Oleh :
FEPY SISILIAY
NIM. 16.14.02.011
i
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. S MASA HAMIL SAMPAI DENGAN MASA NIFAS
(STUDI KASUS DI PMB NY. ERNA ENY, S.ST DESA SUKOANYAR DAN
PUSKESMAS MOJO KECAMATAN MOJO KABUPATEN KEDIRI)
Oleh :
FEPY SISILIAY
NIM. 16.14.02.011
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Masa Hamil sampai dengan KB Studi Kasus di
PMB Ny. Erna Eny, S.ST Desa Sukoanyar Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri”,
sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada
Program Studi Kebidanan Akademi Kebidanan Pamenang.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
Penulis
vi
SINOPSIS
Laporan Tugas Akhir ini adalah laporan yang disusun dari hasil pelaksanaan
asuhan mulai dari pengkajian, penyusunan diagnosa, perencanaan asuhan,
pelaksanaan asuhan, evaluasi, dan pendokumentasian asuhan kebidanan sejak
masa kehamilan usia 38 1/7 minggu, bersalin, nifas, asuhan bayi baru lahir, hingga
asuhan keluarga berencana dengan subjek Ny S. Dalam masa kehamilan Ny S
ditemukan diagnosis GIIP1001 usia kehamilan 38 1/7 minggu dengan anemia ringan
kehamilan risiko tinggi, janin tunggal hidup intrauterine letak membujur
presentasi kepala. Penatalaksanaan asuhan yang dilakukan untuk keluhan mudah
merasa lelah karena anemia yaitu KIE nutrisi, anjuran mengurangi aktivitas,
pemberian tablet Fe dan Kalk, dan KIE cara mengonsumsi tablet Fe dan efek
samping.. Diagnosis persalinan yaitu GIIP1001 usia kehamilan 40 6/7 minggu
inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal, janin tunggal hidup intrauterine telak
membujur presentasi kepala, hasil pemeriksaan dalam : 8 cm, eff 75%, ketuban
positif, presentasi kepala, denominator UUK kiri depan, molase 0, penurunan
Hodge III (2/5), tidak ada bagian kecil janin yang turun; GIIP1001 usia kehamilan
40 6/7 minggu inpartu Kala II; P2002 persalinan Kala III; dan P2002 persalinan Kala
IV dengan rupture perineum derajat I. Penatalaksanaan asuhan yang dilakukan
adalah penjahitan rupture perineum derajat I yaitu pada mukosa vagina, komisura
posterior, dan kulit perineum untuk mencegah terjadinya perdarahan. Diagnosis
masa nifas yaitu P2002 6 jam postpartum fisiologis, P2002 postpartum hari ke-3
fisiologis, P2002 postpartum hasi ke-7 fisiologis, dan P2002 postpartum hari ke-29
fisiologis. Diagnosis bayi baru lahir meliputi Neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan umur 6 jam fisiologis, neonates cukup bulan sesuai masa kehamilan
umur 2 hari fisiologis, neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 7 hari
fisiologis, dan neonates cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 22 hari
fisiologis. Diagnosis keluarga berencana P2002 calon akseptor KB suntik 3 bulan.
Kunjungan nifas I dan nifas II, Ny S pada awalnya merasakan keluhan nyeri
pada luka jahitan, setelah dilakukan penatalaksanaan asuhan berupa mengingatkan
anjuran nutrisi, personal hygiene, perawatan payudara, senam nifas, pemberian
terapi obat, dan menjadwalkan kunjungan rumah, kondisi ibu berangsur-angsur
membaik dan luka jahitan perineum sudah tidak dirasakan nyeri. pada kunjungan
nifas III dilakukan KIE keluarga berencana yaitu dengan memberikan penjelasan
tentang alat kontrasepsi yang boleh dan yang tidak boleh digunakan untuk ibu
menyusui. Pada Kunjungan Neonatal I, II, dan III Ny S mengatakan bayinya tidak
mengalami tanda-tanda bahaya bayi baru lahir sehingga diberikan asuhan secara
fisiologis meliputi motivasi pemberian ASI eksklusif, cara memberikan ASI yang
benar, posisi menyusui yang benar, cara menjaga kehangatan, serta menganjurkan
melakukan imunisasi BCG dan Polio 1. Asuhan kebidanan keluarga berencana
pada Ny S dilakukan pada hari ke 38 postpartum yaitu dengan pemberian KB
suntik 3 bulan. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu mengingatkan tentang efek
vii
samping KB suntik 3 bulan, anjuran makan makanan bergizi, pemberian informed
consent, pemberian injeksi KB suntik 3 bulan, dan penjadwalan kunjungan ulang.
Evaluasi dari pelaksanaan asuhan-asuhan kebidanan yang telah diberikan
secara continuity of care (COC) pada masalah-masalah yang dialami Ny S sejak
hamil dengan anemia pada masa kehamilannya dan keluhan mudah merasa lelah,
pada persalinan dengan rupture derajat I dan telah dilakukan pelaksanaan heating
(penjahitan rupture), pada nifas ibu mengeluh nyeri luka pada jahitan, dan Bayi
Ny S pada kunjungan neonatal I, II, dan III tidak ada masalah hingga memberikan
asuhan keluarga berencana dapat terlaksana dengan baik. Masalah-masalah yang
menjadi keluhan Ny S selama hamil, bersalin, nifas, dan keluarga berencana
mampu diatasi dengan memberikan asuhan asuhan kebidanan sesuai dengan teori
yang ada sehingga baik Ny S maupun Bayi Ny S berada dalam kondisi fisiologis.
Kesimpulan dari asuhan yang telah diberikan dan dilaksanakan oleh Ny S
secara continuity of care telah sesuai dengan tujuan, sehingga mampu
memberikan manfaat dalam upaya mendeteksi dan mengurangi masalah-masalah
yang dialami pada ibu hamil sampai KB serta masalah yang terjadi dapat teratasi.
Saran dari asuhan ini adalah pentingnya keutamaan bidan dalam memahami
indikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien dengan pemahaman teori
asuhan kebidanan sehingga dengan penatalaksanaan yang sesuai dengan standar
asuhan kebidanan mampu memberikan solusi pada masalah kebutuhan pasien,
yang pada akhirnya asuhan kebidanan sebagai standart of ethics dapat
meningkatkan mutu kualitas kesehatan masyarakat.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Luar ....................................................................................... i
Halaman Sampul Dalam ................................................................................... ii
Halaman Persetujuan.......................................................................................... iii
Halaman Pengesahan ......................................................................................... iv
Surat Pernyataan ................................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................... vi
Sinopsis ............................................................................................................. vii
Daftar Isi............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ....................................................................................................... xii
Daftar Gambar.................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv
Daftar Singkatan................................................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penyusunan LTA .............................................................................. 6
A. Tujuan Umum ......................................................................................... 6
B. Tujuan Khusus ........................................................................................ 6
1.4 Ruang Lingkup .............................................................................................. 7
A. Sasaran .................................................................................................... 7
B. Tempat..................................................................................................... 7
C. Waktu ...................................................................................................... 8
1.5 Manfaat ......................................................................................................... 8
A. Manfaat Bagi Pasien ............................................................................... 8
B. Manfaat Bagi Tempat Studi Kasus ......................................................... 8
C. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ......................................................... 8
ix
D. Manfaat Bagi Penulis .............................................................................. 9
E. Manfaat Bagi Dinas Kesehatan ............................................................... 9
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Pendekatan/Desain ....................................................................................... 234
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Asuhan Kebidanan .................................. 234
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 235
x
4.5 Hasil Pengkajian, Penyusunan Diagnosis, Perencanaan Asuhan, Pelaksanaan
Asuhan, Evaluasi Asuhan, dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada
Keluarga Berencana .................................................................................... 305
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pengkajian, Penyusunan Diagnosis, Perencanaan Asuhan, Pelaksanaan
Asuhan, Evaluasi Asuhan, dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada
Ibu Hamil ..................................................................................................... 310
5.2 Hasil Pengkajian, Penyusunan Diagnosis, Perencanaan Asuhan, Pelaksanaan
Asuhan, Evaluasi Asuhan, dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada
Ibu Bersalin .................................................................................................. 316
5.3 Hasil Pengkajian, Penyusunan Diagnosis, Perencanaan Asuhan, Pelaksanaan
Asuhan, Evaluasi Asuhan, dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada
Ibu Nifas ....................................................................................................... 323
5.4 Hasil Pengkajian, Penyusunan Diagnosis, Perencanaan Asuhan, Pelaksanaan
Asuhan, Evaluasi Asuhan, dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada
Ibu Neonatus ................................................................................................ 329
5.5 Hasil Pengkajian, Penyusunan Diagnosis, Perencanaan Asuhan, Pelaksanaan
Asuhan, Evaluasi Asuhan, dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada
Keluarga Berencana ..................................................................................... 334
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 338
6.2 Saran............................................................................................................. 341
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 TFU menurut Pertambahan per Tiga Jari ........................................... 13
Tabel 2.2 Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT .......................................... 47
Tabel 2.3 Perubahan-Perubahan Normal pada Uterus selama Postpartum ....... 122
Tabel 2.4 Contoh Menu Ibu Menyusui ............................................................. 139
Tabel 2.5 Rumus Kramer .................................................................................. 179
Tabel 2.6 APGAR Score ................................................................................... 187
Tabel 2.7 Downe Score ..................................................................................... 193
Tabel 2.8 Perubahan Pola Tidur Bayi ............................................................... 197
Tabel 2.9 Jadwal Pemberian Imunisasi ............................................................. 200
Tabel 2.10 Efek Samping Kontrasepsi dan Penanggulangannya ...................... 223
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tinggi Fundus Uteri dan Umur Kehamilan.................................... 13
Gambar 2.2 Leopold I ........................................................................................ 42
Gambar 2.3 Leopold II ....................................................................................... 43
Gambar 2.4 Leopold III...................................................................................... 45
Gambar 2.5 Leopold IV ..................................................................................... 46
Gambar 2.6 Anatomi Panggul ........................................................................... 58
Gambar 2.7 Penurunan Kepala sesuai Bidang Hodge ....................................... 59
Gambar 2.8 Bentuk Panggul ............................................................................. 62
Gambar 2.9 Posisi Janin .................................................................................... 66
Gambar 2.10 Diagram Berbagai Fase (Kurva Friedman) ................................. 70
Gambar 2.11 Metode Pelepasan ......................................................................... 88
Gambar 2.12 Derajat Robekan Perineum........................................................... 91
Gambar 2.13 Tabel Penilaian Karakter Fisik Ballar Score................................ 189
Gambar 2.14 Penilaian Karakter Neuromuskular Ballard Score ....................... 191
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Informed Consent ........................................................................... 347
Lampiran 2 Surat Balasan Bidan........................................................................ 348
Lampiran 3 Kartu Ibu ......................................................................................... 349
Lampiran 4 KSPR .............................................................................................. 351
Lampiran 5 Skrining TT..................................................................................... 352
Lampiran 6 Catatan Kesehatan Ibu .................................................................... 353
Lampiran 7 Penapisan Persalinan ...................................................................... 354
Lampiran 8 Partograf ......................................................................................... 355
Lampiran 9 Catatan Kesehatan Ibu Bersanin, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Lahir . 357
Lampiran 10 Catatan Kesehatan Ibu Nifas ........................................................ 358
Lampiran 11 Senam Nifas.................................................................................. 359
Lampiran 12 Perawatan Payudara ...................................................................... 361
Lampiran 13 Catatan Kelahiran ......................................................................... 362
Lampiran 14 Ballard Score ................................................................................ 363
Lampiran 15 Catatan Kesehatan Bayi Baru Lahir ............................................. 364
Lampiran 16 Formulir MTBM ........................................................................... 365
Lampiran 17 Catatan Imunisasi Anak ................................................................ 368
Lampiran 18 Penapisan KB ............................................................................... 369
Lampiran 19 Informed Consent Pelayanan KB ................................................. 370
Lampiran 20 Kartu Status Peserta KB ............................................................... 371
Lampiran 21 Kartu Peserta KB .......................................................................... 372
Lampiran 22 Jadwal Kegiatan ............................................................................ 373
xiv
DAFTAR SINGKATAN
Fe : Ferrum
Hb : Hemoglobin
xv
KIE : Komunikasi, Informasi, Edukasi
LH : Luteinizing Hormone
TT : Tetanus Toxoid
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan (Depkes RI, 2017: 101). Hal
ini dilakukan karena masih ada kejadian kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu bangsa. Indikator ini tidak
hanya mampu menilai program kesehatan ibu dan anak, terlebih lagi mampu
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu dan
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan
1
2
dan pelayanan keluarga berencana (KB) yaitu dengan asuhan kebidanan yang
Berdasarkan data SDGs (2017: 29-30), target penurunan AKI dari 2016
per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015 menjadi kurang dari 70 per 100.00
kelahiran hidup pada tahun 2030. Sebagian besar kematian ibu bisa dicegah
dengan melakukan asuhan medis yang berstandar sebelum, selama dan setelah
persalinan. Angka Kematian Balita di dunia pada tahun 2015 sebanyak 43 per
1000 kelahiran hidup, sedangkan AKB sebanyak 19 per 1000 kelahiran hidup.
Hal itu menunjukkan terjadi penurunan sekitar 44% dan 37% pada tahun
2000.
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, sedangkan AKB sebesar 22,23
per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2017: 125). Pada tahun
2016, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,00 per 100.000 kelahiran hidup
(Dinkes Jatim, 2017: 26), sedangkan AKB Jatim sampai dengan tahun 2016
masih diatas target Nasional (SUPAS) (Dinkes Jatim, 2017: 35). Cakupan
peserta KB Aktif pada tahun 2016 Provinsi Jawa Timur mencapai 68,79 %,
pentingnya KB atau sistem pelaporan yang kurang tepat. (Dinkes Jatim, 2017:
33). AKI di Kabupaten Kediri pada tahun 2014-2015 sebanyak 17 ibu dan
3
turun menjadi 16 ibu pada tahun 2016 (Dinkes Kediri, 2016: 17), sedangkan
AKB di Kebupaten Kediri pada tahun 2015 sebanyak 7 per 1000 kelahiran
hidup menjadi 4 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Kediri, 2016: 20).
sedangkan sisanya 9,09% dengan penyebab lain (Dinkes Kediri, 2016: 18).
Jumlah kematian bayi 0-28 sebanyak 160, terbanyak pada kasus neonatal yaitu
usia 0-7 hari sebanyak 118 bayi dan 42 terjadi pada neonatal lanjut yaitu 8-28
hari dan post Neo sebanyak 28 bayi pada tahun 2016. Penyebab AKB tersebut
yaitu asfiksia yang menempati urutan teratas melebihi BBLR. Angka kematian
akibat asfiksia sebesar 39% pada tahun 2015 meningkat menjadi 44% pada
tahun 2016, sedangkan jumlah kasusnya ada 252, disusul oleh BBLR 44%,
kelainan cacat bawaan 20%, infeksi 4%, dan penyebab lainnya 1% sehingga
AKI dan AKB tersebut terjadi akibat belum terpenuhinya target cakupan
Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 94,99%. Kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil tidak hanya dari sisi akses, tetapi
juga kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan juga harus
ibu hamil harus diberikan saat kunjungan (Dinkes Kediri, 2016: 64-65).
emergensi obstetric dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK
yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit (Depkes RI, 2017:
103).
Dinas Kesehatan sudah sejak tahun 2014 telah meluncurkan Gerakan Peduli
kesehatan ibu dan anak yang berfokus pada 1000 hari pertama kehidupan,
untuk itu seluruh instansi terkait baik pemerintah maupun swasta melakukan
kematian ibu dan angka kematian neonatal dengan cara : 1) SMS Gawe Way
yaitu program SMS untuk mengirimkan data ibu hamil berikut hasil
Menurut data Puskesmas Mojo, terdapat 168 ibu hamil, 84 ibu bersalin,
84 ibu nifas, dan 84 bayi baru lahir di Desa Sukoanyar pada bulan Januari-
Agustus 2018. Dari data tersebut ada 103 ibu dengan kehamilan risiko tinggi,
dari skor KSPR 6-18. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan
pendampingan oleh kader dan bidan desa sehingga pada tahun 2017 tidak
tercatat adanya angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Desa
pada bulan Januari-Agustus 2018 masih banyak ibu hamil risiko tinggi yang
pembagian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil yang mengalami KEK
disebabkan karena anemia yaitu dengan cara memberikan asuhan yang sesuai
untuk ibu hamil dengan anemia dan mencegah ibu mengalami anemia pada
kehamilan selanjutnya.
kebidanan continuity of care pada ibu hamil Trimester III usia kehamilan 37-
40 minggu, ibu bersalin, ibu nifas, neonatus, dan keluarga berencana (KB).
A. Tujuan Umum
menggunakan SOAP.
B. Tujuan Khusus
A. Sasaran
Sasaran penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III usia kehamilan
37-40 minggu, ibu bersalin, ibu nifas, neonatus, dan keluarga berencana
(KB).
B. Tempat
asuhan kebidanan pada Ny. S adalah di PMB Ny. Erna Eny, S.ST di Desa
C. Waktu
1.5 Manfaat
mengetahui secara dini jika terjadi komplikasi atau tanda bahaya yang
menimpa dirinya.
studi kasus dan mampu memberikan ilmu pengetahuan baru bagi tenaga
konfrehensif.
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
Kediri.
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
A. Definisi Kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau
B. Proses Kehamilan
dua atau seterusnya sehingga seluruh ruangan telur penuh dengan hasil
blastokista. Sementara itu bagian luar dinding telur (ovum) timbul rumbai-
rumbai yang disebut vili yang akan berguna untuk menanamkan diri pada
10
11
mungkin dari korona radiata. Dalam perjalanan itu telah terbentuk jonjot
dalam rahim yang kaya akan bahan nutrisi, selanjutnya pembuluh darah
C. Tanda Kehamilan
mual dan muntah (nausea and vomiting); tidak berselera untuk makan
positif.
12
a. Gerakan janin yang dapat dirasa oleh ibu dan dapat diraba bagian-
37).
a. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 100
gram pada akhir kehamilan (40 minggu) (Sofian, 2011: 29). Otot-
uterus akan melebar dan menipis. Batas antara segmen atas yang
Tabel 2.1
TFU menurut Pertambahan per Tiga Jari
b. Ovarium
yang memiliki struktur mirip insulin dan insulin like growth factor
2014: 178).
d. Serviks
140).
a. System Kardiovaskuler
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak
b. Sistem Respirasi
2016: 29)
c. Sistem Pencernaan
29).
d. Sistem Perkemihan
2010: 68).
f. Kulit
kulit meliputi:
1. Aliran darah
2. Dinding abdomen
3. Hiperpigmentasi
g. Kelenjar endokrin
kehamilan, yaitu:
1. Progesterone
2. Estrogen
27).
3. Hormone Hipofisis
h. Payudara
Puting menjadi jauh lebih besar, berwarna lebih gelap, dan lebih
179).
III. Metabolisme
I. Perdarahan
pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan,
II. Pre-eklampsia
kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai riwayat dan tanda-
Sakit kepala hebat dan tidak hilang dengan istriahat adalah gejala
Masalah penglihatan pada ibu hamil yang secara ringan dan tidak
I. Kebutuhan oksigen
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan
keadaan berat badan ibu hamil. Bila berat badan berlebihan sebaiknya
buahan, dan yang mengandung zat besi seperti telur, hati, dan daging
IV. Pakaian
longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian
V. Kebutuhan seksual
atau panas
menjelang persalinan.
lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan,
naik turun bukit. Bagi wanita yang bekerja sambil duduk atau bekerja
I. Keputihan
Keputihan yang terjadi pada ibu hamil trimester III akibat adanya
karena hal ini dapat menyebabkan kepala janin yang terus dan akan
Selain itu, terjadi perubahan pada pelvis ginjal dan ureter sehingga
diuresis dapat dilakukan tidur dengan posisi kaki lebih ditinggikan dari
III. Konstipasi
diet tinggi serat. Istirahat cukup, senam hamil juga anjurkan dalam hal
ini. Jangan menahan BAB artinya BAB secara teratur dan segera
IV. Hemorrhoid
besar. Cara mengatasi hal ini yaitu hindari memaksa untuk mengejan,
darah, senam kegel sangat dianjurkan untuk mengatasi hal ini (Irianti
V. Sesak nafas
VI. Pusing
ibu hamil dengan cara teknik relaksasi, masase leher dan otot bahu,
pada area yang terasa sakit hanya jika diagnosa lain tidak melarang,
2009:128).
X. Anemia
dan III yaitu 11 g/dl dan kadar Hb pada ibu hamil trimester II yaitu
29
10,5 g/dl (Kemenkes RI, 2013: 160). Gejala anemia dapat berupa
anemia adalah status ekonomi dan social yang rendah, paritas ibu.
akibatnya transport oksigen dan nutrisi pada sel akan terganggu dan
rahim, pecahnya ketuban, cacat pada persyarafan, dan berat badan lahir
Ibu hamil juga dilarang minum teh atau kopi karena dapat
apabila dilakukan pemeriksaan lingkar lengan atas < 23,5 cm. faktor
masalah, baik pada ibu maupun pada janin. KEK pada ibu hamil dapat
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat
wanita subur sudah mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA
tidak kurang dari 23,5 cm. apabila LILA ibu sebelum hamil kurang
I. Definisi
II. Klasifikasi
Obgyn.
III. Tujuan
kebutuhannya
terencana.
IV. Fungsi
terencana.
33
(Rochjati, 2011)
a. Kondisi ibu hamil umur, paritas dan faktor risiko diberi nilai 2, 4,
dan 8.
(Rochjati, 2011)
skor 4.
c. Ibu terlalu cepat hamil lagi (jarak kehamilan dengan anak terakhir)
d. Ibu terlalu lama hamil lagi (jarak kehamilan dengan anak terakhir)
e. Ibu yang terlalu banyak anak dengan jumlah anak 4 atau lebih
mendapat skor 4.
skor 4.
mendapat skor 4.
skor 4.
4.
skor 8.
sebagai berikut:
berjalan normal.
normal.
36
(Sulistyawati, 2013: 4)
b) Kesempitan midpelvis
c) Kesempitan outlet
308).
berikut:
1) Usia: apabila usia ≤20 tahun atau ≥35 tahun dan atau
2) BMI ≥29/kg/mm2
mengalami preeklamsia.
itu luruskan lengan pasien dan dalam posisi relaks ukur LILA
a) Leopold I
dengan cara:
3) Konsistensi uterus
b) Leopold II
cara:
c) Leopold III
digerakkan
45
d) Leopold IV
cara:
atau ada masalah lain, bila denyut jantung janin kurang dari
Tabel 2.2
Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT
TT 2
TT 4 12 bulan setelah >25 tahun
TT 3
Sumber: KIA, 2016, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes RI, Jakarta,
halaman 2.
2).
8. Tes laboratorium
a) Pemeriksaan rutin
b) Pemeriksaan khusus
(KIA, 2016: 2)
A. Definisi Persalinan
I. Pengertian
kala IV terjadi satu hingga dua jam setelah melahirkan, ketika tonus
a. Abortus (keguguran)
mencapai kurang dari 28 minggu dan berat janin kurang dari 1.000
b. Partus prematurus
pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat janin lebih dari
a. Persalinan spontan
b. Persalinan buatan
c. Persalinan anjuran
bawah rahim dan praktis tidak banyak dijumpai pada serviks uteri
2016: 3-4).
53
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban
C. Tanda-Tanda Persalinan
a. Lightening
lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota
b. Pollikasuria
c. False labor
2. Tidak teratur
secara perlahan
(Kurniarum, 2016: 6)
55
d. Perubahan cervix
sama pada setiap ibu hamil, misalnya pada multipara sudah terjadi
e. Energy sport
f. Gastrointestinal upsets
sebagai berikut:
serviks.
(Kurniarum, 2016: 7)
2016: 7).
hal ini kelarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi
I. Passage
sebagai berikut:
1. Bagian otot
2. Bagian ligamen
c. Bidang Hodge
lain:
simfisis.
ischiadika.
koksigis.
d. Ukuran panggul
cm.
e. Bentuk panggul
1) Panggul antropoid
2) Panggul ginekoid
3) Panggul android
4) Panggul platipeloid
II. Power
a. Kekuatan primer
b. Kekuatan sekunder
c. His
menit.
III. Passanger
a. Janin
2. Presentasi janin
pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan
mencapai aterm dan teraba oleh jari pemeriksa atau bidan saat
3. Letak janin
4. Sikap janin
dada, dan paha fleksi ke arah sendi lutut yang disebut fleksi
5. Posisi janin
b. Plasenta
1. Plasenta
a) Struktur plasenta
berisi dua arteri dan satu vena; vena berisi darah penuh
c) Transfer plasenta
2014: 152).
2. Lendir darah
c. Ketuban
IV. Psikologis
V. Penolong
I. Definisi kala I
sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase,
fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)
serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering
(Jannah, 2014: 5). Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu:
a. Fase laten
b. Fase aktif
selama 6 jam dan dibagi dalam tiga subfase yaitu sebagai berikut:
menjadi 4 cm.
2013: 6).
a. Uterus
terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Saat uterus kontraksi dan
b. Serviks
c. Tekanan darah
d. Metabolisme
e. Suhu tubuh
f. Detak jantung
2013: 6).
g. Pernafasan
h. Ginjal
i. Gastrointestinal
dalam waktu biasa. Mual dan muntah bias terjadi sampai ibu
j. Hematologi
a. Fase Laten
Pada fase ini, ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena
ibu yang dapat menyadari bahwa keadaan ini adalah alami maka
b. Fase Dilatasi
terkontrol. Dalam keadaan ini, ibu dapat menjadi lebih serius dan
dengan kontraksi.
I. Definisi Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam multi
vagina
sebagai berikut:
76
banyak.
membuka.
e. Pada puncak his, bagian kecil kepala Nampak di vulva dan hilang
lagi waktu his berhenti, begitu terus hingga Nampak lebih besar.
keluar pintu.
tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendeir
dan cairan.
j. Setelah anak lahir, seiring keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar
k. Lama kala II pada primi ±50 menit dan pada ±multi 20 menit.
Pada kala II, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda
1. Ruangan
sebagai berikut:
penolong persalinan.
lahir.
peralatan persalinan.
b) Pengaturan posisi
2014: 97).
e) Pencegahan infeksi
2014: 98).
f) Persiapan rujukan
1. Penurunan kepala
2. Fleksi
4. Ekstensi
6. Ekspulsi
2014: 106).
c. Amniotomi
1. Pengertian amniotomi
2. Indikasi amniotomi
internal
3. Kontraindikasi amniotomi
b) Persalinan preterm
d) Polihidramnion
e) Presentasi muka
84
f) Letak lintang
g) Placenta previa
h) Vasa previa
4. Teknik amniotomi
d. Episiotomi
1. Pengertian episiotomi
lateralis (Runjanti.2018:366)
2. Indikasi episiotomi
3. Kontraindikasi episiotomi
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak berasa di dalam
sebagai berikut:
b. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya juga merasa sangat
lelah
a. Metode Schultze
b. Metode Duncan
lalu pegang tali pusat dari jarak dekat untuk mencegah avulsi
4. Pemeriksaan plasenta
hal-hal berikut:
kotiledon, dan
pusat.
persalinan,
muntah.
e) Hygiene personal
I. Definisi kala IV
a. Tingkat kesadaran
pernapasan
c. Kontraksi uterus
menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam
c. Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada
dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri (TFU) kurang lebih 2 jari
2016: 20).
Setiap kali jarum masuk ke jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan
93
menjadi tempat yang potensial untuk menjadi infeksi. Oleh karena itu,
pada saat menjahit, gunakan benang yang cukup panjang dan buat
I. Kebutuhan fisiologis
dasar pada ibu bersalin yang harus dipenuhi agar proses persalinan
a. Kebutuhan oksigen
yang baik selama perlasinan. Denyut jantung janin (DJJ) baik dan
dan minum) harus terpenuhi dengan baik oleh ibu. Setiap tahapan
94
c. Kebutuhan eliminasi
2016:82).
spina isciadika.
dalam proses kelahiran janin. Apabila pada kala I fase aktif, ibu
dapat dilakukan lavement pada saat ibu masih berada pada kala
pada ibu, dan dapat mengurangi rasa sakit (Kurniarum, 2016: 83).
96
e. Kebutuhan istirahat
emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-
sela his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit akibat
pada kala I dan posisi meneran kala II. Ambulasi adalah mobilisasi
dan posisi meneran bila yang dipilih ibu tidak efektif (Kurniarum,
2016: 84).
otot. Jika rasa nyeri tidak diatasi dengan tepat, dapat meningkatkan
rasa khawatir, tegang, takut dan stress, yang pada akhirnya dapat
a. Pemberian sugesti
b. Mengalihkan perhatian
bidan tetap fokus pada rasa sakit itu dengan menaruh rasa
95).
98
J. Partograf
I. Pengertian partograf
a. Kemajuan persalinan
b. Keadaan janin
warna dan jumlah air ketuban, molase serta tulang kepala janin
c. Keadaan ibu
volume dan protein, dan obat serta cairan intravena (Jannah, 2014:
62).
harus dicatat terpisah dari partograf, yaitu pada catatan atau Kartu
penilaian, kondisi ibu dan kondisi janin pada fase laten menurut
setiap 1 jam.
setiap 4 jam.
mekonium
mudah dipalpasi
dapat dipisahkan
4. Kemajuan persalinan
66).
102
5. Pembukaan serviks
2014: 66).
9. Kontraksi uterus
yaitu oksitosin.
a. Data dasar
b. Kala I
c. Kala II
d. Kala III
Data kala III terdiri atas lama kala III, pemberian oksitosin,
e. Kala IV
Data bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis
kesehatan terlatih.
bersedia 24 jam.
dan/atau vaginanya.
c) Perineum menonjol.
set.
pemeriksaan dalam.
lengkap.
partograf.
109
meneran
keinginannya.
meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
meneran.
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
merujuk segera.
b) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
mengeringkan bayi.
111
bokong ibu.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Lahirnya kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lahir.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan
secara spontan.
Lahirnya bahu
bahu posterior.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari
pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
menghendakinya.
Oksitosin
kedua.
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat
Mengeluarkan plasenta
berikutnya.
Pemijatan uterus
i. Menilai perdarahan
klorin 0,5 %.
k. Evaluasi
pervaginam:
yang sesuai.
normal.
Dokumentasi
A. Definisi Nifas
I. Pengertian
a. Puerperium dini
b. Puerperium intermediate
c. Purperium lanjut
Secara garis besar terdapat tiga proses penting di masa nifas yaitu
sebagai berikut:
Uterus adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat
selnya. Secara ilmiah uterus ibu nifas akan kembali mengecil perlahan-
40-60 gram. Selama masa 3 bulan ini, bukan hanya uterus saja yang
Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer karena cairan darah ibu
terlalu rendah, maka bisa terjadi anemia atau kekurangan darah. Oleh
karena itu, selama hamil ibu perlu diberi obat-obatan penambah darah,
plasenta itu dihasilkan lagi, sehingga terjadi produksi ASI. ASI keluar
2012: 674).
b. Uterus
yang saling berkaitan dan kuat. Rongga uterus telah kosong, maka
uterus kembali menyatu satu sama lain, dan uterus secara bertahap
10).
Tabel 2.3
Perubahan-Perubahan Normal pada Uterus selama Postpartum
c. Lochea
1. Lokia rubra
2. Lokia sanguinolenta
3. Lokia serosa
12).
4. Lokia alba
berikut:
1. Lokia purulenta
2. Lokiostatis
2011: 87).
2015: 13).
yang menekan pada saat persalinan. Kandung kemih pada masa nifas
kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urine
dan pulih kembali hingga tak jarang uterus jatuh ke belakang dan
a. Suhu tubuh
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Pernapasan
saat sebelum hamil pada bulan keenam setelah persalinan. Hal ini
volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam
2-4 jam pertama, setelah kelahiran bayi. Selama masa ini, ibu
dengan SC, pengeluaran darah dia kali lipatnya. Perubahan terdiri atas
2015: 16).
128
hari ke-3 sampai 7 postpartum dan akan normal dalam 4-5 minggu
dan selama sisa masa nifas 500 ml (Marliandiani dan Ningrum, 2015:
16-17).
a. Hormon plasenta
dalam tiga jam hinga hari ketujuh postpartum dan sebagai onset
b. Hormon pituitary
psikologis dengan berbagai gejala atau sindrom yang oleh para peneliti
dan klinisi disebut post-pasrtum blues (Dewi dan Sunarsih, 2011: 65).
a. Fase taking in
pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat
mungkin disuarakan ibu pada fase ini menurut Dewi dan Sunarsih
dan sebagainya.
131
3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu khawatir akan
c. Fase letting go
Ibu sudah dapat menyesuaikan diri merawat diri dan bayinya, serta
yang kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi
mencintai bayi mereka, dan merasa bersalah karena perasaan ini (Dewi
gejala menurut Dewi dan Sunarsih (2011: 67) berikut ini: a) reaksi
Puncak dari postpartum blues ini 3-5 hari setelah melahirkan dan
terus menjadi depresi besar. Oleh karena itu postpartum blues harus
masa nifas.
nifas.
d. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang telah dialami dan
baik.
e. Cukup istirahat
g. Berolahraga ringan.
134
depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat
d. Dapat pula muncul fobia, serta akan menyakiti dirinya sendiri dan
bayinya.
menyusui)
I. Faktor fisik
Bagi ibu post partum waktu akan terasa lebih lambat, minggu
pertama merupakan saat terberat bagi ibu pasca bersalin. Tidak heran
jika ibu tetap merasa belum nyaman hingga pada minggu kedua
seluruh gejala fisik dan emosi dibawah ini (Marliandiani dan Ningrum,
g. Rontoknya rambut.
h. Pengeluaran lokia.
l. Banyak keringat.
hari sampai 2 minggu, hal ini masih normal dan bersifat sementara.
persalinan yang ibu alami, apakah mudah atau sulit, apakah normal
dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama. Pada
Misal pada budaya Jawa yaitu selapan, tapel awu layan. Budaya daerah
telur dan ikan laut. Jika ibu tidak mempunyai riwayat alergi, ibu
35).
baik dari segi biaya persalinan, pemenuhan gizi ibu nifas dan bayi,
138
yaitu:
Tabel 2.4
Contoh Menu Ibu Menyusui
II. Ambulasi
bergerak karena merasa letih dan sakit. Jika keadaan tersebut tidak
III. Eliminasi
buang air kecil (BAK). Semakin lama urine tertahan dalam kandung
140
ia pasti mampu menahan rasa sakit pada luka jalan lahir akibat terkena
IV. Hygiene
dari ujung rambut sampai kaki. Terutama pada daerah genetalias perlu
V. Istirahat
yang dapat dipenuhi melalui istirahat malam dan siang, ibu dapat
sebagai berikut:
perdarahan.
Pada ibu postseksio sesarea, ambulasi dini dimulai pada 24-36 jam
yang baik
142
normal, karena hal ini akan membuat ibu merasa lebih kuat dan ini
membantu:
143
10 kali.
sebanyak 5 kali.
yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat faal dari
kehilangan darah.
beberapa jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali sampai terjadi
syok.
hari ke-3 postpartum disertai suhu yang mencapai 39oC dan takikardia,
sakit kepala, kadang terdapat uterus yang lembek. Ibu yang mengalami
masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu dan jika pernafasan
pada betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau
117).
Sesudah bayi lahir, ibu akan merasakan lelah dan mungkin juga
hangat, susu, kopi, atau teh yang bergula. Apabila ibu menghendaki
118).
a. Obesitas
c. Riwayat sebelumnya
147
e. Anemia maternal
g. Endometitris
h. Varikostitis
tahap ini:
1. Embriogenesis
2. Pubertas
hamil berat kurang lebih 200 gram, bergantung pada individu. Saat
saraf torakalis, putting dan areola oleh saraf otonom. Suplai sarat
d. Fisiologi laktasi
51).
a) Refleks prolaktin
52).
sebagai berikut:
152
oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus.
53).
a. Kolostrum
b. ASI transisi/peralihan
c. ASI matur
ASI matur keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya. ASI matur
a. Laktosa
ASI yang berperan penting sebagai sumber energi dan akan diolah
b. Lemak
ASI dan menjadi sumber energI utama bayi serta berperan dalam
60).
c. Vitamin
2015: 60-61).
155
diserap. Jumlah zat besi berasal dari persediaan zat besi sejak bayi
lahir, dari pemecahan sel darah merah dan zat besi yang
e. Oligosakarisa
f. Protein
g. Zat protektif
2015: 61).
Semakin sering bayi mengisap puting susu ibu maka semakin banyak
156
berikut:
a. Memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi ibu nifas (sayur daun katuk,
susu).
siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit disetiap
payudara.
c. Ibu harus dapat istirahat yang cukup, apabila ibu lelah maka ASI
d. Ketenangan jiwa dan pikiran, serta ibu siap dan selalu optimis
sebagai berikut:
masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi
(2011), yaitu:
berikut:
involusi uterus
ibu
bayi
nifas kedua kali menurut Dewi (2011: 94) adalah sebagai berikut:
dan perineum.
nifas ketiga kali menurut Dewi (2011: 94) adalah sebagai berikut:
1. Mengenai gizi zat besi atau folat terpenuhi dan kecukupan diet
yang baik
4. Perawatan anak
ibu. Pantau kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan
ibu pada 2 jam pertama karena pada fase ini berbagai kemungkinan
nifas pada fase 6-8 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu pasca
kali sehari untuk mengetahui kondisi ibu dan deteksi dini adanya
(Dewi dan Sunarsih, 2011: 89). Ganguan rasa nyeri yang dialami
1. After Pain atau kram perut. Hal ini disebabkan kontraksi dan
analgesik.
2. Pembengkakan payudara.
3. Nyeri perineum.
4. Konstipasi.
5. Hemoroid.
6. Diuresis.
c. Mencegah infeksi
d. Mengatasi kecemasan
Rasa cemas sering timbul pada ibu pada masa nifas karena
cara menyusui yang baik dan bila ada masalah dalam menyusui
orang tua. Keberhasilan dalam penyesuaian diri pada fase ini akan
i. Anticipatory guidance
kebutuhan ibu. Ibu nifas juga harus memberitahukan bidan jika ada
meliputi hubungan antara ibu, bayi, dan hubungan ibu dengan yang
masa nifas untuk memastikan ibu dan bayi dalam kondisi sehat.
2011: 91).
I. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu samppai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
yaitu menurut masa gestasi, menurut berat lahir, dan menurut berat
minggu)
2. Neonatus cukup bulan (term infant) : 259 sampai 294 hari (37-
42 minggu)
3. Neonatus lebih bulan (postterm infant) : lebih dari 294 hari (42
140 kali/menit
kali/menit
sempurna
pertama.
berikut:
perubahan perilaku.
baru
yang cukup
Transisi atau proses adaptasi bayi baru lahir yang paling dramatis dan
menghasilkan sumber glukosa. Selain itu, pada system tubuh lainnya juga
terjadi perubahan, walaupun tidak jelas terlihat (Deslidel et al, 2011: 1).
I. Sistem pernapasan
a. Perkembangan paru
lahir
pernapasan
d. Pertukaran gas
menuju atrium kiri. Darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri
III. Termoregulasi
Pada saat bayi meninggalkan lingkungan Rahim ibu yang hangat, bayi
timbangan, dll).
(area terluas).
173
jumlah tertentu. Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa darah akan
turun dalam waktu cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan kadar gula
acara yaitu:
a. Melalui pemberian air susu ibu (bayi baru lahir sehat harus
(glukoneogenesis)
V. Sistem ginjal
oleh lendir bebas membrane mukosa dan udara asam dan akan hilang
minum adalah sirkulasi baik, bising usus positif, tidak ada kembung,
pasase mekonium positif, tidak ada muntah dan sesak napas (Deslidel
bulan. Setelah lahir imunitas neonatus cukuo bulan lebih rendah dari
dan usus, dan perlindungan kimia oleh asam lambung (Deslidel et al,
2011: 8).
ova primitif primitif ada pada gonad wanita. Pada bayi laki-laki dan
di dada dan kadang-kadang diikuti dengan sekresi susu pada bayi ke-4
atau ke-5. Untuk alas an yang sama, gejala haid dapat terjadi pada bayi
2011: 12).
X. Sistem neurologi
Bayi telah dapat melihat dan mendengar sejak baru lahir, sehingga
cm, usia 1 tahun 47 cm, usia 2 tahun 49 cm, usia 5 tahun 51 cm,
dewasa 56 cm). Saat lahir bobot otsk 25% dari berat dewasa, usia 6
bulan hampir 50%, usia 2 tahun 75%, usia 5 tahun 90%, usia 10 tahun
f. Refleks leher tonik asimetris (reflex tonic neck) adalah refleks yang
sebelahnya fleksi.
asam empedu. Hati juga memiliki fungsi sekresi (aliran empedu) dan
2011: 7).
I. Bercak mongol
Bercak ini lebih sering terlihat di punggung dan bokong (Dewi, 2014:
72).
II. Hemangioma
yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh
darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak
III. Ikterus
merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru
lahir, sebanyak 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi
sebagai berikut:
a. Fisiologis
b. Patologis
Tabel 2.5
Rumus Kramer
IV. Muntah
Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang
V. Gumoh
Muntah susu adalah hal yang biasa terjadi, terutama pada bayi yang
mendapatkan ASI. Ini biasanya terjadi karena bayi menelan udara saat
kontak yang terus menerus dengan lingkungan yang tidak baik (Dewi,
2014: 84).
VIII. Sebhorrea
X. Milliariasis
XI. Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa
juga didefiniskan sebagai buang air besar yang tidak normal dan
2014: 91).
XII. Obstipasi
E. Bounding Attachment
Istilah ini merupakan gabungan dari kata bond (tali, pertalian, ikatan)
kasih saying antara ibu dan anak yang penting dan menarik sepanjang
yang kuat yang menyebabkan ibu memberi pengorbanan yang luar biasa
menatap, dan memberi rasa aman dan nyaman pada bayinya (Deslidel et
sebagai berikut:
182
III. Tersenyum
V. Refleks menggenggam
dan klasifikasi bayi muda berusia kurang dari 2 bulan (Wijaya, 2015).
infeksi bakteri.
dan atau masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Yang menarik disini,
dan terperinci, cara merawat tali pusat, menjelaskan kepada ibu tentang
183
jadwal imunisasi pada bayi kurang dari 2 bulan, menasehati ibu cara
asuhan komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat masih di ruang
rawat serta mengajarkan kepada orang tua dan memberi motivasi agar
menjadi orang tua yang percaya diri (Muslihatun, 2010: 4). Aspek
penting dari asuhan segera setelah bayi lahir menurut Sudarti dan
a. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
1. Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
setiap 15 menit.
sesegera mungkin
panas yang benar pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan
pemberian ASI.
untuk menyusu.
c. Menjaga pernapasan:
dengan lembut.
d. Merawat mata
lahir.
9. Dokumentasi.
1. Periksa TTV.
2. Periksa antropometri.
7. Dokumentasi.
1. Periksa TTV.
2. Periksa antropometri.
6. Dokumentasi
a. Pemeriksaan fisik
Tabel 2.6
APGAR Score
2. Tanda-tanda vital
adalah napas dengan laju normal 40-60 kali per menit, tidak
61).
189
1) Kulit
2) Lanugo
4) Payudara
6) Genetalia
3) Rekoil tangan
2012: 63).
4) Sudut popliteal
5) Tanda scarf
6) Lutut ke telinga
2012: 64).
Tabel 2.7
Downe Score
baik
Merintih Tidak Dapat Dapat
merintih didengar didengar
dengan tanpa alat
stetoskop bantu
Sumber: Marmi, dan K. Rahardjo, 2012, Asuhan Neonatus, Bayi, Balita
dan Anak Prasekolah, Putaka Pelajar, Yogyakarta.
1. Refleks
saraf optik.
menyusui.
ekstensi.
3. Pola tidur
Bayi baru lahir akan tidur pada sebagian besar waktu diantara
I. Minum
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), pergantian
antara payudara kiri dan kanan. Berikan ASI saja (ASI eksklusif)
minggu pertama dan jumlah yang peling banyak adalah antara hari
ketiga dan keenam. Feses dari bayi ASI lebih lunak berwarna
kuning emas, dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Feses
dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk daripada bayi
dan memiliki bau khas. Dalam 3 hari pertama feses bayi masih
pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine
terjadi setelah periode ini dengan frekuensi 6-10 kali sehari dengan
28-29).
IV. Tidur
tidur. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16
jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun sampai malam hari apda
Tabel 2.8
Perubahan Pola Tidur Bayi
V. Kebersihan kulit
2014: 30).
Gantilah handuk atau kain jika basah dengan kain yang kering, dan
199
mencegah kehilangan panas. Apabila suhu bayi < 36,5 oC, segera
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Prinsip ini
2014: 30-31).
berikut:
memar.
berlebihan.
berdarah.
g. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek
atau cair, sering berwarna hijau tua, dan terdapat lender dan
darah.
menangis terus-menerus..
lanjutan.
tindakan segera.
V. Imunisasi
Tabel 2.9
Jadwal Pemberian Imunisasi
I. Pengertian
II. Tujuan
III. Sasaran
b. Konseling
c. Pelayanan kontrasepsi
d. Pelayanan infertilitas
e. Pendidikan seksual
g. Konsultasi genetic
h. Tes keganasan
i. Adopsi
a. Pengertian
b. Tujuan
efektif.
KB yang tersedia
c. Konseling akseptor KB
KB dan KR. Konseling dapat membuat klien merasa puas dan juga
a) Meningkatkan penerimaan
d. Informed choice
e. Informed consent
a. Metode kalender
2014: 49).
c. Koitus interuptus
54).
a. Kondom
2014: 55-56).
208
b. Barrier intravagina
cincin dalam yang fleksibel dan dapat digerakkan pada ujung yang
lebih besar pada ujung terbuka di bagian depan yang tetap berada
59).
c. Spermisida
a. Mini pil
b. Pil kombinasi
harus diminum setiap hari pada jam yang sama (Mulyani dan
c. Suntik/injeksi
d. Subkutis/implant
2013: 102).
V. Kontrasepsi mantap
(2014: 65) adalah untuk mengatur jarak kelahiran, jarak kehamilan, dan
I. Memberi ASI ekslusif kepad bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan.
hamil kembali akan menjadi lebih kecil jika mereka terus menyusui
kehamilan, akan tetapi suatu saat ovulasi tetap akan terjadi. Ovulasi dapat
II. Kondom
pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergi terhadap kondom karet
progesterone dalam dosis rendah. Mini pil atau pil progestin disebut
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam
disminorhea
d. Efek samping
atau mini pil menurut Mulyani dan Rinawati (2013: 76) antara lain:
menggunakan progestin.
8) ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas;
Nore-tindon Enantal.
216
b. Mekanisme kerja
c. Efektifitas
penyebabnya
218
f. Waktu penggunaan
pada minggu pertama (7 hari) atau minggu keenam (42 hari) pasca
g. Kunjungan ulang
V. Implant
aman dipakai pada masa laktasi. Implant yang saat ini digunakan yaitu
a. Cara kerja
d. Waktu penggunaan
persalinan.
VI. AKDR/IUD
a. Cara kerja
seksual karena tidak takut untuk hamil; 5) tidak ada efek samping
2016: 187).
rahim <5 cm, dan diketahui menderita TBC pelvik (Prijatni dan
d. Waktu pemasangan
berpengalaman.
e. Kunjungan ulang
Tabel 2.10
Efek Samping Kontrasepsi dan Penanggulangannya
d. Progesif-ganti cara
Suntik a. KIE
b. Obat simtomatis,
misalnya B6
21. Perubahan libido
a. Libido menurun Pil a. KIE
atau naik b. Ganti pil estrogen
dosis rendah
c. Obat simtomatis
Suntik a. KIE
b. Obat simtomatis
b. Libido menurun Pil a. KIE
b. Libido menurun-ganti
cara
Suntik a. KIE
b. Ganti cara
Sumber: Sulistyawati, 2014, Pelayanan Keluarga Berencana, Salemba Medika. Jakarta,
halaman 156-157.
F. Penapisan Klien
I. Kehamilan
acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
I. Standar I (Pengajian)
a. Pernyataan standar
b. Kriteria pengkajian
keluarga)
penunjang)
a. Pernytaan standar
a. Pernyataan standar
b. Kriteria perencanaan
secara komperhensif.
keluarga.
a. Pernyataan standar
rujukan.
b. Kriteria
spiritual-kultural.
sesuai.
V. Standar V (Evaluasi)
a. Pernyataan standar
b. Kriteria evaluasi
dan/keluarga.
klien/pasien.
a. Pernyataan standar
pasien/buku KIA).
METODOLOGI
3.1 Pendekatan/Desain
A. Tempat
kebidanan pada ibu adalah berada di PMB Erna Eny, Amd.Keb di Desa
B. Waktu
hingga penyusunan laporan yaitu sejak Oktober 2018 sampai April 2019.
234
235
A. Metode
I. Wawancara
II. Pengukuran
III. Observasi
A. Kunjungan Antenatal I
I. Subyektif
a. Identitas
Kab. Kediri
237
238
b. Anamnesa
3. Riwayat obstetri
a) Riwayat perkawinan
Kawin : Sah
b) Riwayat Haid
e) ANC
2) TM II periksa 2 kali
melakukan USG.
(kejang-kejang).
hipertensi.
6. Perilaku kesehatan
belakang rumah.
7. Riwayat KB
a) Pola nutrisi
sehari.
gelas susu setiap pagi, dan 7-8 gelas air putih sehari.
b) Pola eliminasi
dan encer. Ibu BAB 1-2 kali sehari, warna kuning dan
tidak lembek.
2) Saat : Ibu BAK 5-6 kali sehari, warna kuning bening dan
lembek.
242
c) Kebersihan perorangan
seminggu sekali.
tidur.
2) Saat : Ibu biasa tidur pada malam hari ±7 jam dan pada
e) Pola aktivitas
9. Keadaan psikososial
persalinan
pertama klien
pada bayi
244
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
b. Inspeksi
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri
Ekstremitas
c. Palpasi
Leopold III : Bagian terendah janin teraba kepala dan sudah tidak
dapat digoyangkan.
panggul)
Mc. Donald : 26 cm
f. Pemeriksaan laboratorium
III. Analisa
1
GIIP1001 usia kehamilan 38 /7 minggu dengan anemia ringan
IV. Penatalaksanaan
janin baik.
b. KIE tentang nutrisi pada ibu hamil, menganjurkan ibu untuk lebih
kiri.
persalinan
Fe yaitu :
setelah makan)
2) Diminum dengan air putih atau air jeruk atau dengan vitamin C
sebelum tidur.
I. Subyektif
b. Keluhan utama : Ibu mengeluh mudah merasa lelah dan kaki linu.
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
Suhu : 36,2 oC
Resp : 20 x/menit
b. Inspeksi
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri
Ekstremitas
c. Palpasi
Leopold III : Bagian terendah janin teraba kepala dan sudah tidak
dapat digoyangkan.
panggul)
Mc. Donald : 26 cm
f. Pemeriksaan laboratorium
III. Analisa
4
GIIP1001 usia kehamilan 38 /7 minggu dengan anemia ringan
IV. Penatalaksanaan
janin baik.
sepatu hak tinggi, dan tidur miring ke kiri sehingga ibu tidak
persalinan
251
Fe.
sebelum tidur.
keluhan.
I. Subyektif
bulan.
b. Keluhan utama
cairan ketuban.
d. Riwayat ANC :
Mojo.
253
Perut ibu mules sejak tanggal 13 Desember 2018 pukul 22.00 WIB,
1. Pola nutrisi
air putih.
2. Pola eliminasi
24.00 WIB dan BAB pukul 22.00 WIB (13 Desember 2018).
3. Kebersihan perorangan
Desember 2018).
254
5. Pola aktifitas
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
Suhu : 36 oC TB : 148 cm
b. Inspeksi
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri
Ekstremitas
c. Palpasi
Leopold III : Bagian terendah janin teraba kepala dan sudah tidak
dapat digoyangkan.
panggul)
Mc. Donald : 27 cm
e. Pemeriksaan dalam :
molase 0, penurunan Hodge III (2/5), tidak ada bagian kecil janin
yang turun.
256
III. Analisa
GIIP1001 usia kehamilan 40 6/7 minggu inpartu kala I fase aktif dilatasi
maksimal
IV. Penatalaksanaan
pembukaan 8 cm.
nyaman.
rutin.
dan bayi.
partograf.
I. Subyektif
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
b. Inspeksi
Vulva : Membuka
f. Pemeriksaan dalam
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
lengkap.
ketuban)
ketuban jernih.
ibu.
kontraksi.
1. Mendekatkan alat
2. Memakai APD
partus set
4. Mencuci tangan
dan ke atas
ada di atas (anterior) dari punggung kea rah kaki bayi untuk
lahir pukul 01.30 WIB, warna kulit kemerahan, dan gerak aktif.
I. Subyektif
lemas
II. Obyektif
Bayi laki-laki lahir pukul 01.30 WIB, menangis spontan, warna kulit
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
melakukan IMD.
HB0
lahir yaitu pukul 02.30 WIB dan imunisasi HB0 diberikan 2 jam
I. Subyektif
II. Obyektif
a. Inspeksi
b. Palpasi
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
palpasi secara dorso kranial serta tangan yang lain memegang tali
lantai.
e. Melahirkan plasenta
kotiledon.
265
I. Subyektif
Ibu mengatakan badannya terasa lelah, sedikit pusing dan nyeri pada
jalan lahir.
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan fisik
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri
kiri, tidak ada pembengkakan vena jugularis kanan kiri, tidak ada
Ekstremitas
c. Palpasi
III. Analisa
IV. Penatalaksaan
kulit perineum.
lahir.
c. Mendekatkan alat
Evaluasi : Ibu sudah bersih dan terlihat lebih segar serta ibu
j. Mencuci tangan
setiap 1 jam pada 1 jam pertama dan observasi TD, nadi, TFU,
269
hangat.
miring kanan.
partograf.
270
I. Subyektif
b. Keluhan
Ibu mengeluh badannya masih lelah dan nyeri pada jalan lahir
c. Riwayat ANC
Mojo.
Perut ibu mules sejak tanggal 13 Desember 2018 pukul 22.00 WIB,
berwarna jernih dan berbau khas bau ketuban. Pukul 01.30 WIB,
bayi lahir secara normal dan menangis spontan. Pukul 01.40 WIB,
271
e. Keadaan bayi
1. Pola nutrisi
Ibu sudah makan dengan porsi 1 piring nasi, sayur, tempe, dan
2. Pola eliminasi
3. Istirahat
4. Aktifitas/mobilisasi
mandi.
5. Personal hygiene
g. Riwayat psikososial
bayi saat ibu bekerja, namun ibu tetap ingin memberikan ASI
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan fisik
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri
273
tidak ada lesi, tidak ada hemoroid, terdapat luka jahitan derajat 1
Ekstremitas
c. Palpasi
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
kondisi baik.
mempraktekkan.
I. Subyektif
b. Keluhan utama
1. Pola nutrisi
Saat hamil : Ibu makan sehari 4-5 kali dengan menu 1 piring
Saat nifas : Ibu makan 3 kali sehari dengan menu 1 piring nasi,
sayur, tempe, tahu, telur, ayam (kadang) serta minum 7-8 gelas
sehari.
2. Pola eliminasi
Tidak ada perubahan pola eliminasi saat hamil dan saat nifa
yaitu : Ibu BAK 5-6 kali sehari, warna kuning bening dan
lembek.
3. Istirahat
Saat hamil : Ibu biasa tidur pada malam hari ±7 jam dan pada
Saat nifas : Ibu biasa tidur pada malam hari 3-4 jam dan pada
siang hari ±1 jam. Ibu tidak dapat tidur karena bayi menyusu
setiap 2 jam.
4. Aktifitas/mobilisasi
dan mengepel
5. Personal hygiene
sekali.
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
N : 88 x/menit S : 36,9 oC
b. Pemeriksaan fisik
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri
tidak ada lesi, tidak ada hemoroid, luka jahitan masih basah, lokhea
penuh/20 cc)
Ekstremitas
c. Palpasi
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
kondisi baik.
depan ke belakang.
membersihkan genetalia.
bendungan ASI.
mempraktekkan.
I. Subyektif
b. Keluhan utama
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
N : 82 x/menit S : 37 oC
b. Pemeriksaan fisik
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri
tidak ada lesi, tidak ada hemoroid, luka jahitan agak kering, lokhea
Ekstremitas
c. Palpasi
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
kondisi baik.
mempraktekkan.
keluhan.
I. Subyektif
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan luka jahitan perineum sudah kering dan ibu ingin
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
N : 80 x/menit S : 36,3 oC
b. Pemeriksaan fisik
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri
285
tidak ada lesi, tidak ada hemoroid, luka jahitan sudah kering,
Ekstremitas
c. Palpasi
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
kondisi baik.
samping KB.
KB.
I. Subyektif
a. Identitas bayi
Nama bayi : By Ny S
Umur : 7 jam
Anak ke : II (dua)
b. Keluhan
otot aktif
d. Apgar skor
Menit pertama 9
Menit kelima 10
288
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
Suhu : 37,3 oC
Resp : 52 x/menit
intracranial.
Mata : Simetris kanan kiri, tidak ada perdarahan pada mata kanan
kiri, tidak strabismus kanan kiri, sklera tidak icterus kanan kiri,
Telinga : Simetris kanan kiri, tidak ada sekresi kanan kiri, keras dan
segera recoil.
daerah tanpa rambut, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik,
Bentuk kaki : 4
90o, sudut popliteal 90o, tanda selendang (4), tumit ke kaki (4)
c. Antropometri
d. Reflek
rangsangan.
rangsangan.
ransangan.
e. Eliminasi
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
sehari
puting
bidan.
penjelasan bidan.
bernanah, mata bayi bernanah, diare lebih dari 3 kali sehari, kulit
penjelasan bidan.
bidan.
I. Subyektif
a. Alasan kunjungan
b. Keluhan
bahaya bayi baru lahir seperti demam, tidak mau menyusu, kejang-
diare lebih dari 3 kali sehari, kulit dan mata bayi kuning, dan tinja
Pola nutrisi
Bayi hanya minum ASI dan menyusu setiap 2 jam sekali, sehingga
Pola eliminasi
BAB : Ibu mengatakan bayinya BAB 2 kali sehari pada pagi dan
Pola istirahat
Bayi tidur sekitar 20 jam per hari. Bayi terbangun saat ingin
Personal hygiene
Bayi mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, keramas setiap
sore hari, mengganti baju apabila baju bayi basah, serta mengganti
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan fisik
intracranial.
Mata : Simetris kanan kiri, tidak ada perdarahan pada mata kanan
kiri, tidak strabismus kanan kiri, sklera tidak icterus kanan kiri,
Telinga : Simetris kanan kiri, tidak ada sekresi kanan kiri, keras dan
segera recoil.
daerah tanpa rambut, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik,
Ekstremitas
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
keadaan baik.
297
setiap 2 jam).
dengan benar.
I. Subyektif
a. Alasan kunjungan
b. Keluhan
Pola nutrisi
Bayi hanya minum ASI dan menyusu setiap 2 jam sekali, sehingga
Pola eliminasi
BAB : Ibu mengatakan bayinya BAB 2 kali sehari pada pagi dan
Pola istirahat
Bayi tidur sekitar 20 jam per hari. Bayi terbangun saat ingin
Personal hygiene
Bayi mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, keramas setiap
sore hari, mengganti baju apabila baju bayi basah, serta mengganti
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan fisik
intracranial.
Mata : Simetris kanan kiri, tidak ada perdarahan pada mata kanan
kiri, tidak strabismus kanan kiri, sklera tidak icterus kanan kiri,
daerah tanpa rambut, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik,
Ekstremitas
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
keadaan baik.
mungkin.
dengan benar.
I. Subyektif
a. Alasan kunjungan
b. Keluhan
Pola nutrisi
Bayi hanya minum ASI dan menyusu setiap 2 jam sekali, sehingga
Pola eliminasi
BAB : Ibu mengatakan bayinya BAB 2 kali sehari pada pagi dan
Pola istirahat
Bayi tidur sekitar 20 jam per hari. Bayi terbangun saat ingin
Personal hygiene
Bayi mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, keramas setiap
sore hari, mengganti baju apabila baju bayi basah, serta mengganti
II. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan fisik
intracranial.
Mata : Simetris kanan kiri, tidak ada perdarahan pada mata kanan
kiri, tidak strabismus kanan kiri, sklera tidak icterus kanan kiri,
Telinga : Simetris kanan kiri, tidak ada sekresi kanan kiri, keras dan
segera recoil.
daerah tanpa rambut, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik,
Ekstremitas
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
keadaan baik.
A. Subyektif
I. Alasan kunjungan
nifas
306
visual; nyeri hebat pada dada, betis, dan paha; penyakit lain
IV. Riwayat KB
B. Obyektif
I. Pemeriksaan umum
TD : 100/60 mmHg BB : 42 kg
Resp : 22 x/menit
II. Inspeksi
sklera tidak ikterus kanan kiri, palpebra tidak oedema kanan kiri.
307
Anogenital : Bersih, tidak ada fluor albus, tidak ada peradangan, tidak
Ekstremitas
Bawah : Simetris kanan kiri, tidak oedema kanan kiri, tidak ada
III. Palpasi
IV. Auskultasi
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
normal
tempe, ikan, telur, tahu, dll) dan menghindari makanan yang banyak
mengandung lemak.
makanan berlemak.
bulanan.
309
g. Memberikan KIE tentang hubungan seksual yaitu ibu dan suami tidak
hari atau memakai kontrasepsi lain (kondom atau minum mini pil)
selama 7 hari.
Evaluasi : Ibu dan suami mengerti penjelasan bidan dan bersedia tidak
PEMBAHASAN
tinjuan pustaka dengan tinjuan kasus, sehingga dari kesenjangan itu dapat dicari
GIIP1001 sejak tanggal 25 November 2018 sampai tanggal 21 Januari 2019 yaitu
sejak masa kehamilan usia 38 1/7 minggu sampai postpartum dan asuhan neonates
serta asuhan keluarga berencana di PMB Erna Eny, Amd, Keb. di Desa Sukoanyar
sebagai berikut :
kehamilannya. Hari pertama haid terakhir ibu tanggal 1 Maret 2018. Tanggal
umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/60 mmHg, nadi
88 x/menit, suhu 36,4 oC, respirasi 22 x/menit, berat badan 47,4 kg, tinggi
310
311
badan 148 cm, dan lingkar lengan atas 22,5 cm. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pada mata kanan kiri terlihat sedikit pucat, dan hasil
bagian fundus teraba bokong; Leopold II didapatkan bagian kanan ibu teraba
ekstremitas janin dan bagian kiri ibu teraba punggung janin; Leopold III
didapatkan bagian terendah janin teraba kepala yang sudah tidak dapat
teratur, dan pemeriksaan perkusi didapatkan refleks patella positif kanan kiri.
non reaktif, HbsAg non teraktif, protein urine negative, dan reduksi urin
negatif. Diagnosis yang dapat ditegakkan yaitu GIIP1001 usia kehamilan 38 1/7
minggu dengan anemia ringan kehamilan risiko tinggi, janin tunggal hidup
dilakukan yaitu KIE nutrisi, pemberian PMT, KIE kesejahteraan janin, anjuran
pemeriksaan laboratorium.
Puskesmas Mojo. Ibu mengeluh mudah merasa lelah dan kaki linu. Hasil
composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,2 oC,
respirasi 20 x/menit, berat badan 47,6 kg, tinggi badan 148 cm, dan lingkar
lengan atas 22,5 cm. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pada
mata kanan kiri terlihat sedikit pucat, dan hasil Leopold I didapatkan TFU 26
Leopold II didapatkan bagian kanan ibu teraba ekstremitas janin dan bagian
kiri ibu teraba punggung janin; Leopold III didapatkan bagian terendah janin
auskultasi didapatkan DJJ 138 x/menit dan teratur, dan pemeriksaan perkusi
didapatkan Hb 9,1 gram/dL protein urine negatif, dan reduksi urin negatif.
Diagnosis yang dapat ditegakkan yaitu GIIP1001 usia kehamilan 38 4/7 minggu
dengan anemia ringan kehamilan risiko tinggi, janin tunggal hidup intrauterine
Dihitung mulai tanggal 8 Juni 2018 s/d 28 November 2018, ibu sudah 3
kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III.
kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu, dan setelah itu
setiap minggu sampai bayi lahir. Hal ini dilakukan untuk penilaian risiko
Dalam hal ini, terdapat kesenjangan antara kunjungan yang ibu lakukan
dengan teori yang ada, dimana pada trimester I ibu melakukan tes kehamilan
secara mandiri pada tanggal 1 Mei 2018. Ibu tidak melakukan kunjungan
karena ibu merasa tidak ada keluhan. Anggapan ibu tersebut menyebabkan ibu
memiliki meyakinan bahwa tidak ada keluhan artinya tidak perlu dilakukan
pemeriksaan atau kunjungan antenatal. Padahal ada atau tidak adanya keluhan,
Hal ini dilakukan agar dapat mencegah terjadinya masalah yang mungkin
timbul dan dapat diketahui sejak dini apabila terdapat masalah sehingga ibu
merasa lelah. Keluhan ini masih dirasakan ibu pada kunjungan tanggal 28
November 2018, bahkan ibu merasa kakinya mengalami linu. Padahal ibu
menggunakan sepatu hak tinggi, dan tidur miring ke kiri. Konjungtiva pada
314
mata ibu terlihat sedikit pucat dan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
kadar Hb minimal pada trimester I dan III yaitu 11 g/dL dan pada trimester II
yaitu 10,5 g/dL (Kemenkes, 2013: 160). Derajat anemia berdasarkan kadar
sedang apabila Hb 6-7,9 gram/dl, dan anemia berat apabila Hb < 6 gram/dl
terjadi malnutrisi, kurangnya zat besi dalam diet, malabsorpsi, atau penyakit
Anemia yang dialami ibu termasuk dalam anemia ringan. Anemia ringan
dapat diketahui melalui tanda dan gejalanya yaitu mudah lelah, terlihat letih,
dan konjungtiva mata sedikit pucat. Anemia pada ibu terjadi karena ibu
terjadi kematian janin dalam uterus, lahirnya bayi prematur, perdarahan saat
dengan cacat bawaan. Untuk mencegah terjadinya masalah akibat anemia, ibu
diberikan tablet Fe dengan dosis 3x1 dan Vitamin C dengan dosis 3x1. Selain
dengan tablet Fe, ibu diharapkan bersedia memakan sayuran hijau dan hati
ayam, serta beristirahat yang cukup agar Hb ibu bisa sesuai dengan batas
(TFU) ibu hanya 26 cm, kenaikan berat badan ibu selama hamil hanya 7,6 kg,
dan lingkar lengan atas ibu tidak mengalami peningkatan yaitu 22,5 cm.
Padahal usia kehamilan ibu pada tanggal 28 November 2018 adalah 38 4/7
minggu.
Menurut Sofian (2011: 41), tinggi fundus uteri menurut pengukuran Mc.
Donald pada usia kehamilan 28 minggu TFU 26,7 cm, usia kehamilan 30
minggu TFU 29,5-30 cm, usia kehamilan 32 minggu TFU 29,5-30 cm, usia
usia kehamilan 38 minggu TFU 33 cm, dan 40 minggu TFU 37,7 cm. Menurut
pertambahan berat badan ibu hamil berkisar 10-15 kg yaitu 1 kg/bulan pada
kurang energi kronis (KEK) yang diukur dengan menggunakan pita pengukur
LILA dan dilakukan pada bagian lengan yang tidak dominan digunakan.
uteri, kenaikan BB ibu selama hamil, dan ukuran lingkar lengan atas.
Kenaikan BB ibu tidak sesuai dengan teori karena ibu menderita KEK,
bertambahnya ukuran TFU ibu. Apabila TFU ibu tidak sesuai dengan tetapan
316
ukuran TFU menurut Mc. Donald, dapat berakibat lahirnya bayi dengan berat
badan rendah (BBLR). Begitu juga KEK ibu hamil dapat mempengaruhi
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
A. Kala I
2018 pukul 22,00 WIB, keluar lendir bercampur darah pada tanggal 14
nadi 84 x/menit, suhu 36 oC, respirasi 20 x/menit, berat badan 47,6 kg,
tinggi badan 148 cm, dan lingkar lengan atas 22,5 cm. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan konjungtiva pada mata kanan kiri terlihat sedikit pucat,
bagian kanan ibu teraba ekstremitas janin dan bagian kiri ibu teraba
317
denominator UUK kiri depan, molase 0, penurunan Hodge III (2/5), tidak
ada bagian kecil janin yang turun. Diagnosis yang dapat ditegakkan yaitu
GIIP1001 usia kehamilan 40 6/7 minggu inpartu kala I fase aktif dilatasi
anjuran miring kiri, KIE teknik relaksasi saat kontraksi, anjuran masase
persalinan.
pukul 01.00 WIB sampai dengan pembukaan lengkap pukul 01.20 WIB.
Hasil pemeriksaan yang dicatat pada partograf pukul 01.20 WIB yaitu nadi
x/menit (teratur).
Menurut Rohani dkk (2013: 5-6) periode fase aktif berlangsung 6 jam
dan dibagi menjadi tiga subfase. Periode akselerasi berlangsung 2 jam dari
multigravida 2 cm/jam.
saja terjadi apabila his terjadi secara adekuat dan ibu hamil anak kedua
(multigavida).
B. Kala II
dorongan untuk meneran, serta ada tekanan pada anus seperti ingin BAB.
respirasi 20 x/menit, Suhu 36,3 oC, DJJ 138 x/menit, His 4 x 10 menit
denominator UUK kiri depan, molase 0, penurunan Hodge IV, tidak ada
bagian kecil janin yang turun. Diagnosis yang dapat ditegakkan yaitu
GIP1001 usia kehamilan 40 6/7 minggu inpartu kala II, janin tunggal hidup
persalinan,
pukul 01.20 WIB sampai dengan lahirnya bayi pukul 01.30 WIB. Bayi
laki-laki lahir menangis spontan, warna kulit kemerahan, dan tonus otot
aktif.
jam pada primigravida dan 1 jam multigravida. Menurut Sofian (2011: 73)
fakta yang terjadi di lapangan. Hal ini dapat terjadi karena ibu mengaku
berlangsung cepat, sehingga dapat terjadi juga pada persalinan saat ini. Ibu
juga memiliki tenaga yang cukup serta mampu meneran sesuai dengan
anjuran bidan.
C. Kala III
ada/tidaknya rupture.
Bayi lahir pukul 01.30 WIB dan plasenta lahir pukul 01.40 WIB. Hal
ini berarti kala III berlangsung selama 10 menit dihitung sejak lahirnya
Kala III disebut juga sebagai kala uri atau kala pengeluaran plasenta.
Kala III dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban (JNPK-KR, 2017: 90). Kala III biasanya berlangsung
Hal ini berarti keadaan pada saat praktik di lapangan sudah sesuai
D. Kala IV
pusing, dam nyeri pada jalan lahir. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa
posterior, dan kulit perineum), TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik
(keras dan globuler), dan kandung kemih kosong. Diagnosis yang dapat
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya; serta memantau suhu
menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya; serta
memantau suhu 1 kali pada 1 jam pertama dan 1 kali pada 1 jam
berikutnya.
322
teori yang ada. Hal-hal yang perlu dipantau pada kala IV yaitu tekanan
ruptur. Ruptur yang dialami ibu terjadi pada derajat I yaitu pada bagian
terjadi pada ibu selama persalinan dan akibat ruptur derajat I yaitu ± 300
cc.
kehilangan darah yang tidak perlu (JNPK-KR, 2017: 194). Ingat, tidak
ibu sesaat setelah persalinan saat ibu masih berada di puskesmas. Kunjungan
kerumah. Kunjungan kedua dilakukan untuk mengkaji masalah apa saja yang
dialami oleh ibu, sedangkan kunjungan ketiga dilakukan apakah ibu benar-
Dewi (2011), kunjungan masa nifas dilakukan selama 3 kali, yaitu kunjungan
postpartum hari ke-4 sampai ke-28, dan kunjungan ketiga pada postpartum
hari ke-29 sampai ke-42. Kunjungan nifas pada Ny S sudah sesuai dengan
teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan.
A. 6 Jam Postpartum
Pada 6 jam postpartum, ibu mengeluh badannya masih lelah dan nyeri
pada mata ibu sudah tidak pucat, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik (keras dan globular), tidak ada tanda Homan dan
kandung kemih kosong. Diagnosis yang dapat ditegakkan yaitu P2002 6 jam
Pada 6 jam postpartum, ibu mengeluh badannya lelah dan nyeri pada
perineum. Menurut Barus dkk (2017: 445), pada umumnya ibu nifas akan
Sunarsih (2011: 89), gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami
yang dialami ibu antara lain after pain dan nyeri perineum. Menurut
Marliandiani dan Ningrum (2015: 10), tinggi fundus normal pada wanita
Apabila dilihat antara teori diatas dengan keluhan yang dialami ibu
dan hasil pemeriksaan, maka dalam ini tidak terjadi kesenjangan. ibu
banyak tenaga ibu untuk meneran. Ibu dianjurkan untuk beristirahat yang
cukup atau tidur saat bayi sedang tidur. Dengan demikian, dapat
demikian, tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan fakta yang terjadi.
Pada kunjungan rumah yang pertama, ibu mengeluh nyeri pada luka
x/menitt, dan suhu 36,9 oC, tinggi fundus ibu 3 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik (keras dan globular), tidak ada tanda Homan,
jahitan. Menurut Barus dkk (2017: 445), setiap wanita memiliki ambang
Menurut Barus dkk (2017: 443), lokhea rubra adalah lokhea yang
dan Ningrum (2015: 12), lokhea ini berisi darah segar bercampur sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, sisa mekonium, sisa selaput ketuban, dan
sisa darah.
Apabila dilihat dari teori yang ada dengan hasil pemeriksaan, tidak
nifas yang terjadi pada ibu. Hal ini terjadi karena ibu sudah pulih dan
perineum sudah tidak nyeri dan didapatkan hasil pemeriksaan umum ibu
dan suhu 37 oC, tinggi fundus ibu pertengahan pusat dan symphisis,
kontraksi uterus baik (keras dan globular), tidak ada tanda Homan,
pada wanita yang berada dalam 7 hari postpartum yaitu pertengahan pusat
dan symphisis. Lokhea yang keluar pada hari ke-3 sampai hari ke-7
bahwa tidak ada kesenjangan. Hal ini dapat terjadi karena kondisi ibu
sudah baik dan ibu tidak mengalami tanda bahaya atau komplikasi masa
nifas.
x/menit, dan suuhu 36,5oC, tinggi fundus sudah tidak terasa, tidak ada
Tinggi fundus pada wanita yang berada pada 29 hari postpartum yaitu
tidak teraba (Marliandiani dan Ningrum, 2015: 11). Lokhea yang keluar
mengalami masa nifas yang normal dan tidak terjadi komplikasi atau tanda
bahaya masa nifas. Hal ini terbukti dengan hasil pemeriksaan tinggi
(2015: 5), pada kunjungan lebih dari 2 minggu postpartum bertujuan untuk
Hal ini dilakukan agar ibu mendapatkan informasi tentang alat kontrasepsi
yang dapat digunakan oleh ibu meskipun ibu masih menyusui bayinya.
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu
A. 6 jam postnatal
Desember 2018 pukul 07.30 WIB. Bayi laki-laki lahir normal menangis
spontan, warna kuliit kemerahan, dan tonus otot aktif bergerak dengan
berat 3.000 gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar
lengan atas 12,6 cm, serta lingkar dada 31,2 cm. Pada pemeriksaan suhu
didapatkan 37,3 oC, respirasi 52 x/menit, dan nadi 122 x/menit. IMD
memandikan bayi, cara perawatan tali pusat, cara memberikan ASI, posisi
menyusui, menjaga kehangatan, KIE tanda bahaya bayi baru lahir, dan
memiliki berat 2.500-4.000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada
330
30-38 cm, dan lingkar kepala 33-35 cm. frekuensi jantung bayi 180
beberapa menit pertama cepat, akan menurun setelah tenang kira-kira 40-
60 x/menit. Menurut Buda dan Sajekti (2011: 28), panjang badan bayi
Namun pada berat badan, lingkar kepala, dan lingkar dada tidak ada
menurut Buda dan Sajekti (2011: 28), panjang badan bayi 47 cm termasuk
dalam panjang badan bayi normal. Hal ini mungkin terjadi karena TFU ibu
sesaat sebelum persalinan hanya 27 cm. Selain itu, juga dapat terjadi
karena asupan gizi ibu yang kurang karena riwayat anemia yang diderita
2018 pukul 16.00 WIB saat bayi berumur 2 hari. Hasil pemeriksaan yang
didapat yaitu keadaan umum baik, suhu 36,9 oC, nadi 124 x/menit,
respirasi 60 x/menit, dan berat badan bayi naik menjadi 3.200 gram. Bayi
juga tidak mengalami tanda bahaya seperti demam, tidak mau menyusu,
tali pusat kemerahan atau bernanah, mata bayi bernanah, diare lebih dari 3
331
kali sehari, kulit dan mata bayi kuning, dan tinja bayi berwarna pucat.
badan bayi turun sekitar 10% dari berat badan lahir. Akan tetapi, pada hari
ke-3 atau ke-4 seharusnya berat badan bayi mulai naik. Pada akhir minggu
pertama, berat badan bayi paling sedikit sama dengan berat badan
menjadi 3.200 gram. Hal ini terjadi karena menurut ibu, bayi menyusu
pukul 15.00 WIB saat bayi berumur 7 hari. Hasil pemeriksaan didapatkan
yaitu keadaan bayi baik, tali pusat belum terlepas, suhu 36,7 oC, nadi 100
x/menit, respirasi 40 x/menit, dan berat badan bayi naik 3.300 gram.
Diagnosis yang dapat ditegakkan adalah neoatus cukup bulan sesuai masa
kali per menit, tanpa retraksi dada, dan tanpa suara merintih pada fase
ekspirasi. Denyut jantung bayi normal adalah 120-160 kali per menit.
Apabila lebih dari 160 kali per menit, masih dianggap normal. Pada
56) yaitu memastikan bayi mendapatkan ASI minimal setiap 2 jam secara
apapun pada mulut bayi agar bayi tidak tersedak, dan memastikan
Hasil pemeriksaan pernapasan pada bayi sesuai dengan teori yang ada
yaitu 40 kali per menit atau berada diantara 30-60 kali per menit. Akan
dengan teori yaitu 100 kali per menit. Hal ini dapat terjadi karena pada
saat pemeriksaan, bayi dalam kondisi tidur sehingga bayi dalam kondisi
yaitu bayi menyusu setiap 2 jam, feses bayi berwarna hijau kehitaman dan
lembek, bayi berkemih > 8 kali dalam sehari, bayi tidur selama 20 jam, tali
pusat agak kering dan tidak ada perdarahan. Ibu mampu melakukan
10.00 WIB saat bayi berumur 22 hari. Keadaan umum bayi baik, suhu bayi
36,7 oC, nadi 100 x/menit, respirasi 44 x/menit, dan berat badan 3.800
gram. Tali pusat bayi sudah terlepas 10 hari yang lalu. Diagnosis yang
Pada kunjungan pertama dan kedua, tali pusat bayi belum terlepas. Tali
Menurut Tando (2016: 50), tali pusat normal berwarna putih kebiruan
pada hari pertama. Tali pusat mulai kering, mengerut, dan akhirnya
anamnesa yang dilakukan pada ibu. Tali pusat terlepas pada hari ke-10 dan
tidak ada tanda infeksi merupakan hal yang normal. Ibu berhasil
terjadinya penyakit TBC berat, seperti TBC meningitis dan TBC milier.
Imunisasi ini diberikan pada bayi yang berusia dua bulan atau kurang.
BCG yaitu 0,05 cc. Sedangkan vaksin Polio yaitu vaksin yang berikan
secara oral (diteteskan ke mulut bayi). Vaksin ini berisi virus polio tipe 1,
Bayi ibu mendapatkan imunisasi BCG pada umur 32 hari yaitu pada
tanggal 15 Januari 2019. Selain itu, bayi ibu juga mendapat imunisasi
Pada kunjungan neonatal ketiga ini, bayi dalam kondisi sehat. Berat
badan bayi juga naik 500 gram menandakan bahwa bayi menyusu dengan
baik dan ibu tidak ada keluhan selama menyusui bayinya. Menurut hasil
bahwa ibu mampu merawat bayinya dengan baik dan keluarga berhasil
eksklusif.
Pada tanggal 21 Januari 2019 yaitu pada hari ke-38 postpartum, ibu dan
suntik 3 bulan. Ibu mengatakan tidak ada keluhan setelah melahirkan dan
335
x/menit, suhu 36,4 oC, berat badan ibu 42 kg, dan tidak terdapat benjolan pada
perut bagian bawah dan payudara kanan-kiri. Diagnosis yang dapat ditegakkan
yaitu KIE tentang efek samping KB suntik 3 bulan, anjuran makan makanan
kontrasepsi jangka panjang. Hal ini dilakukan mengingat ibu pasca bersalin
kembali akan menjadi lebih kecil jika mereka terus menyusui setelah
tetapi suatu saat ovulasi tetap akan terjadi. Pemilihan metode kontrasepsi
336
untuk ibu pasca persalinan perlu dipertimbangkan dengan baik, sehingga tidak
Ibu dan suami memilih melakukan keluarga berencana secara dini pada 38
Namun, ibu tidak memilih alat kontrasepsi jangka panjang seperti AKDR atau
implant karena ibu merasa takut dan suami tidak mengizinkan ibu
Pada penggunaan alat kontrasepsi yang lalu yaitu KB suntik 3 bulan, ibu
jenis ini selama ± 3 tahun yaitu pertama digunakan pada tahun 2014 sampai
tahun 2017.
perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan
bercak (spotting), dan tidak haid sama sekali. Namun, hal tersebut tidak
berbahaya pada ibu karena bersifat fisiologis atau merupakan efek samping.
dapat disimpulkan bahwa perdarahan bercak atau spotting yang dialami oleh
ibu adalah keadaan yang normal. Dengan demikian, ibu masih diperbolehkan
pertama (7 hari) atau minggu keenam (42 hari) pasca persalinan terbukti tidak
Pertimbangan untuk memilih alat kontrasepsi jenis ini karena ibu pernah
pertamanya.
BAB 6
6.1 Kesimpulan
kehamilan, persalinan nifas, bayi baru lahr, dan keluarga berencana pada Ny S
mulai tanggal 25 November 2018 sampai 21 Januari 2019 di PMB Erna Eny,
pertama, ibu mengeluh mudah merasa lelah dengan diagnosis GIIP1001 usia
presentasi kepala dengan anemia ringan kehamilan risiko tinggi (KSPR 6).
Kunjungan kedua, ibu mengeluh mudah merasa lelah dan kaki linu. Pada
dengan anemia ringan kehamilan risiko tinggi. Pada kunjungan ulang, ibu
338
339
mengeluh mudah merasa lelah dan kaki linu. Hal ini terjadi karena ibu
dan didapatkan hasil Hb ibu sebesar 9,1 gram/gL. Asuhan yang diberikan
yaitu KIE nutrisi, melanjutkan terapi tablet Fe dan Vitamin C dari dokter
GIIP1001 usia kehamilan 40 6/7 minggu inpartu kala I fase aktif dilatasi
kepala. Asuhan yang diberikan dari kala I sampai kala IV dilakukan sesuai
komplikasi persalinan yang terjadi pada ibu dan bayi. Bayi laki-laki lahir
sakit kepala terus menerus, bengkak, nyeri abdomen yang hebat, keluar
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dilakukan 3 kali yaitu pada 6
hari setelah bayi lahir, kunjungan rumah 7 hari setelah bayi lahir, dan
tidak ditemukan masalah kesehatan atau komplikasi bayi baru lahir seperti
bernanah, mata bayi bernanah, diare lebih dari 3 kali sehari, kulit dan mata
bayi kuning, dan tinja bayi berwarna pucat. Hasil pemeriksaan didapatkan
suntik 3 bulan.
6.2 Saran
A. Untuk Pasien
B. Untuk Tempat Studi Kasus PMB Erna Eny, A.md. Keb dan
Puskesmas Mojo
ditentukan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, hingga
selama hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana
D. Untuk Penulis
lebih baik, teliti, dan tidak segan dalam menerapkan teori yang sudah
pertama. Hal ini terbukti bahwa masih ada ibu hamil yang tidak
Affandi, Biran dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Barus, dkk. 2017. Kebidanan Teori dan Asuhan Volume 2. Jakarta : EGC.
Cunningham, et al. 2012. Obstetri Williams. Ed 23. (Alih Bahasa) Pendit, dkk.
Jakarta: EGC
Damayanti, Ika Putri, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.
Depkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. (Online), tersedia:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf (Diakses pada tanggal 09
Oktober 2018, pukul 17.25 WIB).
Deslidel et al. 2011. Buku Ajar: Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC.
Dewi dan Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
________________. 2015. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita Jakarta:
Salemba Medika.
Dinkes Jatim. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016.
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (Online), tersedia:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINS
I_2016/15_Jatim_2016.pdf (Diakses pada tanggal 09 Oktober 2018, pukul
17.18 WIB).
Dinkes Kediri, 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2016. Kediri:
Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. (Online), tersedia:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2
016/3506_Jatim_Kab_Kediri_2016.pdf (Diakses pada tanggal 09 Oktober
2018, pukul 17.22WIB).
Dorland dan Newman. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakara:
EGC.
Hani, Ummi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
343
344
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta : Deepublish.
Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK%20No.%2097%20ttg%20P
elayanan%20Kesehatan%20Kehamilan.pdf (Diakses pada tanggal 31 Oktober
2018, pukul 14.21 WIB)
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Pudiastuti. Dewi R. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rochjati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Rochmah et a. 2011. Pandungan Belajar: Asuhan Neonatus, Bayi & Balita.
Jakarta: EGC.
Rohani, Saswita, dan Marisah. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.
Jakarta: Salemba Medika.
Rusda, Muhammad. 2014. Anastesi Infiltasi Pada Episiotomi. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidnan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Salmah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
SDGs WHO. 2017. World Health Statistics 2017: Monitoring Health For The
SDGs (Sustainable Development Goals). France: World Health Organization
2017. (Online), tersedia:
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/255336/9789241565486-
eng.pdf (Diakses pada tanggal 09 Oktober 2018, pukul 19.00 WIB).
Sandjaja. 2009. Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di
Indonesia. Jurnal Gizi Indonesia 2009, Volume 32 (2). Halaman 128-138.
Sofian, Amru. 2011. Rustam Mochtar: Sinopsi Obstetri: Obstetri Fisiologi,
Obstetri Patologi Jilid 1. Ed 3. Jakarta: EGC.
346
Lampiran 4 KSPR
352
Lampiran 5 Skrining TT
353
Lampiran 8 Partograf
356
357
Lampiran 9 Catatan Kesehatan Ibu Bersalin, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Lahir
358
Lampiran 18 Penapisan KB
370