Anda di halaman 1dari 44

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SAYUR GENJER

SEBAGAI NUTRISI ALTERNATIF TINGGI SERAT PADA IBU


HAMIL

KARYA TULIS ILMIAH


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Oleh
Devi Selliyanti
NIM: 11194441920093

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SAYUR GENJER
SEBAGAI NUTRISI ALTERNATIF TINGGI SERAT PADA IBU
HAMIL

Karya Tulis Ilmiah

Oleh
Devi selliyati

NIM:

Telah Disetujui untuk Diajukan dalam Ujian Karya Tulis Ilmiah


Pada Tanggal 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Anggrita Sari, M.Pd., M.Kes Dr. Ir. Agustinus Hermino S. P., M. Pd


NIK. 1166122004002 NIK. 1166102018132

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena cinta kasihnya,

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Persepsi

Masyarakat Terhadap Sayur Genjer Sebagai Nutrisi Alternatif Tinggi Serat Pada

Ibu Hamil”. Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi salah satu syarat kelulusan di Universitas Sari Mulia Banjarmasin.

Pada penyusunan dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, penulis

banyak mendapat bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, maka

dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Hj. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S. KG., M. Pd selaku Ketua Yayasan

Indah Banjarmasin.

2. dr. H. R. Soedarto WW, Sp. OG selaku Rektor Universitas Sari Mulia.

3. Anggrita Sari, S.Si.T., M. Pd, M. Kes selaku Wakil Rektor I Bidang

akademik dan Kemahasiswaan, Sekaligus pembimbing I yang telah

memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan

penulisan karya tulis ilmiah ini

4. Hariadi Widodo, S. Ked., M. PH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan

dan Sistem Informasi.

5. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M. Pd selaku Wakil Rektor III

Sumber Daya Manusia dan Kemitraan, sekaligus selaku Pembimbing II yang

telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan

penulisan karya tulis ilmiah ini

6. Dini Rahmayani, S. Kep., Ns., MPH selaku Ketua LPPM

iii
7. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Sari Mulia.

8. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M. Kes selaku Ketua jurusan Kebidanan

Universitas Sari Mulia

9. Dewi Pusparani Sinambela, SST., M. Kes selaku Sekertaris Jurusan

Kebidanan Universitas Sari Mulia.

10. Ika Avrilina Haryono, SST., selaku penguji yang memberikan saran dan

masukan kepada Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang telah memberikan doa dan

pengertian selama penulis menjalani perkuliahan dan akhirnya bisa sampai

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.

12. Teman-teman seperjuangan dan rekan kerja yang tidak dapat disebutkan satu

persatu yang telah bersedia untuk berdiskusi dan saling memberikan motivasi

satu sama lain.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini memiliki banyak kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan

dunia pendidikan. Amin.

Banjarmasin 18 Desember 2020

Devi selliyati

iv
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL .................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................6
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. Kerangka Teori ............................................................................................ 8
B. Kerangka Konsep ........................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................27
A. Metode Penelitian Yang Digunakan.............................................................27
B. Bentuk Penelitian...........................................................................................27
C. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................27
D. Populasi dan Sample.....................................................................................28
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................29
F. Metode Pengukuran Data...............................................................................30
G. Metode Analisis Data....................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil ................................................................... 18

Tabel 2.2 AKG sebelum dan Sesudah Hamil ....................................................... 20

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Tumbuhan Genjer ............................................................................. 22

vii
DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sayuran merupakan bagian penting dari konsumsi manusia karena

dapat menjadi sumber vitamin, mineral, serat pangan, dan antioksidan yang

bermanfaat bagi kesehatan manusia (Juajun et al., 2012). Studi etnobotani

dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan

pengetahuan masyarakat tradisional atau masyarakat awam yang telah

menggunakan berbagai jasa tumbuhan untuk menunjang kehidupannya

(Suryadarma, 2008). Hasil observasi langsung di pasar Martapura

memperlihatkan bahwa keragaman sayuran lokal khas rawa Kalimantan

Selatan yang diperjual belikan. Semua sayuran lokal tersebut diambil

langsung dari alam tanpa ada usaha pembudidayaan. Sayuran yang paling

banyak dijumpai di pasar dan pasokannya berkesinambungan adalah genjer,

kangkung air, keladi/sulur keladi, dan supan-supan, Genjer (Limnocharis

flava) juga merupakan makanan atau sayur yang sering di konsumsi oleh

masyarakat di Banjarmasin tetapi Kurangnya pengetahuan masrakat

kaliamntan selatan tentang kandungan yang terdapat dalam sayur genjer

seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan mineral sehingga tidak

banyak masyarakat yang tahu bahwa sayur genjer tinggi akan serat.

Salah satu masalah yang berkaitan dengan serat yaitu terjadinya

konstipasi pada ibu hamil yang masih tinggi di kalimantan selatan dimana

1
2

Konstipasi pada ibu hamil Diperkirakan 11-38% wanita hamil pernah

mengalami konstipasi Hal ini akibat pengaruh hormon kehamilan dan

penggunaan zat besi sebagai suplemen sehingga dapat meningkatkan resiko

konstipasi pada ibu hamil (Turawa et al., 2015). Keluhan yang paling umum

adalah mengedan terlalu kuat, tinja yang keras dan rasa pengeluaran tinja

yang tidak komplit. Resiko konstipasi pada wanita hamil semakin besar jika

sudah mempunyai riwayat konstipasi sebelumnya dan riwayat konsumsi

suplemen besi. Prevalensi konstipasi hampir sama antara trimester pertama,

kedua dan ketiga selama kehamilan. Tidak ada perbedaan bermakna antara

kelas sosioekonomi bawah, menengah dan atas. (Trottier M. et al, 2012;).

Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 88 tahun 2014 menjelaskan

program suplementasi tablet Fe untuk mengatasi kekurangan konsumsi zat

besi, yaitu pemerintah membuat program suplemen tambah darah kepada

setiap ibu hamil sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Suplementasi Fe

merupakan program penanggulangan anemia di Indonesia. Indikator

keberhasilan program tersebut menggunakan cakupan Antenatal Care (ANC)

dan cakupan tablet Fe, diharapkan dapat menurunkan angka prevalensi

anemia ibu hamil. Anemia dalam kehamilan patut diwaspadai karena menjadi

penyebab terjadinya morbiditas dan mortalitas ibu dan anak (Pandi, 2004).

(WHO) dari jumlah penduduk dunia diantaranya 52 dari 100 ibu hamil

dinyatakan anemia (WHO, 2018) sedangkan prevalensi anemia pada wanita

hamil di indonesia adalah 70 %, 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia

(Khomsan, 2013). Anemia hamil disebut Potential Danger To Mother and


3

Children (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia

memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan pada lini terdepan. Angka anemia kehamilan di Indonesia

menunjukkan nilai yang cukup tinggi (Manuaba, 1998).

Data WHO menyatakan Angka Kematian Ibu di dunia pada tahun

2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah

kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di

Negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. AKI di Negara

berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan AKI di Negara maju yaitu 239

per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di Negara maju hanya 12 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015. Di Indonesia sebesar 359 per 100.000 jiwa

pertahun.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (2015). Angka

Kematian Ibu (AKI) mencapai 350 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata

tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 yang mencapai

228 per 100.000. AKI di Kalimantan Selatan pada tahun 2013 adalah 17% per

100.000 kelahiran. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel)

mencatat kasus kematian ibu dan anak tahun 2016 tercatat ada 92 kasus

kematian ibu. Sem entara ada 811 kasus kematian bayi. (Dinkes Prov Kalsel,

2017).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, angka kejadian

anemia di Puskesmas Aranio Tahun 2015 ada 61 orang mengalami anemia

dari 200 orang sasaran ibu hamil (30,5%). Pada data bulan Januari-September
4

2016 meningkat yaitu ada 60 orang yang mengalami anemia dari 87 orang ibu

hamil (68,9%) (4). Sedangkan data yang mendapatkan Tablet Fe1 ada 200

orang ibu hamil dari sasaran 200 orang ibu hamil (100%), Fe3 ada 142 orang

ibu hamil dari 200 orang ibu hamil (71,00%).

Seorang wanita yang mengalami perdarahan setelah melahirkan dapat

menderita akibat anemia berat dan mengalami masalah kesehatan yang

berkepanjangan (Sari & Anita, 2015). Anemia merupakan menurunnya kadar

hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal

yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2009). Anemia yang sering

ditemukan adalah anemia defisiensi zat besi (ADB) (Sari & Anita, 2015).

Kondisi anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu pada saat

melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu

mudah terkena infeksi, keguguran dan meningkatkan bayi prematur (Horton

S, Ross J, 2013) dalam (Sudikno & Sandjaja, 2016). Wanita hamil sangat

sulit untuk mendapatkan cukup zat besi walaupun telah mengkonsumsi

makanan yang tinggi zat besi setiap hari.Penyebab hal tersebut karena zat besi

adalah salah satu nutrient yang tidak dapat diperoleh dalam jumlah adekuat

dari makanan yang dikonsumsi selama hamil (Bobak, dkk, 2015) Faktor

faktor yang berkontribusi untuk terjadinya anemia pada ibu hamil diantaranya

umur, paritas, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan kepatuhan

konsumsi tablet (Handayani, 2016).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah dan menangani

terjadinya anemia pada ibu hamil akan tetapi belum menunjukan penurunan
5

angka anemia yang signifikan, salah satu faktor yang menyebabkan anemia

masih tinggi adalah masih rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe. Hasil penelitian Indreswari (2018) sebanyak

74,16% ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Menurut

Lawrence Green (1993) dalam (Notoatmojo, 2012), bahwa perilaku kesehatan

seseorang atau masyarakat diantaranya dipengaruhi oleh pengetahuan dan

sikap. Pengetahuan yang baik dan sikap yang positif dapat mendukung

perilaku ibu hamil dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya anemia.

Yaitu dengan tetap mencukupi cakupan tablet Fe 90 tablet agar ibu tidak

mengalami anemia dan mencukupi kebutuhan serat sehingga akibat dari

konsumsi tablet Fe yaitu salah satunya konstipasi tidak menjadi alasan ibu

hamil untuk tidak mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan.

