) S1 Akuntansi B
3. Nasarudin (182008) / S1 Akuntansi A
4. Supriyanto (183028) / S1 Manajemen Majenang
5. Fakhri Bari P (143022) / S1 Manajemen Majenang
6. Yudhi Wahyuningsih (182010) / S1 Akuntansi A

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH


TAHUN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam sebuah perkumpulan, persyarikatan, jam’iyyah, atau organisasi, tak terkecuali persyarikatan
muhammadiyah, pasti di dirikan dengan cita – cita, maksud dan tujuan tertentu. Bahkan kekuatan, kejayaan
dan kelangsungan suatu organisasi sangat tergantung pada kemuliaan dan keluhuran cita – cita para pendiri
dan penerusnya, kemaslahatan ( idealitas ) dan kemanfaatan ( fungsionalitas ) maksud tujuan yang
diperjuangkan. Cita – cita dan tujuan organisasi itu biasanya dirumuskan dalam visi, misi dan tujuan
organisasi yang dalam muhammadiyah disebut MKCH atau MKCHM singkatan dari Matan Keyakinan dan
Cita – cita Hidup Muhammadiyah. Dengan demikian, MKCHM itu meliputi keyakinan inti organisasi massa
( ormas ) keagamaan lain, nilai – nilai inti / dasar menjadi pedoman atau nilai – nilai perjuangan. Visi atau
khittah menjadi arah gerak dan perjuangan. Misi atau bidang / tugas utama menjadi bidang gerakan dan
perjuangan, dan tujuan atau objektif yaitu sasaran langsung yang hendak diwujudkan dari gerakan dan
perjuangan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian MKCHM ?


2. Bagaimana sejarah dan rumusan MKCHM ?
3. Apa cita – cita hidup muhammadiyah ?
4. Bagaiman islam dalam keyakinan muhammadiyah ?
5. Bagaimana gerakan muhammadiyah dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah
?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Matan Keyakinan dan Cita – cita Hidup Muhammadiyah

MKCH diputuskan oleh Tanwir Muhammadiyah 1969 di Ponorogo, sebagai kelanjutan amanat
Muktamar 1968 di Yogyakarta. Matan ini disempurnakan oleh PP Muhammadiyah tahun 1970. Muktamar
ke-37 di Yogyakarta bertema Tajdid Muhammadiyah, yang melakukan koreksi organisasi dan re-tajdid
bidang: ideologi (keyakinan dan cita-cita hidup), khittah perjuangan, gerak dan amal usaha, organisasi, dan
sasaran (tajdid).

Muktamar ini diadakan untuk pertama kalinya di masa Orde Baru yang melakukan kebijakan
depolitisasi dan deideologisasi. Di masa itu terjadi perubahan sosial akibat modernisasi (Haedar
Nashir, Memahami Ideologi Muhammadiyah, 2016). Selain itu, menurut Muchlas Abror, keterlibatan
Muhammadiyah di Masyumi sebelum itu dirasa berdampak pada stabilitas gerak organisasi. Muhammadiyah
melakukan evaluasi dan menyusun panduan ideologis: Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah.

Kata “matan” disini secara sederhana diartikan sebagai teks sehingga judul di atas bisa di artikan
dengan teks tentang keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah biasa disebut dengan singkatan
MKCHM.

Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM)  ini merupakan dokumen
ideologis di Muhammadiyah karena memuat pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, keagamaan dan
keumatan yang menjadi ranah gerak utama Muhammadiyah.

Berikut ini adalah isi dari teks tentang keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah :

1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan da’wah amar ma’ruf nahi mungkar beraqidah Islam dan
bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama,
adil, makmur yang diridhoi Alloh SWT untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba
dan khalifah Alloh di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Alloh yang diwahyukan kepada
RosulNYA sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai Nabi penutup
Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Alloh kepada umat manusia sepanjang masa serta
menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, dunia dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan : a. Al Qur’an, kitab Alloh yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, b. Sunnah Rosul. Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-
ajaran Al Qur’an yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal pikiran
sesuai jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang :
Aqidah, Akhlaq, Ibadah, Muamalah Duniawiyah. (a). Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah
Islam yang murni bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurofat tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam. (b). Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia
dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rosul, tidak bersendi kepada nilai-nilai
ciptaan manusia. (c). Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rosululloh
SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. (d). Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya
mu’amalat duniawiyah pengelolaan duniawi dan pembinaan masyarakat dengan berdasarkan ajaran
agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibada kepada Alloh SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Alloh
berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik
Indonesia yang berdasar pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 untuk bersuha bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil, makmur dan diridhoi Alloh SWT, baldatun thayyibatun wa rabbun
ghofur.

B. Rumusan MKCHM

Rumusan MKCHM yang terdiri dari lima angka atau poin di atas dibagi dalam tiga persoalan yaitu :

1. Kelompok pertama yang mengandung pokok-pokok persoalan bersifat ideologis. Kelompok ini
terdiri dari poin satu dan dua.
2. Kelompok kedua mengandung persoalan paham agama Islam menurut Muhammadiyah yang terdiri
dari poin dua dan tiga
3. Kelompok ketiga mengandung persoalan tentang fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat
negara Republik Indonesia yaitu poin kelima.

C. Bidang muhammadiyah

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:

1. 'Aqidah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
2. Akhlak Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman
kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
3. Ibadah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW,
tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
4. Muamalah Duniawiyah Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi
semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
D. Islam dalam keyakinan muhammadiyah

Faham Islam dalam Muhammadiyah adalah kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah. Ialah faham
Islam yang murni yang merujuk kepada sumber ajaran yang utama yaitu Al Qur’an dan As Sunnah yang
Shohihah dan Maqbulah serta berorientasi kepada kemajuan. Kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah
yang otentik dan dinamis.

Muhammadiyah mengusung gerakan kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah karena keduanya
merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran Islam dengan ‘kebenaran mutlak’ yang bersifat terbuka, demikian
merujuk kepada pernyataan KH Azhar Basyir. Selain itu Muhammadiyah merujuk kepada Al Qur’an dan
Sunnah dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan jiwa ajaran Islam. Dengan demikian
Muhammadiyah berdiri sebagai gerakan yang berusaha benar-benar ‘membumikan’ ajaran Islam dalam
kehidupan nyata. Menjadikan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai pokok ajaran agama dengan
akal pikiran (ro’yun) sebagai pengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam keduanya, juga
mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Al Qur’an dan As Sunnah.

Muhammadiyah mempraktekkan faham keagamaannya dalam kehidupan nyata. Menerapkan dalil


aqli dan naqli dalam praktik kehidupan bermasyarakat sehingga sampai sekarang berkembang dan memiliki
aset yang lumayan besar dengan gerakan di bidang pendidikan, kesehatan, dakwah, kemasyarakatan dan
sebagainya. Muhammadiyah bukan gerakan kemarin sore yang hanya peduli pada isu-isu tertentu tanpa
berbuat nyata.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

MKCHM merupakan sebuah ideologi dalam Muhammadiyah karena memuat pokok-pokok persoalan
yang bersifat ideologis, keagamaan dan keumatan yang menjadi ranah gerak utama Muhammadiyah.

Sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.

Maka dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya,
seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Salah satunya adalah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang seperti
Aqidah, Akhlak, Ibadah dan Muamalah Duniawiyah.

Anda mungkin juga menyukai