Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan jiwa mengalami perkembangan sejak jaman peradaban. Pada masa ini
suku bangsa Yunani dan Arab percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan karena tidak
berfungsinya organ otak. Pengobatan pada masa ini telah menggabungkan berbeagai
pendekatan pengobatan seperti: memberikan ketenangan, mencukupi asupan gizi yang
baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan musik dan melakukan
aktivitas rekreasi. Kemudian perkembangan ini terus berlanjut pada abad ke 21 lebih
menekankan pada upaya preventif melalui pengembangan pusat kesehatan mental, praktek
mandiri, pelayanan di rumah sakit dan pelayanan day care serta mengidentifikasi
pemberian asuhan keperawatan pada kelompok berisiko tinggi [ CITATION Nur161 \l 1057 ].

Seiring berkembangnya zaman sejak abad ke 21 hingga sekarang yang pasti banyak
perubahan yang terjadi jika di jabarkan bagaimana sejarahnya. Tetapi yang pasti untuk
menjadi individu yang produktif dan mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar, kita
harus memiliki jiwa yang sehat. Individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam
kondisi fisik, mental dan sosial yang terbebas dari penyakit, tidak hanya itu tentunya juga
individu tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stress yang timbul.
Kondisi ini akan memungkinkan individu untuk hidup produktif. Kesehatan jiwa adalah
bagian internal dari upaya kesehatan yang bertujuan menciptakan perkembangan jiwa
yang sehat secara optimal baik intelektual maupun emosional. Masalah kesehatan jiwa
mempunyai lingkup yang sangat luas dan kompleks yang saling berhubungan satu dengan
lainnya. Apabila sesorang tidak bisa mempertahankan keseimbangan atau kondisi mental
yang sejahtera, maka individu tersebut akan mengalami gangguan dan apabila gangguan
tersebut secara psikologis maka akan mengakibatkan individu mengalami gangguan jiwa
[ CITATION Hal151 \l 1057 ].

Menurut WHO ( World Health Organization) masalah gangguan jiwa di seluruh dunia
menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada 1 dari 4 orang
didunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang
mengalami gangguan kesehatan jiwa. Hasil Riskesdas tahun 2013 dalam [ CITATION
Agu18 \l 1057 ] menunjukkan bahwa pravelensi gangguan jiwa berat pada penduduk
Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di DIY, Aceh, Sulawesi Selatan,
Bali dan Jawa Tengah. Sedangkan menurut data WHO pada tahun 2016 terdapat sekitar 35
juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta
47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis, dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas
manusia untuk jangka panjang [ CITATION Mau19 \l 1057 ].

Berhubungan dengan kegiatan praktik profesi keperawatan mahasiswa profesi Ners


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember pada departemen
keperawatan jiwa pada masa pandemi covid-19 ini, seluruh mahasiswa melakukan
kompetensi dengan melakukan praktik jiwa komunitas di wilayah masing-masing yang
terdiri dari beberapa kelompok. Dari kelompok ini mahasiswa wajib melakukan analisa
data survey terhadap lingkup RT untuk mengetahui berapa jumlah masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa dan akan diberikan intervensi oleh mahasiswa profesi ners.
Dari 13 wilayah tempat mahasiswa ada sekitar 10 orang yang memiliki gangguan jiwa
dan 58 orang dalam kondisi masih berisiko.

Kondisi kesehatan jiwa baik yang gangguan maupun berisiko akan diberikan
intervensi berupa penyuluhan maupun tindakan keperawatan kepada klien mapun keluarga
berdasarkan strategi pelaksanaan yang sesuai dengan masalah kesehatan masing-masing
yang akan diambil oleh mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Agustine, U., & Karahanau, M. U. (2018). Survei Penderita Gangguan Jiwa di Kecamatan
Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur . Jurnal Kesehatan Primer, Vol 3, No.1,
Mei 2018.
Halimah, N. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Jiwa Pada Pasien Halusinasi
Dengan Pemberian Terapi Psikoreligi Terhadap Penurunan Kekambuhan Halusinasi
Di Ruang Enggang RSJD ATMA Husada Mahakam Samarinda . Karya ilmiah Ners.
Halimah, N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Pusdik
SDM Kesehatan.
Maulana, I., Suryani, Sritati, A., Sutini, T., Widianti, E., Rafiah, I., et al. (2019). Penyuluhan
Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang Masalah
Kesehatan Jiwa di Lingkungan Sekitarnya. Fakultas Keperawatan Universitas
Padjajaran, Vol 2 No 2 .
World Health Organization, World Organization of National Colleges, Academies, &
Academic Associations of General Practitioners/Family Physicians. (2008).
Integrating mental health into primary care: a global perspective. World Health
Organization

Anda mungkin juga menyukai