Tujuan dari edukasi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan

sikap ibu hamil tentang pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil,

dengan meningkatnya pengetahuan ditunjang dengan sikap yang mendukung

diharapkan ibu hamil akan secara sadar melakukan pencegahan dan

penanganan anemia. Menurut (Waryono, 2010) pencegahan anemia pada ibu

hamil diantaranya cukup istirahat, mengkonsumsi makanan bergizi yang

banyak mengandung Fe, pemeriksaan kehamilan minimal 8 kali Sesuai

dengan rekomendasi WHO terbaru dan mengkonsumsi tablet fe 90 tablet

selama kehamilan

Pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping pada

saluran gastrointestinal pada sebagian orang, seperti rasa tidak enak di ulu
6

hati, mual, muntah dan diare. Frekuensi efek samping ini berkaitan langsung

dengan dosis zat besi. Tidak tergantung senyawa zat besi yang digunakan, tak

satupun senyawa yang ditolelir lebih baik daripada senyawa yang lain. Zat

besi yang dimakan bersama dengan makanan akan ditolelir lebih baik

meskipun jumlah zat besi yang diserap berkurang. Pemberian suplementasi

Preparat Fe, pada sebagian wanita, menyebabkan sembelit. Penyulit Ini dapat

diredakan dengan cara memperbanyak minum, menambah konsumsi

makanan yang kaya akan serat seperti roti, serealia, dan agar-agar.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukan bahwa serat di butuhkan

untuk mengatasi konstipasi dan mendukung ketercapaian pragram pemerintah

cakupan 90 tablet Fe sehingga menurunkan prevalensi kejadian anemia pada

ibu hamil maka dinilai perlu untuk mengetahui sayur yang memiliki tinggi

serat dan mudah di temukan dengan harga jual yang ekonomis sehingga

membantu ibu hamil dalam hal ekonomi. Maka, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Persepsi masyarakat terhadap sayur

genjer sebagai nutrisi alternatif tinggi serat pada ibu hamil”.

B. Rumusan Masalah

Memberikan pemahaman kepada masyarakat di Kalimtan Selatan,

tentang pentingnya serat genjer di kalangan ibu hamil untuk memenuhi

kebutuhan serat pada ibu hamil sehingga ketidaknyamanan yang di rasakan

salah satunya konstipasi dapat teratasi.


7

C. Tujuan Penelitian

1. Mensosialisasikan tentang sayur genjer sebagai alternatif sumber serat

bagi ibu hamil untuk mengatasi konstipasi pada masa kehamilan.

2. Mengidentifikasi persepsi masyarakan terhadapat sayur genjer sebagi

alternatif sumber nutrien bagi ibu hamil

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Alternatif solusi untuk ibu hamil mengurasi permasalahan defisiensi serat

selama masa kehamilan.

2. Praktis

menambah wawasan dan pengalaman langsung penelitian berdasarkan

penjelasan empiris pada masyarakat terhadap sayur genjer.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Kehamilan

a. Definisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo,

2013). Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum

sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan),

dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Jenni, Mandang dkk, 2016).

Pembagian umur kehamilan Menurut Sari, dkk (2015) yaitu:

1) Trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu)

2) Trimester II (usia kehamilan 13-24 minggu)

3) Trimester III (usia kehamilan 25 minggu sampai melahirkan)

b. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Sari , dkk (2015) meliputi :

a) Tanda yang tidak pasti / tanda mungkin kehamilan

a) Amenorhea (terlambat datang bulan)

b) Mual dan muntah

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga

akhir triwulan pertama. Biasanya terjadi pada pagi hari

8
9

sehingga disebut mornin sickness of prenancy. Dalam kondisi

patologi dapat mengakibatkan gangguan disebut Hiperemesis

Gravidarum.

c) Mengidam

sebagai wanita ditemukan mengidam makanan yang

mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut

mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

Kondisi lainnya adalah “Pica” sering dikaitkan dengan anemia

akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi.

d) Sinkope/Pingsan

e) Pingmentasi Kulit

sekitar pipi : (Cloasma Gravidarum) keluarnya

Melanophore. Stimulating Hormone (MSH) hipofisis anterior

menyebabkan pigmentasi pada kulit. Dinding perut : Stria

livide dan albican, Linea Ningra dan alba. Sekitar payudara :

Hiperpigmentasi areola mamae, putting susu makin menonjol,

Kelenjar montgomery menonjol, Pembuluh darah manifes

sekitar payudara.

f) Salivasi berlebihan

g) Anoreksia atau tidak ada selera makan

biasanya timbul pada TM 1, kemudian nafsu makan akan

muncul kembali

h) Epulis (Hipertropi dari papil gusi)


10

i) Varices

karna pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh

darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan

payudara dan dapat menghilang setelah persalinan.

j) Payudara tegang

pengaruh estrogen dan progesteron dan somamotropin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

Payudara membesar dan tegang, ujung syaraf tertekan

menyebabkan rasa sakit.

k) Sering kencing

pembesaran uterus pada TM I menyebabkan tertekannya

kandung kencing. Pada TM II keluhan ini hilang karna

uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada

TM III gejala ini dapat timbul lagi karna bagian bawah

janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali

kandung kencing.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan Menurut Anggrita

Sari, dkk (2015), meliputi:

1) Faktor fisik

a) Status kesehatan

Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik


11

kondisi kesehatan sebelum atau selama kehamilan. Kehamilan

dapat lebih berbahaya lagi jika wanita tersebut sedang sakit.

b) Status gizi

Selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi

bagi bayi yang dikandungnya. Apa yang ibu makan akan

memepengaruhi kondisi bayi. Wanita hamil dengan status gizi

kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran, kematian

bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan

Berat Lahir Rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan

status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang

cukup berat selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel

darah merah) dan pre eklampsia/eklampsia.

c) Gaya hidup

Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama

trimester I untuk menghindari rokok, minuman beralkohol, dan

obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter atau bidan

karena sangat berbahaya bagi bagi ibu dan bayinya. Semua

benda tersebut dapat terserap dalam darah ibu kemudian

terserap dalam darah bayi melalui system sirkulasi plasenta

selama kehamilan.

d) Hamil diluar nikah dan kehamilan yang tidak diharapkan

Di beberapa golongan masyarakat ada orang-orang yang

tidak menghargai ibu-ibu yang tidak bersuami atau hamil


12

diluar nikah. Sehingga akan mempengaruhi kejiwaan ibu

tersebut selama kehamilan dan menyebabkan ibu tidak

mengharapkan kehadiran bayinya dan menolak kehamilannya.

