Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA


DI DESA SUKORAMBI KECAMATAN SUKORAMBI
KABUPATEN JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di


Departemen Keperawatan Komunitas

Oleh:

Enggar Ayu P., S. Kep. 1901031001 Moch. Rizki M., S. Kep. 1901031008
Nada Azhar P., S. Kep. 1901031002 M. Shulhan A., S. Kep. 1901031009
Nurul Huda, S. Kep. 1901031003 M. Adi S., S. Kep. 1901031010
Dina Holdiah, S. Kep. 1901031004 Farah Saufika, S. Kep. 1901031011
Nora Yuliani A., S. Kep. 1901031005 A. Syaifullah H., S. Kep. 1901031012
Iga Wahyu A., S. Kep. 1901031006 Khairul M., S. Kep. 1901031013
Tri Okta L. P., S. Kep. 1901031007 Uswatun H., S. Kep. 1901031014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
LAPORAN PENDAHULUAN MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA DI DESA SUKORAMBI
KECAMATAN SUKORAMBIKABUPATEN JEMBER

A. Latar Belakang
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan suatu kegiatan pertemuan
tokoh masyarakat desa untuk membahas masalah yang berkaitan dengan
kesehatan, lingkungan, dan perilaku yang diperoleh berdasarkan hasil
pengkajian. Kegiatan MMD sendiri dibagi dalam dua tahap yaitu MMD 1 dan
MMD 2. Kegiatan MMD 1 dilaksanakan untuk mencari kesepakatan warga
desa/ kelurahan yang diwakili oleh tokoh masyarakat guna menaggulangi
masalah kesehatan yang sedang terjadi di kalangan masyarakat. Sementara itu
kegiatan MMD 2 dilaksanakan sebagai kegiatan evaluasi dari hasil kegiatan
yang telah disepakati dari MMD 1.
Pelaksanaan kegiatan MMD haruslah melibatkan tokoh masyarakat di sekitar
wilayah desa/ kelurahan, hal tersebut bukan tanpa alasan mengingat tokoh
masyarakat adalah garda terdepan dalam pelaksanaan hasil kegiatan MMD
selain itu tokoh masyarakat merupakan tokoh yang disegani dan dipercaya di
kalangan masyarakat. Keberhasilan kegiatan MMD juga tidak lepas dari
partisipasi peserta yang terdiri atas tokoh masyarakat di wilayah desa/
kelurahan. Selain itu, pelaksanaan kegiatan MMD merupakan hasil dari
survei yang telah dilakukan jauh hari sebelumnya.
Desa Sukorambi merupakan salah satu desa di Kecamatan Sukorambi. Luas
Desa Sukorambi yaitu 11,89 km2, yang terbagi atas tiga dusun, yaitu Dusun
Krajan, Dusun Maggis, dan Dusun Curahdami. Jumlah KK yang terdapat di
Desa Sukorambi Sebesar 4314 KK. Wilayah yang berbatasan langsung
dengan Desa Sukorambi yaitu Desa Karang Pring di sebelah utara, Kelurahan
Kebon Agung di sebelah timur, Desa Dukuh Mencek di sebelah selatan, dan
Desa Panti sebelah barat. Berdasarkan data dari Puskemas Sukorambi tahun
2018, didapat bahwa masih tingginya tingkat kesakitan yang disebabkan oleh
penyakit baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Mengetahui
hal tersebut, kegiatan survei atau pengkajian kepada masyarakat di Desa
Sukorambi guna mengatahui masalah kesehatan yang sedang ada di
Masyarakat Desa Sukorambi.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari tanggal 24-27 Februari 2020
didapatkan dari 4314 KK, terdapat 9 masalah kesehatan yang sering dialami
oleh masyarakat di Desa Sukorambi. Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan bahwa ISPA masuk dalam jajaran 5 besar penyakit di Desa
Sukorambi.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung
kurang lebih 14 hari. ISPA dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus.
Penderita ISPA diawali dengan beberapa gejala atau lebih, salah satunya yaitu
panas disertai sakit tenggorokan atau rasa nyeri saat menelan, pilek, batuk
berdahak atau kering (Alfarindah, 2017).
Penyakit ISPA sendiri masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang
sering dialami masyarakat. Cuaca yang berubah- ubah dan musim pancaroba
menjadi salah satu faktor pencetus maraknya jumlah kejadian ISPA di
masyarakat. Hal tersebut bukan tanpa sebab, mengingat bakteri lebih mudah
berkembang pada suhu lingkungan yang berubah-ubah dan suhu lingkungan
yang tidak stabil menyebabkan daya tubuh menurun. Ketika daya tahan tubuh
menurun maka virus akan mudah masuk dan berkembang di dalam tubuh
sehingga menyebabkan penyakit salah satunya adalah ISPA (Kusuma, Sri, &
Sukini, 2015).
Maraknya ISPA di masyarakat sering kali diabaikan oleh masyarakat dan
masih dianggap penyakit yang biasa, namun persepsi tersebut bukanlah
persepsi yang tepat mengingat ISPA dapat menyebabkan masalah yang lebih
serius dan dapat pula berujung pada peningkatan angka kematian. Angka
kematian akibat ISPA sering kali disebabkan oleh pneumonia, mengingat
pneumonia adalah salah satu komplikasi yang paling membahayakan akibat
ISPA itu sendiri. Kejadian ISPA sendiri mayoritas terjadi pada
balita(Maharani, Fitry, & Lestari, 2013).
Prevelensi balita ISPA di Desa Sukorambi menempati urutan ke- sebagai
penyakit terbanyak di masyarakat, di Kecamatan Sukorambi sendiri ISPA
menempati urutan ke-2 sebagai penyakit terbanyak, sementara itu di
Indonesia 9,3% dari jumlah balita di Indonesia mengalami ISPA. Sementara
itu 10% dari jumlah balita di Jawa Timur mengalami ISPA. WHO pada tahun
2013 menyebutkan bahwa sebanyak 78% balita yang datang berkunjung ke
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk menyusun pre planning
MMD dengan prioritas agregat balita dengan ISPA.

B. Diagnosis Keperawatan Komunitas


1. Analisa data

No Data Subjektif Data Objektif Diagnosa


Keperawatan
1 1. Sebagian besar 1. 49,5% rumah di Ketidakefektifan
masyarakat Desa Desa Sukorambi pemeliharaan
Sukorambi dalam kategori kesehatan
mengatakan masih cukup
menggunakan air 2. 7,1% masyarakat
PAM untuk Desa Sukorambi
memenuhi kebutuhan tidak memasak
hidup air yang akan
2. Sebagian besar warga dikonsumsi
Desa Sukorambi 3. 32,4% air di Desa
masih memiliki Sukorambi
kebiasaan membuang berwarna
sampah dengan cara 4. 58,3%
dibakar pengolahan
3. Sebagian besar warga sampah
masyarakat Desa masyarakat
Sukorambi memiliki dilakukan dengan
ventilasi udara yang cara dibakar
kurang 5. 45,6%
4. Sebagian besar warga pencahayaan di
masyarakat Desa rumah adalah
Sukorambi memiliki remang- remang
pencahayaan dalam
rumah gelap
5. Sebagian kondisi air
di Desa Sukorambi
berwarna
2 1. Sebagian besar balita 1. Hanya sejumlah Ketidakefektifan
di Desa Sukorambi 26,6% manajemen
mengalami ISPA masyarakat yang kesehatan
2. Sebagian besar warga melakukan
Desa Sukorambi olahraga
membeli obat di 2. 81,9%
warung masyarakat masih
3. Sebagian besar suka membeli
masyarakat memiliki obat bebas ketika
penghasilan kurang sakit
dari UMR
3 1. Sebagian besar remaja 1. Hanya sejumlah Perilaku kesehatan
di Desa Sukorambi 26,6% cenderung berisiko
menggunakan waktu masyarakat yang
luang untuk bermain melakukan
HP olahraga
2. Sebagian besar 2. 90% remaja di
masyarakat warga Desa Sukorambi
Desa Sukorambi tidak memanfaatkan
mengikuti kegiatan waktu luang
olahraga dengan bermain
HP

2. Penampisan Masalah
Kriteria penampisan Jumlah skor
Diagnosa
Tersedianya sumber
Keperawatan A B C D E F G H I J K L
Ketidakefektifa 4 4 4 5 3 2 3 4 4 4 2 3 42
n pemeliharaan
kesehatan
Ketidakefektifa 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 40
n manajemen
kesehatan
Perilaku 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 37
kesehatan
cenderung
berisiko

3. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
b. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
C. Perencanaan

No Diagnosis TUM TUK Intervensi


1 Ketidakefektifan Meningkatnya Pemeliharaan kesehatan 1. Identifikasi masalah kesehatan yang ada
pemeliharaan kesehatan pemeliharaan komunitas teratasi dalam di masyarakat
kesehatan waktu 7x 24 jam 2. Ajarkan cara kelompok dalam
kelompok sesuai KH: melakukan PHBS
dengan perilaku 1. Klien mampu 3. Berikan penyuluhan tentang ISPA
kesehatan mengidentifikasi 4. Ajarkan terkait menjaga kebersihan
masalah kesehatan rumah
2. Klien mampu 5. Jauhkan dari paparan asap rokok
mempertahankan status 6. Anjurkan minum air hangat
kesehatan 7. Indentifikasi motivasi klien untuk
3. Klien mampu berubah
mengidentifikasi 8. Bantu klien untuk memperkuat motivasi
perilaku yang sesuai 9. Kurangi pencetus yang menyebabkan
dengan kesehatan keparahan ISPA
4. Klien mampu mengenali 10. Fasilitasi keterlibatan penyedia layanan
tanda dan gejala kesehatan
masalah kesehatan
2 Ketidakefektifan Kelompok mampu Manajemen kesehatan 1. Berikan informasi kepada masyarakat
manajemen kesehatan mempertahankan efektif teratasi dalam waktu terkait pencegahan dan penanganan
status kesehatan 7x24 jam 2. Negosiasi perilaku sesuai status
sesuai dengan KH: kesehatan
kebutuhan dan 1. Klien mampu dalam 3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
perilaku kesehatan Kemudahan dengan mungkin di perlukan untuk mencegah
regimen yang komplikasi dimana yang akan datang
diprogramkan 4. Mengenalkan masyarakat masalah

2. Klien mampu dalam mengatasi ISPA

Keberhasilan 5. Keluarga mendapatkan pengetahuan

memasukkan regimen tentang personal hygiene

pengobatan dalam 6. Keluarga mendapatkan pengetahuan


kehidupan sehari- hari tentang kesehatan dan manfaat dari
kesehatan lingkungan rumah
3. Klien mampu dalam
7. Masyarakan menjawalkan bersih-bersih
keberhasilan melakukan
rumah dan lingkungan sekitar
tindakan untuk
mengurangi faktor
risiko
4. Klien mampu dalam
pilihan yang efektif
dalam hidup sehari- hari
untuk memenuhi tujuan
kesehatan
3 Perilaku kesehatan Perubahan perilaku Perilaku kesehatan 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga terkait
cenderung berisiko kelompok yang cenderung berisiko ISPA
mampu kelompok teratasi dalam 2. Kenali pengetahuan klien terkait
meningkatkan waktu 7x24 jam kondisinya
status kesehatan KH: 3. Beri kesempatan masyarakat dalam
1. Klien mampu dalam mengemukakan pendapat tentang ISPA
keakakuratan mengikuti 4. Diskusikan kepada masyarakat tentang
perintah pentingnya perawatan ISPA

2. Klien mampu dalam 5. Jelaskan pada masyarakat akibat

keakakuratan penyakit ISPA

melakukan tes 6. Diskusikan bersama masyarakat


penyebab dari ISPA
3. Klien mampu dalam
7. Berikan informasi terkait ISPA dan
perilaku tepat
melakukan degosiasi perilaku sehat
4. Klien mampu dalam
meningkatkan
pengetahuan
D. Teknis Kegiatan
1. Tujuan
a. Umum
Mengidentifikasi hubungan pendekatan keperawatan komunitas
dengan pemeliharaan kesehatan lingkungan masyarakat Desa
Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
b. Khusus
1) Mengidentifikasi pendekatan keperawatan komunitas Desa
Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
2) Mengidentifikasi pemeliharaan kesehatan lingkungan masyarakat
Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
3) Menganalisis hubungan pendekatan keperawatan komunitas
dengan pemeliharaan kesehatan lingkungan masyarakat
Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
2. Sasaran
Sasaran yang akan diambil oleh kelompok 1 yaitu Desa Sukorambi
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, Jumlah Keluarga tersebut
sebanyak 308 KK (Kepala Keluarga) yang terdiri dari 1001 jumlah
penduduk.
3. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilakukan dalam waktu selama kurang lebih 2 minggu,
dimana tempat untuk melakukan kegiatan berada di Desa Sukorambi
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
4. Materi Intervensi atau Satuan Acara Penyuluhan
Ada beberapa materi intervensi atau SAP yang akan dilakukan yaitu:
a. Penyuluhan ISPA (terlampir)
b. Penyuluhan bahaya asap rokok (terlampir)
c. Penyuluahan PHBS (terlampir)
d. Penyuluhan Gizi pada Balita (terlampir)
e. Demonstrasi inhalasi sederhana pada balita (terlampir)
f. Demonstrasi MPASI (terlampir)
g. Demonstrasi massage (terlampir)
h. Demonstrasi kompres hangat (terlampir)
5. Metode/ Media
Media yang digunakan untuk menunjang kegiatan ini menggunakan
a. Leaflet (terlampir)
E. Evaluasi
1. Struktur
Selama melakukan kegiatan mulai dari dilakukannya survei ke lokasi
pengkajian sampai mengambil beberapa diagnosa. Lokasi yang diambil
yaitu di Desa Sukorambi dikarenakan beberapa balita mengalami ISPA.
Setelah dilakukannya pengkajian di Desa Sukorambi didapatkan hasil
bahwa masih banyak warga disana tidak pernah melakukan pemeriksaan
rutin.
2. Proses
Selama dilakukan pelaksanaan keperawatan komunitas di Desa Desa
Sukorambi telah dilakukan beberapa intervensi untuk mewujudkan hasil
yang ingin dicapai, dilakukan pendekatan yang baik kepada masyarakat
secara kode etik dan membangun rasa saling percaya antara masyarakat
dengan anggota kelompok 1 untuk melakukan praktik keperawatan
komunitas di Desa Sukorambi. Hubungan saling percaya dengan
masyarakat akan memperlancar atau mempermudah kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara
optimal salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu
dengan melakukan penyuluhan dan demonstrasi kepada masyarakat yang
berada di Desa Sukorambi. Dengan penyuluhan ini dapat menambah
wawasan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan.
3. Hasil
Setelah dilakukannya pengkajian sampai dengan evaluasi didapatkan hasil
bahwa masyarakat masih kurang sadar akan pemeliharaan kesehatannya,
selain itu masyarakat juga kurang dalam menjalankan manajemen
kesehatan, sehingga perilaku kesehatannya cenderung berisiko.
DAFTAR PUSTAKA

Alfarindah, F. (2017). Determinasi Kejadian ISPA Anak Balita dalam Lingkungan


Keluarga Perokok.
Kusuma, N., Sri, W., & Sukini, T. (2015). Hubungan Antara Paparan Asap Rokok
dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di
Desa Pucung Rejo Kabupaten Magelang Tahun 2014. Jurnal Kebidanan,
4(8), 18–26.
Maharani, D., Fitry, F., & Lestari, Y. (2013). Profil Balita Penderita Infeksi
Saluran Nafas Akut Atas di Poliklinik Anak RSUP dr. M. Djamil Padang
Tahun 2012-2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 152–157.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai