Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS PEMATANG JOHAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik


pada Kehamilan

Oleh:
SITI SUNDARI

PEMBIMBING INSTITUSI
Julietta Hutabarat, S.Psi, SST, M.Keb
Ardiana Batubara, SST, M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

Oleh:
SITI SUNDARI
NIM:

Menyetujui,
No Nama Pembimbing Tanda Tangan
1 Only Maria Ernawaty, SST, M.Kes
NIP:

(PembimbingLahanPraktik)

2 Julietta Hutabarat, S.Psi, SST, M.Keb


NIP:196707201989032002

(PembimbingInstitusi)
3 Ardiana Batubara, SST, M.Keb
NIP:196605231986012001

(Pembimbing Institusi)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara, SST,M.Keb


NIP:196605231986012001
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan dalam Asuhan Kebidanan pada Kehamilan ini dengan baik. Dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada dosen pengampu Julietta Hutabarat, S.Psi, SST, M.Keb dan
Ardiana Batubara, SST, M.Keb yang telah membimbing selama ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Profesi bidan.

Medan, November 2020

Siti Sundari

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii

BAB I TINJAUAN TEORI


A. Defenisi............................................................................................... 1
B. Penyebab dan Jenis Molahidatidosa................................................... 2
C. Patogenesis Terjadinya Kehamilan Mola Hidatidosa......................... 3
D. Diagnosis Mola Hidatidosa................................................................ 3
E. Faktor Resiko Mola Hidatidosa.......................................................... 6
F. Penanganan Mola Hidatdosa............................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN


A. Anamnesis Lengkap........................................................................... 9
B. Pemeriksaan Fisik............................................................................... 12
C. Pemeriksaan Penunjang..................................................................... 15
D. Diagnosa/Masalah Kebidanan........................................................... 15
E. Intervensi............................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi
1. Kehamilan
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).
Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai
0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan
kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu [ CITATION Pur18 \l 1033 ].
Kehamilan adalah suatu proses bertemunya sel spermatozoa dan ovum
yang dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi yang berlangsung dalam waktu
40 minggu[ CITATION Ham17 \l 1033 ].
2. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa atau lebih dikenal dengan “hamil anggur” merupakan
penyakit trofoblastik gestasional yang sering ditemukan. Penyakit ini merupakan
salah satu kelainan dari kehamilan yang ditandai dengan perkembangan embrionik
yang abnormal. Penyakit ini biasanya terjadi pada kebanyakan wanita Asia dan
Afrika. Angka kejadian mola di rumah sakit besar di Indonesia sekitar 1 : 80
persalinan normal sedangkan di Amerika Serikat, angka kejadian hanya 1 : 1000
dan di negara Barat 1 : 600 kehamilan [ CITATION Oli16 \l 1033 ].
Mola hidatidosa adalah tidak ditemukan pertumbuhan janin dimana
hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidrofobik
sehingga terlihat seperti sekumpulan buah anggur. Keadaan ini tetap
menghasilkan hormon human chononic gonadotrophin (HCG) dalam jumlah yang
lebih besar daripada kehamilan biasa. Penyakit trofoblas mempunyai potensi yang
cukup besar untuk menjadi ganas dan menimbulkan berbagai bentuk metastase
keganasan dengan berbagai variasi [ CITATION Pur19 \l 1033 ].

Mola Hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh


berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan, karena itu disebut juga hamil

1
anggur atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang
jinak/benigna [ CITATION Zul16 \l 1033 ].

Sedangkan menurut prawirohardjo, 2007 yang dimaksud dengan mola


hidatidosa ialah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik.
Dalam hal demikian disebut mola hidatidosa atau complete mole, sedangkan bila
disertai janin atau bagian dari janin disebut mola parsialis atau partial mole
[ CITATION Zul16 \l 1033 ].