2) Faktor psikologi, stressor internal, eksternal, substance abuse,

partner abuse.

a) Stressor internal & eksternal

Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal

dari dalam diri ibu dapat berupa latar belakang kepribadian ibu

dan pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama

kehamilan. Sedangkan faktor psikologi yang berasal dari luar

diri ibu dapat berupa pengalaman ibu.

b) Support keluarga

Support keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan

dapat berjalan lancar antara lain : memberikan dukungan pada

ibu untuk menerima kehamilannya, memberi dukungan pada

ibu untuk menerima dan mempersiapkan peran sebagai ibu,

memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan rasa takut

dan cemas terhadap persalinan, memberi dukungan pada ibu

untuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak yang

dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan

yang baik, menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima

kehadiran anggota keluarga baru.


13

3) Faktor lingkungan, sosial budaya, fasilitas kesehatan, ekonomi

a) Faktor lingkungan

Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk

menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain

karena kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang

pendidikan dan pengetahuan, termasuk pengaruh sosial budaya

berupa kepercayaan yang merugikan atau membahayakan.

b) Kebiasaan adat istiadat

Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-

istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan/mitos tersebut dapat

mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir), misalnya

bumil dilarang makan strawberry karna tubuh bayi akan

berbintik, menggeliat karna bayi akan terlilit tali pusat dan lain-

lain.

c) Fasilitas kesehatan

Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak

yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu

hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk

mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat.

d) Sosial ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu

karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan- kebutuhan

ibu selama kehamilan antara lain makanan sehat, bahan


14

persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan dan

transportasi/sarana angkutan.

e) Gizi Ibu Hamil

Menurut Intan dkk (2016), tujuan penatalaksanaan gizi pada

wanita hamil adalah untuk mencapai status gizi ibu yang optimal

sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan

bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik. Kebutuhan gizi

tersebut adalah :

1) Asam folat

Pemakaian asam folat pada pre dan perikonsepsi dapat

menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina

bifida dan anensefalus, baik pada ibu hamil yang normal

maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk produksi

sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan

plasenta. Pemberian multivitamin saja tidak terbukti efektif

mencegah kelainan neural minimal pemberian suplemen

asam folat dimulai dari umur 2 bulan sebelum konsepsi dan

berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis

pemberian asam folat untuk preventif adalah 5 mcg atau 0,8

mg, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko adalah

4 mg/hari

2) Kebutuhan energy

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi


15

protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang dan juga

protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian

BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil

adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan

perubahan pada tubuh ibu

3) Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh

ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan

terakir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein

sehari untuk ibu hamil.

4) Zat besi

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi

secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi,

sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet

besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal

90 tablet selama hamil. Dasar pemberian zat besi adalah

adanya perubahan volume darah hydraemia (peningkatan

sel darah merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma

darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama

teh atau kopi krna mengandung tanin atau pitat yang

menghambat penyerapan zat besi.

5) Kalsium

Kalsium pada usia keamilan 20 minggu laju


16

penyaluran kalsium dari ibu ke fetus mencapai 50 mg/hari

dan mencapai puncaknya apabila mendekati kelahiran yaitu

330 mg/hari. Kalsium mengandung mineral yang penting

untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki serta

punggung. Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang

dan bakal gigi janin yang dimulai sejak kehamilan 8

minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium sekitar 900

mg/hari. Sumber kalsium adalah susu dan olahannya, teri

dan udang kecil dan kacang-kacangan.

6) Vitamin

Vitamin yang larut dalam lemak :

(a) Vitamin A

Vitamin A dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari

25 mg/hari, dan yang dibutuhkan pada trimester tiga

yaitu berkisar 200 mg/hari. Vitamin A berfungsi untuk

membantu pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata,

rambut, kulit dan organ dalam, dan fungsi rahim.

Sumbernya adalah kuning telur, ikan dan hati.

Sedangkan sumber provitamin A atau karoten adalah

wortel, labu kuning, bayam, kangkung, dan buah-

buahan berwarna kemerah- merahan.

(b) Vitamin D

Kebutuhan vitamin D selama kehamilan


17

diperkirakan 10 mg/hari, sedangkan RDA

(Recommended daily Allowance atau Asupan Harian

yang Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari untuk

wanita hamil pada usia 24 tahun atau lebih.

(c) Vitamin E

Untuk menjaga pembuahan fetus diperlukan RDA

vitamin E yaitu sebanyak 2 mg/hari. Untuk ibu hamil

kebutuhannya sekitar 15 mg.

(d) Vitamin C

Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70

mg/hari. Vitamin C dibutuhkan untuk memperkuat

pembuluh darah, mencegah perdarahan, mengurangi

rasa sakit sebanyak 50% saat bekerja, mengurangi

resiko infeksi setelah melahirkan dan membantu gigi

dan tulang bayi. Sumber vitamin C adalah buah dan

sayuran segar antara lain jeruk, kiwi, pepaya, bayam,

kol brokoli dan tomat.

