Anda di halaman 1dari 25

TUGAS AIK III

MATAN KEYAKINAN DAN CITA - CITA HIDUP


MUHAMMADIYAH

Disusun oleh:
Kelompok 3

1. Ani Supartiyah 2021020147


2. Kinwati 2021020178
3. Minarti 2021020184
4. Nuning Asriatun 2021020189
5. Ratri Pujirahayu 2021020192
6. Sudibyo 2021020196
7. Wahyu Indarti 2021020205

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER B 17


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KEYAKINAN
DAN CITA-CITA KEHIDUPAN MUHAMMADIYAH” Makalah ini berisikan
keyakinan, dan apa-apa saja yang menjadi cita-cita Muhammadiah. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang cita-cita yang
akan dicapai oleh Muhammadiah. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

April 2022

Penyusun
BAB I
PNDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Matan “  keyakiinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah “  diputuskan kan


Oleh tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo, dalam rangka melaksanakan
amanat Muktamar Muhammadiyah ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian oleh
pimpinan pusat Muhammadiyah matan ini dirubah dan disempurnakan, khususnya
pada peristilahan berdasarkan Amanat dan Kuasa Tanwir Muhammadiyah tahun 1970
1970. Muktamar Muhammadiyah ke 37 tahun 1968 berlangsung di Yogyakarta
Dengan bertemakan Tajdid Muhammadiyah atau Pembaharuan Muhammadiyah.
adapun yang dimaksud dengan Tajdid Muhammadiyah adalah mengadakan
pembaharuan dalam berbagai bidang, yang meliputi ideologi (  Keyakinandan cita-
cita hidup ), Khittah Perjuangan, Gerak dan Amal Usaha,   Organisasi, sasaran.
 Pada akhir periode”  Nasakom ”  atau periode demokrasi terpimpin (  5
Juli 1959 - 11 Maret 1966 )  bangsa Indonesia pada umumnya,  termasuk juga
Persyarikatan Muhammadiyah menghadapi persoalan politik yang sangat dilematis.
kehidupan politik negara ditandai dengan adanya dominasi PKI dalam seluruh aspek
kehidupan bernegara. Kesempatan yang sangat bagus ini oleh PKI tidak di sia-siakan
guna menghantam lawan-lawan ideologinya.
 Menghadapi pilihan masuk atau tidak masuk dalam lembaga situasi
seperti ini, benar-benar dirasakan sebagai suatu persoalan yang sangat dilematis.
Kalau Muhammadiyah memilih opsi pertama,  yaitu masuk ke dalam front nasional l
Muhammadiyah akan selamat dari berbagai macam rongrongan dan fitnah, namun
jelas sekali bahwa front Nasional adalah merupakan lembaga politik lembaga yang
teori perjuangannya bertolak belakang dengan kepribadian Muhammadiyah, bertolak
belakang dengan sibhahnya sebagai Gerakan Dakwah Islam, Amar ma'ruf nahi
mungkar.  Sebaliknya kalau Muhammadiyah memilih opsi yang Kedua pasti akan di
kategorikan dalam kelompok kontrarevolusi, suatu kekuatan yang akan di ganyang,
dilindas dan dihancurkan oleh barisan progresif revolusioner, dan akan digulung
sampai ke  akar-akarnya oleh roda revolusi.
 Menghadapi dua pilihan yang sama-sama pahitnya seperti diatas,
Muhammadiyah dalam mengambil keputusan mempertimbangkan hal-hal salah
satunya adalah surat an-nahl 16:106 yang artinya ” Barangsiapa yang kafir kepada
Allah sesudah ia beriman dia akan mendapatkan neraka Allah, kecuali orang yang
dipaksa kufur, padahal hatinya Tetap tenang konsisten dalam   Keimanannya (  dia
tidak berdosa atas keterpaksaan nya itu ).  akan tetapi orang yang lapang dadanya 
nya(  tidak sangat terpaksa  sa)   untuk kekafiran, anne-marie kemurkaan Allah akan
menimpanya dan baginya azab yang besar “ 
B. Rumusan masalah
1. Apa cita-cita Muhammadiyah
2. Bagaimana Islam dalam keyakinan Muhammadiyah
3. Bagaimana Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah dalam bidang Aqidah,
Ibadah, Akhlak dan Muamalah Duniawiyah

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cita-cita dari Muhammadiyah
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Islam dalam keyakinan
Muhammadiyah
3. Dapat mengetahui dan memahami pemikiran dan gerakan Muhammadiyah
dalam bidang Aqidah, Ibadah, Akhlak, Muamalah duniawiyah. 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cita - Cita Muhammadiyah


1. Makna keyakinan cita-cita hidup Muhammadiyah
Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah pada dasarnya
merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan hakikat
Muhammadiyah, Paham agama menurut Muhammadiyah dan misi
Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

2. Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah


a. Muhammadiyah adalah gerakan berbasis Islam, bercita-cita bekerja
untuk  terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah
di muka bumi.
b. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada rasulnya, nya sejak Nabi Adam, jam Nuh Ibrahim
Musa Isa dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam, sebagai Hidayah dan rahmat Allah kepada
umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup
material dan spiritual duniawi dan ukhrawi.
c. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan kan; 
1) Alquran kitab Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad
SAW.
2) Sunnah Rasul penjelasan dan pelaksanaan ajaran - ajaran Al-Quran
yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan
akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
d. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran Islam yang meliputi
bidang Aqidah, Akhlak, Iibadah dan Muamalah Duniawiyah. 
1) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya Aqidah Islam yang murni
bersih dari gejala kemusyrikan bid'ah khurafat tanpa mengabaikan
prinsip toleransi menurut ajaran Islam .
2) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia
dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Alquran dan Sunnah
Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
3) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan
oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia
4) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalah duniawiyah
9  pengelolaan dunia dan pembinaan masyarakat ) dengan
berdasarkan ajaran agama serta menjadi semua kegiatan dalam ini
sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5)  Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa yang telah
mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-
sumber kekayaan, an kemerdekaan bangsa dan negara Republik
Indonesia yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridai Allah 
”  baldatun toyyibatun wa robbun Ghoffir” (   keputusan tanwin 69
Ponorogo )  catatan rumusan Matan tersebut telah mendapat
perubahan dan perbaikan oleh PP Muhammadiyah atas kuasa tanwir
tahun 1970  Yogyakarta.

