Oleh :
DIII TINGKAT 2 REGULER I
CAHAYA MUTIARA FITRI
Nim : (2215471027)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis :
Cahaya Mutiara Fitri (2215471027)
Mengetahui
Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebutuhan Nutrisi
Terhadap Pasien Ibu J di ruang IGD RSUD Ahmad Yani Metro” ini dapat diselesaikan.
Adapun tujuan dari pembuatan lapran study kasus ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas PKK RS pada Program Study D III Kebidanan Metro.
Penulis menyadari pada saat melakukan penyusunan laporan studi kasus ini banyak
menemukan hambatan dan kesulitan. Namun atas segala bantuan, bimbingan, dukungan
dan arahan dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
1. Islamiyati, AK., MKM selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
2. Ns. Riyanto, S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing Institusi yang telah banyak
memberikan pengarahan, masukan dan nasihat-nasihat dalam penulisan Laporan Study
Kasus ini.
3. Ns. Heru Prasetyo, S.ST selaku pembimbing lahan praktik beserta kakak-kakak
perawat di Ruang IGD RSUD Ahmad Yani Metro.
4. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan dalam
setiap proses penyusunan Laporan Studi Kasus ini.
Kritik dan sarah untuk penyempurnaan laporan studi kasus ini sangat diharapkan.
Demikian atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 28
LAMPIRAN................................................................................................................... 29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Abraham Maslow dalam teorinya tentang kebutuhan dasar manusia, bahwa
kebutuhan dasar manusia tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang
kebutuhan dapat dipenuhi hanya kalau jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan.
Kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan
keamanan (safety needs), kebutuhan rasa cinta, dimiliki dan memiliki (belonging and love
needs), kebutuhan harga diri (self esteem needs), kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization needs). Individu harus memenuhi kebutuhan terbawah dalam hierarki
tersebut sebelum berupaya memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi.
Payudara adalah sebuah bagian yang mereproduksi kelenjar kulit dan dalam hidup
mengambil posisi yang begitu penting. Kelenjar tumbuh dengan sebagian besar sebagai
kelenjar susu yang dapat mempengaruhi sebuah hormon esterogen dan progesterone.
Terletak dibawah kulit dan diatas otot dada. Payudara dewasa beratnya kira-kira sekitar
200 gr, yang sebelah kiri umunya lebih besar dari yang kanan. Pada saat hamil, payudara
dapat membesar, mencapai 600gr dan pada saat seorang ibu menyusui mencapai 800gr
(Ariani, 2015).
Disebut dengan kanker payudara ketika sejumlah sel di dalam sebuah payudara
tumbuh, kehilangan kendali, dan berkembang dengan cepat didalam jaringan payudara.
Kanker payudara adalah salah satu kanker yang sangat ditakuti oleh kaum wanita, setelah
adanya kanker serviks. Oleh sebab itu, kanker payudara pada prinsipnya adalah sebuah
tumor ganas yang berasal dari kelenjar kulit, saluran kelenjar, dan jaringan di sebelah luar
rongga dada. (America Cancer Society, 2016).
Masalah yang ditimbulkan akibat ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh dapat teratasi dengan memberikan asupan nutrisi dan diet yang sesuai dengan
penderita kangker payudara. Nutrisi adalah penggambilan zat zat makanan penting dan di
butuhkan oleh tubuh. Nutrisi yaitu suatu proses penggunaan organisme menggunakan
makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorsi, penyimpanan
metabolisme dan mengeluarkan zat zat yang tidak terpakai (Misnadianly 2008:13).
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberi Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Nutrisi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian terkait masalah kebutuhan dasar nutrisi.
b. Mahasiswa mampu menganalisis data masalah kebutuhan nutrisi.
c. Mahasiswa dapat membuat rencana tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
d. Mahasiswa dapat memberikan tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan dasar
nutrisi.
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan
nutrisi dengan pendekatan problem oriented record yaitu dengan catatan
perkembangan (S,O,A,P).
f. Mahasiswa dapat melakukan dokumentasi asuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2
BAB II LANDASAN TEORI
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan
proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan
zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila
kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat
terhambat (Hidayat, 2006).
Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi fisik,
sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel tubuh dan
sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak,
air, vitamin, dan mineral (Potter & Perry, 2010).
3
kelenjar parotis, terletak di bawah sisi tulang rahang kelenjar sublingualis
penghasil saliva terkecil, letaknya dibawah lidah.
3) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri dari bagian atas
(Disebut fundus), bagian utama dan bagian bawah yang horizontal (disebut
antrum pilorik). Lambung memiliki fungsi sbb:
a) Fungsi motorik yaitu menampung makanan, memecah makanan menjadi
partikel kecil dan mencampurnya dengan asam lambung.
b) Fungsi sekresi dan pencernaan yaitu mensekresi pepsinogen, renin dan
lipase. Pepsinogen diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin yang dapat
memecah protein menjadi proteosa dan peptin.
4) Usus halus
Usus halus terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus
halus merupakan tabung berlipat lipat dengan panjang 2,5 m dalam keadaan
hidup kemudian akan bertambah panjang menjadi 6 m pada orang yang telah
meninggal. Usus halus terdiri atas 3 bagian yaitu duodenum dengan panjang
25 cm jejunum dengan panjang 2 m dan ileum dengan panjang 1 m atau 3/5
akhir dari usus fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi chyme
dari lambung.
4
5) Usus besar
Usus besar (Kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus mulai dari ileokolik
atau ileosekal sebagai tempat lewatnya makanan. Kolon terbagi atas asenden,
transversum, desenden dan sigmoid. Kolom asenden merupakan bagian kolon
yang berjalan ke atas dari sekum ke fleksura. Kolon desenden merupakan
bagian kolon yang berjalan ke bawah dari fleksura sampai kolon sigmoid.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (90%), elektronit, vitamin
dan sedikit glukosa.
5
4. Metode Pemberian Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan
kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup. Nutrisi itu sendiri sangat bermanfaat bagi
tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita.
Sehingga bisa menyebabkan penyakit atau terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus
memperbanyak nutrisi untuk tubuh kita.
Pemberian nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat
dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa
lambung), atau parenteral, ketiga cara tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien.
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri. Bisa dibantu oleh keluarga pasien atau
perawat itu sendiri.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung
Tindakan ini dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi
melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung terlebih
dahulu, pada saat pipa tersebut dimasukkan melalui hidung anjurkan pasien untuk
menelannya secara perlahan, kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi pada
pasien tersebut. Memberi makan enteral lebih dipilih daripada nutrisi parenteral
karena ini memperbaiki penggunaan nutrisi, lebih aman untuk pasien dan sedikit
lebih murah.
c. Pemberian Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi parenteral yaitu pemberian nutrisi berupa cairan infus yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi
parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian
nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak dapat dipenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui oral atau Parenteral.
6
B. Konsep Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer register,
diagnosa medis, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
c. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu
maupun sekarang.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
g. Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien apakah keluarga ada yang
memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
h. Tingkat Aktivitas sehari-hari
1) Pola Istirahat Tidur
Waktu tidur : Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan
dilakukan di rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur
selama di rumah sakit.
7
Waktu bangun : Waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses
NREM ke posisi yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien
sebelum sakit dan pada saat pasien sudah di rumah sakit.
Masalah tidur : Apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada
saat sebelum sakit dan pada saat sudah masuk di rumah sakit.
Hal-hal yang mempermudah tidur. Hal-hal yang dapat membuat pasien mudah
untuk dapat tidur secara nyenyak. Hal-hal yang mempermudah pasien
terbangun: Hal-hal yang menyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien
secara mudah terbangun (Nursalam. 2011).
2) Pola Eliminasi
Buang Air Kecil: Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak,
dibantu atau secara mandiri.
Buang Air Besar. Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah
bentuk dari BAB pasien (encer, keras, atau lunak).
Kesulitan BAK / BAB: Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien
yang kebutuhan nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat upaya
mengatasi BAK/ BAB: Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi
pada pola eliminasi.
