0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
122 tayangan31 halaman
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis yang merupakan penyebab abdomen akut paling sering. Laporan kasus ini memberikan ringkasan kasus seorang anak perempuan berusia 9 tahun dengan keluhan nyeri perut dan mual yang didiagnosis menderita apendisitis.
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis yang merupakan penyebab abdomen akut paling sering. Laporan kasus ini memberikan ringkasan kasus seorang anak perempuan berusia 9 tahun dengan keluhan nyeri perut dan mual yang didiagnosis menderita apendisitis.
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis yang merupakan penyebab abdomen akut paling sering. Laporan kasus ini memberikan ringkasan kasus seorang anak perempuan berusia 9 tahun dengan keluhan nyeri perut dan mual yang didiagnosis menderita apendisitis.
Brigitta Armelia Mairuhu 1503180041 Listini Sri Andani 1503180172 Resti Elva Sihombing 1503180238 Theodora Hendrina Worisio 1503180275 Definisi Apendisitis Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun (Mansjoer, 2010). Pengkajian Fokus IDENTITAS PASIEN
Inisial pasien : An. A
Umur : 9 tahun BB/TB : 28 kg/130 cm Tanda vital : HR : 128 x/menit. RR : 29 x/menit. Suhu : 37,2˚C. Nyeri : P : Di perut bagian kanan, Q : Seperti ditusuk tusuk, R : Menyebar dari ulu hati ke bagian kanan perut, S : Skala nyeri 6/4, T : Hilang timbul. U : Pasien mengatakan bahwa nyeri perut karena tidak rutin makan V : Pasien percaya bahwa ini hukuman karena pasien malas makan sayur Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri perut di ulu hati dan menyebar ke perut kanan bagian bawah, mual, dan ada muntah 3 kali Analisa Data (Pre Operasi) No Pengkajian Fokus Etiologi Masalah Keperawatan 1. DS : Agens cedera Nyeri Akut - Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati biologis (infeksi - Ibu pasien mengatakan nyeri sudah di rasakan sejak bulan Oktober pada apendiks) namun hilang timbul - Ibu pasien mengatakan kemarin pasien menangis dan berteriak karena nyeri yang dirasa - Pengkajian Nyeri P: pasien mengatakan nyeri di perut bagian kanan, Q: nyeri yang dirasa seperti ditusuk tusuk, R: nyeri menyebar dari ulu hati ke bagian kanan perut, S: Skala nyeri 6/4, T: nyeri yang dirasa hilang timbul. U : Pasien mengatakan bahwa nyeri perut karena tidak rutin makan V : Pasien percaya bahwa ini hukuman karena pasien malas makan sayur DO : - Pasien tampak meringis - Pasien tampak gelisah dan tidak - Pasien terlihat memegangi perutnya. - TTV : HR : 129 x/ menit, RR : 29 x/ menit, Suhu : 36,8oC Analisa Data (Pre Operasi) No Pengkajian Fokus Etiologi Masalah Keperawatan 2. DS : Iritasi Mual - Pasien mengatakan tidak nafsu makan gastrointestinal - Pasien mengatakan mual - Pasien mengatakan ada rasa sensasi ingin muntah. DO : - Pasien tampak lemas - Pasien tampak hanya makan ½ porsi Analisa Data (Post Operasi) No Pengkajian Fokus Etiologi Masalah Keperawatan 1. DS : Agens cedera Nyeri Akut - Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi fisik (post - Pengkajian Nyeri bedah) P: pasien mengatakan nyeri di daerah luka operasi Q: nyeri yang dirasa seperti ditusuk tusuk, R: nyeri yang dirasa di perut bagian bawah S: Skala nyeri 5 /3 T: nyeri yang dirasa menetap U : Pasien mengatakan bahwa nyeri perut karena tidak rutin makan V : Pasien percaya bahwa ini hukuman karena pasien malas makan sayur DO : - Pasien tampak meringis - Pasien tampak melindungi luka bagian operasi - Pasien fokus pada diri sendiri - TTV : HR : 118 x/ menit, RR : 26 x/ menit. Analisa Data (Post Operasi) No Pengkajian Fokus Etiologi Masalah Keperawatan 2. DS : Iritasi Mual - Pasien mengatakan mual gastrointestinal - Pasien mengatakan tidak ingin makan karena mual - Pasien mengatakan lemas - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada muntah DO : - Pasien tampak mual - Pasien hanya menghabiskan ½ makanan yang disediakan - Pasien tampak lemas - Mukosa bibir pasien tampak kering
3 DS : Post prosedur Risiko infeksi
- Orangtua pasien mengatakan tidak mengerti cara merawat dan invasif menjaga bekas luka operasi yang tertutup verban DO : - Pasien post operasi laparatomi eksplorasi dengan luka operasi horizontal di perut bagian bawah - Luka operasi tertutup dengan verban transparan Diagnosa Keperawatan Pre operasi : • Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (infeksi) • Mual berhubungan dengan iritasi gastrointestinal Post operasi : • Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah) • Mual berhubungan dengan iritasi gastrointestinal • Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur invasif Intervensi Keperawatan DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL KEPERAWATAN KRITERIA HASIL Nyeri Akut Tujuan : 1. Kaji ulang nyeri sesuai kategori 1. Nyeri merupakan pengalaman Setelah diberikan PQRSTUV dan observasi lokasi subyektif dan harus dijelaskan tindakan nyeri, intensitas nyeri (skala 1- keperawatan dalam oleh pasien. Identifikasi 3x24 jam masalah 10), lamanya, kualitasnya karakteristik nyeri dan faktor keperawatan nyeri (tajam/tumpul) dan radiasi, yang berhubungan akut teratasi. respon verbal dan non verbal merupakan suatu hal yang 2. Pertahankan lingkungan yang amat penting untuk memilih Kriteria Hasil : tenang dan suasana yang • Nyeri intervensi yang cocok. nyaman berkurang/hilang 3. Bantu/ ajarkan teknik 2. Untuk membantu pasien • Pasien tenang beristirahat dengan tenang dan dapat relaksasi, seperti: nafas dalam, perilaku distraksi, visualisasi, dan nyaman. istirahat • Ekspresi wajah bimbingan imajinasi 3. Untuk mengalihkan perhatian tidak tegang 4. Kolaborasi pemberian obat pasien agar tidak terpusat • Tanda-tanda vital nyeri (pain killer) pada nyeri yang dirasakan. dalam batas 5. Observasi nyeri pasien setelah 4. Untuk membantu mengurangi normal 30 menit pemberian obat • Pasien dapat rasa nyeri yang dirasakan. mendemonstrasi nyeri (pain killer) 5. Untuk mengevaluasi kan teknik keefektifan dari terapi yang relaksasi diberikan. Intervensi Keperawatan DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL KEPERAWATAN KRITERIA HASIL Mual Tujuan : 1.Lakukan pengkajian lengkap rasa 1. Mengidentifikasi Setelah mual termasuk frekuensi, durasi , keefektifan intervensi dilakukan tingkat mual, dan faktor yang menyebabkan pasien mual yang diberikan. perawatan 3 x 2. Evaluasi efek mual terhadap 2. Mengidentifikasi 24 jam mual terhadap nafsu makan pasien, berkurang atau pengaruh mual aktivitas sehari-hari, dan pola tidur hilang pasien terhadap kualitas hidup 3. Anjurkan makan sedikit tapi pasien Kriteria hasil : sering dan dalam keadaan hangat 3. Memenuhi kebutuhan • Pasien 4. Anjurkan pasien mengurangi nutrisi pasien dan mengatakan jumlah makanan yang bisa menimbulkan mual (untuk mencegah mual tidak menghindari terjadinya mual) 4. Untuk menghindari merasakan 5. Berikan istirahat dan tidur yang mual terjadinya mual adekuat untuk mengurangi mual • Pasien (untuk menghindari efek mual) 5. Untuk mengurangi efek mengatakan 6. Kolaborasi pemberian mual tidak muntah antiemetik 6. Mengurangi mual • Tidak ada dengan aksi sentralnya peningkatan hipotalamus. saliva Intervensi Keperawatan DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL KEPERAWATAN KRITERIA HASIL Resiko Infeksi Tujuan : • Observasi tanda-tanda vital 1. Tanda vital merupakan Setelah dilakukan setiap 4 jam pedoman terhadap tindakan • Kaji adanya tanda-tanda perubahan kondisi klien dan keperawatan infeksi seperti oedem, pus, abnormalitas kondisi klien. 3x24 jam infeksi panas, dan kemerahan 2. Tanda-tanda berikut tidak terjadi pada daerah luka operasi merupakan tanda dan gejala Kriteria Hasil : dan sekitarnya infeksi yang harus di • Klien bebas • Pertahankan teknik aseptik observasi perawat. dari tanda dan antiseptik/kesterilan dalam 3. Meningkatkan gejala infeksi perawatan luka dan penyembuhan dan • Tanda-tanda tindakan keperawatan menghindari infeksi pada vital dalam lainnya luka operasi. batas normal • Edukasi pasien dan keluarga 4. Meningkatkan kesterilan • Klien tentang personal hygiene pada luka operasi. menunjukan • Monitor kebersihan 5. Untuk menjaga agar perilaku hidup lingkungan pasien ruangan tetap bersih untuk sehat mencegah timbulnya infeksi nasokomial Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Senin/ 12:30 Nyeri akut • Mengukur tanda-tanda vital pasien Listini 14 b.d agen HR : 126 x/menit Januari RR : 28 x/menit pencedera Suhu : 36,8oC 2019 fisiologis Respon pasien : Pasien dapat bekerjasama saat (infeksi) dilakukan pengukuran tanda-tanda vital • Mengkaji skala nyeri, observasi lokasi nyeri, intensitas nyeri (skala 1-10), lamanya, kualitasnya (tajam/tumpul) dan radiasi, respon verbal dan non verbal Respon pasien : Pasien mampu menyebutkan skala nyeri yang dirasakan • Memberikan lingkungan yang tenang dan suasana yang nyaman Respon pasien : Pasien dapat beristirahat dengan suasan yang tenang dan nyaman • Mengajarkan teknik relaksasi, nafas dalam dan distraksi Respon pasien : Pasien mampu mendemonstrasikan kembali teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Senin/ 14:00 Mual b.d • Mengukur tanda-tanda vital pasien Brigitta 14 HR : 125 x/menit iritasi RR : 26 x /menit Januari gastrointesti Suhu : 36,4 oC 2019 Respon pasien : Pasien tenang dan dapat dilakukan nal pengukuran tanda-tanda vital. • Melakukan pengkajian lengkap rasa mual termasuk frekuensi, durasi , tingkat mual, dan faktor yang menyebabkan pasien mual Respon pasien : pasien mampu mengetahui frekuensi, durasi, tingkat mual. • Mengevaluasi efek mual terhadap terhadap nafsu makan pasien, aktivitas sehari-hari, dan pola tidur pasien Respon pasien : Pasien mengatakan bahwa mual tersebut mengganggu saat pasien ingin makan • Menganjurkan makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat Respon pasien : Pasien akan mencoba makan sedikit tetapi sering • Menganjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa menimbulkan mual (untuk menghindari terjadinya mual) Respon pasien : pasien akan mengurangi makanan yang dapat menimbulkan mual. Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Senin/ 15:00 Nyeri akut S: Listini 14 • Pasien mengatakan nyeri masih terasa tetapi sudah b.d agen Januari berkurang skala 5/3 dengan cara teknik distraksi pencedera • Pasien mengatakan nyerinya masih hilang timbul 2019 fisiologis • Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak menangis (infeksi) lagi O: • Pasien terlihat tenang • Pasien terlihat melakukan distraksi nyeri dengan cara memainkan smartphone • Pasien masih terlihat sesekali memegang perutnya • Pasien terlihat meringis ketika nyeri A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi P : Lanjutkan intervensi • Kaji ulang nyeri sesuai kategori PQRSTUV dan observasi lokasi nyeri, intensitas nyeri (skala 1-10) • Pertahankan lingkungan yang tenang dan suasana yang nyaman • Bantu/ ajarkan teknik relaksasi, seperti: nafas dalam dan perilaku distraksi • Kolaborasi pemberian obat nyeri (pain killer) • Observasi nyeri pasien setelah 30 menit pemberian obat nyeri (pain killer) Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Senin/ 15:30 Mual b.d S: Brigitta 14 • Pasien mengatakan masih tidak nafsu makan iritasi Januari • Pasien mengatakan masih mual gastrointes • Pasien mengatakan lemas 2019 tinal O: • Pasien tampak lemas • Pasien tampak hanya menghabiskan ½ makanannya • Pasien tampak mual saat makan • Mukosa bibir pasien tampak kering A : Masalah keperawatan mual belum teratasi P : Lanjutkan intervensi • Lakukan pengkajian lengkap rasa mual termasuk frekuensi, durasi , tingkat mual, dan faktor yang menyebabkan pasien mual • Evaluasi efek mual terhadap terhadap nafsu makan pasien, aktivitas sehari-hari, dan pola tidur pasien • Anjurkan makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat • Anjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa menimbulkan mual (untuk menghindari terjadinya mual) • Berikan istirahat dan tidur yang adekuat untuk mengurangi mual (untuk menghindari efek mual) • Kolaborasi pemberian antiemetik Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Selasa/ 08:00 Nyeri akut • Mengukur tanda-tanda vital pasien Listini 15 HR : 119 x/menit b.d agen Januari RR : 25 x/menit pencedera Suhu : 36,9oC 2019 fisiologis Respon pasien : Pasien dapat bekerjasama saat dilakukan (infeksi) pengukuran tanda-tanda vital • Mengkaji skala nyeri, observasi lokasi nyeri, intensitas nyeri (skala 1-10), lamanya, kualitasnya (tajam/tumpul) dan radiasi, respon verbal dan non verbal Respon pasien : Pasien mampu menyebutkan skala nyeri yang dirasakan • Memberikan lingkungan yang tenang dan suasana yang nyaman Respon pasien : Pasien dapat beristirahat dengan suasan yang tenang dan nyaman • Mengajarkan teknik relaksasi, nafas dalam dan distraksi Respon pasien : Pasien mampu mendemonstrasikan kembali teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi • Mempersiapkan pasien untuk tindakan operasi dan memberikan sabun mandi chlorhexidine Respon pasien : Pasien dan ibu pasien sudah mengerti cara penggunaan sabun mandi chlorhexidine Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Selasa/ 11:00 Mual b.d Memberikan obat inpepsa 10ml dan vometa 7,5ml Listini 15 iritasi via oral Januari gastrointesti Respon pasien : Pasien tampak antusias untuk 2019 minum obat tanpa perlu di paksa. nal Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama Tanggal Keperawatan dan Paraf Selasa/ 12:30 Mual b.d • Mengukur tanda-tanda vital pasien Resti 15 iritasi HR : 123 x/menit Januari gastrointestin RR : 24 x/menit 2019 Suhu : 36,7oC al Respon pasien : Pasien dapat bekerjasama saat dilakukan pengukuran tanda-tanda vital • Melakukan pengkajian lengkap rasa mual termasuk frekuensi, durasi , tingkat mual, dan faktor yang menyebabkan pasien mual Respon pasien : pasien mampu mengetahui frekuensi, durasi, tingkat mual. • Mengevaluasi efek mual terhadap terhadap nafsu makan pasien, aktivitas sehari-hari, dan pola tidur pasien Respon pasien : Pasien mengatakan bahwa mual tersebut mengganggu saat pasien ingin makan • Menganjurkan makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat Respon pasien : Pasien akan mencoba makan sedikit tetapi sering • Menganjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa menimbulkan mual (untuk menghindari terjadinya mual) Respon pasien : pasien akan mengurangi makanan yang dapat menimbulkan mual. • Memberikan informasi kepada pasien dan juga orang tua pasien bahwa operasi akan mundur sampai pukul 18.00, karena ada operasi yang mendadak harus dilakukan. Respon pasien : Pasien terima jika jadwal operasinya di mundurkan. Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Selasa/ 17:00 Resiko Infeksi Memberikan antibiotik starxon 1 gr via IV pre Resti 15 op Januari Respon pasien : Pasien bersedia diberikan 2019 antiobiotik sebelum operasi. 18:00 Mual b.d iritasi Memberikan obat inpepsa 10ml, vometa 7,5ml, Resti gastrointestinal interlac via oral Respon pasien : Pasien tampak antusias untuk minum obat tanpa perlu di paksa. Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Selasa/ 15:00 Nyeri akut S: Listini 15 • Pasien mengatakan nyeri masih terasa tetapi sudah b.d agen Januari berkurang skala 3/2 dengan cara teknik distraksi pencedera • Pasien mengatakan nyerinya masih hilang timbul 2019 fisiologis • Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak menangis (infeksi) lagi O: • Pasien terlihat tenang • Pasien terlihat melakukan distraksi nyeri dengan cara memainkan smartphone • Pasien masih terlihat sesekali memegang perutnya • Pasien terlihat meringis ketika nyeri A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi P : Lanjutkan intervensi • Kaji ulang nyeri sesuai kategori PQRSTUV dan observasi lokasi nyeri, intensitas nyeri (skala 1-10) • Pertahankan lingkungan yang tenang dan suasana yang nyaman • Bantu/ ajarkan teknik relaksasi, seperti: nafas dalam dan perilaku distraksi • Kolaborasi pemberian obat nyeri (pain killer) • Observasi nyeri pasien setelah 30 menit pemberian obat nyeri (pain killer) Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama Tanggal Keperawatan dan Paraf Selasa/ 16:30 Mual b.d S: Resti 15 iritasi • Pasien mengatakan nafsu makannya sudah mulai membaik Januari gastrointestin • Pasien mengatakan masih mual 2019 al • Pasien mengatakan lemas • Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada muntah O: • Pasien tampak lemas • Pasien tampak hanya menghabiskan ½ makannya • Pasien tampak sesekali mual saat makan • Mukosa bibir pasien masih tampak kering A : Masalah keperawatan mual belum teratasi P : Lanjutkan intervensi - Lakukan pengkajian lengkap rasa mual termasuk frekuensi, durasi , tingkat mual, dan faktor yang menyebabkan pasien mual - Evaluasi efek mual terhadap terhadap nafsu makan pasien, aktivitas sehari-hari, dan pola tidur pasien - Anjurkan makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat - Anjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa menimbulkan mual (untuk menghindari terjadinya mual) - Berikan istirahat dan tidur yang adekuat untuk mengurangi mual (untuk menghindari efek mual) - Kolaborasi pemberian antiemetik Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Rabu/ 07:30 Nyeri akut • Mengukur tanda-tanda vital pasien Resti 16 b.d agens HR : 129 x/menit Januari RR : 28 x/menit cedera Suhu : 37,1oC 2019 fisik Respon Pasien : Pasien dapat bekerjasama saat dilakukan (prosedur pengukuran tanda-tanda vital bedah) • Mengkaji skala nyeri, observasi lokasi nyeri, intensitas nyeri (skala 1-10), lamanya, kualitasnya (tajam/tumpul) dan radiasi, respon verbal dan non verbal Respon pasien : Pasien mampu mengidentifikasi nyeri yang dirasakan pada luka operasi • Memberikan lingkungan yang tenang dan suasana yang nyaman. Respon pasien : pasien mampu istirahat dengan suasana yang tenang dan nyaman • Mengajarkan teknik relaksasi, nafas dalam dan distraksi. Respon pasien : Pasien mampu mendemonstrasikan teknik distraksi • Memberikan obat sanmol 1 gr via IV Respon pasien : pasien dapat bekerjasama dengan baik saat pemberian obat Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama Tanggal Keperawatan dan Paraf Rabu/ 11:00 Mual b.d • Mengukur tanda-tanda vital pasien Resti 16 HR : 126 x/menit iritasi RR : 27 x/menit Januari 2019 gastrointes Suhu : 36,3oC tinal Respon pasien : Pasien dapat bekerjasama saat dilakukan pengukuran tanda-tanda vital • Melakukan pengkajian lengkap rasa mual termasuk frekuensi, durasi , tingkat mual, dan faktor yang menyebabkan pasien mual Respon pasien : pasien mampu mengetahui frekuensi, durasi, tingkat mual. • Mengevaluasi efek mual terhadap terhadap nafsu makan pasien, aktivitas sehari-hari, dan pola tidur pasien Respon pasien : Pasien mengatakan bahwa mual tersebut mengganggu saat pasien ingin makan • Menganjurkan makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat Respon pasien : Pasien akan mencoba makan sedikit tetapi sering • Menganjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa menimbulkan mual (untuk menghindari terjadinya mual) Respon pasien : pasien akan mengurangi makanan yang dapat menimbulkan mual. • Memberikan obat inpepsa 10ml dan vometa 7,5 via oral Respon pasien : Pasien tampak antusias untuk minum obat tanpa perlu di paksa. Implementasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama Tanggal Keperawatan dan Paraf Rabu/ 14:30 Resiko • Mengukur tanda-tanda vital pasien Listini 16 HR : 126 x/menit infeksi b.d Januari RR : 27 x/menit 2019 faktor Suhu : 36,3oC resiko Respon pasien : Pasien dapat bekerjasama saat dilakukan prosedur pengukuran tanda-tanda vital • Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi seperti oedem, pus, invasif panas, dan kemerahan pada daerah luka operasi dan sekitarnya Respon pasien : Pasien hanya diam dan memperhatikan perawat saat mengkaji tanda-tanda infeksi • Mempertahankan teknik aseptik antiseptik/kesterilan dalam perawatan luka dan tindakan keperawatan lainnya Respon Pasien : Pasien dan keluarga juga menjadi terbiasa untuk selalu cuci tangan ketika ingin masuk dan keluar dari kamar pasien • Edukasi pasien dan keluarga tentang personal hygiene Respon pasien : Pasien dan orang tua pasien dapat mengengerti pentingnya personal hygiene • Monitor kebersihan lingkungan pasien Respon pasien : Lingkungan pasien terlihat bersih dan rapih Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama dan Tanggal Keperawatan Paraf Rabu/ 15:00 Nyeri akut S: Resti 16 b.d agens • Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala 5/3 Januari cedera fisik • Pasien mengatakan nyeri yang dirasa hanya disekitar luka 2019 operasi tidak menjalar kearea tubuh yang lain (prosedur • Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak menangis lagi bedah) O: • Pasien terlihat tenang • Pasien terlihat melakukan distraksi nyeri dengan cara memainkan smartphone • Pasien terlihat meringis ketika nyeri • Luka operasi tertutup kassa dan tidak ada rembesan A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi P : Lanjutkan intervensi • Kaji ulang nyeri sesuai kategori PQRSTUV dan observasi lokasi nyeri, intensitas nyeri (skala 1-10) • Pertahankan lingkungan yang tenang dan suasana yang nyaman • Bantu/ ajarkan teknik relaksasi, seperti: nafas dalam dan perilaku distraksi • Kolaborasi pemberian obat nyeri (pain killer) • Observasi nyeri pasien setelah 30 menit pemberian obat nyeri (pain killer) Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama Tanggal Keperawatan dan Paraf Rabu/ 15:30 Mual b.d iritasi S : Resti 16 gastrointestinal Pasien mengatakan nafsu makannya sudah mulai Januari membaik 2019 Pasien mengatakan sudah mual semenjak operasi Pasien mengatakan sudah tidak lemas Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada muntah O: Pasien tampak tidak begitu lemas Pasien tampak hanya menghabiskan ½ makannya Pasien tampak sudah tidak mual saat makan Mukosa bibir pasien tampak lembab A : Masalah keperawatan mual sudah teratasi P : Intervensi dihentikan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul Diagnosa Implementasi Nama Tanggal Keperawatan dan Paraf Rabu/ 18:00 Resiko S: Listini 16 infeksi b.d • Orangtua pasien mengatakan sudah mengerti cara Januari merawat dan menjaga bekas luka operasi yang tertutup 2019 faktor verban resiko O: prosedur • Pasien post operasi laparatomi eksplorasi dengan luka invasif operasi horizontal di perut bagian bawah • Luka operasi tertutup dengan verban transparan TTV : HR : 129 x/menit RR : 28 x/menit Suhu : 37,1oC A : Masalah keperawatan resiko infeksi teratasi P : Intervensi dihentikan Pembahasan Kasus Pengkajian adalah hal pertama kali yang dilakukan terhadap pasien ketika memasuki pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui masalah dan juga untuk mengevaluasi status kesehatan pasien (Jonata, 2015). Data yang didapat oleh perawat ada dua yaitu data subjektif , data yang ditemukan dari pasien atau keluarganya mengenai pandangan tentang keadaan kesehatan pasien yang dirasakan atau dialami dan data objektif, data berdasarkan pengamatan, observasi maupun pengukuran. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kelompok terhadap anak R ditemukan data bahwa pasien awalnya mengalami nyeri ulu hati dan nyeri yang menyebar sampai ke perut kanan bagian bawah, pasien juga merasakan mual bersamaan dengan munculnya nyeri. Menurut Vidhia (2010) gambaran klinis yang dapat ditemukan pada pasien dengan appendiks adalah nyeri abdomen perumbilikal, mual, muntah, lokalisasi nyeri menuju fosa iliakan kanan, pireksia ringan, pasien menjadi kemerahan, takikardia, lidah berselaput, halitosis, nyeri tekan (biasanya saat lepas) di sepanjang titik McBurney, nyeri tekan pelvis sisi kanan pada pemeriksaan per rektal, peritonitis jika apendiks mengalami perforasi. Menurut Williams & Wilkins (2011) infeksi menyebabkan pembengkakan appendiks dan terjadi iskemik karena adanya trombosis pembuluh darah intramural (dinding appendiks) sehingga menyebabkan nyeri semakin bertambah. Tekanan yang meningkat akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia sehingga nyeri akan terasa semakin berat. Teori ini sesuai dengan temuan yang didapatkan saat pemeriksaan fisik pada pasien, pasien mengatakan nyeri semakin bertambah ketika dilakukan palpasi pada perut kanan bagian bawah, saat dilepas an.R merasakan nyeri. Pembahasan Kasus Masalah keperawatan yang dapat muncul saat pasien mengalami appendiks adalah nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko infeksi, ketidakefektifan jalan nafas, gangguan rasa nyaman dan risiko kekurangan volume cairan (Nurarif & Kusuma, 2015). Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kelompok terhadap pasien maka kelompok menetapkan tiga masalah keperawatan pada pasien ialah nyeri, ketidakseimbangan nutrisi dan risiko infeksi. Diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan agen pencendera biologi dijadikan prioritas diagnosa keperawatan sebab pasien mengeluhkan nyeri yang dirasa hilang timbul dan pasien menangis sampai berteriak dikarenakan rasa sakit yang dirasakan pada perutnya. Intervensi yang dilakukan kepada pasien ialah menghimbau pasien saat merasakan nyeri untuk menarik nafas dalam sebab intervensi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuzrizal, dkk (2012) yang menyatakan bahwa ada pengaruh penurunan nyeri pada pasien appendiksitis yang melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Selain itu pasien mengalami mual dan muntah sehingga kelompok mengangkat diagnosa kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan. Intervensi yang dilakukan terhadap pasien untuk mengatasi ini ialah menganjurkan orang tua untuk tetap memberikan makan sedikit namun sering sehingga kebutuhan nutrisi pasien tetap terpenuhi. Pasien mengatakan bahwa setelah post opp pasien tidak mengerti cara untuk mengganti dan menjaga balutan luka agar terhindar dari infeksi sehingga edukasi dilakukan untuk tetap menjaga balutan bersih sehingga tidak terjadi infeksi pada balutan bekas operasi. Daftar Pustaka Jonatan. (2015). Sabiston’s Essentials of Surgery. Jakarta: Buku Kedokteran ECG. Mansjoer, A. (2010). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4. Jakarta : Media Aesculapius. NANDA. (2018). Nursing Diagnoses Definition and Classification 2018-2020. New York: Thieme. Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA (North American Nursing Diagnoses Association) NIC- NOC. Kalimantan: MediAction Publishing. Vidhia. (2010). At Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Williams, L., & Wilkins. (2011). Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Alih Bahasa Paramita. Jakarta : PT. Indeks