(e) Vitamin B6

Vitamin B6 penting untuk metabolisme asam

amino dan penting untuk membantu mengatasi mual

dan muntah.

(f) Thiamin

mengetahui kadar Thiamin yang dibutuhkan oleh


18

ibu hamil dengan cara memasukan eksresi thiamin urin

dan aktifitas dari enzim thiamin dependent seperti

translokasi sel merah.

(g) Niasin dan Riboflavin

selama hamil niasin diperlukan yaitu 2 mg/hari dan

0,3 mg/hari dari riboflavin. Riboflavin mengalami

peningkatan sebanyak 15% dan niasin 30%.

(h) Yodium

Defisiensi yodium menyebabkan kritinisme

tambahan yodium yang diperlukan sebanyak 25

ug/hari. Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk

senyawa tiroksin yan berperan mengontrol setiap

metabolisme sel baru yang terbentuk bila ibu hamil

kekurangan yodium akan dapat mengakibatkan : proses

perkembangan janin termasuk otaknya terhambat dan

terganggu, janin akan tumbuh kerdil.

Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi

Zat gizi Kebutuhan Kebutuhan Sumber makanan


wanita wanita hamil
dewasa
Energi (kalori) 2500 +300 Padi-padian,
jagung,umbi-
umbian, mie, roti
Protein (gram) 40 +10 Daging,ikan,
kacang- kacangan,
tahu, tempe.
Kalium (mg) 0,5 +0,6 Susu,ikan,teri,
kacang- kacangan,
sayuran hijau.
19

Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati sayuran


hijau.
Vitamin A (SI) 3500 +500 Hati, kuning telur,
sayur dan buah
berwarna hijauDan
kuning
kemerahan.
Vitamin B1 (mg) 0,8 +0,2 Biji-bijian, padi-
padian,
kacang- kacangan,
daging.
Vitamin B2 1,3 +0,2 Hati, telur,
sayur,kacang-
kacangan.
Vitamin B6 (mg) 12,4 +2 Hati, daging, ikan,
biji- bijian,kacang-
kacangan.
Vitamin C 20 +20 Buah dan sayur
(mg)

2. Nutrisi Ibu Hami

Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Menurut Kemenkes (2014), Ibu hamil

membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pada kebutuhan dalam keadaan

normal untuk memenuhi kesehatan ibu hamil sendiri dan calon bayi yang

masih dikandungnya. Beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil

antara lain : (1) Kalori, (2) Asam folat untuk membentuk sel dan sistem

syarat termasuk darah merah, (3) Zat besi untuk membentuk sel dan

jaringan baru termasuk darah merah, (4) Protein untuk pertumbuhan janin

dan mempertahankan kesehatan ibu, (5) Kalsium untuk membentuk

jaringan baru pada janin, (6) Vitamin untuk memenuhi kebutuhan ibu dan

janin, (7) Iodium untuk perkembangan otak dan sistem saraf janin.

Kebutuhan zat - zat gizi selama hamil disajikan.


20

Tabel 2.2 AKG sebelum dan selama hamil

Kebutuhan ibu sebelum hamil Tambahan kebutuhan

Jenis zat gizi selama hamil

19-29 (th) 30-49(th) TM 1 TM 2 TM 3


Energi (kkal) 2250 2150 180 300 300
Protein (g) 56 57 20 20 20
Lemak total (g) 75 60 6 10 10
Lemak n-6 (g) 12,0 12,0 2 2 2
Lemak n-3 (g) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3
Karbohidrat (g) 309 323 25 25 25
Serat (g) 32 30 3 3 3
Air (ml) 2300 2300 300 300 300
Vitamin A (mcg) 500 500 300 300 350
Vitamain D (mcg) 15 15 0 0 0
Vitamin E (mcg) 15 15 0 0 0
Vitamin B1 (mg) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3
Vitamin B2 (mg) 1,4 1,3 0,3 0,3 0,3
Vitamin B3 (mg) 12 12 4 4 4
VitB5 Panthotenat 5 5 1 1 1
Vitamin B6 (mg) 1,3 1,3 0,4 0,4 0,4
Folat (mcg) 400 400 200 200 200
VitaminB12 (mcg) 2,4 2,4 0,2 0,2 0,2
Biotin (mcg) 30 30 0 0 0
Kolin (mg) 425 425 25 25 25
Vitamin C (mg) 75 75 10 10 10
Kalsium(mg) 1100 1000 200 200 200
Fosfor (mg) 700 700 0 0 0
Magnesium (mg) 310 320 40 40 40
Natrium (mg) 1500 1500 0 0 0
Kalium (mg) 4700 4700 0 0 0
Mangan (mg) 1,8 1,8 0,2 0,2 0,2
Tembaga (mcg) 900 900 100 100 100
Kromium (mcg) 25 25 5 5 5
Besi (mg) 26 26 0 9 13
Iodium (mcg) 150 150 70 70 70
Seng (mg) 10 10 2 4 10
Selenium (mcg) 30 30 5 5 5
Fluor (mg) 2,5 2,7 0 0 0
Sumber : Permenkes 75 Tahun 2013 tentang AKG

1) Energi (kalori) 2500 +300 Padi-padian, jagung,umbi-umbian, mie,


21

roti

2) Protein (gram) 40 +10 Daging ,ikan, kacang- kacangan, tahu,

tempe.

3) Kalium (mg) 0,5 +0,6 Susu,ikan,teri, kacang- kacangan

4) sayuran hijau.

5) Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati sayuran hijau.

6) Vitamin A (SI) 3500+500 Hati, kuning telur, sayur dan buah

berwarna hijau Dan kuning

7) Vitamin B1 (mg) 0,8 +0,2 Biji-bijian, padi- padian,

kacang- kacangan, daging.

8) Vitamin B2 1,3+0,2 Hati, telur, sayur,kacang-kacangan.

9) Vitamin B6 (mg) 12,4+2 Hati, daging, ikan, biji- bijian,kacang-

kacangan.

10) Vitamin C (mg) 20+20 Buah dan sayur

3. Genjer

Genjer (Lamncharis flava) merupakan tanaman yang hidup di

daerah rawa atau kolam berlumpur yang banyak airnya. Tanaman ini

berasal dari Amerika, terutama bagian negara beriklim tropis. Biasanya

tanaman genjer ditemukan hidup bersama-sama dengan eceng gondok,

seperti pada Gambar 2.1 berikut ini:


22

Gambar 2.1. Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava), Prayogi (2013)

Klasifikasi Tumbuahn Genjer (Limnocharis Flava) adalah sebagai

berikut:Kerajaan : Plantae, Devisi : Magnoliophyta, Kelas : Alismatales, Ordo

: Alismatales, Famili : Limnocharitaceae, Genus : Limnocharis, Spesies :

Limnocharis flava.

Tanaman genjer bisa menjadi gulma sawah yang serius jika tidak ditangani

segera. Tanaman ini dapat diperbanyak secara vegetatif walaupun bijinya pun

dapat ditanam. Tanaman genjer merupakan tanaman yang mempunyai daun

termasuk kategori daun lengkap. Tunggal, roset akar, bertangkai persegi,

lunak, panjang 15-25 cm, helai daun lonjong, memiliki ujung daun meruncing

dengan pangkal yang tumpul, tepi daun rata, panjang 5-50 cm, lebar 4-25 cm,

pertulangan daun sejajar, dan berwarna hijau. Batang tanaman genjer

memiliki panjang 5-75 cm, tebal, berbentuk segitiga dengan banyak ruang

udara, terdapat pelapis pada bagian dasar. Berdasarkan pada letaknya, bunga

pada tanaman genjer ini terdapat di ketiak daun, majemuk, berbentuk payung,

terdiri dari 3-15 kuntum, kepala putik bulat, ujung melengkung ke arah

dalam, dan berwarna kuning (Nuarisma, 2012).Genjer merupakan salah satu

jenis sayuran yang cukup populer di zaman dulu. Saking terkenalnya bahkan

ada lagu “genjer-genjer” yang banyak digemari di era 60an. Namun sekarang
23

keberadaan genjer sudah banyak dilupakan dan tidak lagi sepopuler dulu.

Lagu genjer- genjer ini juga sempat dilarang dinyanyikan ketika era komunis.

Genjer yang memiliki bahasa ilmiah limnocharis flava merupakan

makanan ternak yang banyak ditemukan di rawa atau kolam yang berlumpur

yang terdapat banyak airnya. Asal mula genjer, konon berasal dari amerika

terutama bagian negara yang memiliki iklim tropis. Bukan hanya daunnya

yang enak dikonsumsi, namun nyatanya bunga genjer muda juga bisa

dijadikan sebagai masakan.Genjer merupakan tanaman air yang biasa

dikonsumsi oleh masyarakat. Pengolahan tanaman genjer di Indonesia

dilakukan dengan cara pengukusan, perebusan, maupun penumisan (Jacoeb et

al.2010)

Sayuran lokal atau sayuran indigenous merupakan bagian dari

keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia yang dikenal sebagai Mega

Biodiversity Country. Sayuran lokal didefinisikan sebagai sayuran yang

beradaptasi di suatu daerah dan dapat tumbuh dengan baik sehingga dapat

mengekspresikan potensinya secara penuh (Soetiarso, 2010). Daerah rawa

Kalimantan Selatan sebagai bagian dari lahan basah menyediakan berbagai

tanaman khas rawa yang sebagian telah dimanfaatkan secara turun-temurun

sejak nenek moyang sebagai sayuran. Sayuran tersebut dapat dikategorikan

sebagai sayuran lokal. Studi etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu

alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional atau

masyarakat awam yang telah menggunakan berbagai jasa tumbuhan untuk

menunjang kehidupannya (Suryadarma, 2008).


24

Sayuran yang paling banyak dijumpai di pasar dan pasokannya

berkesinambungan adalah genjer, kangkung air, keladi/sulur keladi, dan supan-

supan (Gambar 1). Sayuran yang dijumpai paling sedikit diperjualbelikan adalah

kalakai dan talipuk karena keduanya mengikuti ritme musiman. Shinta dan Atyk

(2012) melaporkan bahwa kecepatan pertumbuhan kalakai lebih Slambat di

musim kemarau jika dibandingkan dengan musim hujan. Harga jual di pasar dari

semua sayuran lokal yang ditemukan berkisar di bawah Rp.5000;/ikat. Harga

sayur lokal tertinggi adalah komoditas keladi; sedangkan harga komoditas lainnya

relatif sama yaitu berkisar Rp. 2.000;/ikat. Keberadaan sayuran lokal di pasar

dengan harga yang relatif rendah dibandingkan sayuran budidaya yang didapatkan

baik dari dalam maupun luar kota menunjukkan bahwa sayur lokal khas rawa

masih tergolong sayuran minor. Jumlah jenis sayuran lokal dan pedagang yang

tergolong sedikit mencerminkan rendahnya konsumsi di tingkat rumah tangga.