3) Pola Makan dan Minum
Jumlah dan jenis makanan: Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan
apa saja makanan yang dikonsumsi.
Waktu pemberian makanan: Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk
dapat mengkonsumsi makanan yang di berikan jumlah dan jenis cairan:
Berapakah jumlah dan apa sajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien
yang setiap harinya di rumah maupun di rumah sakit.
Waktu pemberian cairan: Waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan
asupan cairan.
Masalah makan dan minum: Masalah-masalah yang dialami pasien saat akan
ataupun setelah mengkonsumsi makanan maupun minuman.
Ada beberapa beberapa faktor yang penting untuk dikaji terkait dengan riwayat
nutrisi:
8
Pola diet/makan Vegetarian, tidak mengkonsumsi ikan laut, dan
sebagainya
Pengetahuan tentang Menentukan tingkat pengetahuan klien terkait
nutrisi kebutuhan nutrisi
Kebiasaan makan Makan bersama, makan sambal melakukan aktivitas
lain, seperti mendengarkan musik atau menonton
televise
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti
Intake cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis
minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu
makanan tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat alergi, atau penyakit tertentu seperti
pengkomsumsian diabetes melitus
obat
Refleks normal, Refleks kurang, iritable, perhatian tidak fokus, emosi
emosi dan perhatian labil
baik
9
7) Pemeriksaan Fisik
a) Anthropolometric measurement
Pengukuran ini bertujuan untuk melakukan evaluasi pertumbuhan dan
melakukan pengkajian tentang ketersediaan energi dan status nutrisi pasien.
Pengukuran antropometri :
1. Tinggi badan.
2. Berat badan.
3. Tebal lipatan kulit, normal pada wanita 16,5 – 18 cm dan pada pria 12,5
– 16,5 cm.
4. Lingkar Tubuh.
b) Clinical sign of nutritional status
Organ Tanda Normal Tanda Abnormal
Rambut Berkilau, licin, kering atau Rontok, tidak tumbuh
berminyak. dengan sempurna,
tampak kusam
Kullit Sedikit lembab, halus, Kering, pecah-pecah,
turgor baik bersisik
Mata Bersih dan bersinar, Konjungtiva pucat,
konjungtiva merah muda tidak bercahaya
Kardiovaskuler Denyut nadi dan tekanan Denyut nadi dan
darah normal, irama tekanan darah tidak
jantung regular normal, irama jantung
irregular
Otot-otot Kuat dan berkembang Lembek dan tidak
dengan baik berkembang dengan
baik
Gastrointestinal Nafsu makan baik, BAB Anoreksia, sulit
normal dan teratur menelan,
konstipasi, diare
Aktifitas Bersemangat, tidur normal Kurang berenergi,
kesulitan untuk tidur,
lemah
Neurologi Refleks normal, emosi Refleks kurang,
dan perhatian baik iritable, perhatian tidak
fokus, emosi labil
10
c) Pemeriksaan penunjang
Untuk mengkaji status nutrisi pasien, diperlukan pemeriksaan laboratorium
sebagai pemeriksaan penunjang, meliputi pemeriksaan darah dan urin,
seperti pemeriksaan haemoglobin, hematokrit, dan albumin.
1. Nilai normal haemoglobin
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Nilai normal hematocrit
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Nilai normal albumin
Pria dan wanita : 4-5,2 g/dl
11
2. Masalah KDM Nutrisi dan Kriteria hasil keperawatan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Defisit Nutrisi D.0019
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Penyebab
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencema makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis, stres, keengganan untuk makan)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Berat badan menurun minimal 10
% dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: Objektif:
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
Referensi
1. Luka bakar
2. Kanker
3. Infeksi
4. AIDS
5. Penyakit Crohn's
6. Enterokolitis
7. Fibrosis kistik
12
SLKI ( Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
StatusNutrisi L.03030
Definisi : Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Ekspetasi : Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makanan yang
1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot
1 2 3 4 4
pengunyah
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 4
Serum albumin 1 2 3 4 4
Verbalisasi keinginan
Untuk meningkatkan 1 2 3 4 4
nutrisi
Pengetahuan tentang
pilihan makanan yang 1 2 3 4 4
sehat
Pengetahuan tentang
1 2 3 4 4
pilihan minuman sehat
Pengetahuan tentang
standar asupan 1 2 3 4 4
nutrisiyang tepat
Penyiapan dan
penyimpanan minuman 1 2 3 4 4
yang aman
Sikap terhadap
makanan/minuman
1 2 3 4 4
sesuai dengan tujuan
kesehatan
Cukup
Meningk Cukup
Meningk Sedang Menurun
at Menurun
at
Perasaan cepat kenyang 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 4
Sariawan 1 2 3 4 4
Rambut rontok 1 2 3 4 4
Diare 1 2 3 4 4
13
Cukup Cukup
Meburuk Sedang Membaik
memburuk membaik
Berat badan indek
1 2 3 4 5
massa tubuh (IMT)
Frekuensi makan 1 2 3 4 4
Nafsu makan 1 2 3 4 4
Bising usus 1 2 3 4 4
Tebal lipatan kulit
1 2 3 4 4
trisep
Membrane mukosa
3. Rencana Tindakan
SIKI (Standar Inrtervensi Keperawtan Indonesia)
14
Tabel I
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawat Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
an
Defisit Status Nutrisi Manajemen
Nutrisi Nutrisi
D.0019 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 Observasi
jam status nutrisi terpenuhi - Identifikasi
Pengertian Kriteria Hasil : status nutrisi
Asupan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat - Identifikasi
nutrisi Menurun meningkat alergi dan
tidak intoleransi
cukup 1 Porsi Makanan yang dihabiskan makanan
untuk 1 2 3 4 5 - Identifikasi
memenuhi 2 Berat badan atau IMT perlunya
kebutuhan 1 2 3 4 5 penggunaan
metabolis 3 Frekuensi makan selang
me. 1 2 3 4 5 - Nasogastric
4 Nafsu Makan - Monitor
1 2 3 4 5 asupan
makanan
5 Perasaan Cepat kenyang
- Monitor
1 2 3 4 5
berat badan
Teraputik :
- Lakukan oral
hygiene
sebelum
makan. Jika
Perlu
- Sajikan
makanan
secara
menarik dan
suhu yang
sesuai
- Hentikan
pemberian
makanan
melalui
selang
nasogastric
jika asupan
oral dapat
- ditoleransi
15
Edukasi
- Anjurkan
posisi duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan
- Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
- jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Promosi Berat
Badan
Observasi
Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB
kurang
Monitor
adanya mual
dan muntah
Terapeutik
Sediakan
makanan yang
tepat sesuai
kondisi pasien
Berikan pujian
kepada pasien
untuk
peningkatan
yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi
terjangkau
16
a. Terapi Pemberian Nutrisi Parenteral
1) Tujuan pemberian infus
Adalah untuk mengoreksi atau mencegah gangguan nutrisi, cairan dan
elektrolit diberikan pada klien yang tidak boleh mengkonsumsi apapun melalui
mulut selama dua hari, klien mengalami kekurangan cairan dan nutrisi missal,
pada luka bakar luas, perdarahan, diare, mual, muntah dan lain-lain.
17
b) Kaji keluhan pasien dan mendengarkan dengan penuh perhatian
serta memberi respon penuh empatik.
2) Jelaskan tujuan dan Prosedur tindakan yang akan diberikan dan
lakukan persetujuan (kontrak) tindakan yang akan dilakukan.
3) Siapkan alat dibaki atau di troli dan mendekatkan di samping tempat
tidur pasien:
a) Cairan infus sesuai program
b) Set infuse dan standar infuse
c) Abbocath/kanul IV sesuai ukuran
d) Kapas alkohol pada tempatnya
e) Tourniquet/ pembebat
f) Plester dan gunting
g) Bak istrumen
h) Pengalas dengan ziel
i) Bengkok 2
j) Sarung tangan disposable
k) Jam dan pena
l) Betadin 10%
m) Kassa steril
4) Mempersiapkan bahan/alat dengan membaca label dan batas
kadaluarsa.
5) Menyiapkan potongan plester dengan tepat.
6) Lakukan cuci tangan dengan 6 langkah benar, menggunakan sabun dan
air mengalir.
7) Jaga privacy pasien dengan menutup pintu/jendela atau memasang
sampiran dan mengatur pencahayaan ruangan dalam keadaan cukup
terang.
8) Bila belum ditentukan tetesan infus dalam program medik, menghitung
tetesan infus dengan benar : Jika belum ditentukan) :
Tetes/menit = volume cairan infus (ml) x factor tetes (tetes/menit)
Waktu (menit)
18
c) Pelaksanaan :
1) Sambungkan set infus ke dalam botol cairan infus dengan
menggunakan teknik sterilitas dan mengaturnya dengan cara:
a) Gantungkan cairan infus ke standar infus, membuka set infus,
kemudian mengunci/klem selang infus dengan tepat.
b) Desinfeksi karet/tempat penusukan infus dan menyambungkan
/memusukkan selang infus ke botol infus dengan memperhatikan
teknik steril.
c) Isi "chamber"/ruang tetesan infus dengan cairan infus ½-1/3
bagian.
d) Alirkan cairan infus dengan membuka klem sampai ke ujung
selang (terapkan hukum bejana berhubungan).
e) Keluarkan udara di selang infus jika ada tanpa membuang/
mengalirkan cairan infus.
f) Klem di selang infus dan melindungi ujungnya (dengan ujung
tetap terpasang jarum untuk mencegah kontaminasi atau cara lain).
g) Pasang pengalas dibawah area vena yang dipilih untuk diinsersi.
2) Pilih dan mengkaji kondisi vena mulai bagian distal, pastikan tidak
ada hematom, bekas tujukan sebelumnya diatas vena. Memilih vena
dengan salah satu atau beberapa cara di bawah ini dengan tepat :
a) Ayunkan bagian distal ekstremitas ke proksimal dengan tangan
pasien menggenggam.
b) Pukul ringan pada bagian vena.
c) Tutup dan membuka telapak tangan atau jika diperlukan dengan
memanaskan kulit dengan kain hangat.
3) Pakai sarung tangan disposable.
4) Pasang tourniquet 5-15 cm diatas vena sampai vena terlihat dan pasien
diminta mengepalkan tangan. Perhatikan pencahayaan terang.
5) Bersihkan kulit mendesinfeksi secara sirkuler 2 inchi (5 cm) di area
vena yang diinsersi/tusuk sedikitnya 30 detik dengan kapas alkohol.
Tunggu sampai kering.
19
6) Buka abbochat / kanulasi IV, pegang dengan tangan dominan. Dengan
tangan non dominan lakukan sedikit penekanan/meregangkan kulit
vena yang akan di insersi 2-3 cm di bawah vena tersebut.
7) Tusukkan jarum infus perlahan-lahan dengan lubang jarum
menghadap ke atas sudut sekitar 15-30° dengan menerapkan teknik
steril.
8) Pastikan bahwa jarum sudah masuk ke dalam vena dengan tanda
terlihat aliran darah pada lubang atau sedikit menarik jarum sampai
keluar darah.
9) Kurangi/turunkan sudut insersi sampai hampir sejajar dengan kulit,
masukkan kanula lebih dalam beberapa millimeter (sekitar 1 cm)
secara perlahan. Kemudian tarik jarum 22 abbocath/kanula sampai
setengahnya sehingga terlihat aliran darah di sepanjang kanula.
10) Masukkan sisa kanula/kateter IV secara perlahan-lahan sampai
pangkalnya dengan memperhatikan arah vena. Kemudian menarik
jarum secara perlahan (secara simultan menekan ujung kanula dengan
tangan non dominan untuk mencegah darah tidak keluar) dengan
memperhatikan teknik steril.
11) Buka tourniquet, kemudian melepaskan jarum di ujung selang infus
dan menghubungkan segera selang infus dengan kateter/infus IV yang
telah terpasang ke vena.
12) Buka klem selang infus dan pastikan tetesan infus mengalir lancer.
13) Fiksasi/ memplester infus (k/p melepas sarung tangan) silang dan
meletakkan balutan kasa steril yang basahi betadin di atas tempat
penusukan vena, perhatikan teknik asepsis dan steril. Lanjutkan
fiksasi/ plester sehingga infus merekat paten.
14) Hitung tetesan infus dengan seksama sesuai program.
15) Beri label/ tuliskan meliputi: tanggal, jam, dan jumlah tetesan infus
pada botol infus, tanggal pada plester di atas abbocath, di atas plester
balutan dan di selang infus.
16) Rapikan/ bereskan alat-alat. Atur posisi pasien yang nyaman.
20
d) Valuasi/terminasi:
1) Kaji/ evaluasi respon pasien dan memberikan umpan balik sesuai
kebutuhan jelaskan tindak lanjut kepada pasien/keluarga setelah
melakukan tindakan.
2) Lakukan kesepakatan (kontrak) tindakan yang akan diberikan
selanjutnya berikan kesempatan pasien/ keluarga untuk bertanya dan
merespon dengan penuh perhatian empati.
3) Rendam alat-alat jika diindikasikan dalam larutan klorin 0,5%,
bersihkan sarung tangan dan lepas secara terbalik lakukan cuci tangan
dengan 6 langkah benar, menggunakan sabun dan air mengalir,
4) Menggunakan teknik komunikasi terapeutik/ efektif dan gunakan
bahasa yang mudah dipahami. Bekerja sesuai urutan (jika harus
berurutan), tanpa ragu-ragu dan menggunakan waktu secara efisien,
5) Dokumentasikan tindakan yang telah diberikan dalam status
pasien/kardeks:
S. Respon pasien
O. Jenis tindakan, tanggal, jam, jenis cairan infus, kecepatan aliran
tetesan, Obat yang diberikan per infus jika ada
BAB III
ASUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI, DENGAN PENYAKIT CA
MAMAE TERHADAP PASIEN Ibu. J DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD
AHMAD YANI METRO
21
A. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada : Hari Kamis 10 Agustus 2023 Pukul 07.45 WIB
Pasien masuk rumah sakit pada : Hari Kamis 10 Agustus 2023 Pukul 07.10 WIB
Diagnosa medis : CA MAMAE dan Penurunan kesadaran
B. Data Subjektif
Biodata Pasien
Nama inisial : Ibu. J
Umur : 51 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Gunung Pelindung, Lampung Timur
1. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi.
2. Keluhan Utama
Keluarga Pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran, mual muntah
terus-menerus.
22
3. Airway
1. Jalan nafas bebas atau tidak ada sumbatan
2. Suara nafas Stridot
4. Breathing/Pernafasan
1. Frekuensi nafas 20x/mnt
2. Saturasi 95%
3. Bunyi nafas vesikuler
4. Tanda distress pernafasan: Tidak ada penggunaan otot bantu, tidak ada retraksi
dada/intercosta dan ada cuping hidung.
5. Sirculation
Akral hangat, tidak pucat, tidak ada kebiruan, pengisian kapiler kurang dari 2 detik,
nadi teraba, frekuensi nadi 84x/menit,i rama reguler, kekuatan irama kuat, tekanan
darah 110/90 mmHg, kulit terasa lembab, suhu badan 36,6 C, turgor kulit normal
elastis.
6. Disability
Kesadaran compos mentis, nilai GCS 8 (E=1, V=2, M=5), pupil isokor, terdapat reflek
cahaya, terdapat ekstrimitas motorik dan sensorik, diameter pupil 2 mm.
7. Exposure
Tidak terdapat adanya luka ataupun trauma, adanya nyeri di bagian kepala, masih
provokatif aktivitas, qualitas/quantitas nyeri tumpul, region/area menjalar ke kepala,
skala nyeri 3, jarang.
8. Secondary Survey
1. Riwayat kesehatan yang lalu, keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat
penyakit ca mamae.
23
2. Riwayat kesehatan keluarga, keluarga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit keluarga.
3. Status kehamilan, pasien tidak hamil.
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Tingkat Kesadaran : Sopor
b. Keadaan Umum/ Keadaan Sakit : Sedang
c. Tinggi Badan : 167 cm
d. Berat Badan : 65 kg
e. Mobilitas : Kurang baik
f. Cara Berjalan : Sulit
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Suhu : 37,6˚C
b. Tekanan Darah : 122/82 mmHg
c. Denyut Nadi : 86x/ menit
d. Pernapasan : 20x/ menit
e. Saturasi : 95%
3. Pemeriksaan khusus dan penunjang
a. Hasil pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi Rutin
Lekosit 11,31 10 ³/ μl 5-10
Eritrosit 5,12 10 ⁰/ μl 3,08-5,05
Hemoglobin 13,0 g/dl 12-16
Hematokrit 39,1 % 37-48
MCV 76,3 fL 80-92
MCH 25,3 Pg 27-31
MCHC 33,2 g/dl 32-36
Trombosit 223 10 ³/ μl 150-450
RDW 12,4 % 12,4-14,4
MPV 11,59 fL 7,3-9
Klimia Klinik
Glukosa Darah sewaktu 123,1 mg/dL ∝ 140
Ureum 26,9 mg/dL 15-40
Kreatinin 1,09 mg/dL 0,6-1.1
24
b. Program Pengobatan
1. Memberikan Infus Nacl 500 ml dengan jumlah tetesan 20 tetes/menit melalui
IVFD
2. Memberikan Obat Injeksi
a) Omeprazole 40 mg 1x1 dengan pemberian obat melalui IV bolus
b) Ondansetron 2x1 dengan pemberian obat melalui IV bolus
d. Rencana Tindakan
Masalah Kriteria hasil keperawatan Rencana tindak lanjut
Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Observasi
kurang dari keperawatan selama 1 x 24 jam 1. Indetifikasi status
kebutuhan Ibu J diharapkan : nutrisi
25
- Rambut rontok menurun (4) kebutuhan kalori dan
- Frekuensi makan meningkat jenis nutrien
(5) 5. Indetifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastric
Terapeutik
1. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
2. Hentikan pemberian
makanan melalui
selang nasogastric
jika asupan oral
dapat di toleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi semi
fowler atau fowler
saat makan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrient yang dibutuhkan
6. Berkolaborasi dengan O:
ahli gizi 1. Berat badan indeks massa
tubuh (IMT) pasien
16.30 7. Melakukan kolaborasi membaik (5)
26
dengan dokter terkait IMT = 24
pemberian obat: 2. Membran mukosa pasien
a) Memberikan infus nampak membaik (4).
Nacl 500 ml 3. Porsi makanan yang
dengan jumlah dihabiskan pasien
tetesan 20 tetes/ meningkat (5)
menit 4. Frekuensi makan pasien
b) Memberikan terapi membaik (4)
injeksi:
1) Omeprazole 40 A:
mg dengan Defisit kebutuhan nutrisi
pemberian obat belum teratasi
melalui IV
bolus P:
2) Ondansetron Pasien dipindahkan ke
dengan ruangan onkologi pada pukul
pemberian obat 16.30 WIB
melalui IV
bolus 1. Berikan makanan tinggi
kalori dan protein
2. Melanjutkan kolaborasi
dengan dokter ahli gizi
3. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi
yaitu:
a. Berikan infus Nacl 500
ml dengan jumlah
tetesan 20 tetes/menit
IVFD
b. Berikan obat injeksi:
1) Omeprazole 40 mg
1x1 dengan
pemberian obat
melalui IV bolus
2) Ondansetron 2x1
dengan pemberian
obat melalui IV
bolus
27
DAFTAR PUSTAKA
A.P Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.Edisi 7.
Vol. 3. Jakarta : EGC
Misnadiarly. (2008). Penyakit Infeksi Saluran Nafas Pneumonia Pada Anak, Orang
Dewasa, Usia Lanjut, Jakarta: Pustaka Obor Popular.
Nanda. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction Jogja.
Tarwoto dan Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan.
Jakarta Selatan; Salemba Medika.
28
Lampiran
29