B. Penyebab dan Jenis Mola Hidatidosa


Etiologi dari penyakit ini bermacam–macam termasuk berbagai kombinasi
dari faktor lingkungan dan genetik. Usia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi dimana mola biasanya muncul pada pasien yang berusia muda
(< 16 tahun) dan usia yang lebih tua yaitu >45 tahun [ CITATION Oli16 \l 1033 ]
Penyebab mola hidatidosa adalah ketidakseimbangan kromosom selama
kehamilan. Kondisi ini dapat terjadi jika sel telur yang dibuahi tidak memiliki
infromasi genetika atau 1 sel telur normal dibuahi oleh dua sperma secara
bersamaan. Penyebab inilah yang akan mengelompokkan hamil anggur dalam 2
kategori, yaitu:
1. Mola Hidatidosa lengkap
Terjadi ketika sel telur yang tidak mengandung informasi genetika
dibuahi oleh sperma dan tidak berkembang menjadi fetus, melainkan
sekumpulan jaringan abnormal yang disebut mola, yang lama-kelamaan dapat
memenuhi rahim.
2. Mola Hidatidosa parsial
Muncul jika 1 sel telur normal dibuahi oleh 2 sperma. Jaringan plasenta
akan berkembang abnormal menjadi mola,  sementara jaringan fetus yang
berhasil berkembang akan mengalami kecacatan atau kelainan yang serius
[ CITATION Ula19 \l 1033 ].

2
C. Patogenesis Terjadinya Kehamilan Mola Hidatidosa
Patogenesis terjadinya kehamilan mola secara umum terbagi menjadi dua,
yaitu ovum difertilisasi oleh sperma haploid yang kemudian menggandakan
kromosomnya setelah meiosis. Kromosom dari ovum tidak didapatkan atau tidak
teraktivasi. Proses terjadinya mola hidatidosa komplet dengan cara ini berkisar
kurang lebih 80 persen. Cara yang lain terjadinya mola hidatidosa komplet adalah
fertilisasi oleh dua sperma, yang disebut sebagai dispermic fertilization atau
dispermy dengan komposisi pola kromosom berupa 46, XY atau 46, XX yang
berkisar sekitar 20 persen [ CITATION Nar19 \l 1033 ].

D. Diagnosis Mola Hidatidosa


1. Anamnesis
Pasien dengan mola hidatidosa biasanya mengalami keluhan sebagai
berikut:
a) Perdarahan pervaginam
b) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan
c) namun tidak selalu
d) Hipertiroidisme
e) Hiperemesis gravidarum
f) Preeklampsia
g) Perdarahan baik sedikit maupun banyak yang berwarana merah
h) kecoklatan
i) Amenorea dengan durasi berbeda-beda diikuti perdarahan ireguler
[ CITATION Kus17 \l 1033 ].
2. Gambaran Klinis
a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam merupakan tanda klinik yang sering terjadi baik
pada mola komplet maupun mola parsial. Perdarahan terjadi pada
minggu ke 6 – 16 kehamilan atau pada trimester pertama yaitu 80-90 %
kasus pada mola komplet dan 75 % pada mola parsial. Hal tersebut
disebabkan oleh jaringan mola yang terlepas dari sel decidua dan
merusak pembuluh darah maternal sehingga terjadi pembesaran uterus