3. Sistematika dan pedoman untuk  memahami  keyakinan dan cita-cita hidup


Muhammadiyah 
a. Rumusan Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah Terdiri
dari lima  pilar
b. Lima pilar tersebut dibagi menjadi tiga kelompok
Kelompok kesatu mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat
ideologis, ialah angka 1 dan 2 yang berbunyi
1) Muhammadiyah adalah gerakan berbasis Islam bercita-cita dari
bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi.
2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama yang
diwahyukan kepada rasulnya sejak Nabi Adam Nuh Ibrahim Musa
Isa dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad  SAW
sebagai Hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang
masa dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual serta
duniawi Ukhrawi.
Kelompok kedua : mengandung persoalan mengenai Islam agama
menurut Muhammadiyah ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi:
3) Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam Berdasarkan :
a)  Alquran kitab Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad
SAW.
b)  Sunnah Rasul penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Alquran
yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan
akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. 
4) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran ajaran Islam
yang meliputi bidang-bidang ; Aqidah, Akhlak, Ibadah dan
Mu’amalat Duniawiyat.
a) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang
murni, bersih dari gejala – gejala kemusyrikan, bid’ah, dan
khurafat, tanpa mengabaikan toleransi menurut ajaran Islam.
b) Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Quran dan Sunnah Rasul
tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
c)  Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang diturunkan
oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari
manusia.
d) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya Muamalat
duniawiyat ( Pengelolaan dunia dan pembinaan masyarakat ) 
dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua
kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Kelompok ketiga :  mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi
Muhammadiyah dalam masyarakat negara Republik Indonesia ialah
angka 5 yang berbunyi :
5) Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai
sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan bernegara
Republik Indonesia yang berfilsafat Pancasila untuk bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil, makmur dan diridhoi Allah SWT.
Baladatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur.
 catatan :  Rumusan tersebut telah perubahan dan perbaikan oleh PP
Muhammadiyah atas kuasa Tanwir 1970.

4. Pedoman untuk memahami rumusan


“  Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah “  ( KCHM )  memuat
hal-hal sebagai Berikut :
a. Ideologi
Istilah ideologi dibentuk dari kata” ideo “  yang artinya pemikiran
khayalan konsep atau keyakinan dan kata “ logoi”  artinya logika atau
pengetahuan. Secara harafiah ideologi artinya pengetahuan tentang ide-
ide keyakinan atau tentang berbagai gagasan. Destutt de Tracy ( 1796 -
Prancis ) mengartikan ideologi sebagai science of ideas dimana di
dalamnya ideologi dijabarkan sebagai jumlah program yang diharapkan
membawa perubahan institusional dalam suatu masyarakat. Sedangkan
Sastra Pratedja mendefinisikan sebagai seperangkat gagasan atau
pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi
suatu sistem teratur.
Selanjutnya yang menyatakan bahwa setiap ideologi pasti mengandung
tiga unsur yaitu :
1) Adanya suatu penafsiran terhadap kenyataan atau realitas dalam
interpretasi. dalam hal ini Kunto Wibisono mengistilahkan dengan 
“keyakinan” Dalam arti bahwa setiap ideologi selalu menunjukkan
adanya gagasan-gagasan vital yang sudah diyakini kebenarannya
untuk dijadikan dasar dan arah strategi bagi terciptanya tujuan yang
telah ditentukan.
2) Setiap ideologi memuat seperangkat nilai atau suatu ketentuan
perskripsi moral. dengan demikian berarti setiap ideologi secara
implisit memuat penolakan terhadap sistem moral lainnya.
3) Ideologi  memuat  suatu orientasi pada tindakan atau program aksi, 
Ideologi merupakan pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-
nilai yang termuat di dalamnya (  Sastra Pratedja dalam Pancasila
sebagai ideologi negara, B P7  Pusat: 142 ).
Dengan memahami makna ideologi dengan ketiga unsurnya seperti di
atas dapat ditegaskan bahwa setiap ideologi terdapat tiga aspek yang
merupakan satu kesatuan yang utuh yaitu :
1) Adanya suatu realitas yang diyakini dalam kehidupannya ( 
keyakinan hidup )
2) Keyakinan ini dijadikan asas atau landasan untuk merumuskan
tujuan hidup yang dicita-citakannya ( Cita-cita hidup )
3) Cara atau ajaran yang digunakan untuk merealisasikan tujuan hidup
yang dicita-citakan.
Ketika masih dalam konsep yakinan dan cita-cita Muhammadiyah ini
dinamakan ideologi Muhammadiyah.  namun setelah didiskusikan dan
ditelaah lebih mendalam akhirnya tim perumus merumuskan istilah
ideologi perlu diganti dengan mencari padanannya. Semua itu
dipertimbangkan agar pihak lain tidak dengan mudahnya  menuduh
Muhammadiyah memiliki ideologi tandingan terhadap ideologi negara,
dan akhirnya tim mengganti istilah Ideologi Muhammadiyah dengan
istilah “ Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah “.
Dalam matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah pokok-
pokok persoalan yang bersifat ideologi terkandung dalam angka 1 dan 2
yang mengandung inti persoalan :
1) Azas
Muhammadiyah adalah gerakan berbasis Islam
2) Keyakinan hidup 
Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
3) Ajaran
Agama Islam ialah agama Allah sebagai hidayah melaksanakan
azas hidayah dan rahmat Allah kepada umat dalam mencapai cita-
cita manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan materiil,
spiritual, dunia dan ukhrawi.
Fungsi azas
Dalam persoalan ideologi atau keyakinan dan cita-cita hidup maka
azas atau dasar atau keyakinan hidup .berfungsi sebagai sumber
yang menentukan keyakinan cita-cita hidup itu sendiri. 
Berdasarkan Islam artinya ialah Islam sebagai sumber ajaran yang
menentukan keyakinan dan cita-cita hidupnya. Ajaran Islam yang
inti ajarannya berupa kepercayaan tauhid membentuk keyakinan
dan cita-cita hidup bahwa manusia di dunia ini semata-mata
hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT demi mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Hidup beribadah menurut agama
Islam ialah bertaqarrub kepada Allah SWT. Dengan menunaikan
amanah-Nya  serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi
peraturannya guna mendapatkan keridhaan-Nya. Amanah Allah
yang menentukan fungsi dan misi manusia dalam hidupnya di dunia
ialah manusia sebagai hamba Allah dan khalifah (  pengganti )-Nya
yang bertugas mengatur dan membangun dunia serta menciptakan
memelihara keamanan dan ketertiban untuk kemakmurannya.
Fungsi cita-cita
Dalam persoalan ideologi cita-cita hidup berfungsi sebagai
kelanjutan atau konsekuensi dari adanya azas hidup yang
berdasarkan Islam tidak lain kecuali menimbulkan kesadaran dan
pendirian bahwa cita-cita atau tujuan yang akan dicapai dalam
hidupnya di dunia ini ialah terwujudnya tata kehidupan masyarakat
baik guna beribadah kepada Allah SWT. Dalam hubungan ini
Muhammadiyah telah menegaskan cita-cita perjuangannya dengan
rumusan “  sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya  ” ( AD Pasal 3) . Bagaimana bentuk atau wujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang dimaksud itu harus
dirumuskan dalam satu konsep yang jelas gamblang dan
menyeluruh. Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang
berazas Islam yang dikuatkan oleh hasil penyelidikan secara ilmiah
historis dan sosiologis, Muhammadiyah berkeyakinan bahwa ajaran
yang dapat digunakan untuk melaksanakan hidup sesuai dengan
azas dan cita-cita atau tujuan perjuangannya sebagai mana yang
dimaksud hanyalah ajaran Islam, dan oleh karena itu sangat perlu
bahkan mutlak adanya rumusan secara konkrit, sistematis dan
menyeluruh tentang berbagai konsepsi ajaran Islam yang meliputi
seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia atau masyarakat
sebagai isi daripada masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-
persoalan pokoknya sebagaimana telah diuraikan dengan singkat di
atas adalah bentuk atau ditentukan oleh pengertian dan fahamnya
mengenai Islam. Agama Islam adalah sumber keyakinan dan cita-
cita hidup Muhammadiyah. Agama bagi Muhammadiyah adalah
merupakan persoalan yang esensial bagi adanya keyakinan dan cita-
cita hidup Muhammadiyah.

b. Faham agama
Agama Islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada Rasulnya
sejak Nabi Adam AS hingga nabi terakhir ialah Nabi Muhammad SAW,
sebagai nabi terakhir yang diutus membawa syariat agama yang
sempurna untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Maka dari itu
agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW itulah yang tetap
berlaku sampai sekarang dan untuk masa selanjutnya.
“  agama Islam adalah apa yang disyariatkan Allah dengan perantaraan
nabi-nabinya, berupa perintah perintah dan larangan-larangan serta
petunju- petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat “ .
( Putusan Majelis tarjih )
“  agama Islam  (  yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW )  apa yang diturunkan Allah di dalam Al-Quran yang
tersebut didalam sunnah shohih berupa perintah perintah dan larangan
larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia
maupun di akhirat “. ( Putusan Majelis tarjih )
1) Dasar agama
a) Alquran
Kitab Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW.

b) Sunnah Rasul
Penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al-Quran yang diberikan
oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal sesuai
dengan jiwa agama Islam.
 Alquran dan Sunnah Rasul adalah pokok hukum ajaran Islam
yang mengandung ajaran mutlak kebenarannya akal pikiran
atau Al-Ra'yu adalah alat untuk ;
Mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung
dalam Alquran dan Sunnah Rasul.Dan untuk mengetahui
maksud yang tercakup dalam Alquran dan Sunnah Rasul. 

Untuk mencari jalan atau melaksanakan ajaran Alquran dan


sunnah rasul dalam mengatur dunia guna memakmurkannya
akal pikiran yang kritis dinamis dan progresif mempunyai
peranan yang penting dan lapangan yang sangat luas sekali.
begitu pula terhadap penerapan suatu ketentuan hukum dalam
batas maksud-maksud pokok ajaran agama yang lazim disebut
iijtihad  senantiasa terbuka.
2) Ijtihad
Menurut bahasa berasal dari akar kata “ ja ba da “ artinya
mencurahkan segala kemampuan atau menanggung beban kesulitan.
Bentuk kata yang mengikuti wazan “  ifti’a:lun “ Seperti ijtiba :
dun  menunjukkan arti berlebih (  mubalighah ).  arti ijtihad dari
segi bahasa ialah mencurahkan semua kemampuan dalam segala
perbuatan atau dapat diartikan juga sebagai mengerahkan segala
kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit.
 dari segi istilah arti ijtihad adalah mengarahkan segala
kesanggupan oleh seorang ahli fiqih atau mujtahid untuk
memperoleh pengertian dan mengenai sesuatu hukum syara”

Majelis tarjih XXIV  merumuskan pengertian ijtihad sebagai


mencurahkan segenap kemampuan berpikir dalam menggali dan
merumuskan  ajaran Islam baik dalam bidang hukum aqidah
filsafat, tasawuf maupun disiplin ilmu lainnya berdasarkan wahyu
dengan pendekatan tertentu. Yusuf Qardhawi memperluas kawasan
pengertian ijtihad bahwa lapangan ijtihad tidak terbatas dengan
tema hukum syara’ tetapi terdapat bentuk perundang-undangan
fatwa dan penelitian (  Yusuf qardhawi ijtihad kontemporer.  181 )
Agama Islam menegaskan bahwa agama Islam diturunkan kepada
umat manusia tidak lain kecuali untuk  menyebarluaskan rahmat
Allah di seluruh alam semesta ( Al - Anbiya - 21: 107 ).
Pembimbing dan pengayom bagi hidup dan kehidupan umat
manusia di mana dan kapanpun.
Adapun macam-macam metode ijtihad yang digunakan oleh
Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
a) Ijtihad bayani ( Semantik ) 
Yaitu ijtihad terhadap Nash yang yang mudah Mall atau Global
baik karena belum jelas lafadz atau kalimat atau kata yang
dimaksud maupun karena lafadz itu  mengandung makna ganda
mengandung arti musyatarak atau karena pengertian lafaz dalam
ungkapan yang kontaknya mempunyai arti yang jumbuh atau
( musytabiahat ) , Ataupun adanya beberapa dalil yang
bertentangan ( ta’ arud ).  Dalam hal ini yang terakhir
dipergunakan jalan ijtihad dengan jalan tarjih yaitu apabila tidak
dapat ditempuh dengan cara jamak dan taufik.
b) Ijtihad qiyasy
Yaitu menyeberangkan hukum yang telah ada nash-nya kepada
masalah baru yang hukumnya belum berdasarkan nash karena
adanya kesamaan illat
Dalam masalah qiyas Muhammadiyah memberikan ketentuan
sebagai berikut ; Hal yang akan ditetapkan hukumnya dengan
kias itu sudah muncul dan terjadi di tengah-tengah
masyarakat. Hal yang akan ditetapkan hukumnya memang
biasanya perlu ditetapkan hukumnya karena diamalkan. Hal yang
akan ditetapkan hukumnya lewat qiyas bukan merupakan hal
yang termasuk ibadah madhlah.
c)  Ijtihad istislahi atau filosofi
Yaitu ijtihad terhadap masalah yang tidak ditunjuki nash sama
sekali secara khusus maupun tidak adanya nash yang mengenai
masalah yang ada kesamaannya.  Demikian penetapan dilakukan
berdasar illah atau kemaslahatan. ( PP Muhammadiyah
himpunan Majelis tarjih )
c. Kesatuan ajaran Islam
Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan satu
kesatuan ajaran yang bulat dan tidak boleh dipisah-pisahkan  meliputi :
1) Aqidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan
2) Akhlak yaitu ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap
mental
3) Ibadah yaitu ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata
cara hubungan manusia dengan tuhan 
4) Mu’amalah yaitu ajaran yang berhubungan dengan pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat.
d. Fungsi dan Misi Muhammadiyah
Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan ajaran
Islam yang murni seperti tersebut di atas Muhammadiyah menyadari
kewajibannya berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan
bangsa Indonesia untuk mengatur dan membangun tanah air dan negara
Indonesia sehingga merupakan masyarakat dan negara adil dan makmur
sejahtera bahagia materiil dan spiritual yang diridhoi Allah SWT.
Pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan mencapai
keyakinan serta cita-cita Hidupnya dalam masyarakat negara Republik
Indonesia, Muhammadiyah menggunakan dakwah Islam dan Amar
ma'ruf nahi mungkar yang dapat diketahui dan dipahami dalam khittah
perjuangan Muhammadiyah 

B. Islam Dalam Keyakinan Muhammadiyah


Ketika KH Ahmad Dahlan sudah mempunyai pengertian bahwa ternyata
agama adalah sebagaimana yang kemudian dipahaminya lalu timbul pemikiran
an-nahl kalau begitu maka untuk melaksanakan agama Islam sebagaimana yang
dipahami yaitu umat Islam di Indonesia bahkan nanti di seluruh dunia harus
diberi pengertian terlebih dahulu tentang apa Islam yang sebenarnya.  ketika
sudah paham Lalu bagaimana melaksanakan Islam yang sebenarnya tersebut.
Untuk mengajarkan Islam yang sebenarnya kemudian membimbing dan
memimpin pelaksanaan Islam KH Ahmad Dahlan merasa tidak mampu untuk
melakukannya sendiri sehingga beliau lantas mencari orang-orang sahabat-
sahabatnya yang sepaham. dan kemudian berusaha membina angkatan muda
yang akan menjadi kader untuk menangani dan memberi pengertian tentang
Islam yang sebenarnya kepada umat Islam dahulu kemudian memimpin
pelaksanaan Islam yang sebenarnya.
Sesudah Muhammadiyah berdiri yang dikerjakan oleh Muhammadiyah
tiada lain bagaimana  merealisasikan dan memperjuangkan Islam, oleh karenanya
Muhammadiyah yang sudah dilaksanakan itu harus betul-betul memahami
tentang Islam menghayati dan mengamalkan Islam. Serta harus mampu
merealisasikan dan memperjuangkan Islam. Tugas Inilah yang harus dikerjakan
Muhammadiyah.
1. Identitas Muhammadiyah
Berdirinya muhammadiyah didorong oleh paham agama, dan dengan
menghayati agama mengamalkan, memperjuangkan lalu terbentuk
identitasnya. Jadi bentuk identitas Muhammadiyah adalah agama.
Muhammadiyah yang kemudian menjadi perserikatan yang identitas
sebagai gerakan islam Gerakan dakwah Islam dan Amar ma'ruf nahi
mungkar serta tajdid yang merupakan hasil pemikiran KH Ahmad Dahlan
dalam memahami agama Islam dan kemudian menghayati serta
mengamalkan termasuk dalam mengamalkan adalah merealisasikan ajaran-
ajaran dan memperjuangkan Islam yang dapat lebih dipertegas lahirnya
Muhammadiyah dari tiada menjadi ada didorong oleh faham  k.h. Ahmad
Dahlan “  apakah agama Islam itu?  wujud nyata bentuk sifat serta ciri-
cirinya dibentuk oleh penghayatan dan  pengalaman KH Ahmad Dahlan
akan agama Islam berdasarkan fahamnya. Begitulah kedudukan agama Islam
dalam Muhammadiyah.
Memahami Muhammadiyah akan tetapi berangkat dari pemahaman
yang semacam itu maka ia hanya akan menemukan Muhammadiyah sebagai
organisasi tidak akan mengenali idealismenya tidak akan mengenali
bagaimana pemikiran lebih lanjut dalam memperjuangkan Islam. Tanpa
pemahaman tentang agama Islam seperti paham KH Ahmad Dahlan tidak
akan mampu memahami dan meresapi hakikat Muhammadiyah secara tepat.
Dapat disimpulan bahwa dalam Muhammadiyah masalah agama
mempunyai kedudukan yang sangat sentral karena lahirnya didorong oleh
paham agama. sedangkan identitasnya dibentuk oleh penghayatan
pengalaman agama. karena itu tanpa memahami agama Islam menurut
paham Muhammadiyah orang tidak akan bisa memahami hakikat
Muhammadiyah. Tanpa mengenali   Muhammadiyah menghayati dan
mengamalkan agama Islam  orang hanya akan mendapatkan Muhammadiyah
sebagai organisasi tidak mengenali idealismenya.
2. Arti pentingnya beragama Islam
Orang akan sepakat untuk mempelajari bila dia mempunyai kesadaran
bahwa sesuatu yang akan dipelajari itu adalah hal yang penting. Sebelum
sampai kepada menerangkan tentang agama Islam akan diutarakan beberapa
ayat yang menggambarkan pentingnya agama Islam dan hal ini harus
dijadikan dasar dalam rangka mengkaji Islam. Orang akan lebih bersemangat
mengkaji Islam oleh karena mengetahui bahwa Islam penting sekali bagi
dirinya bagi kaumnya bagi bangsanya. Apabila sudah bisa memahami dan
berkeyakinan seperti itu maka orang menjadi lebih bersemangat dalam
mempelajari agama Islam. 
Dalam Tahmid ini pendasaran inidi kemukakan beberapa ayat Alquran
dengan membaca ayat-ayat itu orang akan bisa mengetahui bahwa agama
Islam memang penting sekali bagi kehidupan manusia

َ‫َأفَ َح ِس ْبتُ ْم َأنَّ َما خَ لَ ْقنَا ُك ْم َعبَثًا َوَأنَّ ُك ْم ِإلَ ْينَا اَل تُرْ َجعُون‬
Artinya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?”

‫ش ْال َك ِر ِيم‬ ٰ
ِ ْ‫ق ۖ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو َربُّ ْال َعر‬
ُّ ‫ك ْال َح‬
ُ ِ‫فَتَ َعالَى هَّللا ُ ْال َمل‬
Artinya: “Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada
Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.”
3. Prinsip-prinsip pemahaman agama Islam
Bagaimana pentingnya memahami agama Islam menurut
Muhammadiyah, Muhammadiyah mempunyai prinsip di dalam memahami
agama Islam
a. Ajaran Islam yang sesungguhnya terkandung dalam Alquran dan as-
sunnah dia hanya 1 dan tidak berubah-ubah serta merupakan kebenaran
hakiki.  Hal itu merupakan ajaran Islam yang sebenarnya. Maka
manusia harus berusaha untuk memahami kandungan Al-Quran dan As-
Sunnah untuk bisa memahami ajaran Islam.
b. Kemudian hasil pemahaman itu disusun dan dirumuskan menjadi kitab
ajaran-ajaran agama Islam jadi ajaran agama Islam yang dirumuskan
dan disusun oleh para ulama yang lalu menjadi kitab-kitab ajaran
dengan sendirinya bisa terjadi perbedaan antara satu dengan yang lain
sehingga menimbulkan mazhab-mazhab. Tidak hanya mengundang
perbedaan tetapi bahkan pendapat seseorang itu bisa berubah dan tidak
berbeda dari ulama lain.
Muhammadiyah sendiri sudah berulang kali mengadakan
perubahan keputusan tarjih yang sebagai contoh dulu pernah
mengharamkan pemasangan gambar KH Ahmad Dahlan sekarang tidak
lagi karena kondisi dan situasi sudah berbeda dahulu Kalau gambar KH
Ahmad Dahlan dipasang dihawatirkan nanti orang bisa menilai dewakan
KH Ahmad Dahlan mengkultuskan menganggap sebagai orang
keramat. 
Ajaran agama Islam yang dirumuskan dan disusun oleh manusia
(  ulama ) sebagai hasil pemikiran di dalam memahami Al-Quran dan
As-Sunnah bukanlah ajaran Islam yang murni secara hakiki. Tidak
menjamin kebenaran sebagai kebenaran hakiki. Hal tersebut bisa
berbeda-beda dan dapat berubah-ubah. Demikian gambaran Bagaimana
pandangan Muhammadiyah tentang ajaran agama yang dirumuskan dan
disusun oleh manusia  ( ulama )
4. Ajaran agama Islam merupakan risalah Allah
Berdasarkan prasaran pimpinan Muhammadiyah di dalam Muktamar
Muhammadiyah ke-47 1978 di Surabaya pokok-pokok pikirannya sudah
diterima oleh Muktamar yang perlu kita ketahui bahwa agama Islam
merupakan petunjuk Allah kepada manusia di dalam hidupnya agar manusia
dapat melaksanakan hidup dan kehidupan di dunia sesuai dengan yang
dikehendaki dan direncanakan oleh Allah. Jadi agama Islam adalah petunjuk
Allah kepada manusia agar manusia dapat mengetahui hidup dan kehidupan
yang dikehendaki dan direncanakan oleh Allah. Hal tersebut dituangkan
dalam  Al-Quran surat Adz - Dzariyaat  ayat 56, Allah berfirman :
َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬
‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada Ku
Bahwa Allah menciptakan  manusia hidup di dunia tidak ada maksud
dan kehendak lain kecuali hanya agar manusia dalam hidupnya di dunia
selalu beribadah kepada Allah SWT. Karena itu agama Islam merupakan
petunjuk Allah kepada manusia agar perilaku manusia sesuai dengan yang
dikehendaki Allah yakni agar hidup di dunia selalu dipergunakan untuk
beribadah kepada Allah. Hal tersebut merupakan kandungan ajaran agama
Islam, jadi agama Islam seluruhnya memberi pelajaran kepada manusia
tentang bagaimana cara hidup beribadah kepada Allah sepanjang hidupnya
di dunia.
a. Islam sebagai pandangan hidup
Pandangan fundamental mengenai Islam sebagai keyakinan dan
pedoman hidup Muhammadiyah yang tercermin dalam pemikiran-
pemikiran Islam dari KH Ahmad Dahlan yang bercorak tajdid hasil-
hasil pemikiran Majelis Tarjih masalah 5 Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiya. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
keyakinan hidup Islami dalam Muhammadiyah pedoman hidup Islami
warga Muhammadiyah dan pemikiran pemikiran Islam yang selama ini
menjadi acuan nilai dan norma yang semuanya merujuk pada Al-Quran
dan Sunnah Nabi SAW yang shohihah dengan mempertimbangkan
ijtihad. Pandangan hidup Islami tersebut pada prinsipnya mengandung
pokok pikiran tentang dasar atau landasan hidup berdasarkan tauhid
fungsi hidup berupa ibadah dan kekhalifahan tugas hidup beramal
sholeh pedoman hidup ialah Al-Quran dan As-Sunnah teladan hidup
yakni Nabi Muhammad SAW dan tujuan hidup untuk meraih keridhaan
dan karunia Allah SWT. 
b. Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai jiwa gerakan
Bahwa keseluruhan aktivitas gerakan Muhammadiyah yang
dilembagakan dan  dioperasionalisasikan melalui berbagai penggarapan
amal usaha dan program-program perserikatan maupun dalam
membangun pola tingkah laku segenap anggota Muhammadiyah
senantiasa disemangati dan dilandasi oleh jiwa Al Islam dan
Kemuhammadiyahan yang menjadi faktor pengikat ideologis baik dalam
jama’ah, jami’iyah maupun imamah di tubuh perserikatan. Al Islam dan
Kemuhammadiyahan sebagai jiwa alam pikiran dan pengetahuan
kolektif yang menjadi ciri khas atau identitas Muhammadiyah mampu
melahirkan cara beragama yang berlandas tauhid murni berperilaku
dengan meneladani Uswah Hasanah Muhammad Rasulullah,
mengembangkan ijtihad dan alam pikiran tajdid beramal ilmiah dan
ilmu  amaliyah serta senantiasa melahirkan amal usaha yang bermanfaat
dan menjadi rahmatan lil-‘alamin bagi umat dan masyarakat luas
dimanapun Muhammadiyah berada.
c. Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagai tujuan 
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya merujuk pada kualitas
umat terbaik ( Khaira Ummah )  yang kualitas Rabbani dibina oleh
ajaran Islam. Masyarakat pengabdi Tuhan yang memiliki pertalian
kepada Allah dan kepada sesama manusia suatu masyarakat dimana
keutamaan kesejahteraan dan kebahagiaan luas merata dan secara umum
digambarkan sebagai “ baldhatun thoyyibatun wa Robbun Ghofur”.
d. Dakwah amar ma'ruf nahi munkar sebagai praksis gerakan 
Komitmen gerakan Muhammadiyah dengan seluruh kegiatannya
tidak lain menjalankan misi dakwah Islam yaitu menyeru kepada Al
Kair mengajak kepada Al-Ma'ruf mencegah dari Al-mungkar dan
mengajak beriman kepada Allah yang dilaksanakan secara menyeluruh
ke berbagai bidang kehidupan dengan pilihan-pilihan strategis sesuai
misi dan situasi yang dihadapi, dan cara-cara yang sesuai  an dengan
jiwa ajaran Islam sehingga Islam menjadi rahmat bagi semesta alam.
Muhammadiyah sebagai gerakan islam dalam kenyataan di
lapangan kehidupan yang berpusparagam memang mempunyai
tantangan-tantangan bersifat ideologi baik secara internal maupun
eksternal membutuhkan misi dan strategi ideologis. Dalam
menghadapinya dengan tidak mengabaikan dimensi-dimensi lain dalam
keseluruhan gerakannya.
Misi dan strategi ideologi yang dimaksud ialah peran-peran dan
langkah-langkah kebijakan yang mengandung muatan keyakinan
pemahaman dan aksi gerakan yang mengikat secara kolektif dan
keseluruhan struktur Muhammadiyah. Misi dan strategi ideologis itu
haruslah diyakini dan dipahami sepenuh hati oleh anggota
Muhammadiyah termasuk oleh para kader pimpinan dan pelaku amal
usaha perserikatan sebagai satu sistem gerakan dalam menghadapi
tantangan-tantangan dari luar yang berseberangan dengan misi dan
kepentingan Islam.
Agar misi dan strategi ideologis itu berjalan efektif dan mencapai
tujuannya maka di kalangan internal Muhammadiyah sendiri perlu
dilaksanakan pembinaan ideologi sebagaimana menjadi basis
pembinaan anggota yang meliputi: 
1) Penanaman nilai-nilai Islam yang meliputi pembinaan Aqidah,
Ibadah, Akhlak dan muamalah duniawiyah.
2) Pembinaan kemuhammadiyahan yang menyangkut pembinaan
pemahaman serta pelaksanaan gerakan. penguasaan strategi
perjuangan dan mengoperasionalisasikan organisasi
Muhammadiyah secara mantap dan sistemik.
3) pembinaan kesadaran dan ikatan solidaritas kolektif yang
berada dalam satu kesatuan sistem jamaah jamiyah dan Imamah
Muhammadiyah guna mencapai tujuan yaitu terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagai tugas utama
kolektif .
4) Menghimpun segenap potensi dan kekuatan sebagai modal
utama dalam memutuskan strategi langkah dan perjuangan
gerakan.
Karena itu segenap warga Muhammadiyah termasuk didalamnya
kader pimpinan pengelola amal usaha dan siapa pun yang berada dalam
struktur lingkungan perserikatan dituntut untuk mengikatkan diri dalam
komitmen dan garis misi Muhammadiyah dengan sepenuh keyakinan
pemahaman dan konsistensi menuju pada pencapaian tujuan yaitu
membentuk masyarakat yang sebenar-benarnya. tidak boleh 
berkembang kecenderungan dimana warga Muhammadiyah termasuk
mereka yang berada di lingkungan amal usaha persyarikatan.
Merasa terpisah hanya semata-mata  mengurus kepentingan
dirinya. Sendiri dan tidak memiliki keterpanggilan untuk melaksanakan
dan mengemban misi Muhammadiyah. jika kecenderungan itu dibiarkan
maka Muhammadiyah tidak lebih dari sekedar tempat batu loncatan bagi
kepentingan mobilitas individual orang perorangan sehingga kehilangan
misi utamanya sebagai gerakan Islam dan dakwah Amar ma'ruf nahi
munkar demi Uzzul Islam Wal Muslimin.
Seluruh anggota Muhammadiyah yang disebutkan itu haruslah
berada dalam sistem ideologis dan gerakan Muhammadiyah di mana
mengandung keyakinan dan paham gerakan yang berorientasi dakwah
islam Amar ma'ruf nahi mungkar yang membutuhkan kesetiaan
pengorbanan dan kiprah yang sepenuh hati oleh segenap anggota
Muhammadiyah yang diikat dalam satu kesatuan jama’ah, jam’iyah dan
imamah dibawah kendali pimpinan perserikatan dari pusat hingga
ranting. Gerak Muhammadiyah yang tersistem dan terorganisasi secara
teratur itu merupakan perwujudan risalah Allah dalam Al-Quran surat
As-Shaff ayat 4 yang artinya:
 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di
jalannya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh”.
C. Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Dalam Bidang Aqidah Ibadah
Akhlak dan Mu’amalah Duniawiyah
Dalam Matan kepribadian Muhammadiyah dinyatakan bahwa maksud
gerakannya ialah dakwah islam Amar ma'ruf nahi munkar yang ditujukan kepada
dua bidang yaitu perseorangan dan masyarakat. Dari penegasan ini jelas bahwa
sasaran Gerakan dakwah Islam yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah terbagi
menjadi dua yaitu perseorangan yang terbagi pula menjadi dua kelompok yaitu 
orang yang sudah Islam dan belum Islam dan masyarakat yang mana sifat dakwah
yang digerakkan Muhammadiyah berbeda-beda disesuaikan Dengan kondisi
masing-masing.
1. Sifat dakwah terhadap orang yang sudah Islam (  umat ijabah )
Sifat dakwah yang ditujukan kepada orang yang sudah Islam bukan lagi
bersifat ajakan untuk menerima Islam sebagai keyakinan hidupnya akan tetapi
bersifat tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang dikenakan
kepada golongan ini adalah bersifat menata kembali amal keagamaan mereka
sedemikian bersih dan murni sebagaimana yang diajarkan oleh Muhammad
SAW.
a. Aqidah
Aqidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan dan
keyakinan hidup. Secara etimologis makna aqidah adalah ikatan
sedangkan secara terminologis berarti kepercayaan  atau keyakinan kau.
aja tersangkut iman meliputi  6 prinsip yaitu:
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada hari akhir
3) Iman kepada malaikat-malaikat Allah
4) Iman kepada rasul-rasul Allah
5) Iman kepada kitab-kitab Allah
6) Iman kepada Qada dan Qadar Allah.
Terhadap 6 prinsip di atas harus diusahakan dengan sungguh-
sungguh agar terhindar dari berbagai ajaran atau keyakinan yang berasal
dari luar Islam. Termasuk didalamnya bahwa yang paling utama adalah
murninya keimanan terhadap Allah SWT. Dalam matan keyakinan dan
cita-cita hidup Muhammadiyah disebutkan bahwa Muhammadiyah
bekerja untuk terlaksananya Aqidah Islam yang murni bersih dari gejala-
gejala kemusyrikan Bid'ah dan khurafat.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa tekanan  tajdid yang
perlu mendapatkan perhatian serius adalah dalam bidang ajaran tauhid
dan sesungguhnya bahwa ketiga bentuk penyakit aqidah sebagaimana
yang ditegaskan dalam matan-matan tersebut yaitu syirik bid'ah khurafat
sebagian besar memang mengarah dan mengancam kepada ketauhidan
seseorang. sementara itu masalah Tauhid Dalam ajaran Islam menjadi
landasan yang paling mendasar dan menjadi satu-satunya penentu yang
akan menentukan diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia
dihadapan Allah SWT. 
Terhadap orang yang telah menerima Islam wajib baginya
diluruskan dibersihkan dan dimurnikan ketauhidan mereka dari berbagai
penyakit sebagai berikut:
1) Syirik
Syirik dilihat dari arti bahasa adalah menyekutukan atau
mensyariatkan. sedangkan dari segi istilah yang dimaksud dengan
syirik adalah menyekutukan Allah dengan selainnya baik
menyekutukan dari segi sifat, wujud ataupun dari segi perbuatannya.
2) Khurafat
Arti peribahasa dari kata huruf Arab ialah berbagai cerita bohong.
sedangkan menurut arti istilah yang dimaksud dengan khurafat ialah
berbagai kepercayaan yang hayali bahwa diluar Allah ada berbagai
kekuatan ghaib yang dapat menyebabkan keselamatan seseorang dan
dapat pula mendatangkan mudharat terhadap seseorang.
3) Bid'ah
Kata bid'ah menurut arti bahasa dapat berarti model atau sesuatu
yang baru tidak didahului oleh contoh atau suatu perkara yang terjadi
dengan tidak ada contohnya atau sesuatu yang diadakan dengan
bentuk belum pernah ada contohnya.
b. Akhlak
Tajdid dalam bidang akhlak adalah berupa  mendodik, mendayakan
sikap mulia yang terpuji , dan bersamaan dengan hal terebut menuntun
untuk melepaskan diri dari sikap dan kebiasaan hidup yang tercela.
Manusia adalah termasuk satu-satunya makhluk yang secara
potensial menyandang gelar abnu taqwiim   sebagus-bagus kejadian .
Namun bukan berarti bahwa gelar semacam itu secara otomatis akan
tersandang dengan sendirinya.  Untuk menyandang gelar tersebut harus
berjuang dengan keras mengatasi berbagai macam halangan termasuk
didalamnya mengatasi kekerdilan jiwa sendiri akibat masih dibelenggu
oleh kejahilan dan oleh keburukan perangainya.
Manusia belum terolah pribadinya oleh nur ilahi justru akan
memperlihatkan sosok makhluk yang tercela. Berbagai Perangai buruk
semacam sifat pengecut Arogan atau sombong dengki pemarah. Dan satu
fenomena yang cukup menarik bahwa sebagai sifat diatas sangat akrab
dengan nafsu manusia hingga untuk melakukannya bukan merupakan
sesuatu yang perlu diperjuangkan sebaliknya untuk dapat melepaskannya.
Cita-cita hidup Muhammadiyah dinyatakan bahwa Muhammadiyah
bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan pedoman kepada
ajaran ajaran Al-Quran dan As-Sunnah yang berarti suatu ajaran nilai
yang bersifat absolut sehingga oleh karenanya memiliki kewibawaan
yang dapat memaksa dan mendorong dengan sepenuh kesadaran bagi para
pendukungnya.
Tegasnya bahwa takdir dalam bidang akhlak terhadap orang yang
sudah menerima seruan Islam berupa apa mendidik dan membudayakan
sikap dan perangai yang Islami bersumber pada Al-Quran dan As-
Sunnah.
c. Ibadah 
Tata cara dalam bidang ibadah-ibadah mahdaliyah terhadap orang
yang sudah Islam adalah menentukan ibadah sebagaimana yang
dituntunkan oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan perubahan dari
manusia serta menghilangkan kebiasaan bersifat taklid.
 Istilah ibadah dilihat dari arti bahasa berarti taat dan tunduk disertai
dengan merendahkan diri. Pengertian ibadah menggambarkan tunduknya
seseorang terhadap ketinggian dan keunggulan orang lain sehingga ia
turun dari derajat kebebasan dan melepaskan kemerdekaan untuk orang
tersebut dengan meninggalkan perlawanan dan pendurhakaan serta
mengikutinya dengan patuh. Sedangkan menurut arti istilah sebagaimana
yang dirumuskan Majelis Tarjih dinyatakan bahwa ibadah adalah
bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala
perintahnya menjauhi segala larangannya dan mengamalkan segala yang
diizinkannya.
Selanjutnya oleh Majelis tarjih pengertian ibadah tersebut
dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Ibadah umum atau disebut juga dengan istilah muamalah duniawi
atau sebagai amalan yang diizinkan Allah
2) Ibadah khusus atau sering disebut juga dengan istilah mahdlah.Ialah
apa yang telah ditetapkan Allah perincian-perincian perinciannya
tingkah laku dan cara yang tertentu.
Pengertian ibadah yang dimaksud dalam pembahasan disini adalah
Ibadah dalam arti khusus atau yang disebut dengan ibadah madliyah.
Ibadah ini berupa tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan ritual
langsung antara hamba dengan tuhan yang cara-acara tata cara dan
upacaranya ditentukan secara terperinci dan sunnah Rassul. Terhadap
bidang ini tertutup sama sekali dari berbagai ragam ijtihad ataupun
berbagai macam bid'ah serta dalam pengamalan dan penerapannya
dilarang sekedar dengan sikap taqlid semata-mata.
d. Mu’amalah Duniawiyah
Dari segi bahasa mu’amalah duniawiyah berarti berbagai macam
amalan keduniaan sementara bila dilihat dari segi istilah mengandung
pengertian tata cara aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan benda.
Mu’amalah duniawiyah ini mencakup bidang secara luas dan bukan
menjadi tujuan pokok. Meliputi bidang politik, , ekonomi, kesenian,
kebudayaan pendidikan dan sebagainya.
 Urusan keduniaan bukan menjadi tujuan pokok bidang garap
utusnya para nabi termasuk juga Nabi Muhammad SAW. Namun bukan
berarti ajaran Islam sama sekali tidak menaruh perhatian kepada urusan
duniawiah. Sebaliknya ajaran Islam menaruh perhatian yang sangat serius
terhadap ragam urusan keduniaan. Hal ini dikarenakan masalah keduniaan
bagi Islam dianggap sebagai tempat bercocok tanam bagi kehidupan
akhirat. Dan karena fungsi seperti itu maka dapat dipahami kalau agama
Islam memandang sangat positif terhadap kehidupan dunia yang
hakikatnya mempunyai pertalian erat dengan kehidupan akhirat.
Sikap positif terhadap kehidupan dunia semacam itulah yang
melatarbelakangi dilakukannya manusia selaku khalifah Allah di atas
bumi dengan misi memperjuangkan terwujudnya tata kehidupan
masyarakat yang utama adil makmur dan sejahtera.
Menata berbagai bidang yang ada dalam ruang lingkup mu’amalah
duniawiyah adalah sangat diperlukan guna mengantarkan sekaligus
menjaga kelestarian tata kehidupan masyarakat. Dalam agama Islam baik
dalam bentuk kaidah-kaidah hukum yang ditegaskan dalam ajaran islam
meliputi masalah munakahat ( hukum nikah), hukum niaga, warastah
( hukum waris), jinayah ( hukum pidana ) , khalifah ( hukum kenegaraan),
jihad ( hukum perang dan damai ) dan lain sebagainya. Sementara
terhadap bidang-bidang keduniaan yang tidak tercakup dalam rincian
diatas Islam memberikan kaidah-kaidah moral yang diharapkan dijadikan
fundamen dasar dalam mengembangkan bidang-bidang tersebut.
Dan bidang mu’amalah duniawiyah ini adalah dalam bentuk
membimbing menuntun kepada ada mereka agar dalam berkiprah di
tengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatan mereka selalu
berpedoman pada kaidah-kaidah yang telah digariskan oleh ajaran Islam.
2. Dakwah kepada orang yang belum Islam
 Dakwah kepada mereka yang belum memeluk agama Islam
merupakan ajaran seruan dan panggilan yang bersifat menggembirakan
menyenangkan atau tabsyir.
Adapun tujuan utamanya adalah agar mereka bisa mengerti memahami
ajaran Islam dan kemudian mau menerima Islam sebagai agamanya dilakukan
dengan menunjukkan mahasinul-Islam ( keindahan Islam ) dengan
ketenangan ketenangan dan tingkah laku contoh teladan serta tanpa paksaan.
Ajaran Islam menggambarkan dua nuansa yang berpasangan secara
serasi harmonis. Nuansa yang pertama ialah penuh kegembiraan ringan dan
menyenangkan sedang nuansa sebaliknya menggambarkan ajaran yang cukup
berat serius menakutkan sedih yang ada dalam Al-Quran digambarkan dengan
ungkapan nadziron memberi kabar peringatan. Kedua nuansa diatas jelas
berkaitan dengan apa yang disebut dengan ganjaran ( reward) dan hukuman
berkaitan dengan surga dan neraka.
Dakwah terhadap orang yang belum Islam hendaknya lebih
dikedepankan Islam dari sisi menggembirakan yang ringan ringan yang
menimbulkan kesan bahwa beragama Islam itu ternyata mudah dan
menggembirakan bukan menambah beban dan tidak akan menimbulkan
kesusahan serta kesulitan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Muhammadiyah adalah gerakan berbasis Islam bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di
muka bumi. Bentuk identitas Muhammadiyah adalah agama. Muhammadiyah
yang kemudian menjadi perserikatan yang beridentitas sebagai gerakan islam
Gerakan dakwah dan Amar ma'ruf nahi munkar serta gerakan tajdid.
Dalam Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah disebutkan bahwa
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya Aqidah Islam yang murni bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan Bid'ah dan khurafat juga dinyatakan bahwa
maksud gerakannya ialah dakwah islam Amar ma'ruf nahi munkar yang
ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat.
Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai jiwa alam pikiran dan
pengetahuan kolektif yang menjadi ciri khas atau identitas Muhammadiyah
melahirkan cara beragama yang berlandas tauhid murni berperilaku dengan
meneladani Uswah Hasanah Muhammad SAW mengembangkan ijtihad dan
alam pikiran tajwid beramal ilmiah dan berilmu Amaliah serta senantiasa
melahirkan amal usaha yang bermanfaat dan menjadi  Rahmatan lil alamin bagi
umat dan masyarakat luas di mana Muhammadiyah berada.

B. Saran
Kita sebagai seorang muslim dan generasi muda Muhammadiyah harus
bisa menjadi hamba Allah yang taat pada ajarannya dan menjauhi larangannya
serta menjadi kader Muhammadiyah yang beridentitas sebagai gerakan islam.
Gerakan dakwah Islam dan Amar ma'ruf nahi mungkar .
DAFTAR PUSTAKA

Official Website Muhammadiyah http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-175-


det-matan-keyakinan-dan-citacita-hidup.html. Diakses pada 10 April 2022.

Hambali, Hamdan, 2010. Ideoligi dan strategi Muhammadiyah. Yogyakarta : Suara


Muhammadiyah.

Majeli diktilitbang, dan Lpi pp muhammadiyah.2010.satu abad muhammadiyah


jakarta: kompas media pustaka.

suara muhammadiyah.2010.MANHAJ GERAKAN MUHAMMADIYAH.yogyakarta


http://lennyjufnia.blogspot.co.id/2015/01/makalah-keyakinan-dan-cita-cita.html.

Anda mungkin juga menyukai