Ny “S” GIP1001 Ab000 UK 38 minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak
Kepala, Jalan Lahir Normal, Keadaan Ibu dan Janin Baik, Inpartu kala I Fase
Aktif di PMB Dewi Kurniyanti, S.Tr.Keb
OLEH :
PEMBIMBING LAHAN :
Dewi Kurniyanti, S.Tr.Keb
PEMBIMBING INSTITUSI :
Astik Umiyah, S.ST., M.Kes
i
LEMBAR PENGESAHAN
Di sahkan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 03 Oktober 2019
Tempat : PMB Dewi Kurniyanti, S.Tr.Keb
Mahasiswa,
Mengetahui,
ii
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 2017.10.114.019
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada saya untuk menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan Pasien
Inpartu , serta laporan ini merupakan tugas bagi saya sebagai mahasiswa Prodi D III
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Ibrahimy Situbondo. Saya sebagai penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan untuk terselenggaranya penulisan laporan ini, diantaranya :
iv
8. Kepada Mbak Siti Liana Safitri, A.Md.Keb terimakasih atas bimbingan dan
kepercayaannya memasrahkan segala tindakan kebidanan selama di PMB
tersebut.
9. Pihak pasien, serta teman-teman seperjuanganku Midwifery angkatan X yang
sangat membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini, serta senantiasa
untuk mengingatkan agar tetap semangat dan taat.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini banyak kekurangan dan
kesalahan oleh karena itu saya mengharap kritik dan saran demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan ini.
Saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah
pengalaman bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis serta mahasiswa Prodi D
III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan pada khususnya.
v
DAFTAR ISI
Halaman judul .................................................................................................. i
Halaman pengesahan ........................................................................................ ii
Halaman konsultasi .......................................................................................... iii
Kata pengantar ................................................................................................. iv
Daftar isi ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Persalinan/Inpartu .................................................... 3
B. Konsep manajemen asuhan kebidanan menurut varney .................. 18
BAB III TINJAUAN KASUS
a. Pengkajian ....................................................................................... 33
b. Interprestasi data .............................................................................. 43
c. Identifikasi diagnose dan masalah potensial ................................... 45
d. Identifikasi tindakan segera atau kolaborasi .................................... 45
e. Intervensi ......................................................................................... 45
f. Implementasi ................................................................................... 46
g. Evaluasi ........................................................................................... 64
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 65
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan fisiologis yang normal, namun pada
sebagian orang dapat menjadi patologis apabila dalam prosesnya mengalami
penyulit. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya,
sedangkan peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk
mendeteksi dini adanya komplikasi dalam persalinan (Prawiharjo, 2009)
Hasil survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
menyatakan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359 kematian per
100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu
sebesar 50.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar
10.000 jiwa per tahun. Pada tahun 1998 kematian maternal dan bayi tersebut
terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kendatipun jumlahnya sangat
besar, tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya tersebar, berbeda
dengan kematian yang terjadi akibat bencana alam. Sebenarnya kematian ibu dan
bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan
meningkatkan kerja sama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya.
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi maka
kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar
5.600.000 jiwa per tahun. Sebab kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130
sampai 780 dalam 100.000 persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha
yang insentif, kematian ibu di Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup
(Survei Demografi, 2003).
1
Oleh karena hal tersebut persalinan terhadap pasien inpartu perlu
mendapat perhatian yang besar dengan mendapat perawatan yang besar dan
intensi. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui secara dini sehingga dapat
diatasi secepatnya dan tidak sampai mengakibatkan komplikasi pada janin dan
ibunya.
1.1. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy diharapkan
mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu inpartu fisiologis dengan
pendekatan manajemen kebidanan menurut metode Varney.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Setelah menyampaikan ketetapan Allah di atas, malaikat Jibril as.
meniupkan, lelaki itu, yaitu Isa as., lalu ketika dia sadar akan kandungannya
dia menyisihkan diri dengannya itu ke tempat yang jauh dari tempatnya
sebelum ini. Maka, rasa sakit akibat kontraksi akan melahirkan anak memaksa
dia menuju ke pangkal pohon kurma untuk bersandar. Kini, terbayang olehnya
sikap hinaan yang akan didengarnya karena dia melahirkan anak tanpa
memiliki suami, dan karena itu dia berkata “aduhai, alangkah baiknya aku
mati, yaitu tidak pernah wujud sama sekali di pentas hidup sebelum ini, yaitu
sebelum kehamilan ini, agar aku tidak memikul aib dan malu sari suatu
perbuatan yang sama sekali tidak kukerjakan dan aku menjadi sesuatu yang
tidak berarti lagi dilupakan selama-lamanya” (Shihab, 2002: 429).
2. Jenis Persalinan
4
Jenis Persalinan menurut Mochtar & Manuaba (2005) dibagi menjadi 3 cara
yaitu :
a. Parus Spontan : Proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri
berlangsung kurang dari 24 jam tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi
b. Partus Bantuan : Persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan operasi Caesar
c. Partus Anjuran : Apabila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbukan dari luar tanpa dengan jalan rangsangan
3. Prosedur Persalinan
Menurut Varney (2008) ibu hamil sebelum menjalani persalinan terdapat
beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa tidak lama lagi
persalinan akan terjadi. Tanda dan gejala tersebut adalah :
a. Lightening, yaitu perasaaan subyektif dari ibu yang terjadi karena bagian
bawah janin lebih mapan dalam SBR dan pelvis. Ibu akan merasa janin
turun, sesak berkurang, tetapi disertai sakit pinggang dan sering kencing
serta merasakan lebih sulit bila berjalan hal ini terjadi 2-3 minggu
sebelum aterm.