Genjer (Limnocharis flava) salah satu tanaman yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai pengganti obat-obatan, genjer telah dikenal memiliki

kandungan gizi yang cukup lengkap. Genjer (Limnocharis flava) memiliki

kandungan yang sangat baik untuk 10 tubuh. Genjer kaya akan kandungan energi,

protein, lemak, karbohidrat, serat dan mineral. Setiap 100 gram genjer

mengandung energi 33 kkal, protein 1,7 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 7,7 g, serat

0,95 g dan mineral antara lain kalsium 62 mg, fosfor 33 mg, zat besi 2,1 mg,

kalium 300,46 mg, natrium 3,13 mg, magnesium 2,81 mg, dan vitamin A 38 g.

(Jacoeb et al., 2010).


25

B. KERANGKA KONSEP

Menurut Alimul, Aziz. (2017) Kerangka konsep yaitu membahas saling

ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk melengkapi

dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti.

Faktor – faktor yang


mempengaruhi persepsi :
Persepsi (+)
1. Subyek/ Perceiver dapat
- Sikap meningkatkan
- Motivasi nutrisi ibu hami
- Minat
- Pengharapan
2. Obyek/ target Persepsi
Ibu Hamil Masyarakat
tentang nutrisi
alternatif dengan
genjer
3. Konteks/ situasi Pesepsi (-) dapat
- Waktu menurunkan
- Work setting nutrisi ibu hamil
- Sosial setting
Keterangan :
26

: diteliti : tidak diteliti

: mempengaruhi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang

digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang

terkait dengan ksehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam

komunitas tertentu (Notoatmodjo, 2018). Penelitian deskriptif ini merupakan

penelitian yang benar-benar hanya mendeskripsikan dan memaparkan apa yang

terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu (Arikunto, 2010).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap sayur

genjer sebagai nutrisi alternatif tinggi serat pada ibu hamil di Banjarmasin.

B. Bentuk Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian empiris untuk menguji

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini (causal study) berdasarkan hasil

dari peneliti sebelumnya, dan didesain sebagai penelitian cross sectional study.

Penelitian cross sectional adalah penelitian yang melakukan pengumpulan data

hanya satu kali, dalam beberapa periode hari, minggu, atau bulan dalam

menjawab pertanyaan penelitian (Sekaran & Bougie, 2013).

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dikarenakan keterbatasan tidak bisa nya peneliti turun langsung ke

lapangan karena wabah Covid-19 peneliti memutuskan untuk menggunakan

bantuan aplikasi google form dimana aplikasi ini berguna untuk menyebarkan

kuesioner secara cepat dan luas melalui link yang dibagikan kepada subjek

27
28

penelitian secara online. Waktu penelitian ini berlangsung mulai dari bulan

Mei – Juni 2021.

D. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri

yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat Banjarmasin dan berusia minimal 20-30 tahun. Berdasarkan

hasil pra survey yang dilakukan peneliti, didapatkan populasi sebesar 40

orang.

2. Sample

Sampel adalah anggota-anggotanya yang mencerminkan sifat dan ciri-

ciri yang terdapat pada populasi. Menurut Sugiyono (2014) jika subjeknya

kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar

atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Oleh karena jumlah subjek populasi dalam penelitian ini sebanyak 40

orang dimana jumlah tersebut kurang dari 100 orang, maka semua subjek

populasi diambil semuanya sebagai sampel. Sehingga teknik sampling

yang digunakan adalah total sampling atau sampling jenuh, yakni teknik

pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu :

1. Responden bersedia menjadi sampel penelitian

2. Responden berjenis kelamin Wanita

3. Berusia 20-30 Tahun


29

4. Responden memiliki Smartphone

5. Responden bersedia mengisi dengan jujur pada form kuesioner

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu:

1. Responden menolak menjadi Sampel

2. Berjenis kelamin Laki-Laki

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Data dan Sumber Data

Data adalah sekumpulan informasi, sedangkan dalam pengertian

bisnis, data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan (Kuncoro, 2009). Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah informasi yang

diperoleh secara langsung oleh peneliti sesuai dengan faktor atau variabel

yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Data dalam penelitian ini

diperoleh dengan membagikan link kuesioner kepada responden yang

pernah atau pun belum pernah mengkonsumsi sayur genjer di wilayah

Banjarmasin.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Penyebaran kuesioner dilakukan sebagai alat untuk mengukur

tanggapan dari responden dan memudahkan peneliti dalam pengukuran


30

data . Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi variabel pada penelitian. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pertanyaan. Kisi-kisi kuesioner pada penelitian ini yaitu bagian pertama

terdiri atas pertanyaan mengenai profil responden yang terdiri dari: nama,

usia, alamat. Bagian kedua berisi 20 item mengena persepsi masyarakat

Banjarmasin tentang konstipasi/sembelit, sayur genjer, kandungan serat.

Setiap pernyataan pada bagian pertama, responden diminta untuk mengisi

jawaban yang diberikan dalam kuesioner tersebut yang berkaitan dengan

faktor demografis setiap responden. Bagian kedua dalam kuesioner

berkaitan dengan analisis masyarakat tentang sayur genjer, konstipasi/

sembelit, dan serat, dengan cara responden memilih salah satu jawaban

yang diberikan dalam kuesioner yang diukur dengan menggunakan skala

Likert.