3
karena terlalu banyak darah sehingga darah keluar melalui vagina
[ CITATION Kus17 \l 1033 ].
b. Pembesaran Uterus Melebihi Usia Kehamilan
Pembesaran uterus yang melebihi usia kehamilan terjadi 38–51 % pada
kasus mola komplet dan 8 – 11% oada kasus mola inkomplet. Hal ini
disebabkan oleh jaringan trofoblas yang berkembang berlebihan yang
berkaitan dengan tingginya kadar HCG dan terdapat retensi darah
[ CITATION Kus17 \l 1033 ].
c. Peningkatan Kadar β- HCG
Peningkatan kadar HCG pada mola komplet lebih tinggi daripada mola
parsial yaitu terdapat kenaikan signifikan mencapai > 100.000 IU/L
[ CITATION Kus17 \l 1033 ].
d. Preeklampsia
Preeklampsia dapat terjadi pada kehamilan trimester pertama dan awal
trimester kedua atau sebelum usia kehamilan mencapai 24 minggu.
Preeklampsia biasanya berkembang pada pasien dengan kenaikan kadar
HCG dan adanya pembesaran uterus. Hal tersebut ditemukan pada 27 %
pasien dengan mola komplet an 4 % pasien dengan mola inkomplet
[ CITATION Kus17 \l 1033 ].
e. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum berkaitan dengan kenaikan kadar HCG dan
pembesaran uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan mual dan
muntah yang berat Hal ini terjadi pada 4 % pasien dengan mola
hidatidosa pada usia kehamilan minggu ke – 5- 9 dan 23 % pada pasien
yang didiagnosis setelah 10 minggu kehamilan [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
f. Hipertiroidisme
Tanda dan gejala hipetiroidisme muncul karena stimulasi kelenjar tiroid
oleh kenaikan kadar hCG atau dari thyroid stimulating substanceyang
diproduksi oleh sel trofoblas yang tumbuh berlebihan. Hipertiroidisme
dapat ditemukan pada 2-7 % pasien molahidatidosa. Diagnosis dapat

4
ditegakan dengan ditemukannya kadar serum T3 dan T4 yang meningkat
[ CITATION Kus17 \l 1033 ].
g. Kista Teka Lutein Ovarium
Kista teka lutein merupakan respon dari peningkatan kadar HCG diatas
100.000 IU/ml. Ditemukan pada 25-35 % pasien mola hidatidosa dan
terdapat pula pembesaran kista teka lutein bilateral pada 15 % pasien
[ CITATION Kus17 \l 1033 ].
h. Emboli Trofoblas
Sindrom distress pernapasan akut dapat terjadi pada 2 % pasien. Hal ini
disebabkan oleh masuknya vili ke dalam aliran vena yang menuju paru
atau merupakan komplikasi kardiovaskuler dari badai tiroid,
preeclampsia, anemia, dan penggantian cairan secara massif [ CITATION
Kus17 \l 1033 ].
i. Disseminated Intravaskular Coagulation (DIC)
Pada pasien mola hidatidosa, tromboplastin yang terdapat pada jaringan
plasenta dilepaskan ke dalam sirkulasi maternal sehingga terjadi DIC dan
gangguan pembekuan darah [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
3. Gambaran Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi pada mola hidatidosa merupakan pemeriksaan
baku emas untuk menegakan diagnosis pasti. Bahan yang dipakai adalah
jaringan mola hidatidosa yang berhasil dievakuasi melalui tindakan kuretase
atau operasi [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
4. Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang cepat, mudah,
tepat, dan akurat untuk mendiagnosis mola hidatidosa. Pemeriksaan
ultrasonografi dinilai lebih lengkap dan dapat mengkonfirmasi mola
hidatidosa dibandingkan tes lain seperti tes kadar β-HCG yang merupakan
tes tambahan saja. Peran pemeriksaan ultrasonografi untuk mola hidatidosa
adalah sebagai diagnosis awal, evaluasi respon terapi, membedakan invasi
keganasan pada penyakit trofoblastik gestasional, dan membedakan kasus
kambuh pada keganasan penyakit gestasional [ CITATION Kus17 \l 1033 ].

5
Hasil USG dari mola hidatidosa lengkap kemungkinan akan menunjukkan:
a) Kista plasenta tebal yang mengisi rongga rahim.
b) Tidak adanya embrio/janin.
c) Tidak adanya cairan amnion/ketuban.
d) Kista ovarium.
Hasil USG pada mola hidatidosa parsial, kemungkinan akan menunjukkan:
a) Pertumbuhan janin yang sangat terbatas.
b) Jumlah cairan amnion sangat sedikit.
c) Kista plasenta tebal yang mengisi rongga rahim [ CITATION Ula19 \l
1033 ].
E. Faktor Resiko Mola Hidatidosa
1. Usia Ibu
Wanita yang berisiko tinggi untuk mengalami mola hidatidosa adalah
wanita dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Wanita
dengan usia 35 tahun sampai 40 tahun risikonya meningkat menjadi 2 kali
lipat, sedangkan pada wanita usia 40 tahun risiko meningkat sebesar 7 kali
lipat dibandingkan wanita yang hamil pada usia lebih muda. Hal ini
dikarenakan kualitas sel telur sudah mengalami penurunan [ CITATION Kus17 \l
1033 ].
2. Status Gizi
Status gizi berkaitan dengan tinggi badan, berat badan ibu sebelum hamil
dan saat hamil. Faktor gizi yang berkaitan dengan kejadian mola hidatidosa
adalah kekurangan vitamin A dan kekurangan protein.
Vitamin A berfungsi untuk mengatur proliferasi dan apoptosis sel,
sehingga ketika terjadi kekurangan vitamin A akan menyebabkan proliferasi
sel berlebihan termasuk pada sel trofoblas. Sedangkan protein digunakan
untuk zat pembangun yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
selama kehamilan. Jika ibu kekurangan protein maka dapat menyebabkan
BBLR [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
3. Riwayat Obstetri

6
Riwayat obsteteri meliputi riwayat keguguran lebih dari 2 kali, riwayat
mola hidatidosa sebelumnya meningkatkan risiko 10 kali lipat lebih besar,
dan paritas ibu. Semakin tinggi paritasnya maka kehamilan semakin berisiko
yaitu dapat terjadi trauma kehamilan atau adanya penyimpangan transmisi
genetic [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
4. Etnis
Pada suatu studi epidemiologi, ada yang menyatakan bahwa wanita Filipina,
Asia Tenggara dan Meksiko cenderung lebih sering menderita mola
hidatidosa daripada wanita kulit putih Amerika [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
5. Genetik
Faktor genetik yang berkaitan dengan kejadian mola hidatidosa adalah
daerah kromosom yang menjadi bakal calon [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
6. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi. Pada keadaan
sosial ekonomi yang rendah menyebabkan kebutuhan gizi ibu hamil tidak
terpenuhi dengan baik, padahal pada keadaan hamil ibu memerlukan zat gizi
yang lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan janin [ CITATION
Kus17 \l 1033 ].
7. Gaya Hidup
Gaya hidup seperti merokok dan alkoholisme dapat meningkatkan angka
kejadian mola hidatidosa [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
8. Usia Kehamilan
Makin tinggi usia kehamilan maka kehamilan akan semakin berisiko
[ CITATION Kus17 \l 1033 ].
9. Kadar Hb
Perdarahan per vaginam merupakan gejala utama dari mola hidatidosa.
Perdarahan bisa berupa bercak-bercak yang sedikit atau perdarahan yang
sekaligus banyak. Hal tersebut bila berlangsung terus menerus akan
menyebabkan kadar Hb turun sehingga terjadi anemia bahkan syok hingga
kematian [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
10. Kadar β-HCG

7
Peningkatan kadar β- HCG berhubungan dengan proliferasi sel trofoblas
plasenta yang berlebihan. Sel trofoblas terdiri dari sitotrofoblas,
sinsitiotrofoblas, dan trofoblas intermediet. Sinsitiotrofoblas menginvasi
stroma endometrium ditambah dengan implantasi sel blastokis yaitu sel yang
menghasilkan β- HCG. Jika proliferasi sel trofoblas menjadi berlebihan, maka
semakin banyak β-HCG yang dihasilkan sehingga menyebabkan kadar β-
HCG meningkat [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
11. Kontrasepsi Oral
Pemakaian kontrasepsi oral yang berkaitan dengan durasinya dan disertai
dengan riwayat keguguran meningkatkan risiko angka kejadian mola
hidatidosa sebesar 2 kali lipat [ CITATION Kus17 \l 1033 ].
12. Infeksi
Infeksi mikroorganisme termasuk virus dapat mengenai ibu hamil. Ibu hamil
dapat terkena infeksi tergantung pada virulensi mikroorganisme, jumlah
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh, dan sistem pertahanan tubuh
ibu itu sendiri [ CITATION Kus17 \l 1033 ].