5
b. Engagement, yaitu masuknya kepala janin dalam panggung pada
primigravida, terjadi 2-3 minggu menjelang aterm
c. Sekresi vagina meningkat
d. Persalinan palsu
e. Ketubah pecah dini
f. Bloody show yaitu keluarnya cairan kemerahan atau darah yang disertai
dengan lender vagina
g. Perubahan serviks menjadi lunak dan datar
h. Sakit pnggang yang terus menerus
4. Faktor Persalinan
Menurut Manuaba (2010) factor-faktor penting dalam persalinan :
a. Power
Yang meliputi his (kontraksi otot Rahim), kontraksi diafragma pelvis atau
kekuatan mengejan, serta ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
b. Passanger
Janin dan Plasenta
c. Passage
Jalan Lahir otot serviks dan perineum
d. Psikologi Ibu
Dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang
berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. Sebagai contoh pasien
yang bersalin didampingi oleh suami dan keluarga yang dicintainya akan
mengalami proses persalinan yang lebih lancer jika dibandingkan dengan
pasien yang tidak didampingi suami dan dan keluarganya (Asrinah, 2010)
e. Penolong
6
Kompetensi dan pengetahuan seorang bidan sangat bermanfaat dalam
proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal. Selain
itu, diharapkan tidak terjadi malpraktek dalam memberikan asuhan
(Asrinah, 2010)
7
4. Teori prostaglandin
- Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu,
yang dikeluarkan oleh desidua
- Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan konsentrasi
otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
- Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan
6. Penyulit Persalinan
Penyulit persalinan adalah kelainan-kelainan yang terjadi selama
proses persalinan, seperti kala II lama, Kelainan Presentasi, perdarahan
postpartum, dan bedah Caesar (Bobak, 2005). Penyulit persalinan adalah
kelainan yang mempengaruhi jalan persalinan sehingga memerlukan
intervensi persalinan untuk mencapai well born baby dan well health mother
(Manuaba, 2009).
Berdasarkan pengertian diatas penyulit perslinan merupakan
persalinan abnormal yang memerlukan intervensi pertolongan persalinan yang
lebih kompleks dibandingkan dengan persalinan normal untuk mencegah
terjadinya kematian ibu dan bayi pasca persalinan. Penyulit persalinan dapat
terjadi karena 3 faktor :
1) Kelainan Kontraksi/His (Power),
Yang dapat menyebabkan Persalinan hipertonik,persalinan
hipertonik, partus lama, KPD, Rupture Uterus, dan atonia uteri yang
menyebabkan perdarahan.
2) Kelainan Janin (Passanger)
Persalinan dapat mengalami kesulitan karena kelainan janin
besar/berat janin, kelainan bentuk seperti hidrosefalus, makrosomia,
kelainan posisi atau letak (malposisi?malpresentasi), masalah
plasenta/talipusat, masalah cairan amnion/perdarahan dan kembar siam.
8
3) Kelainan Jalan Lahir (Passageway)
Persalinan dapat terhambat karena pengaruh jalan lahir seperti
adanya tumor di jalan lahir dan perineum kaku yang diindikasi dilakukan
laserasi untuk memperlebar jalan lahir agar bayi dapat keluar.
7. Mekanisme Persalinan
Dalam proses persalinan normal, kepala bayi akan melakukan gerakan-
gerakan utama meliputi (Hidayat, 2010) :
1) Engagemment
Masuknya kepala ke PAP pada primi terjadi pada bulan akhir kehamilan
sedangkan pada multipara terjadi pada permulaan persalinan.
2) Decent
3) Flexion
4) Internal Rotation
5) Extention
6) External Rotation
7) Ekspulsi
8. Tahapan Persalinan
a. Kala I
Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm.
Kala I dinamakan pula kala pembukaan. Dapat dinyatakan partus dimulai
bila timbul his dan ibu tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah
disertai dengan pendataran (effacement). Lendir bersemu darah berasal
dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka dan mendatar.
Darah berasal dari pembuluh - pembuluh kapiler (kanalis serviks pecah
9
karena pergeseran - pergeseran ketika serviks membuka). Proses
membukanya serviks dibagi dalam 2 macam:
1) Fase Laten
Berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase Aktif
Fase ini berlangsung selama 6 jam dibagi menjadi 3 macam,
yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm mwnjadi 4
cm. fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. fase deselerasi pembukaan
menjadi lambat dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 menjadi lengkap
(10cm).
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada
multigravida pun terjadi demikian, namun fase laten, fase aktif terjadi
lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara
primigravida dan multigravida. Pada primigravida Ostium Uteri
Interna (OUI) akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan
mendatar dan menipis, baru kemudian Ostium Uteri Eksterna (OUE)
membuka. Pada multigravida OUI sudah sedikit membuka, OUI dan
OUE serta penipisan dan pedataran serviks terjadi dalam saat yang
sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hamper
lengkap atau kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah
lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira13 jam dan
pada multigravida kira-kira 7 jam (Kuswanti dan Melina, 2014).
b. Kala II
Kala ini disebut juga sebagai pengeluaran. Kala ini dimulai dari
pembukaan lengkap sampai lahirnya janin. Dalam fase ini ibu merasakan
10
tekanan darah pada otot-otot dasar panggul yang dapat menimbulkan rasa
mengedan. Ibu merasakan ada tekanan pada rectum sehingga hendak
buang air besar, perineum tampak menonjol dan menjadi lebar dengan
anus membuka. Labia mulai membuka kemudian kepala janin tampak
dalam vulva pada saat his hingga lahirnya kepala, badan, ekstermitas, dan
anggota tubuh janin yang lain. Pada primigravida kala II berlangsung rata-
rata 1,5 jam dan pada multi gravida rata-rata 0,5 jam (Indrayabi dan
Djami, 2013). Adapun asuhan persalinan kala II adalah sebagai berikut :
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua, seperti :
- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
- Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina
- Perineum menonjol
- Vulva-vagina dan spingter ani membuka
2. Memsatikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan sesensial siap
digunakan, mematahkan ampul oksitosin, 10 unit, dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.
3. Mengenakan APD Lengkap
4. Melepas semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan dengan 6 langkah
benar menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir serta
mengeringkannya dengan tissue atau handuk kering.
5. Memakai sarung tangn DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam
6. Menghisap oksitosin kedalam spuit
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)
dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan
sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut
dari kotoran),
8. Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap
dan selaput ketuban sudah pecah
11
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan
DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin
meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah
bokong ibu
16. Membuka tutup partus set
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat
saat kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-
pendek) Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala
lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan
penghisap lendir De Lee
19. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir
dan darah
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
12
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu
anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu
posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat
hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu
berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua
tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)
dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan
lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan
sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong.nilai bayi,
kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah
dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang
memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus
bayi.Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem diantara
kedua 2 cm dari klem pertama.
28. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua
13
klem.Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru
lahir
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus
bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui atau IMD
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32. Memberi tahu ibu akan disuntik
33. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain
kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
36. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial.Bila
uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
37. Melakukan peregangan tali pusat terkendalli dan dorongan dorsokranial
hingga plasenta lepas. Menarik tali pusat sejajar dengan arah lantai dan
kearah atas bawah mengikuti jalan lahir
38. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati.Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta
dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari
tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
14
40. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian
maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
memasukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium yang
menimbulkan perdarahan aktif.Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam,
pastikan kontraksi uterus baik
43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin
0,5 %, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan
dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya
44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul mati
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi
larutan klorin 0, 5%
47. Membungkus kembali bayi
48. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
50. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi uterus
tidak baik.
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa nadi ibu
53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah yang di
sediakan
15
55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60. Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah
c. Kala III
Disebut sebagai kala uri. Setelah bayi, uterus teraba keras dengan
fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi
lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah,
kira-kira 100-200 cc (Kuswanti dan Melina, 2014)
d. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan/observasi selama 1-2 jam setelah
bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya perdarahan postpartum (Kuswanti dan Melina, 2014)
9. Penggunaan Partograf Dalam Asuhan Persalinan
a. Pengertian Partograf
Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan
observasi anamnesis pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat
pentng khussnya untuk membuat keputusan klinik selama kala I
persalinan (Eniyati dan Putri, 2012).
b. Kriteria Pasien yang dapat dipantau dengan Partograf
- Pasien dikirakan spontan
16
- Janin tunggal
- Usia kehamilan 36-42 minggu
- Presentasi kepala
- Tidak ada penyulit persalinan
- Persalinan sudah masuk dalam kala 1 fase aktif
c. Kriteria Pasien yang tidak perlu dipantau dengan Partograf
- Tinggi badan pasien kurang dari 145 cm
- Ada perdarahan antepartum
- Mengalami preeclampsia atau eklampsia
- Anemia
- Adanya kelainan letak janin
- Persalinan premature
- Adanya induksi persalinan
- Gemelli
- Adanya rencana persalinan section caesaria
I. Pengertian
Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan
oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan
khususnya dalam bidang KIA / KB ( Sahlan, 2010) dan seorang bidan
dalam mengemukakan atau memberikan asuhan kebidanan kepada klien
menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah yang disebut
menejemen kebidanan.
II. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan menurut Varney
1. Pengkajian Data
No. register : untuk mengatahui nomor urut, status pasien dan memudahka
pecarian kartu atau status pasien saat kunjungan ulang.
17
Pengkajian : untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian kapan
waktunya, dilakukan dimana dan mulai masuk ke sarana
kesehatan kapan.
A. Data Subyektif
1. biodata
a) nama pasien dan suaminya
tujuannya agar dapat mengenal / memanggil pasien dan tidak
keliru dengan pasien – pasien lainnya
c) agama
berhubungan dengan perawatan pasien misalnya, dari agamanya
ada aturan tidak boleh makan daging, dan lain - lain
d) pendidikan
untuk mengetahui kemampuan berfikir, tingkat pengetahuan
sehingga memudahkan bidan untuk memberikan KIE.
e) pekerjaan
untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
penderita itu agar nasehat kita nanti sesuai.
f) kebangsaan
untuk mengetahui bahasa apa yang digunakan agar tidak terjadi
kesalahfahaman
g) alamat
18
untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan
bila ada ibu yang namanya sama. Alamat juga di perlukan bila
mengadakan kunjungan pada penderita.
h) no telpon
jika ada keperluan mendadak, klien mudah untuk dihubungi
2. keluhan utama
alasan klien datang ke tempat bidan atau klinik, yang di ungkapkan
dengan kata-katanya sendiri berdasarkan keluhan yang di rasakan.
19
a. disminorhea primer, terjadi jika tidak ada penyakit organik,
biasanya dari bulan ke enam sampai dengan tahun kedua
setelah menarce, seringkali hilang pada usia 25 tahun /
setelah wanita hamil dan melahirkan pervaginam
b. dismenorea sekunder, dikaitkan dengan penyakit pelvis
organik, seperti endometriosis, penyakit radang pelvis,
neoplasma ovarium / uterus, stenosis serviks, polip uterus
atau pemakaian IUD.
flour albus:
ada atau tidak, pada keputihan normal warna lender bening s/d
putih susu, tidak bau, tidak gatal.
keluhan lain : ada keluhan atau tidak
HPHT :
tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah menstruasi
dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi biasanya untuk
menentukan usia kehamilan dan taksiran persalinan.
4. riwayat pernikahan
1) umur nikah :17-35 tahun
2) berapa lama nikah, jika anak yang pertama untuk memiliki
anak < 10 tahun
3) nikah ke : membantu pengambilan keputusan pada tidakan
persalinan
5. riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a. riwayat kehamilan
1) usia kehamilan normalnya umur kehamilan 37 – 42 minggu.
2) penyulit saat kehamilan seperti hipertensi, anemia, plasenta
previa,
20
3) mengetahui ibu telah hamil berapa kali, untuk menentukan
skor kehamilan
b. riwayat persalinan
1. jenis persalinan yang pernah dialami, adakah riwayat
persalinan spontan/ tindakan/ buatan, dengan mengetahui
riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi
pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan
pencegahannya dan penanggulangannya. Jika persalinan
dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria,
solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi
atau timbul pada persalinan sekarang.
2. penolong persalinan apakah dukun/ bidan/ dokter.
3. tidakan saat persalinan seperti episiotomi/ tranfusi/ infuse
dapat mempengaruhi bagaimana tidakan persalinan yang
sekarang.
4. komplikasi atau penyulit yang lalu yang dapat
mempengaruhi kelahirannya yang sekarang seperti
perdarahan/uri dirogoh.
c. riwayat nifas
a) lama masa nifas normalnya 40-60 hari.
b) apakah ibu menyusui atau tidak
c) komplikasi / penyulit masa nifas seperti tanda bahaya nifas
(perdarahan/ panas terlalu tinggi lebih dari 38oC/
subinvolusi/ nyeri epigastium/ bengkak di wajah dan kaki),
bendungan pada payudara, abses, masitis
d. riwayat anak terakhir
1. usia anak terakhir menentukan skor kehamilan dan jarak
kehamilan yang sekaranag dengan aka yanag pertama usia
anak >2 tahun/<4 tahun
21
2. keadaan bayi saat lahir BBL normalnya 2500 – 4000 gr
3. jenis kelamin anak terakhir laka-laki/perempuan.
6. keadaan bayi
tanggal lahir : mengetahui kapan bayi lahir
PB / BB : 48 -52 cm/2500-4000 gr
jenis kelamin : laki-laki/ perempuan
nilai apgar : normalnya 8-9
cacat bawaan : anansefali, hidrosefalus, meningokel,
fokomelia, spina bifida, labioskiziz, atresiaani
masa gestasi : 37-42 minggu
7. riwayat kehamilan sekarang
a) untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan ANC, normalnya
minimal 4x pada TM I 1x, pada TM II 2 1x, TM III 2x / setiap
bulan / setiap ada keluhan.
b) mengetahui dimana ibu melakukan pemeriksaan ANC biasanya
di BPS/ dokter spesialis / ANC terpadu.
c) mengetahui keluhan saat hamil ini seperti :
Tabel 1.1 contoh riwayat kesehatan sekarang
TM I TM II TM III
Mual muntah Nyeri punggung Nyeri punggung
Sering kencing Nyeri ulu hati Sering kencing
Pusing Kram pada kaki Keputihan
Konstipasi Nafas sesak
Hemoroid
Insomnia
Perut terasa panas
Sumber : Sutiaji, 2014
22
hal ini mengetahui apakah keluhan/ masalah ibu yang kemarin
sudah hilang/adakah keluhan terbaru pada ibu dan terapi yang di
dapat ibu saat melakukan ANC biasanya ibu diberikan terapi Fe,
Kalk, B komplek, vit C. Hal ini untuk menentukan terapi apa yang
akan kita berikan pada ibu selanjutnnya
23
8. keadaan psikososial, budaya dan spiritual menghadapi proses
persalinan
a) psikologi
untuk mengetahui keadaan psikolog ibu saat ini apakah ibu
dalam keadaan senang/ sedih/ cemas/ khawatir atas kelahiran
bayinya
b) sosial
bagaimana hubungan ibu dengan suami, keluarga, serta
tetangganya
c) budaya
adakah budaya yang dianut yang mempengaruhi terhadap bayi
dan masa nifasnya saat ini
d) spiritual
untuk mengetahui kehidupan spiritual ibu sehari-hari
9. riwayat kesehatan sekarang
untuk mengetahui apakah di dalam keluarganya ada yang
menderita penyakit menurun seperti asma dan DM, menahun seperti
jantung, dan menular seperti TB, hepatitis, dan HIV/ AIDS
24
12. pola kebiasaan sehari-hari
a) mengetahui bagaimana pola nutrisi selama ibu hamil apakah
tercukupi atau tidak seperti frekuensi, macam, jumlah makan
ibu umumnya ibu akan banyak makan karena sering merasa
lapar (3-4 x/hari)
b) mengetahui pola eliminasi lancar atau tidak dan untuk
mengetahui apakah ibu mengkonsumsi tablet fe secara rutin
atau tidak.
c) untuk mengetahui pola aktifitas yang ibu lakukan sehari – hari
selama hamil apakah sama pada saat hamil dengan sebelum
hamil/ lebih ringan/dibantu orang lain, wanita hamil boleh
melakukan aktivitas sehari-hari dirumah, dikantor, ataupun di
pabrik asal bersifat ringan.
d) untuk menetahui pola aktifitas seksual ibu selama hamil
apakah mempengaruhi kehamilannya.
A. Data Objektif ( Pemeriksaan )
1. pemeriksaan umum
a. keadaan umum: untuk mengetahui keadaan umum ibu saat ini
baik atau tidak
b. kesadaran : untuk mengetahui kesadaran ibu saat ini yaitu:
a) composmentis yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya.
b) apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
c) delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang
berhayal.
25
d) samnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun,
respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun
kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan)
tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
e) stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap,
tetapi ada respon terhadap nyeri.
f) coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada
respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea
maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil
terhadap cahaya).
2. tanda-tanda vital
a. TD : Sistol : 110 – 120 mmHg
Diastol : 70 -100 mmHg
b. Nadi : 60-80 x/mnt
c. Rr : 20 – 24 x/mnt
d. Suhu : 36,5 -37,2 0C
3. tinggi badan/berat badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-rata ( < 145 cm )
kemungkinan panggul sempit. Dan mengkaji berat badan memantau
kenaikan sebelum dan sesudah hamil
26
rambut hitam, lurus, mudah rontok / tidak, mudah dicabut /
tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala
b. mata
sklera putih, konjungtiva merah muda, fungsi penglihatan
baik, kantong mata sembab / tidak.
c. hidung
secret ada / tidak, polip ada / tidak, fungsi penciuman baik.
d. telinga
normal, tidak ada serumen yang berlebihan dan berbau,
bentuk simetris.
e. mulut
adakah stomatitis, mukosa bibir lembab / tidak, gigi caries
/tidak,
f. leher
adakah bendungan vena jugularis, adakah pembesaran
kelenjar tyroid dan kelenjar lymfe
g. dada
ada pernafasan retraksi dinding dada /tidak
h. payudara
memerikasa bentuk, ukran dan simetris/ tidak, putig payudara
menonjol, datar atau masuk kedalam,adakah kolostrum atau
cairan lain diputing susu, pada saat klien mengangkat tangan
keatas kepala,periksa payudara untuk megetahui adanya
retraksi atau dimpling
i. abdomen (perut)
terdapat bekas luka operasi atau tidak, ada atau tidak, linea
nigra, alba dan strie albican
j. genetalia
apakah terdapat pembesaran kelenjar bartolin atau tidak
27
k. anus
terdapat hemoroid atau tidak, bersih atau tidak
l. ekstermitas
simetris / tidak, ada odema pada pretibia / tidak, punggung
kaki dan jari tangan, apakah ada varies / tidak, phleblitis /
tidak, thrombosis vena profunda / tidak.
2. pemeriksaan fisik palpasi
pemeriksaan dengan cara meraba, diantaranya :
a. leher
apakah teraba bendungan vena jugularis, adakah pembesaran
kelenjar tyroid dan kelenjar lymfe
b. payudara
asi keluar /tidak, terababenjolan abnormal/ tidak, teraba nyeri
tekan / tidak,
c. abdomen
leopold 1 : tinggi tfu dan bagian apa yang teraba di fundus
bulat melenting kepala
leopold 2 : bagian yang teraba di perut kanan dan kiri
teraba keras seperti papan punggung bulat kecil ekstremitas
leopold 3 : bagian yang teraba di bagian bawah dan bisa
digoyangkan atau tidak.
leopold 4 : sudah masuk pap atau belum
28
4. perkusi dengan cara mengetuk reflek patella, hasil negatif
merupakan tanda preeklamsi
6. pemeriksaan penunjang
laboratorium :
1) darah
Pemeriksaan darah ( HB ) minimal 2x selama hamil, yaitu pada
trimester II dan III dan batas terendah kadar HB dalam
kehamilan 10 gr% dan hasil pemeriksaan:
2) pemeriksaan urine
a. protein dalam urine
Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada kunjungan pertama
dan hasilnya:
29
Positif 3 ( Urin lebih keruh dan ada endapan
+++ ) yang lebih jelas terlihat
Positif( ++++ Urin sangat keruh dan disertai
) edapa nmenggumpal
Sumber : Sutiaji, 2013
3) pemeriksaan syphilis
non reaktif atau reaktif untuk mendeteksi adanya virus syphilis
pada ibu hamil dilakukan pada TM 1
4) Pemeriksaan HIV
Untuk mendeteksi adanya virus HIV dilakukan pada TM 1
5) pemeriksaan HbSag
Untuk mendeteksi adanya virus hepatitis pada ibu hamil yang
dilakukan pada TM 1
6) pemeriksaan USG
I. Interprestasi Data / Identifikasi Diagnosa Dan Masalah / Assessment
30
II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
partus macet / ibu tidak kuat mengedan akibat rasa khawatir yang
berlebihan terhadap proses persalinan
III. Identifikasi Tindakan Segera
digunakan untuk mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan yang
memerlukan tindakan segera baik dikonsulkan atau kolaborasi tim medis atau
rujukan yang mengancam jiwanya. bersifat gawat darurat, perbaikan keadaan
umum,
V. Implementasi
pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman
serta ;erencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagian oleh
klien atau tim yang lain, walau bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk melakukan rencana asuhannya.
VI. Evaluasi
1. evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan
2. tindakan pengukuran antara rencana dan keberhasilan
3. tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan
yang dilakukan.
4. Isi dari evaluasi
31
S : subjektif Data
menggambarkan pendokumentasian dan pengumpulan data melalui
anamnesa pasien, serta sesuai kata-kata ibu setelah dilakukan
intervensi dan implementasi
O : Objektif Data
menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium, test diagnose yang dirumuskan dalam data focus yang
mendukung assasment, serta hasil objektif setelah dilakukan
intervensi dan implementasi.
A : Assasment
menggambarkan hasil analisa dan interpretasi DS dan DO dalam
situasi identifikasi:
1. diagnose / masalah
2. antisipasi diagnose lain/masalah potensial
P : planning
Menggambarkan, sebuah pendokumentasian perencanaan,tindakan,
evaluasi, berdasarkan assasment
32
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
I. Pengkajian data
No register :
A. Data Subjektif
1. Identitas klien
Nama : Ny. “K” Nama Suami : Tn “F”
2. Keluhan utama : Saat ini ibu merasa perutnya mules yang menjalar
kedaerah pinggang semakin lama semakin sering disertai keluar lendir
33
bercampur darah dari jalan lahir sejak jam 15.00 WIB tanggal 17
september 2019.
3. Riwayat pernikahan
Nikah ke : 1
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Banyak : hari 1-5 ganti softex 2-3 kali/hari, hari 5-6 ganti softex
2x/hari, hari 7 tidak menggunakan softex
a K UK P U C Peno Te Pe La A P BB S H M J L
k e e K ar long mp ny ma S e L/P e e a
34
K n a at ul I n BL x n m
e y it y i a
ul u s
it li
t
1 1 1 9 - 9 n Bida RS - 40 6 - 300 P H - 9 6
Suntik 3 blan
bul bu or n har b 0gr b tahu
an la m i ul am/ ul n
n al a 49c a
n m n
2 2 A B O R T U S
3 3 3 9 - 9 n Bida RS - 38 6 - 300 L H - - - 23
bul bu or n har b 0 bula
an la m i ul gra n
n al a m/5
n 2
cm
4 4 H A M I L I N I
6. Riwayat KB
Setelah menikah ibu mengatakan tidak pernah menggunakan metode
KB apapun, sampai hamil anak pertama setelah lahir mengikuti
kontasepsi suntik KB 3 bulan dengan lama 9 bulan/ 3 kali suntikan,
setelah itu hamil anak kedua dan tidak menggunanakn kontrasepsi
apapun sampai hamil ini.
35
Obat yg
TM ANC Keluhan KIE yang didapat
didapat
Caviplex
36
2019 Keluhan KIE tidur miring Kiri
8. Status TT
TT1 : 1996 TT4 : 2011
TT2 : 1999 TT5 : 2012
TT3 : 2001
37
11. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu tidak sedang menderita penyakit menular seperti
HIV/Aids, TBC), penyakit menahun (jantung dan ginjal), serta
penyakit menurun (kencing manis, asma) dan hipertensi
12. Keadaan Psikososial, Budaya dan Spiritual
a. Psikologi : Ibu merasa cemas dan bahagia akan
melahirkan anak ke 3 yang sudah dinanti, meskipun ini
kehamilan yang tidak direncanakan namun keluarga tetap
menerima keadaan
b. Social : Ibu tinggal serumah dengan suami dan kedua
orangtua, Ketika memeriksakan kandungannya ibu selalu
bersama suami yang dilakukan setiap bulan 2x ke rumah
bidan
c. Budaya : Ibu mengikuti budaya di sekitar yaitu dengan
mengadakan selametan 4 bulanan dan 7 bulanan
d. Spiritual : Ibu selalu melaksanakan sholat jamaah subuh
dengan suami serta berdoa untuk keselamatan bayinya dan
ibu percaya suami tidak boleh melilitkan handuk sesudah
mandi dileher suami karena takut terjadi lilitan tali pusat saat
melahirkan
13. Pola kebiasaan sehari-hari
Kebiasaan Saat Hamil Selama bersalin
Pola nutrisi Makan Tm I : sedikit tapi Makan nasi sebelum dan
sering, menu : nasi, ikan sesudah persalina dengan
laut, tahu, tempe, sayur. porsi sedang, (nasi, telur,
Makan Tm II : porsi tahu, dan sayur)
sedang, porsi sedang, 2x Minum : tea manis + 4 gelas,
sehari menu : gizi air putih + 2 gelas.
38
seimbang (nasi, ikan laut,
tahu, tempe, sayur)
Makan Tm III : porsi
sedang, 2x sehari menu :
gizi seimbang (nasi, ikan
laut, tahu, tempe, sayur)
Minum : air putih : + 7-8
gelas/hari, ditambah susu +
2 gelas.
Pola Eleminasi BAK : 4x/hari, sejak
trimester III, 6-7x/hari tapi
sedikit. warna kuning, bau
khas, frekuensi + 50 cc BAB : 1x saat persalinan
BAB : 1-2 hari, 1 kali, BAK : -
konsistensi lunak, warna
kuning, bau kha, frekuensi
sedang
Pola istirahat Siang : 11.00-12.30 (1 ½ -
jam )
Malam : 20.00-03.30 (6 ½
jam)
Aktifitas Melakukan aktifitas sehari- Miring kanan dan kiri
hari seperti memasak,
mencuci, menyapu dirumah
dan menjaga kedua anak
yang masih SD dan balita
dibantu suami dan ibu
Seksualitas Kadang 1-2x dalam 2 -
39
minggu
Personal Mandi 3x/hari, ganti baju -
hygiene 2x/hari, sikat gigi 3x/hari
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Lordosis
Tanda-tanda vital : Tensi darah : 110/80 mm/Hg
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
Pernafasan : 20 x/menit
Tinggi badan : 150 cm
LILA : 24 cm
BB sebelum hamil : 42 kg
BB sekarang : 53 kg
SPR : 10
TP : 30 September 2019
TBJ : 34 -11 x 150 = 3450 gram
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam
bergelombang, dan tidak ada lesi
Muka : tidak ada Closma gravidarum, bersih tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda tidak anemis, sclera putih tidak
icterus, tidak oedema
40
Hidung : Bersih, tidak ada pembesaran polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung, dan tidak ada lesi
Mulut : Bibir simetris, tidak sumbing, tidak stomatitis, lidah bersih,
gigi putih, tidak ada caries pada gigi
Telinga : tidak ada serumen, simetris, tidak ada lesi
Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar limfe dan
thyroid, tidak ada lesi
Dada : tidak ada tarikan dinding dada, serta benjolan abnormal
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, terdapat
hiperpegmentasi pada areola, putting susu menonjol, dan
kolostrum sudah keluar
Axilla : tidak ada benjolan abnormal
b. Palpasi
Kepala : tidak ada nyeri tekan, dan benjolan abnormal
Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, vena jugularis, dan kelenjar limfe
Dada :. Tidak ada benjolan abnormal dan nyeri tekan
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, nyeri tekan dan
coloctrum keluar
41
Abdomen : Leopold I : TFU 1 jari di atas prosesus xifoideus
(px) teraba bulat tidak melenting di fundus (bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba keras seperti
papan (puka) dan bagian kiri terasa bagian kecil janin
(ekstermitas)
Leopold III : tidak teraba dan tidak dapat
digoyangkan bagian bulat diatas sympisis (kepala
masuk PAP)
Leopold IV : Divergen 5/5
Mc. Donald : 34 cm
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar suara wheezing maupun ronchi
Abdomen : bising usus : Tidak dikaji
DJJ : 132x/menit
d. Perkusi
Reflek patella : tidak dikaji
3. Pemeriksaan Dalam
VT tanggal : 17 September 2019 Jam : WIB
Pembukaan :4
Effisemen : 50%
Presentasi : Kepala
Denominator : UUK
Hodge : II
Molase :0
42
Ketuban :U
4. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9,5 dl/gram
HbSAg : Nr
Golda : O+
Hiv : Nr
II INTERPRETASI DATA
DX : Ny “K” GIVP2002 Ab100 UK 38 minggu, Aterm, Tunggal, Hidup,
Intra Uteri, Letak Kepala, Jalan Lahir Normal, Keadaan Ibu dan Janin
Baik, Inpartu kala I Fase Aktif
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Lordosis
Tanda-tanda vital : Tensi darah : 110/80 mm/Hg
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 36,2C
Pernafasan : 20 x/menit
TP : 30 September 2019
HIS : 4 x 10”
Abdomen :
43
Leopold I : TFU : pertengahan pusat dan px, bagian
fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
Leopold II : Bagian kanan ibu teraba bagian terkecil janin
(ekstermitas), bagian kiri teraba bulat, keras, seperti panjang
papan.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting (kepala), tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : Kepala masuk PAP 5/5 divergen
DJJ :137x/menit
Mc Donald : 34 cm
Pemeriksaan Dalam :
Pembukaan :4
Effisemen : 50%
Presentasi : Kepala
Denominator : UUK
Hodge : II
Ketuban :U
Molase :0
Masalah : Gangguan rasa mules saat perut mulai berkontraksi
Kebutuhan :
- Memberikan dukungan emsional pada ibu
- Memberi informasi tentang kemajuan persalinan
- Membantu pengaturan posisi senyaman mungkin
- Eliminasi
- Pencegahan infeksi
44
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa Potensial :-
Masalah Potensial :-
IV. INTERVENSI
Tanggal : 18 September 2019 Jam : 10.00 WIB
Kriteria hasil :
45
R/ Deteksi dini komplikasi dan penyulit persalinan
6. Persiapan pertolongan persalinan
R/ Membantu proses persalinan
V. IMPLEMENTASI
Kala I
46
N : 76 x/menit
S : 36,6 0C
RR : 22x/menit
Pemeriksaan Dalam :
Pembukaan : 10 cm
Effisement : 100 %
Ketuban :-
Hodge : III
Molase :0
HIS :
DJJ : 137x/menit
6 10.05 Mempersiapkan Partus set untuk pertolongan
WIB persalinan
Hasil : partus set sudah disiapkan
Evaluasi : Kala I
S : Ibu mengatakan perutnya semakin mules dan serasa ingin BAB dan
mengejan
O :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : Tensi darah :100/70 mmhg
Nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,6 0C
Pernafasan : 22 x/menit
Pembukaan : 10 cm
47
Effisemen : 100 %
Presentasi : Kepala
Bagian terendah : UUK
Hodge : III
Molase :0
Ketuban :-
Kala II
48
4 10.07 Melepas semua perhiasan ditangan dan
WIB Melakukan cuci tangan 6 langkah sebelum
melakukan tindakan
Hasil : tangan dalam keadaan bersih
5 10.08 Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan
WIB kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam
Hasil : sarung tangan DTT terpasang disebelah
kanan
6 10.10 Mengambil alat suntik sekali pakai dengan
WIB tangan kanan, isi dengan oksitosin dan letakkan
kembali kedalam wadah partus set.Bila ketuban
belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus
set
Hasil : spuit terisi oksitosin
7 10.11 Membersihkan vulva dan perineum
WIB menggunakan kapas DTT (basah) dengan
gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah
perineum dan sekitarnya kotor karena kotoran
ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut dari
kotoran)
Hasil : Vulva dibersihkan
8 10.12 Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan
WIB pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah
Hasil :
Pembukaan : 10 cm
Effisement : 100 %
49
Ketuban :j
Presentasi : Kepala
Bagian terendah : UUK
Molase : 0
Hodge : IV
9 10.14 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung
WIB tangan kedalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
Hasil :
10 10.15 Memeriksa denyut jantung janin setelah
WIB kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam
batas normal (120-160 x/menit)
11 10.15 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
WIB keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran
saat ada his, bila ia sudah merasa ingin meneran
Hasil :
12 10.16 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan
WIB posisi ibu untuk meneran, (pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan
pastikan ia merasa nyaman)
Hasil :
13 10.17 Melakukan pimpinan meneran saat ibu
WIB mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
Hasil :
14 10.18 Saat kepala janin terlihat di vulva dengan
WIB diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk
mengeringkan janin pada perut ibu
50
Hasil :
15 10.18 Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan
WIB meletakkannya dibawah bokong ibu
Hasil :
16 10.18 Membuka tutup partus set
WIB Hasil :
17 10.18 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
WIB Hasil :
18 10.19 Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis,
WIB tangan kanan melindungi perineum dengan
dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara
tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak
terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala
lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan
nafas pendek-pendek) Bila didapatkan
mekonium pada air ketuban, segera setelah
kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan
hidung janin menggunakan penghisap lendir De
Lee
Hasil :
19 10.20 Menggunakan kasa/kain bersih untuk
WIB membersihkan muka janin dari lendir dan darah
Hasil :
20 10.22 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher
WIB janin
Hasil :
21 10.24 Menunggu hingga kepala janin selesai
WIB melakukan putaran paksi luar secara spontan
51
Hasil :
22 10.26 Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan
WIB kedua telapak tangan biparietal kepala janin,
tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu
anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-
hati ke atas sampai bahu posterior/belakang
lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu
erat hingga menghambat putaran paksi luar atau
lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran,
dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di
dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat
di antara dua klem tersebut.
Hasil :
23 10.27 Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga
WIB kepala, leher dan bahu janin bagian posterior
dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah
kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada /
punggung janin, sementara tangan kiri
memegang lengan dan bahu janin bagian anterior
saat badan dan lengan lahir
Hasil :
24 10.28 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri
WIB menyusuri pinggang ke arah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua
lutut janin)
Hasil :
25 10.30 Setelah bayi lahir sempurna menilai keadaan
52
WIB bayi.
Hasil :
Penilaian bayi :
Bayi lahir spontan B : Normal Jam : 10.30 WIB
APGAR SCORE
Kreteria Menit 1 Menit 5 Nilai
Warna kulit 2 2
Frekuensi nadi 2 2
Reaksi rangsangan 2 2
Pernapasan 2 2
53
WIB menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan
jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di
antara kedua klem.Bila bayi tidak bernafas
spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir
Hasil :
29 10.39 Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering
WIB dan bersih, membungkus bayi hingga kepala
Hasil :
30 10.40 Memberikan bayi pada ibu untuk disusui atau
WIB IMD
Hasil :
Evaluasi
S : Saat ini ibu merasa senang bayinya sudah lahir dan perutnya terasa
mules-mules
O : Ibu :
54
- Lingkar kepala :
SOB : 31 cm
FO : 32 cm
MO : 34 cm
Kala III
55
WIB menahan bagian bawah uterus, sementara
tangan kanan memegang tali pusat
menggunakan klem atau kain kasa dengan
jarak antara 5-10 cm dari vulva
Hasil :
36 10.44 Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan
WIB tangan kanan sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati ke arah dorso
kranial.Bila uterus tidak segera berkontraksi,
minta ibu atau keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
Hasil :
37 10.45 Melakukan peregangan tali pusat terkendalli
WIB dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
lepas. Menarik tali pusat sejajar dengan arah
lantai dan kearah atas bawah mengikuti jalan
lahir
Hasil :
38 10.46 Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan
WIB melahirkan plasenta dengan hati-hati.Bila
perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran
searah untuk membantu pengeluaran plasenta
dan mencegah robeknya selaput ketuban
Hasil :
39 10.47 Segera setelah plasenta lahir, melakukan
WIB masase pada fundus uteri dengan menggosok
fundus secara sirkuler menggunakan bagian
56
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras)
Hasil :
40 10.48 Sambil tangan kiri melakukan masase pada
WIB fundus uteri, periksa bagian maternal dan
bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
untuk memastikan bahwa seluruh kotelidon
dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
memasukkan ke dalam kantong plastik yang
tersedia
Hasil :
41 10.48 Memeriksa apakah ada robekan pada introitus
WIB vagina dan perenium yang menimbulkan
perdarahan aktif.Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
Hasil :
42 10.48 Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda
WIB adanya perdarahan pervaginam, pastikan
kontraksi uterus baik dan kantong kemih
Hasil :
43 10.49 Membersihkan sarung tangan dari lendir dan
WIB darah di dalam larutan klorin 0,5 %,
kemudian bilas tangan yang masih
mengenakan sarung tangan dengan air yang
sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya
Hasil :
57
44 10.49 Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari
WIB umbilicus dengan sampul mati
Hasil :
45 10.50 Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati
WIB untuk kedua kalinya
Hasil :
46 10.50 Melepaskan klem pada tali pusat dan
WIB memasukkannya dalam wadah berisi larutan
klorin 0, 5%
Hasil :
47 10.50 Membungkus kembali bayi
WIB Hasil :
48 10.50 Berikan bayi pada ibu untuk disusui
WIB Hasil :
Evaluasi
58
P : Pastikan kontrasi uterus baik dan lanjutkan pemantauan kala IV
Kala IV
59
Hasil :
55 10.55 WIB Membersihkan ibu dari sisa air ketuban,
lendir dan darah dan menggantikan
pakaiannya dengan pakaian
bersih/kering
Hasil :
56 10.55 WIB Memastikan ibu merasa nyaman dan
memberitahu keluarga untuk membantu
apabila ibu ingin minum
Hasil :
57 10.55 WIB Dekontaminasi tempat persalinan
dengan larutan klorin 0,5%
Hasil :
58 10.55 WIB Membersihkan sarung tangan di dalam
larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin
0,5%
Hasil :
59 10.55 WIB Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
Hasil :
60 11.00 WIB Melengkapi partograf dan memeriksa
tekanan darah
Hasil :
60
2. Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan masase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus
3. Mengevaluasi kehilangan darah
4. Memeriksa TTV dan kandung kemih
TD : 100/80 mmHg UC : Baik
S : 36,8 ºC Jumlah perdarahan : ± 100 cc
N : 83 x/mnt TFU : 2 jari bawah pusat
RR : 20 x/mnt Kandung kemih : kosong
5. Memeriksa kembali bayi untuk dipastikan bahwa bayi benar bernafas
dengan baik
6. Menepatkan semua peralatan didalam larutan clorin 0,5 %
7. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
8. Membersihkan ibu dengan air DTT
9. Memastikan ibu nyaman dengan posisi terlentang
10. Dekontaminasi daerah yang digunakan dengan larutan clorin 0,5 % dan
membilasnya dengan air bersihs
11. Mencelupkan sarung tangan kotor krdalam larutan clorin 0,5 %
membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dengan larutan
clorin 0,5 % selama 10 menit
12. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir
13. Melengkapi patograf
Evaluasi
( dimulai pada saat 1-2 jam PP atau jam terakhir pada observasi Kala IV )
61
TTV : TD : 100/80 mmHg
N : 83 x/menit
S : 36,8 ºC
R : 20 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong
A : Ny. “K” usia 26 tahun post partum 1 jam dengan keadaan umum ibu
baik
KIE untuk tidak bangun dari tempat tidur sampai 6 jam post pasrtum
62
Dada : Bersih, payudara simetris, tidak terdapat kelainan, dan tidak
terdapat retraksi andtar dinding dada
Punggung : Bersih, tidak terdapat kelainan seperti spina bifida
Genetalia : Bersih, tidak terdapat kelaian seperti atresia vagina
Anus : Bersih dan tidak terdapat kelaianan seperti atresia ani
Ekstremitas atas: Bersih, tidak oedema, dan tidak terdapat kelainan seperti
sindaktili dan polidaktili
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Lika : SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
REFLEX
Rooting :+
Sacking :+
Swallowing :+
Glabella :+
63
Menggenggam: +
Menghisap :+
Golans :+
Morrow :+
Robinski :+
Graps :+
VI. Evaluasi
( dimulai pada saat 6 jam PP atau Kunjungan Nifas )
S : Saat ini ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan tidak terdapat
keluhan apapun
A : Ny. “K” P3003 Ab10 post partum 6 jam dengan keadaan ibu baik
64
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan dan kelahiran merupakan fisiologis yang normal, namun
pada sebagian orang dapat menjadi patologis apabila dalam prosesnya
mengalami penyulit. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah
melahirkan bayinya, sedangkan peran petugas kesehatan adalah memantau
persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi dalam persalinan
(Prawiharjo, 2009)
B. Saran
1. Mahasiswa
diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang
masa inpartu untuk dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan
efektif sehingga mahasiswa juga dapat berperan dalam penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI).
2. Institusi
institusi diharapkan menyediakan sumber – sumber pustaka yang up to
date sehingga mahaiswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang kesehatan.
65
3. Lahan Praktek
diharapkan terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan lebih
konservatif terhadap asuhan yang diberikan serta memberi bimbingan
yang optimal terhadap mahasiswa, sehingga setiap lulusan sudah siap
pakai.
66
DAFTAR PUSTAKA
67