F. Metode Pengukuran Data

Kuesioner dalam penelitian ini diambil dan dimodifikasi dari Isa dan

Ramli (2014). Item pernyataan dalam kuesioner disesuaikan dengan konten

yang ada yaitu pengetahuan masyarakat tentang sayur genjer. Kuesioner

tersebut terdiri dari 2 bagian kelompok pertanyaan. Skala Likert adalah skala

yang dirancang untuk menentukan seberapa kuat responden setuju mengenai

suatu pernyataan (Sekaran & Bougie, 2013). Pernyataan dalam kuesioner

disusun dalam bentuk check list pernyataan dari setiap variabel yang ada.

Setiap pernyataan diukur memiliki bobot nilai yang berbeda. Setiap


31

pernyataan memiliki terdiri atas 1 skala Likert. Penulis memberikan skor 1

pada setiap jawaban Ya (Y), skor 0 untuk jawaban Tidak (T).

G. Metode Analisis Data

Analisis Data Dalam data yang disajikan agar dapat dipahami dan

dianalisis sesuai tujuan yang dinginkan. Menurut Notoatmodjo (2018)

analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyusunan Data Sesudah data selesai dikumpulkan, tahap selanjutnya

dengan pengecekan data (edditing), peneliti memeriksa yang satu dengan

jawaban yang lain dan memeriksa kembali data apakah diperoleh dari

jawaban yang relevan dengan maksud pertanyaan serta memeriksa

kembali keseragaman satuan data.

2. Klasifikasi Data Klasifikasi data yaitu dengan menggolongkan,

mengelompokkan, dan memilih data berdasarkan klasifikasi tertentu

yang telah dibuat dan ditentukan.

3. Pengolahan Data Data dalam penelitian ini meliputi analisis univariat

yang bertujuan untuk menjelasan atau mendeskripsikan kateristik setiap

variabel penelitian. Peneliti melakukan analisis univariat dan yang di

univariat yaitu persepsi masyarakat terhadap sayur genjer, kandungan

serat sayur genjer, sayur genjer mudah di dapat.

4. Interpretasi Hasil Pengolahan Data Muengetahui persepsi masyarakat

terhadap sayur genjer bahwa sayur genjer dapat menjadi solusi untuk

memenuhi kebutuhan serat bagi ibu hamil untuk mengatasi

ketidaknyamanan selama kehamilan yaitu konstipasi


32

5. Pembahasan hasil penelitian di lakukan untuk mengetahui persepsi

masyarakat terhadap sayur genjer dapat menjadi solusi untuk kebutuhan

serat di iringi dengan hasil penelitian sebelumnya serta teori-teori lain.

6. Kesimpulan yaitu menarik benang merah secara runtut untuk hasil

persepsi masyarakat terhadap sayur genjer untuk kebutuhan serat energi

pada ibu hamil.


DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC

Bobak. 2015. Dalam Departemen Gizi (ed). Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta:Departemen Gizi FKM UI.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 88. Menteri
Kesehatan tentang Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia
Subur dan Ibu Hamil

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. 2018. Summary forPolicymakers.


In Intergovernmental Panel on Climate Change (Ed.), Climate Change
2013 - The Physical Science Basis (pp. 1–30). Cambridge University
Press. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan


Selatan [Internet]. Tersedia pada http://www.depkes.
go.id/resources/download/profil/PR OFIL_KES_PROVINSI_2018/22_K
alsel_2018.pdf.

Hartono S. 2011. Buku Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Handayani. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.,

Indreswari. 2015. for the management of constipation in adults. Journal Nursery.


2(3): 1-10.

Jacoeb, A. M., Asadatun, A., & Rachmawati, R. (2010). Karakteristik


mikroskopis dan komponen bioaktif tanaman genjer (Limnocharis flava)
dari Situ Gede Bogor. Jurnal Sumberdaya Perairan. 4(2), 1–8.
https://doi.org/10.1558/jsrnc.v4il.24

Juajun, et al. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk


Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Khomsan. 2013. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : Rajagrafindo
Persada.

Khumaira, Marsha. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra Pustaka.

Mendeng. 2016. Treating constipation during pregnancy. Can Fam Physician


2012; 58(8): 836-8

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Pandi. 2014. Dampak Pemberian Tablet Sulfas Ferosus Terhadap Produktifitas
Pekerja wanita Pencetak Batu Bata Yang Anemia Di Kecamatan Pagar
Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2006. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatra Utara.

Prawirohardjo, 2018 ilmu kebidanan, Jakarta : Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Sari, A., & Anita. (2015). Anemia dan Angka Kematian Ibu. Retrieved
fromm.klikdokter.com

Soetiarso, 2010. ilmu kebidanan Jakarta: bida pusta Sarwono Prawiroharjo

Sudikno & Sandjaja. .2016. Ilmu untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Suryadarma. 2008. Asuhan kebidanan pada kehamilan Yogjakarta Pustaka


barupres

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2015. Angka Kematian Ibu.
[Internet]. Tersedia pada http://www.depkes.go.id/resources/d
ownload/pusdatin/profil -kesehatan - indonesia/profil -kesehatan
-Indonesia 2015.pdf

Turawa, E.B., Musekiwa, A., Rohwer, A.C. (2015). Interventions For Preventing
Post Partum Constipation. PubMed Cochrane Database Syst. 3(2). Hal 1-
10.

Trottier M, Erebara A, Bozzo P. Treating constipation during pregnancy. Can


Fam Physician 2012; 58(8): 836-8
WHO. 2015. Angka Kematian Ibu dan Bayi [Internet]. Tersedia pada
http://www.who.int/gho/publicati ons/world_health_statistics/EN_ WH
O2015_Full.pdf

Anda mungkin juga menyukai