F. Penanganan Mola Hidatidosa


Operasi pengangkatan jaringan abnormal pada mola hidatidosa merupakan
metode penanganan utama. Langkah ini dapat dilakukan melalui beberapa
prosedur yang meliputi:
1. kuret
2. Histerektomi.
Pemeriksaan kadar hormone HCG dilakukan setiap 2 minggu selama  6
bulan hingga 1 tahun setelah dilakukan tindakan operasi, dengan tujuan untuk
memastikan tidak ada sel – sel abnormal yang kembali tumbuh dan memantau
gejala – gejala dari penyakit trofoblastik [ CITATION Ula19 \l 1033 ].

8
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Anamnesis Lengkap
1. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi
yang akurat, relevandan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien, yaitu meliputi datasubyektif dan data obyektif.
a. Data Subyektif
1) Identitas
a. Nama: Untuk mengenal ibu dan suami.
b. Umur: Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil adalah wanita dengan usia
20-35tahun. Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 20 tahun
meningkatkan insiden preeclampsia dan usia diatas 35 tahun meningkatkan
insiden diabetes melitus tipe II,hipertensi kronis, persalinan yang lama pada
nulipara, seksio sesaria, persalinanpreterm, IUGR, anomali kromosom dan
kematian janin.
c. Suku/Bangsa: Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhada
ppola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat yang
dianut.
d. Agama: Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat membimbing dan
mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya.
e. Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga
kesehatandapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal pemberian
konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya.
f. Pekerjaan: Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian
status gizinya. Hal ini dapat dikaitkan antara asupan nutrisi ibu dengan
tumbung kembang janin dalam kandungan, yang dalam hal ini dipantau
melalui tinggi fundus uteri ibu hamil.
g. Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan
follow up terhadap perkembangan ibu.

9
2) Keluhan Utama: Menurut Bobak, dkk dan Prawirohardjo keluhan yang
muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering kencing, nyeri pinggang
dan sesak napas akibat pembesaran uterus serta merasa khawatir akan kelahiran
bayinya dan keselamatannya. Selain itu, konstipasi dan sering lelah merupakan
hal yang wajar dikeluhkan oleh ibu hamil.
3) Riwayat Menstruasi: Untuk mengkaji kesuburan dan siklus haid ibu sehingga
didapatkan hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk menentukan usia kehamilan
dan memperkirakan tanggal taksiran persalinannya.
4) Riwayat Perkawinan: Untuk mengetahui kondisi psikologis ibu yang akan
mempengaruhi proses adaptasi terhadap kehamilan, persalinan, dan masa
nifasnya.
5) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu: Untuk mengetahui
kejadian masalalu ibu mengenai masa kehamilan, persalinan dan masa nifas-nya.
Komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas dikaji untuk mengidentifikasi
masalah potensial yang kemungkinan akan muncul pada kehamilan, persalinan
dan nifas kali ini. Lama persalinan sebelumnya merupakan indikasi yang baik
untuk memperkirakan lama persalinan kali ini. Metode persalinan sebelumnya
merupakan indikasi untuk memperkirakan persalinan kali ini melalui seksio
sesaria atau melalui per vaginam. Berat badan janin sebelumnya yang dilahirkan
per vaginam dikaji untuk memastikan keadekuatan panggul ibu untuk
melahirkan bayi saat ini.
6) Riwayat Hamil Sekarang: Untuk mengetahui beberapa kejadian maupun
komplikasi yang terjadi pada kehamilan sekarang. Hari pertama haid terakhir
digunakan untuk menentukan tafsiran tanggal persalinan dan usia kehamilan.
Gerakan janin yang dirasakan ibu bertujuan untuk mengkaji kesejahteraan janin.
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada minggu ke-16 sampai minggu ke-
20kehamilan.
7) Riwayat Penyakit yang Lalu/Operasi: Adanya penyakit seperti diabetes
mellitus dan ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Gangguan
sirkulasi dan perfusi jaringan dapat terjadi pada penderita diabetes melitus.

10
Selain itu, hiperglikemia dapat menghambat fagositosis dan menyebabkan
terjadinya infeksi jamur dan ragi pada luka jalan lahir.
8) Riwayat Penyakit Keluarga: Untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga.
9) Riwayat Gynekologi: Untuk mengetahui riwayat kesehatan reproduksi ibu
yang kemungkinan memiliki pengaruh terhadap proses kehamilannya.
10) Riwayat Keluarga Berencana: Untuk mengetahui penggunaan metode
kontrasepsi ibu secara lengkap dan untuk merencanakan penggunaan metode
kontrasepsi setelah masa nifas ini.
11) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi: Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain daging
tidak berlemak, ikan, telur, tahu, tempe, susu, brokoli, sayuran berdaun hijau
tua,kacangan-kacangan, buah dan hasil laut seperti udang. Sedangkan makanan
yang harus dihindari oleh ibu hamil yaitu hati dan produk olahan hati, makanan
mentah atau setengah matang, ikan yang mengandung merkuri seperti hiu dan
marlin serta kafein dalam kopi, teh, coklat maupun kola. Selain itu, menu
makanan dan pengolahannya harus sesuai dengan Pedoman Umum Gizi
Seimbang.
b) Pola Eliminasi: Pada kehamilan trimester III, ibu hamil menjadi sering
buang air kecil dan konstipasi. Hal ini dapat dicegah dengan konsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika lambung
dalam keadaan kosong untuk merangsang gerakan peristaltik usus.
c) Pola Istirahat: Pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun) kebutuhan tidur
dalam sehari adalah sekitar 8-9 jam.
d) Psikososial: Pada setiap trimester kehamilan ibu mengalami perubahan
kondisi psikologis. Perubahan yang terjadi pada trimester 3 yaitu periode
penantian dengan penuh kewaspadaan. Oleh karena itu, pemberian arahan,
saran dandukungan pada ibu tersebut akan memberikan kenyamanan sehingga
ibu dapat menjalani kehamilannya dengan lancar. Data sosial yang harus digali
termasuk dukungan dan peran ibu saat kehamilan ini [ CITATION Han17 \l 1033 ].

11
B. Pemeriksaan Fisik
Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum: Baik
b) Kesadaran: Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu. Composmentis
adalah status kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran penuh dengan
memberikanrespons yang cukup terhadap stimulus yang diberikan.
c) Keadaan Emosional: Stabil.
d) Tinggi Badan: Untuk mengetahui apakah ibu dapat bersalin dengan normal.
Batastinggi badan minimal bagi ibu hamil untuk dapat bersalin secara
normal adalah 145cm. Namun, hal ini tidak menjadi masalah jika janin
dalam kandungannya memilikitaksiran berat janin yang kecil.
e) Berat Badan: Penambahan berat badan minimal selama kehamilan adalah
≥ 9 kg.
f) LILA: Batas minimal LILA bagi ibu hamil adalah 23,5 cm.
g) Tanda-tanda Vital: Rentang tekanan darah normal pada orang dewasa sehat
adalah 100/60 – 140/90 mmHg, tetapi bervariasi tergantung usia dan
variable lainnya. WHO menetapkan hipertensi jika tekanan sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan diastolic ≥ 95 mmHg. Pada wanita dewasa sehat yang
tidak hamil memiliki kisaran denyut jantung 70 denyut per menit dengan
rentang normal 60-100 denyut per menit. Namun selama kehamilan
mengalami peningkatan sekitar 15-20 denyut per menit. Nilai normal untuk
suhu per aksila pada orang dewasa yaitu 35,8-37,3° C. Sedangkan menurut
Varney, dkk., pernapasan orang dewasa normal adalah antara
16-20 ×/menit.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Muka: Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher (Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormone
(Mochtar, 2011). Selain itu, penilaian pada muka juga ditujukan untuk
melihat ada tidaknya pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji
kesimetrisan bentuk wajah.

12
b) Mata: Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna , yang dalam
keadaan normal berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan konjungtiva
dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang normal
berwarna merah muda. Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap
pandangan mata yang kabur terhadap suatu benda untuk mendeteksi
kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
c) Mulut: Untuk mengkaji kelembaban mulut dan mengecek ada tidaknya
stomatitis.
d) Gigi/Gusi: Gigi merupakan bagian penting yang harus diperhatikan
kebersihannya sebab berbagai kuman dapat masuk melalui organ ini, karena
pengaruh hormon kehamilan, gusi menjadi mudah berdarah pada awal
kehamilan.
e) Leher: Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat dan hampir
tidak teraba sedangkan kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang
kecil.
f) Payudara: Menurut Bobak, dkk dan Prawirohardjo, payudaramenjadi lunak,
membesar, vena-vena di bawah kulit lebih terlihat, puting susu membesar,
kehitaman dan tegak, areola meluas dan kehitaman serta muncul strechmark
pada permukaan kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara,
mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI.
g) Perut:
 Inspeksi: Muncul Striae Gravidarum dan Linea Gravidarum pada
permukaan kulit perut akibat Melanocyte Stimulating Hormon.
 Palpasi:
Leopold 1: pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil, menentukan
tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat pada fundus.
Leopold 2: menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang, menentukan
letak kepala janin.

13
Leopold 3: menentukan bagian terbawah janin dan menentukan
apakahbagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas panggul atau
masih dapat digerakkan.
Leopold 4: pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan konvergen (Kedua jari-jari pemeriksa menyatu yang berarti
bagian terendah janin belum masuk panggul) atau divergen (Kedua jari-
jari pemeriksa tidak menyatu yang berarti bagian terendah janin sudah
masuk panggul) serta seberapa jauh bagian terbawah janin masuk ke
pintu atas panggul.
 Denyut jantung janin normal adalah antara 120-160 ×/menit. Pada akhir
trimester III menjelang persalinan, presentasi normal janin adalah
presentasi kepala dengan letak memanjang dan sikap janin fleksi.
 Tafsiran Berat Janin: Menurut Manuaba, dkk, berat janin dapat
ditentukan dengan rumus Johnson, yaitu:
Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas panggul
Berat janin = (TFU – 12) × 155 gram
Jika kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul
Berat janin = (TFU – 11) × 155 gram
h) Ano-Genetalia: Pengaruh hormon estrogen dan progesteron adalah
pelebaran pembuluh darah sehingga dapat terjadi varises pada sekitar
genetalia. Namun tidak semua ibu hamil mengalami varises pada daerah
tersebut. Pada keadaan normal, tidak terdapat hemoroid pada anus.
i) Ektremitas: Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella
menunjukkan respons positif [ CITATION Han17 \l 1033 ].

C. Pemeriksaan Penunjang
a) Hemoglobin: Wanita hamil dikatakan anemia jika kadar hemoglobin-nya
< 10 gram/dL. Jadi, wanita hamil harus memiliki hemoglobin > 10gr/dL
b) Golongan darah: Untuk mempersiapkan calon pendonor darah jika sewaktu
waktu diperlukan karena adanya situasi kegawatdaruratan

14
c) USG: Pemeriksaan USG dapat digunakan pada kehamilan muda untuk
mendeteksiletak janin, perlekatan plasenta, lilitan tali pusat, gerakan janin,
denyut jantungjanin, mendeteksi tafsiran berat janin dan tafsiran tanggal
persalinan serta mendeteksi adanya kelainan pada kehamilan
d) Protein urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein dan glukosa
[ CITATION Han17 \l 1033 ].

D. Diagnosa/Masalah Kebidanan
Perumusan diagnosa kehamilan disesuaikan dengan nomenklatur
kebidanan, seperti G2P1A0 usia 22 tahun usia kehamilan 30 minggu
fisiologis dan janin tunggal hidup. Perumusan masalah disesuaikan dengan
kondisi ibu. Keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi
sering kencing, nyeri pinggang dan sesak napas akibat pembesaran uterus
serta rasa khawatir akankelahiran bayinya dan keselamatannya. Selain itu,
konstipasi dan sering lelah merupakan halwajar dikeluhkan oleh ibu hamil.
Contoh kebutuhan TM III adalah perubahan fisik dan psikologis ibu TM
III, tanda-tandapersalinan, tanda bahaya kehamilan TM III, persiapan
persalinan, pengurang rasa nyeri saat persalinan, pendamping persalinan,
ASI, cara mengasuh bayi, cara memandian bayi, imunisasi dan KB
[ CITATION Han17 \l 1033 ].

E. Intervensi
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
ibu, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.
Standar pelayanan antenatal merupakan rencana asuhan pada ibu hamil
yang minimal dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, antara lain
timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur LILA,
ukur TFU, tentukan status imunisasi dan berikan imunisasi TT sesuai
status imunisasi, berikan tablet tambah darah, tentukan presentasi janindan
hitung DJJ, berikan konseling mengenai lingkungan yang bersih,
kebutuhan nutrisi,pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara,

15
body mekanik, kebutuhan seksual,kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta
persiapan persalinan dan kelahiran bayi, berikan.pelayanan tes
laboratorium sederhana, dan lakukan tatalaksana [ CITATION Han17 \l 1033 ].

16
Daftar Pustaka

Hamidah, L. (2017). BAB II.http://repository.ump.ac.id/4179/3/Luthfi


%20Hamidah%20BAB%20II.pdf , 9. Diakses pada tanggal 9 November
2020 Pukul 10.20 WIB
Handayani. (2017). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan. Diakses pada tanggal 9 November 2020 Pukul 09.20 WIB
Kusuma, A. (2017). BAB II TINJAUAN PUSTAKA. https://core.ac.uk/
download/pdf/84727604.pdf, 10-22. Diakses pada tanggal 9 November
2020 Pukul 18.20 WIB
Narottama, H., Gumilar, E., & Askandar, B. (2019, September). Kehamilan
Kembar Disertai Mola Hidatidosa. https://journal.uwks.ac.id/index.php
/jikw/article/download/621/pdf , 75-79. Diakses pada tanggal 9 November
2020 Pukul 17.20 WIB
Narottama, H., Gumilar, E., & Askandar, B. (2019, September). Kehamilan
Kembar Disertai Mola Hidatidosa. https://journal.uwks.ac.id
/index.php/jikw/article/download/621/pdf , 75-79. Diakses pada tanggal
10 November 2020 Pukul 20.20 WIB
Olivia, F. C. (2016, april 4). Seorang Wanita 30 Tahun Dengan Mola Hidatidosa
Komplet. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/
view/1093, 142. Diakses pada tanggal 10 November 2020 Pukul 13.20
WIB
Purba, Y.S., Munir, M.A., & Saranga, D. (2019, February). MOLA
HIDATIDOSA.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jmp/article/view /12052 , 79. Diakses
pada tanggal 9 November 2020 Pukul 14.20 WIB
Purwanti. (2018). BAB II Tinjauan Pustaka. http://repository.unimus.ac.id/1781/ .
Diakses pada tanggal 10 November 2020 Pukul 13.13 WIB
Ula, Z. (2019, April 5). Mola Hidatidosa (Hamil Anggur).
https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/05/mola-hidatidosa-hamil-anggur/ .
Diakses pada tanggal 7 November 2020 Pukul 13.20 WIB
Zulfa, A. (2016). BAB II TINJAUAN PUSTAKA. http://digilib.unimus.ac.id
/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-arisazulfa-7473 -2-babii.pdf , 9-13.
Diakses pada tanggal 8 November 2020 Pukul 13.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai