Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN ABORTUS

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Kegawatdaruratan Maternal


Neonatal
Oleh Kelompok 5 :

1. Adek Rizki Utami (16.14.02.001)

2. Fepy Sisiliay (16.14.02.011)

3. Putri Mega Jayanti (16.14.02.025)

4. Riska Presti (16.14.02.028)

5. Yesi diah K. (16.14.02.035)

6. Za’imatun Niswah (16.14.02.036)

AKADEMI KEBIDANAN PAMENANG

JL. SOEKARNO HATTA NO. 15 BENDO PARE KEDIRI

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Walaupun hasilnya masih jauh dari apa yang
menjadi harapan Ibu Dosen mata kuliah Kegawatdaruratan Maternal Neonatal,
namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah spirit dalam mencari
pengetahuan yang luas di lapangan, bukan sebuah kesalahan jika saya mengucapkan
kata syukur.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dosen mata kuliah Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal yang telah memberikan arahan terkait dengan mata kuliah ini.
Tanpa bimbingan dari beliau mungkin kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini
sesuai dengan format yang berlaku. Kesalahan yang terdapat di dalam jelas ada,
namun bukanlah kesalahan yang tersengaja melainkan kesalahan yang timbul karena
kehilafan dan kelupaan serta keterbatasan kemampuan kami. Dari semua kelemahan
itu, kirannya dapat dimaklumi.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah memberikan banyak saran dan pengetahuannya sehingga menambah
hal baru bagi kami, terutama sumbangannya dalam materil berupa referensi mengenai
mata kuliah Kegawat daruratan Maternal Neonatal.
Demikian, harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru
pula, amin
Pare, 18 Februari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Abortus.................................................................................................2

2.2 Asuhan Kebidanan Abortus...............................................................................3

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................................11

3.2 Saran................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keguguran atau abortus adala terhentinya proses kehamilan yang sedang
berlangsung sebelum mencapai umur 28 minggu atau berat janin sekitar 500
gram. Macam-macam abortus meliputi abortus imminens, abortus insipiens,
abortus completes, abortus incompletes, missed abortus,habitual abortus.
Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI,2007) mutakhir masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran. AKI
di Indonesia masih didominasi perdarahan 42%, eklamsi 13% dan infeksi 10%.
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang
berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus. Jika
perdarahan tidak begitu banyak, dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evaluasi
dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan
hasil konsepsi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penjelasan dari abortus?
2. Bagaimana cara dokumentasi asuhan kebidanan tentang abortus?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui abortus
2. Untuk mengetahui dokumentasi asuhan kebidanan tentang abortus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi

Abortus Spontan adalah Terminasi kehamilan secara alami dengan


keluarnya produk konsepsi saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 g. Keguguran terjadi pada 10 – 15% kehamilan yang
terdiagnosis secara klinis. (Kriebs, 2010 : 247). Penyebab abortus spontan :

 Abnormalitas genetis ( 75-90% ).


 Kadar progesteron abnormal.
 Abnormalitas tiroid.
 Diabetes tidak terkontrol.
 Anomali uterus.
 Infeksi.
 Penyakit autoimun. (Kriebs, 2010 : 247).
Istilah terkait dengan abortus spontan yaitu Abortus iminen, Abortus
insipien, Abortus inkompletus, Missed abortion, Abortus habitualis. Abortus
iminen adalah disebut juga keguguran mengancam atau threatened
abortion/miscarriage didiagnosis bila seorang wanita yang sedang hamil < 20
minggu mengeluarkan darah pervaginam. Pendarahan dapat berlanjut selama
berapa hari atau berulang, dapat pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri
punggung bawah, seperti saat menstruasi. Sekitar 50% abortus iminens akan
menjadi abortus komplet atau inkomplet; 50% kasus akan melanjutkan
kehamilannya (Martaadisoebrata Djamhoer, dkk. 2013 : 6). Abortus insipien
adalah abortus sedang berlangsung (inevitable abortion/miscarriage). Abortus ini
didiagnosis bila seorang wanita yang sedang hamil < 20 minggu mengalami
perdarahan banyak, terdapat dilatasi serviks, sehingga jari pemeriksa dapat masuk
dan meraba ketuban. Kadang kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian
ibu dan jaringan yang tertinggi dapat menyebabkan infeksi, sehingga evakuasi
harus segera dilakukan. Janin biasanya sudah mati, sehingga upaya
mempertahankan kehamilan pada keadaan ini merupakan kontraindikasi
(Martaadisoebrata Djamhoer, dkk. 2013 : 7). Abortus inkompletus didiagnosis
bila sebagian hasil konsepsi telah lahir atau teraba divagina tetapi sebagian masih
tertinggal, biasanya jaringan plasenta, perdarahan biasanya terus berlangsung,
dapat banyak dan membahayakan ibu (Martaadisoebrata Djamhoer, dkk. 2013 :
8). Missed abortion adalah retensi dari produk konsepsi yang telah mati didalam
uterus selama beberapa minggu. Definisi lain yaitu keadaan dimana janin sudah
mati, tetapi tetap berada didalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau
lebih (HK, Joseph,dkk.2010:94). Abortus habitualis adalah keguguran spontan
berturut-turut pada tiga kehamilan atau lebih (Kriebs, 2010 : 248).

2.2 Asuhan Kebidanan Abortus

Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan


asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis dalam
pengumpulan data-data.

a. Data Subyektif
1) Identitas klien dan suami
a) Nama : untuk membedakan klien, mengetahui dan mengenal
pasien.
b) Umur : untuk mengetahui faktor resiko yang ada
hubungannya dengan umur ibu.
c) Agama : untuk member motivasi pasien sesuai dengan
agamanya.
d) Suku/ bangsa : untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari.
e) Pendidikan : tingkat pendidikan kesehatan diberikan sesuai tingkat
pendidikan pasien.
f) Pekerjaan : ditanyakan untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi
g) Alamat : ditanyakan untuk mengetahui lingkungan tempat
tinggal.
2) Keluhan utama
Dikaji untuk mengetahui tanda dan gejala yang berhubungan dengan
abortus dan untuk keperluan penegakan diagnosa.
3) Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah
menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah,
teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang dirasakan saat
haid, dan menstruasi terakhir.
4) Riwayat Perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan suami
sekarang merupakan istri yang ke berapa, dan mengetahui berapa jumlah
anaknya.
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Riwayat kehamilan :untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu,
bagaimana letak janin dan TFU apakah sesuai dengan umur kehamilan
atau tidak.
b) Riwayat Persalianan : untuk mengetahui persalinan spontan atau
buatan, lahir aterm,preterm,posterm, ada perdarahan waktu persalinan,
ditolong siapa, dimana tempat persalinan.
c) Riwayat nifas : untuk mengetahui adakah komplikasi pada
masa nifas sebelumnya untuk dapat melakukan pencegahan atau
waspada terhadap kemungkinan kekambuhan komplikasi.
d) Riwayat anak : untuk mengetahui riwayat anak, jenis kelamin,
hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab
meninggal, berat badan dan panjang badan waktu lahir.
6) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengkaji keadaan kesehatan pasien saat ini yang merupakan
resiko tinggi terhadap abortus yaitu hipertensi, tifus abdominalis,
poelonefritis, malaria, diabetes militus.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah mempunyai riwayat jantung, ginjal,
asma, TBC, hipertensi dan DM pada kesehatan yang lalu.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengkaji keadaan keluarga yang dapat menjadi faktor
penyebab abortus yaitu penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes
militus.
d) Riwayat psikososial
Digunakan untuk mengetahui perasaan ibu menghadapi masa nifas
sekarang ini.
7) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan KB
atau belum, berapa tahun dan jenis apa yang digunakan.
8) Riwayat kehamilan sekarang
a) HPHT
Dapat digunakan untuk mengetahui umur kehamilan.
b) HPL
Dapat digunakan untuk mengetahui perkiraan lahir.
c) Antenatal Care/ANC
Untuk mengetaui riwayat ANC teratur/tidak, sejak hamil berapa
minggu, tempat ANC dan untuk mengetahui riwayat kehamilannya.
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) sudah/belum, kapan, berapa kali.
d) Keluhan
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat periksa, meliputi
keluar darah banyak bergumpal dari jalan lahir dan nyeri perut bagian
bawah.
9) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Personal hygiene
Untuk mengetahui bagaimana pasien menjaga kebersihan dirinya
terutama daerah genetalianya. Karena jika kebersihan genetalianya
kurang dapat memicu terjadinya infeksi. Infeksi mikroplasma pada
tractur genetalis dapat menyebabkan abortus.
b) Pola nutrisi
Dikaji untuk menanyakan ibu hamil apakah menjalani diet khusus,
bagaimana nafsu makannya, jumlah makanan, minuman, atau cairan
yang masuk.
c) Pola aktivitas dan istirahat
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah abortus disebabkan karena
aktivitas secara berlebihan.
d) Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien sebelum
dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan
bau, serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna, dan jumlah.
e) Pola seksual
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan suami
isteri dalam seminggu.
f) Perokok dan pemakai obat-obatan
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu merokok dan memakai obat-
obatan selama hamil atau tidak.
b. Data Obyektif
1) Status generalis
Untuk mengetahui keadaan baik normal maupun yang menunjukkan
kelainan yaitu meliputi :
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum pasien apakah baik/cemas atau
cukup/jelek. Kesadaran : untuk mengetahui kesadaran ibu.
b) Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital meliputi :
(a) Tensi : untuk mengetahui faktor resiko
hipertensi/hipotensi dengan satuan mmHg. TD normal: 120/80
mmHg.
(b) Suhu : untuk mengetahui tanda-tanda infeksi, karena
adanya sisa hasil konsepsi yang tertinggal didalam uterus, maka
terjadi nekrosis dan membusuk sehingga menimbulkan infeksi
pada desidua, sehingga menyebabkan kenaikan suhu tubuh. Batas
normal 35,6-37,60

(c) Nadi : untuk mengetahui denyut nadi pasien yang


dihitung dalam 1 menit. Nadi normal : 60-80 x/menit.
(d) Respirasi : untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung
dalam 1 menit.
(e) Tinggi badan : untuk mengetahui tinggi badan pasien kurang
dari 145 cm atau tidak, termasuk resti atau tidak.
(f) Berat badan : untuk mengetahui adanya kenaikan berat
badan pada pasien selama hamil, penambahan berat badan rata-rata
0,3-0,5 kg/minggu, tetap nilai normal untuk penambahan berat
badan selama kehamilan 9-12 kg.
(g) Lila : untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm
atau tidak, termasuk resti atau tidak.
c) Pemeriksaan Sistematis
Adalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung rambut sampai
kaki.
(1) Kepala
(a) Rambut : untuk menilai warna, kelebatan dan
karakteristik.
(b) Muka : dikaji apakah muncul cloasma gravidarum,
yang bisa muncul pada wanita hamil pada umur kehamilan 12
minggu karena pengaruh hormone kortkusteroid plasenta.
(c) Mata : Conjungtiva merah atau pucat, sclera warna
ikterik atau tidak.
(d) Hidung : untuk mengetahui ada tidaknya polip
(e) Telinga : apakah ada kelainan, adakah otitis media atau
tidak
(f) Mulut dan gigi: apakah ada caries/tidak, mulut bersih atau
kotor, lidah stomatitis atau tidak.
(2) Leher : apakah terdapat penonjolan terutama pada
kelenjar tyroid yang berhubungan dengan kejadian abortus,
hipertyroid dapat menyebabkan abortus.
(3) Dada dan axilla : adakah benjolan pada payudara atau tidak,
payudara simetris atau tidak, putting susus menonjol atau tidak.
(a) Mamae ada pembesaran atau tidak ada tumor, simetris atau
tidak, aerola hiperpigmentasi atau tidak, kolostrum sudah
keluar atau belum.
(b) Axilla untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
limfe pada ketiak dan adakah nyeri tekan.
(4) Genetal : untuk mengetahui keadaan genetalia eksternal
yang meliputi kesimetrisan labia mayora dan labia minora, ada
atau tidak varises, dan aedema, pembesaran kelenjar bartholini dan
cairan yang keluar.
(5) Ekstremitas : apakah ada oedema atau tidak, terdapat varises
atau tidak ada reflek patella positif atau negative.
d) Palpasi
(1) Leopold I : untuk menentukan TFU dan bagian janin
dalam fundus serta konsistensi uterus.
(2) Leopold II : untuk menentukan bagian kanan dan kiri pada
perut ibu.
(3) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat
dibagian bawah perut dan apakah bagian bawah tersebut sudah
atau belum masuk pintu atas panggul.
(4) Leopold IV : untuk mengetahui seberapa masuknya bagian
bawah janin ke dalam rongga panggul.
e) Auskultasi
Yaitu pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
f) Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk mendukung menegakkan diagnose seperti
pemeriksaan laboratorium, rontgen utrasonografi dan lain-lain.
c. Analisa
Ny.”X” G…P…A…P…A…H… Umur… dengan Abortus
a. Diagnosa Kebidanan
1) Data subyektif
a) Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan darah
bergumpal dari jalan lahir.
b) Riwayat kehamilan dan persalinan yang sekarang kapan menstruasi
terakhir.
c) Riwayat kehamilan persalinan apakah ibu atau dalam keluarga ada
riwayat abortus.
2) Data Obyektif
a) HPL
b) TFU sesuai umur kehamilan
c) Banyaknya perdarahan pervaginam
d) Adanya pembukaan serviks
b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa. Masalah pada
pasien abortus adalah perasaan cemas karena ada rasa nyeri pada perut
bagian bawah dan perdarahan banyak.
c. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnose dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisa data. Kebutuhan pada pasien abortus adalah dorongan
moral dan memberikan inforrmasi tentang abortus.
d. Penatalaksanaan
Mengumpulkan dan mengevaluasi data dimana yang menunjukkan situasi yang
memerlukan tindakan segera, meliputi :
a. Penanganan perdarahan
b. Penanganan syok
c. Dilakukan curettage
d. Penanganan infeksi pasang infuse, beri cairan kistoloid isotonic dengan
kecepatan 30-40 tetes per menit, beri antibiotika.
Asuhan Kebidanan yang dapat dilaksanakan pada pasien abortus :
a. Jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu
evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum.
b. Beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per oral dan infuse
oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV.
c. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
d. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan
e. Beritahu kepada pasien dan keluarga bahwa tindakan telah selesai
dilakukan tetapi pasien masih memerlukan perawatan.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan untuk
kegiatannya dilakukan terus menerus dengan melibatkan pasien, bidan,dokter,
dan keluarga. Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
telah diberikan yaitu meliputi pemenuhan kebutuhan. Hal tersebut dapat
membantu untuk mengetahui terpenuhinya bantuan sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnose dari masalah. Tujuan
evaluasi adalah keadaanya kemajuan pada pasien setelah dilakukan
tindakan.evaluasi yang diharapkan pada abortus adalah keadaan umum baik,
tidak terjadi anemi, tidak terjadi komplikasi diantaranya perforasi uterus, syok,
infeksi, perdarahan, cidera intar abdomen.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Abortus Spontan adalah Terminasi kehamilan secara alami dengan
keluarnya produk konsepsi saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 g. Macam-macam abortus yaitu Abortus iminen, Abortus
insipien, Abortus inkompletus, Missed abortion, Abortus habitualis.
Pendokumentasian asuhan kebidanan meliputi Subyektif menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Obyektif
menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan penunjang. Analisis menggambarkan pendokumentasian hasil
analisa dan subyek dan obyektif dalam suatu identifikasi meliputi
diagnose/masalah serta antisipasi masalah potensial. Penatalaksanaan
menggunakan pendokumentasian dari Analisa.

3.2 Saran
Dari hasil makalah yang kami buat, kami sadar masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk para pembaca tentunya kami membutuhkan saran kritik yang
membangun untuk kami yang berikutnya akan membuat kami lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kriebs, Jan M.2009. Asuhan Kebidanan Varney. Jakarta : EGC

Martaadisoebrata Djamhoer, dkk. 2013. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC

HK, Joseph, dkk. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (OBGYN).
Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai