Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEUNATAL

Dosen pembimbing: Bdn. Meirita Herawati, M.Tr.Keb

Disusun oleh : Kelompok 2

1. DORA GUSVIDARWIS 231322054


2. ATIK SRISULASTRI 231322140
3. FIRDAWATI 231322141
4. CHINDY CLAUDYA 231322097
5. OVERA WIDYALTI 231322101

JURUSAN SI KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI AL INSYIRIAH PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiratan Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Kegawatdaruratan Pada
Kehamilan Lanjut”.

Dalam penulisan makalah ini masih banyak mendapat kesulitan karna terbatasnya pengalaman
dan wawasan penulis. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya dapat terselesaikan, untuk
itu penulis menyampaikan ucapn terimakasi kepada semua pihak yang membantu kelancaran
pembuatan makalah ini.

Untuk itu penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu penulis
mengharapkan keritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan bagi penyuluhan
ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ………………………………………………………………………………….….…….1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………..1
C. Tujuan ………………………………………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kegawatdaruratan …………………………………………………………………………3


B. Jenis Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
1. Solusi Plasenta ……………………………………………………………………………………..3
a. Definisi …………………………………………………………………………………………..3
b. Etiologi …………………………………………………………………………………………..3
c. Klasifikasi ……………………………………………………………………………………….4
d. Gejala Klinis …………………………………………………………………………………..4
e. Diagnosa ………………………………………………………………………………………..4
f. Penanganan Solusio Plasenta ……………………………………………………….5
2. Kehamilan Ganda
a. Definisi ………………………………………………………………………………………….5
b. Etiologi ………………………………………………………………………………………….6
c. Diagnosa ……………………………………………………………………………………….6
d. Penatalaksanaan …………………………………………………………………………..7
e. Komplikasi …………………………………………………………………………………….11
3. Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan
a. Definisi ………………………………………………………………………………………….12
b. Diagnosa ……………………………………………………………………………………….13
c. Pemeriksaan Fungsi Plasenta/Keadaan Janin ……………………………….14
d. Laboratorium ………………………………………………………………………………..14
e. Penatalaksaan ………………………………………………………………………………14
4. Kelainan Air Ketuban
a. definisi ………………………………………………………………………………………….16
b. Macam-macam Kelainan Air Ketuban ………………………………………….16

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua wanita hamil beresiko komplikasi obstetri. Komplikasi yang mengancam
jiwa kebanyakan terjadi selama persalinan. Dan ini semua tidak dapat diprediksi.
Prenatal sereening tidak mengidentifikasi semua wanita yang akan mengembangkan
komplikasi (Rooks, winikoff, dan Bruce 1990).
Perempuan tidak diidentifikasi sebagai “beresiko tinggi” dapat dan melakukan
pengembangan komplikasi obstetrik. Kebanyakan komplikasi obstretik terjadi pada
wanita tanpa faktor risiko.
Penyebab kematian yang paling cepat pada neonatus adalah aksifia dan
pendarahan. Asfiksia perinatal merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang
penting. Akibat jangka panjang. Asfiksia perinatal dapat diperbaiki secara bermakna jika
gangguan ini diketahui sebelum kelahiran (mis; pada keadaan gawat janin) sehingga
dapat diusahakan memperbaiki sirkulasi/oksigenasi janin intrauterine atau segera
melahirkan janin untuk mempersingkat masa hipoksemia janin yang terjadi.
Dari berbagai faktor yang berperan pada kematian ibu dan bayi, kemampuan
kinerja petugas kesehatan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pelayan
kesehatan maternal dan neonatal terutama kemampuan dalam mengatasi masalah yang
bersifat kegawatdaruratan. Semua penyulit kehamilan atau komplikasi yang terjadi
dapat dihindari apabila kehamilan dan persalinan direncanakan, diasuh dan dikelola
saecara benar. Untuk dapat memberikan asuhan kehamilan dan persalinan yang cepat
tepat dan benar diperlukan tenaga kesehatan yang terampil dan profesional dalam
penanganan kondisi kegawatdaruratan.

B. Rumusan masalah
Dari pokok-pokok masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa ang dimaksud dengan kegawatdaruratan ?
2. Apa saja Jenis Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut ?
3. Apa yang dimaksud solusio plasenta ?
4. Apa saja klasifikasi solusio plasenta ?
5. Bagaimana diagnosa solusio plasenta terjadi ?
6. Apa saja gejala klinis solusio plasenta ?
7. Bagaimana cara penanganan solusio plasenta ?
8. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ganda ?

1
9. Bagaimana diagnosa kehamilan ganda terjadi ?
10. Bagaimana komplikasi kehamilan ganda pada ibu dan bayi ?
11. Bagaimana penatalaksanaan pada kehamilan ganda ?
12. Apa yang dimaksud dengan kelainan dalam lamanya kehamilan?
13. Bagaimana diagnosa pada kelainan dalam lamanya kehamilannya ?
14. Bagaimana pemeriksaan fungsi plasenta / keadaan janin ?
15. Bagaimana penatalaksanaan pada kelainan dalam lamanya kehamilan ?
16. Apa yang dimaksud dengan kelainan air ketuban ?
17. Apa saja macam-macam kelainan air ketuban ?

C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari kegawatdaruratan
2. Mengetahui jenis kegawatdaruratan kehamilan lanjut
3. Mengetahui maksud dari solusio plasenta
4. Mengetahui klasifikasi solusio plasenta
5. Mengetahui diagnosa solusio plasenta
6. Mengetahui gejala klinis solusio plasenta
7. Mengetahui cara penanganan solusio plasenta
8. Mengeahui yang dimaksud dengan kahmilan ganda
9. Mengetahui diagnosa kehamilan ganda
10. Mengatahui komplikasi kehamilan ganda pada ibu dan bayi
11. Mengetahui penatalaksaan pada kehamilan ganda
12. Mengetahui maksud kelainan dalam lamanya kehamilan
13. Mengetahui diagnosa pada kelainan dalam lamanya kehamilan
14. Mengetahui pmeriksaan fungsi plasenta/ keadaan janin
15. Mengetahui penatalaksanaan pada kelainan dalam lamanya kehamilan
16. Mengetahui maksud dari kelainan air ketuban
17. Mengetahui macam-macam kelainan air ketuban

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan adalah mencakup diagonis dan tindakan terhadap semua
pasien yang memerlukan perawatan yang tidak direncanakan dan mendadak atau
terhadap pasien dengan penyakit atau cidera akut untuk menekan angka kesakitan
dan kematian pasien.
Obstetri adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan persalinan,
hal hal yang mendahuluinya dan gejala-gejala sisanya. Membahas tentang fenomena
dan penatalaksanaan kehamilan, persalinan, peuperium baik dalam keadaan normal
maupun abnormal.

B. Jenis Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut


1. Solusi Plasenta
a. Definisi
Solusi plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta
yang berimplantasi normal pada kehamilan diatas 22 minggu dan sebelum
anak lahir.
b. Etiologi
Penyebab utama dari solusi plasenta masi belum diketahui pasti.
Meskipun demikian ada beberapa factor yang diduga mempengaruhinya,
antara lain:
1) Penyakit hipertensi menahun
2) Pre-eklampsia
3) Tali pusat yang pendek
4) Trauma
5) Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cara inferior uterus yang
sangat mengecil (hidramnion pada waktu ketuban pecah, kehamilan anda
pada waktu anak pertama lahir
Disamping hal-hal diatas, ada juga pengaruh dari:
1) Umur lanjut
2) Multiparitas
3) Ketuban pecah sebelum waktunya
4) Defisiansi asam folat

3
5) Merokok, alkohol, kokain
6) Mioma uteri

c. Klasifikasi
Secara klinis solusio plasenta dibagi dalam:
1) Solusio placenta ringan
2) Solusio placenta sedang
3) Solusio placenta berat

Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda-tanda klinisnya, sesuai derajat


terlepasnya plasenta. Pada solusio plasenta, darah dari tempat pelepasan
mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan akhirnya
keluar dari serviks dan terjadilah solusio plasenta dengan perdarahan keluar/
tampak. Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul dibelakang
plasenta membentuk hematon retroplasenta. Perarahan ini disebut
perdarahan kedalam/ tersembunyi. Kadang-kadang darah masuk kedalam
ruang amnion sehingga perdarahan tetap tersembunyi.

d. Gejala klinis
1) Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his.
2) Anemi dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan
banyaknya darah yang keluar.
3) Uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang karna isi uterus
bertambah dengan darah yang berkumpul dibelakang plasenta sehingga
uterus terenggang (UTERUS CN BOIS)
4) Palpasi sukar karena rahim keras
5) Fundus uteri makin lama makin naik
6) Bunyi jantung biasanya tidak ada
7) Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus karena isi
uterus bertambah
8) Sering ada proteinuri karena disertai preeclamsia

e. Diagnosa
Diagnosis solusio plasenta didasarkan adanya perdarahan antepartum
yang bersifat nyeri, terus yang tegang dan nyeri setalah plasenta lahir,
ditemukan adanya impresi (cekungan) pada permukaan maternal palsenta
akibat tekanan dari hematom retroplasenta.

4
f. Penanganan Solusio Plasenta
1) Solusio Plasenta Ringan
Apabila kehamilannya kurang dari 36 minggu, perdarahannya
kemudian berhenti, perutnya tidak menjadi sakit, uterusnya tidak
menjadi tegang maka penderita dapat dirawat secara konservatif
dirumah sakit dengan observasi ketat.
2) Solusio Plasenta Sedang Dan Berat
Apabila pendarahannya berlangsung terus, dan gejala solusio
plasenta bertambah jelas, atau dalam pemantauan USG daerah solusio
plasenta bertambah luas. Maka pengakhiran kehamilan tidak dapat
dihindarkan lagi. Apabila janin hidup, dilakukan sectio caesaria. Sectio
caesaria dilakukan bila serviks panjang dan tertutup, setelah pemecahan
ketuban dan pemberian oksitosin mengurangi regangan dinding uterus
disusul dengan pemberian infus oksitosin 5 iu dalam 500cc glukosa 5%
untuk mempercepat persalinan.

2. Kehamilan ganda
A. Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel adalah suatu
kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa
kehamilan ganda/gemeli (2 janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ),
Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan frekuensi kejadian yang
semakin jarang. Kehamilan kembar dapat didefinisikan sebagai kehamilan
dimana 2 atau lebih embrio terbentuk secara simultan. Kehamilan
kembar terjadi 1% dari seluruh kehamilan.
Pada bayi kembar mortalitas perinatal 3-6 kali lebih besar dan
resiko terjadinya cerebral palsy 6 kali lebih besar. Kembar dizigotik
memiliki dua amnion (diamniotik) dan dua plasenta (dikorionik). Pada
kembar monozigot dapat terbentuk satu plasenta (monokorionik), satu
amnion (monoamniotik) atau bahkan satu organ fetal (kembar siam).

Kehamilan ganda dapat dibagi atas beberapa tipe :


1. Kembar dizigotik
 Fertilisasi dari 2 ovum oleh 2 sperma
 Dikorionik, korion yang terpisah, memiliki 2 plasenta.
 Diamniotik, amnion yang terpisah (kantung amnion)
2. Kembar monozigotik

5
 Pembelahan dari 1 ovum, fertilisasi oleh 1 sperma
 Pembelahan ovum pada hari 8-13 setelah fertilisasi, dimana lapisan
amnion sudah terbentuk akan menjadi kembar monokorionik,
monoamniotik
 Pembelahan ovum > 13 hari setelah fertilisasi, dimana segmentasi
terhambat dan setelah primitive streak terbentuk maka akan terjadi
kembar dempet (kembar siam).
3. Fetus papyraceous
 Salah satu fetus yang kembar tidak berkembang
 Tak berbentuk, mengkerut, dan rata

B. Etiologi
Janin kembar umumnya terjadi akibat pembuahan dua ovum yang
berbeda yaitu kembar ovum-ganda, dizigotik, atau fraternal. Sekitar
sepertiga janin kembar berasal dari satu ovum yang dibuahi, kemudian
membelah menjadi dua struktur serupa, masing-masing berpotensi
berkembang menjadi individu terpisah, yaitu kembar ovum tunggal,
monozigotik, atau identik. Salah satu atau kedua proses tersebut mungkin
berperan dalam pembentukan kehamilan multijanin lainnya. Sebagai
contoh , kuadruplet (kembar empat) dapat berasal dari satu sampai
empat ovum.

C. Diagnosa
Diagnosa gemelli seringkali tidak dapat ditegakkan sampai
kehamilan tua, dan terkadang sampai persalinan lanjut. Identifikasi
kehamilan dengan penyulit janin multipel banyak terlewat, bukan karena
sangat sukar, tetapi karena pemeriksa tidak memikirkan kemungkinan
adanya kehamilan multipel tersebut. Untuk mempertinggi ketepatan
diagnosa, haruslah dipikirkan kemungkinan kehamilan kembar bila
didapatkan hal-hal berikut; besarnya uterus melebihi lamanya amenore,
uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan
berulang, penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak
disebabkan oleh edema atau obesitas, banyak bagian kecil yang teraba,
teraba 3 bagian besar janin, teraba dua ballotement.

Diagnosa dari gemeli dapat ditegakkan dengan :


1. Anamnesis

6
Anamnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis
kehamilan kembar adalah riwayat adanya keturunan kembar dalam
keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas, adanya uterus
yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan
anak yang terlalu ramai dan adanya penambahan berat badan ibu
menyolok yang tidak disebabkan obesitas atau edema.

2. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda


Adanya cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding
perut menyebabkan diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Untuk
menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda perlu dipikirkan
bila dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut : besarnya uterus
melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari
kehamilan normal, banyak bagian kecil teraba, teraba tiga bagian
besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan
perbedaan 10 atau lebih.

3. Pemeriksaan USG
Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin
atau lebih dengan 1 atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG
setelah kehamilan 6-8 minggu dapat menentukan diagnosis akurat
jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang
terlihat.

D. Penatalaksanaan
Penanganan pada kehamilan kembar terbagi atas :
a. Antepartum
1) Diet dan pola makan yang baik, wanita dengan kehamilan normal
mengalami peningkatan 25-35 pounds setelah 9 bulan, pada
kehamilan kembar mengalami peningkatan 35-45 pounds,
kehamilan triplet peningkatan 50-60 pounds.
2) Suplemen besi dan asam folat, pemberian tablet Fe pada saat
prenatal sekurangnya 30 mg, anemia defisiensi besi adalah yang
paling sering dijumpai dan dapat meningkatkan resiko persalinan
preterm.
3) Mengurangi aktivitas dan perbanyak istirahat. Kehamilan kembar
dapat membuat keadaan tidak nyaman karena uterus yang jadi
lebih besar, istirahat akan menolong untuk meningkatkan energi.

7
4) Pemberian tokolitik segera, jika perlu.
5) Pemeriksaan klinis kehamilan sekurangnya setiap 2 minggu
setelah 24 minggu.
6) Ultrasound obstetrik setiap 3-4 minggu setelah diagnosis.
7) Konsultasi perinatologi.

b. Intrapartum
Sebaiknya dilakukan di kamar operasi dan sudah disiapkan
pemeriksaan cross-match serta dihadiri ahli anestesi, ahli kebidanan
dan ahli anak.
a. Jika kembar presentasi vertex-vertex; dilahirkan per vaginam
dengan melakukan episiotomi mediolateral untuk mengurangi
tekanan pada kepala bayi.
b. Jika presentasi vertex-non vertex :
 Siapkan SC, atau
 Partus per vaginam diikuti dengan persalinan bokong Breech
delivery)  Partus per vaginam diikuti ekstraksi bokong totalis atau
melakukan internal podalic version (hal ini dilakukan dengan
catatan tidak dijumpai
 Partus per vaginam diikuti dengan melakukan eksternal version
(versi luar) dimana hal ini memerlukan pemantauan dengan USG
portabel untuk melihat secara akurat letak bayi kedua.
c. Jika presentasi non vertex-vertex atau non vertex-non vertex: SC
d. Jika hamil kembar 3 atau lebih : SC
e. Pada kembar premature :
 Vertex-vertex : partus per vaginam
 Vertex-non vertex : Umumnya SC
 Non vertex-vertex atau non vertex-non vertex : SC
 Kembar 3 atau lebih : SC

f. Pada locking twins : segera lakukan SC


Ada tiga tipe :
 Kollisi; adanya kontak antara bagian janin sehingga tidak bisa
memasuki pintu atas panggul
 Kompaksi; adanya engagement dari bagian terbawah kedua
janin secara bersamaan sehingga menghambat turunnya bagian
terbawah

8
 Interlocking; adanya kontak antara dagu kedua janin pada bayi A
presentasi bokong dan bayi B presentasi vertex dan kedua janin
saking berhadaphadapan.

c. Post partum
Awasi segera terjadinya perdarahan post partum oleh karena atonia
uteri sekunder.

d. Cara Persalinan
Cara persalinan yang terencana harus mempertimbangkan letak dan
presentasi masing-masing janin. Persalinan pervaginam harus
diusahakan jika tidak ada kontraindikasi.
 Siapkan peralatan resusitasi dan perawatan bayi
 Pasang infus dan cairan intravena
 Pantau keadaan janin dengan auskultasi DJJ, jika terdapat kelainan
DJJ (kurang dari 110 x / menit), curigai adanya gawat janin.
 Periksa presentasi janin :
a. Jika presentasi vertex usahakan persalinan spontan dan monitor
persalinan dengan partograf
b. Jika presentasi bokong merupakan indikasi untuk dilakukan SC
c. Jika letak lintang, lakukan SC
 Tinggalkan klem pada ujung maternal tali pusat dan jangan
melahirkan plasenta sebelum janin kedua dilahirkan.

Janin kedua atau janin berikutnya :


 Segera setelah bayi pertama lahir, lakukan pemeriksaan berikut:
a. Palpasi abdomen untuk menentukan letak janin kedua atau
berikutnya
b. Jika perlu lakukan versi luar agar janin kedua, janin letak
memanjang
c. Pemeriksaan DJJ
 Lakukan pemeriksaan dalam vagina untuk menentukan :
a. Presentasi janin kedua
b. Keutuhan selaput ketuban
c. Adanya prolapsus tali pusat

9
- Presentasi Verteks

1) Jika kepala belum masuk pintu atas panggul, masukkan kepala


secara manual (dengan bantuan tangan di abdomen), jika
memungkinkan
2) Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah
3) Periksa DJJ antara kontraksi uterus untuk menilai keadaan janin
4) Jika his tidak adekuat setelah kelahiran bayi I, berikan infus
oksitosin dengan cara cepat untuk menimbulkan his yang baik (≥ 3 x
40”/10’)
5) Jika janin tidak lahir dalam dua jam dengan his yang baik, atau
terdapat tanda-tanda gawat janin (DJJ kurang dari 110 x / menit),
lakukan SC.

- Presentasi Bokong
Jika taksiran BB janin tidak lebih besar dari janin pertama dan serviks
tidak mengecil rencanakan partus spontan.
1) Jika his tidak ada atau tidak adekuat setelah kelahiran janin I, beri
infus oksitosin dengan cara cepat untuk menimbulkan his yang
baik ( 3x 40”/10’).
2) Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah
dan bokong sudah turun.
3) Periksa DJJ diantara 2 kontraksi uterus. Jika DJJ anormal (DJJ < 110
x / menit), lakukan SC
4) Jika persalinan per vaginam tidak memungkinkan, lahirkan bayi
dengan SC.

- Letak Lintang
1) Jika selaput ketuban utuh, lakukan versi luar
2) Jika versi luar gagal dan pembukaan lengkap dan selaput ketuban
masih utuh lakukan versi dalam dan lanjutkan dengan ekstraksi.
a. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat
tinggi, masukkan satu tangan ke dalam uterus dan raihlah kaki janin.
b. Secara perlahan tarik janin ke bawah
c. Lanjutkan dengan tarik janin ke bawah
3) Periksa DJJ diantara his
4) Jika versi luar gagal dan versi dalam (internal cephalic version)
tidak dianjurkan atau gagal segera lakukan seksio sesarea

10
5) Berikan oksitosin 10 unit IM atau ergometrin 0,2 mg IM. Dalam
waktu 1 menit setelah bayi terakhir lahir dan teruskan penanganan
aktif kala III untuk mengurangi perdarahan paska persalinan.

E. Komplikasi
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar
dibandingkan kehamilan tunggal. Angka kematian perinatal pada
kehamilan kembar cukup tinggi, dengan kembar monozigotik 2,5 kali
angka kematian kembar dizigotik. Resiko terjadinya abortus pada salah
satu fetus atau keduanya tinggi. Pada trisemester pertama kehamilan
reabsorbsi satu janin atau keduanya kemungkinan terjadi. Anemia sering
ditemukan pada kehamilan kembar oleh karena kebutuhan nutrisi yang
tinggi serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan
peningkatan sel darah merah mengakibatkan kadar hemoblobin menjadi
turun, keadaan ini berhubungan dengan kejadian edema pulmonum pada
pemberian tokolitik yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan kembar.
Angka kejadian persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu )
pada kehamilan kembar 43,6 % dibandingkan dengan kehamilan tunggal
sebesar 5,6 %.
Frekuensi terjadinya hipertensi yang diperberat kehamilan,
preklamsia dan eklamsia meningkat pada kehamilan kembar. Pendarahan
antepartum oleh karena solutio plasenta disebabkan permukaan plasenta
pada kehamilan kembar jelek sehingga plasenta mudah terlepas.
Kematian satu janin pada kehamilan kembar dapat terjadi, penyebab
kematian yang umum adalah saling membelitnya tali pusat. Bahaya yang
perlu dipertimbangkan pada kematian satu janin adanya koagulopati
konsumtif berat yang dapat mengakibatkan terjadinya disseminated
intravascular coagulopathy.
Kelainan kongenital mayor pada kehamilan kembar meningkat sesuai
dengan jumlah kembarnya. Pada kembar triplet, angka kelainan
kongenital mayor lebih tinggi dibandingkan kembar dua. Kelainan jantung
pada kembar monozigotik 1 : 100 kasus. Perdarahan postpartum dalam
persalinan kembar disebabkan oleh overdistension uterus, tendesi
terjadinya atonia uterus dan berasal dari insersi plasenta.

11
4. Kelainan dalam lamanya kehamilan
A. Definisi
Lamanya kehilan yang normal 280 hari atau 40 minggu dan hari pertama haid
yang terakhir. Kadang-kadang kehamilan berakhir sebelum waktunya dan ada
kalanya melebihi waktu yang normal. Berakhirnya kehamilan menurut lamanya
kehamilan berlangsung dapat dibagi sebagai berikut.
1. prematur
a. Definisi adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau
berat badan lebih rendah 500-2499 gram
b. Faktor penyebab prematuritas antara lain
- Infeksi salurn kemih
- Penyakit ibu seperti hipertinsi dalam kehamilan, asma, penyakit jantung,
kecanduan obat
c. Pencegahan kehamilan dengan resiko persalinan prematur
- Mendidik ibu dengan resiko tinggi agar mengenal tanda persalinan dini
dan harus di waspadai sebelum kehamilan 37 minggu dimana gejalanya
seperti saat haid, nyeri pinggang, merasa ada tekanan jalan lahir
mengikat, adanya lendir bercampur darah.
- Bila ditemukan adanya perubahan serviks dan his pasien harus dirawat
- Bila ada persalinan diberikan terapi:
Itirahat rebah dengan posisi miring kiri untuk pendarah darah ke uterus,
memberi cairan, mengobati bakteri uri tak bergejala dan memeriksa
kemungkinan infeksi setiap 6 sampai 8 minggu, mengurangi stres,
istirahat dan perbaiki gizi.
d. Pengobatan
Penatalaksanaan dalam mengobati prematuritas lebih ditunjukan untuk
mencegah bayi lahir prematur dan jika harus lahir funsi tubuuh terutama
paru paru sudah mateng.
1. posmatur
a. Definisi
Kehamilan post term adalahkehamilan yang berlangsung >40
minggudengan siklus haid rata-rata 28 hari. Bayinya disebut
serotinus, partusnya disebut partus serotinus.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya posmatur belum diketahui secara pasti.
Beberapa teori yang dikemukakan:

12
1. Penurunan kadar estrogen
Pada kehamilan normal kadar estrogen umumnya tinggi,
dan degan usia kehamilan yang makin bertambah
menyebabkan membran janin khususnya menjadi kaya akan
dua jenis glikofosdfolipid yaitu fosfatililinosipol dan
fosfatiletinolamin, yang keduanya mengandung arakidonat
pada posisi-sn-2.
Janin manusia tampaknya memicu persalinan melalui
mekanisme tertentu yang belum dipahami dengan jelas,
sehingga terjadi pemecahan arakidonat dari kedua senyawa
glikofosfolipid ini , dengan demikian arakidonat tersedia untuk
konversi menjadi PGE-2 dan PGE-2 yang selanjutnya akan
menstimulasi penipisan serviks dan kontraksi ritmik uterus yang
menjadi ciri khas persalinan normal.
Kadar Progesteron yang tidak cepat turun walaupun keha
milan telah cukup bulan,sehingga uterus kurang peka terhadap
oksitosi.
2. Diagnosa
a. Pemeriksaan Umur Kehamilan
1. Bila hari petama haid terakhir dicacat dan diketahui wanita
hamil diaknosa tidak sukar.
2. Bila wanita hamil tidak tahu, lupa, atau sejak melahirkan
yang lalu tidak mendapat haid lalu hamil, maka akan sulit
memastikannya. Hanya dengan pemeriksaan antenatal
yang teratur dapat diikuti tinggi dan naik nya fundus uteri
seraca serial dalam senti meter, mulanya gerakan janin,
besar nya janin, pemeriksaan berat badan ibu (kapan
berkurang), dan lingkaran perut ibu apakah berkurang.
3. Radiologi
Pada pemeriksaan radiologi dapat dijumpai pusat pusat
penulangan pada bagian distal femur, bagian proksimal
tibia, os, kuboit, dan diameter biparietal > 9,8 cm.
4. USG
Dapat dikatahui diameter biraietal, panjang femur
5. Sitologik air ketuban
Air ketuban diambil dengan amniosentesis transfaginaln
maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur
dengan lemak dari sel sel kulit yang dilepaskan janin

13
setelah kehamilan > 36 minggu. Air ketban yang diperoleh
dipulas dengan sulfat biru mil, maka sel sel yang
mengandung lemak akan berwarna jingga, jumlahnya >
10% pada usia kehamilan > 36 minggu dan >50% pada usia
kehamilan > 39 minggu.

3. Pemeriksaan fungsi plasenta/keadaan janin


1. Secara klinis: anamnesa dan gerakan janin pertambahan
berat badan dan lingkare perut ibu
2. Amnioskopi: warna dan kekeruhan air ketuban, ferniks
kaseosa hilang.
3. USG: evaluasi air ketuban secara serial, gerakan janin dan
keadaan plasenta.
4. Kardiotokografi: mengawasi detak jantung janin
5. Uji oksitosin
Dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin
terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin
kurang baik maka ini menunjukkan janin bahaya dalam
kandungan.

4. Laboratorium
Pemeriksaan kadar estriol urin dan darah, HPL dan HSAP.

5. Penatalaksaan
1. Pada post datisme prinsipnya harus dilakukan terminasi
kehamilan.
2. 2. Diusahakan kehamilan jangan lewat 10 hari dari tanggal
perkiraan persalinan
3. Kalau kehamilan pasti lebih dari 40 minggu dilakukan
induksi partus dan terminasi.
4. Pada primitua, terminasi kehamilan dilakukan pada
tanggal perkiraan persalinan
5. Setelah kehamilan lebih dari 40 minggu sampai dengan 42
minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik
baiknya.
6. Jika tidak ada tanda tanda infusiensi plasenta, persalinan
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan yang ketat
lakukan pemeriksaan dalam untuk mengatahui

14
kematangan serviks kalau sudah boleh dilakukan Induksi
persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
7. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan:
a. Bahwa partus lama akan sangat merugikan bayi
b. Bahwa janin post term kadang kadang besar,
kemungkinan disproporsi sefalo –pelvik dan distosia
janin perlu dipertimbangakan
c. Bahwa janin post term lebih peka terhadap sedatif dan
narkosa, oeh karana itu anestasi konduktif paling baik.
d. Bahwa perawatan neonatus pos term perlu
pengawasan dokter anak
8. Tindakan operasi SC dapat dipertimbangkan pada indikasi:
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum
matang.
b. Pembukan belum lengkap, persalinan dan tanda-tanda
gawat janin.
c. Pada primigravida tua, kematian janin dalam
kandungan, preeklampsi, anak berharga (invertilitas)
dan kesalahan letak janin.

Tanda-tanda Bayi Post Term


1. Biasanya lebih berat dari bayi aterm
2. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
3. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
4. Verniks kaseosa di badan kurang
5. Kuku panjang.
6. Rambut kepala agak tebal
7. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

Komplikasi

A. Terhadap Ibu
Persalinan post term dapat menyebabkan distosia karena :
1. Aksi uterus tidak terkoordinir
2. Janin besar
3. Moulding/ moulage kepala kurang Maka akan sering dijumpai p
artus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia
bahu dan perdarahan post partum.

15
B. Terhadap Janin
Akibat penurunan fungsi plasenta terjadi :
1. Pertumbuhan terhambat dan penurunan berat
2. Hipoksia dan aspirasi mekoneum
3. Fetal distress dan trauma

4. kelainan air ketuban


a. Definisi
Kelainana air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh
lebih banyak dari normal, misalnya lebih dari 2 liter.

b. Macam-macam kelainan air ketuban


1. KPSW
Ketuba Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) atau Ketuban Pecah Dini (KPD)
atau Ketuban Pecah Prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir
atau vagina sebelum proses persalinan.
Penyebab dari ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) tidak atau
masih belum diketahui secara jelas maka diketahui secara jelas maka upaya
preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi.

- Tanda Dan Gejala


Adapun tanda dan gejala KPSW antara lain:
 Keluar cairan ketuban dari vagina tanpa disertai rasa mules, cairan
dapat keluar sedikit atau banyak.
 Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi
 Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti amoniak
 Pemeriksaan abdomen uterus lunak tidak nyeri tekan
 Pemeriksaan mikroskopik terlihat lanugo dan vernik kaseosa.

- Penatalaksanaan
Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan
ketuban pecah dini kerumah sakit dan melahirkan bayi yag berumur lebih
dari 36 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk memperkecil
resiko intra uterin.

16
2. Polihidromnion
Definisi
Polihidromnion adalah suatu kejadian dimana jumlah air ketuba jauh
lebih banyak dari normal biasanya lebih dari 2 liter. Dalam beberapa
literature ada yang menbagi polihidromnion menjadi dua tergantung dari
berapa lama perjalanan penyakitnya, yaitu:
 Polihidramnion akut Terjadinya pertambahan air ketuban yang
sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja.
 Polihidramnion kronis Pertambahan air ketuban yang terjadi secara
perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan dan biasanya
terjadi pada kehamilan lanjut.

Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum bisa dipastikan


secara benar, salah satu yang dicurigai adalah adanya proses infeksi. Dua
pertiga kasus polihidromniontidak diketahui sebabnya seperti yang
disebutkan sebelumnya, produksi paling dominan air ketuban adalah hasil
dari proses urinasi atau produksi air kencing janin. Sudah dijelaskan bahwa
janin meminum air ketuban dalam jumlah yang seimbangdengan air
kencing yang di produksi. Bila keseimbangan ini beruba, yaitu produksi air
kencing berlebihan atau bayi tidak mampu meminum air ketuban, dapat
terjadi polihidromnion.

- Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala polihidramnion antara lain:
 Perut terasa lebih besar dari pada biasa
 Sesak nafas, nyeri ulu hati dan sianosis
 Nyeri perut karena tegangnya uterus
 Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat,
retak-retak dan kadang ambilicus mendatar
 Edema pada tungkai vulva dan abdomen
 Perut tegang dan nyeri tekan 6
 Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamila sesungguhya
 Bagian-bagian janin sukar dikenali
 DJJ sukar dikenali

17
- Penatalaksanaan
Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi secara teliti antara lain untuk
melihat penyebab dari keadaan tersebut dilakukan pemeriksaan OGTT
untuk menyingkirkan kemungkinan diabetes gestasional.
Bila etiologi tidak jelas, pemberian indomethacin dapat member manfaat
bagi 50% kasus. Pemeriksaan USG janin dilihat secara seksama untuk
melihat adanya kelainan ginjal janin.

3. Oligohidramnion
Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal yaitu kurang dari 500 cc.
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui.
Beberapa keadaan berhubungan dengan olighidramnion hampir selalu
berhubungan dengan obstruksi saluran traktus urinarius janin atau renal
agenesis.
Tetapi ada juga yang mengatakan kejadian olighidramnion ada kaitanya
degan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin kaena amnion
kurang baik perumbuhannya dan etiologi sekundernya lainnya misalkan
pada ketuban pecah dini.

- Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala olighidromnion antara lain:
 Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan
 Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan janin
 Sering berakhir dengan partus prematurus
 Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bukan ke 5 dan
terdengar lebih jelas
 Persalinan lebih lama dari biasanya
 Sewaktu his akan sakit sekali
 Bila ketuban pecah air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada
keluar

- Penatalaksanaan
Penanganan olighidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan
pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang
tidak baik. Kompresi tali pusat selama proses persalian biasa terjadi pada
oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan section caesarea

18
merupakan pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion. Selain itu,
pertimbangan untuk melakukan SC karena:
 Indeks kantung amion (ICA) 5 cm atau kurang
 Deselerasi frekuensi detak jantung janin
 Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan post term.

19
20

Anda mungkin juga menyukai