DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH :
1 (P17321183017)
Diajeng Fenti Setiawan
.
2 (P173211830
Mirza Aulia Cahyani
.
3 (P17321183036
Inas Zhafirah
.
JURUSAN KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Lingkup komplikasi kebidanan” dapat tersusun hingga selesai.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Obstetri Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………
2.1.1 Definisi………………………………………………….
2.1.3 Biopsi………………………………………………..
2.1.4 Kolposkopi……………………………………………
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………
3.1 Kesimpulan………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
ISI
A. Komplikasi Kehamilan
Pengertian dari Komplikasi Kebidanan, yaitu kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi.
Komplikasi kehamilan adalah masalah-masalah yang hanya terjadi pada saat kehamilan.
Keadaan ini dapat menyebabkan gangguan pada si ibu, janin dan juga keduanya. Komplikasi
kehamilan dapat terjadi pada awal ataupun akhir kehamilan, namun sebagian komplikasi dapat
ditangani dengan baik jika diketahui sejak dini.
6. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Letak lintang merupakan suatu keadaan
dimana janin melintang didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umunya bokong berada
sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedagkan bahu berada pada pintu atas
panggul. Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai
dinding uterus dan perut yang lembek.
7. Letak sungsang
8. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebig=h dari 2 liter. Keadaan ini
mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau
sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban 1/2 sampai 1 liter.
Karena rahim sangat besar akan menekan organ tubuh disekitarnya.
Ketika ada dua tau lebih janin tumbuh dalam uterus pada saat bersamaan,
kondisi ini dikenal sebagai kehamilan multiple (gemeli). Keadaan seperti ini
dipertimbangkan sebagai kehamilan yang rumit karena adanya peningkatan kesakitan
dan kematian yang signifikan. Kehamilan kembar diduga terjadi apabila ukuran uterus
lebih besar dibandingkan ukuran yang biasanya pada kehamilan (perbedaannya lebih
dari dua kali perbandingan ukuran dan usia kehamilan, misalnya 36 cm pada
kehamilan32 minggu). Selain itu, terabanya tiga atau empat bagian besar dalam uterus,
auskultasi dua denyut jantung janin dengan frekuensi yang berbeda atau adanya
riwayat anak kemabr dalam keluarga.
Kehamilan post-term (lebih bulan), salah satu komplikasi kehamilan yan paling
sering terjadi, terjadi ketika persalinan gagal dimulai secara spontan pada usia
kehamilan 42 minggu atau lebih. Setelah 42 minggu, insiden kesakitan janin dan
neonates adalah 25%.Angka kematian perinatal dua kali lebih besar pada usia
kehamilan antara 42-42 minggu dan kemudian meningkat empat kali lebih besar pada
usia kehamilan 44 minggu atau lebih. Penyebab kehamilan post-term belum diketahui.
Secara teoritis hal ini dihubungkan dengan perubahan pengaturan hormonal saat
awitan persalinan. Kemungkinan factor resiko meliputi kurangnya peningkatan
hormone estrogen yang normal terjadi saat mencapai preterm akibat insufisiensi
kelenjar adrenal atau hipofisis janin, difisiensi sulfatase plasenta, atau penurunan
fungsi adrenokortikal yang menyebabkan penurunan kadar kortisol (kortisol
mengurangi kadar progesterone dan meningkatkan pembentukan prekusor estrogen).
Juga, sekitar 50% wanita yang sebelumnya mengalami kehamilan post-term memiliki
kemungkinan berulangnya kejadian tersebut pada kehamilan selanjutnya.
Tipe risiko yang dimiliki janin dihubungkan dengan perubahan plasenta yang
degeneratof dan progresif. Seirng dengan makin tuanya plasenta, perubahan struktur,
seperti peningkatan degradasi sinsitial, deposit fibrin, vili fibritik, nekrosis vili dengan
perdarahan, dan infark dapat terjadi. Perubahan ini dapat sangat memberi pengaruh
merugikan pada difusi oksigen, zat-zat makanan, dan cairan yang melewati membrane
plasenta. Oligohidramnion juga dapat terjadi, yang menyebabkan tali pusat rentan
mengalami penekanan.
a. Kontraksi menjadi lebih lama, lebih kuat, atua lebih dekat jaraknya bersam dengan
berjalannya waktu, biasanya disebut “sakit” atau “sangat kuat” dan terasa di daerah
perut atau pinggang atau keduanya.
b. Aliran cairan ketuban yang deras dari vagina.
c. Leher Rahim ynag membuka sebagi respon terhadap kontaksi yang berkembang.
4. Tahapan persalinan
a. Persalinan kala I
Proses pembukaan serviks untuk yang pertama kali sibagi mnejadi 2 fase : a)
fase laten berlangsung selama 8 jam sampia pembukaan 3 cm, his masih lemah
dengan frekuensi jarang b) fase aktif terdiri dari 1) fase akselerasi (2 jam
dengan pembukaan 2-3 cm) 2) fase dilatasi (maks 2 jam dengan pembukaan 4-
9 cm) 3) fase deselerasi (2 jam pembukaan >9 cm sampai dengan pembukaan
lengkap). His tiap 3-4 menit selama 45 detik.
b. Persalinan kala II
SEtelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His terjadi tiap 2-
3 menit, lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi
gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus
uteri. Pada primigravida kala II berlangsung kira-kira 1,5 jam dan pada
multigravida 0,5 jam.
c. Persalinan kala III
Tahap ini adalah tahap pengeluaran plasenta, 6-15 menit setelah janin
dikeluarkan. Pentingnya mengetahui apakah plasenta telah lepas atau belum
ialah untuk melahirkan plasenta dengan komplikasi dengan sekecil-kecilnya.
Bila plsenta dipaksa untuk dilahirkan saat belum terlepas dari dinding uterus,
retensio plasenta dapat terjadi.
d. Persalinan kala IV
Yakni 1 jam setelah plasenta keluar. Kala ini pernting untuk menilai
perdarahan (maksimal 500 ml) dan baik tidaknya kontraksi uterus. Yang harus
diperhatikan yaitu kontraksi uterus harus baik. Tidak ada perdarahan dari
vagina atau alat-alat genital lainnya, plasenta dan selaput ketuban harus sudah
lahir lengkap, kandung kemih harus kosong, luka-luka perineum terawatt
dengan baik dan tidak ada hematom, ibu dan bayi keadaan baik. Keadaan ini
harus sudah tercapat dalam waktu 1 jam setelah plasenta lahir lengkap.
C. KOMPLIKASI PERSALINAN
a. Distosia
Distosia merujuk pada kemajuan persalinan yang tidak normal. Persalinan berlangsung
lebih lama, lebih nyeri, atau tidak normal karena adanya masalah pada mekanisme
persalinan, tenaga/kekuataan, jalan lahir, janin yang dilahirkan, atau masalah psikis.
Penyebab distosia dapat terjadi karena :
1. Tenaga (power) : kontraksi uterus mungkin tidak cukup kuat atau tidak
terkoordinasi secara tepat selama kala satu persalinan untuk menyebabkan
pembukaan dan penipisan serviks.
2. Jalan lahir (passageway) : Variasi bentuk dan ukurang tulang panggul, seperti
pemendekan tulang panggul, atau abnormalitas lainnya pada saluran
reproduksi, seperti ukuran panggul yang tidak sempurna atau deformitas, dapat
mengganggu proses masunya bagian terendah janin ke pintu atas panggul,
penuruna bagian terendah janin ke jalan lahir, atau ekspulsi janin.
3. Janin (Passanger) : Malpresentasi atau malposisi, ukuran yang tidak lazim, atau
perkembangan yang abnormal pada janin yang dapat menhalangi masuknya
janin ke jalan lahir.
4. Psikis (Psyche) : Faktor maternal seperti kecemasan, kurangnya persiapan, dan
rasa takut, dapat berinteraksi dengan faktor lainnya.
Ketika terjadi prolapse tali puat, yang biasa terjadi setelah ketuban pecah,
ketika bagian tererndah janin belum masuk pintu atas panggul.
Adalah suatu kondisi yang mengancam kekehidupan yang terjadi ketika cairan
amnion masuk ke dalam sirkulasi maternal dan kemudian memasuki pembuluh darah
kapiler pulmonal. Pada kejadian ini, pasti ada robekan melalui amnion dan korion,
lubang ke dalam sirkulasi maternal, dan peningkatan tekanan intaruteri untuk memaksa
cairan tersbeut masuk ke dalam sirkulasi meternal, dan peningkatan tekanan intrauteri
untuk memaksa cairan tersebut masuk ke dalam sirkulasi pembuluh vena.
Kemungkinan besar lokasi masuknya embolus cairan amnion tersebut adalah
pembuluh vena di endoservikal dan area uteroplasenta.
f. Mekonium
Insidensi letak sungsang pada janin aterm kira-kira 3%. Insidennya jauh lebih
tinggi pada permulaan masa kehamilan, kira-kira 40% pada kehamilan sebelum 28
minggu dan 17% antara 28 sampai 31 minggu. Janin letak bokong berada pada resiko
morbiditas dna moralitas perinatal yang lebih tinggi tidak hanya akibat trauma partus
tetapi juga karena presentasi yang engan demikian disertai oleh keadaan-keadaan atau
komplikasi-komplikasi semisal kelahiran premature, berat bdan lahir rendah yang
tidak sesuai dengan umur kehamilan, tali pusat menumbung, malfromasi kongential,
plasenta previa dan solusio plasenta.
Angka kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat
dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). AKI
Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDG yang ditetapkan, yaitu 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Kematian ibu akibat kehamilan, persalinan, dan
nifas sebenarnya sudah banyak dikupas dan dibahas penyebab serta langkah-langkah untuk
mengatasinya. Meski demikian tampaknya berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah
masih belum mampu mempercepat penurunan AKI seperti diharapkan. Pada Oktober yang
lalu kita dikejutkan dengan hasil perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang menunjukan
peningkatan ( dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran
hidup ). Diskusi sudah banyak dilakukan dalam rangka membahas mengenai sulitnya
menghitung AKI dan sulitnya menginterpretasi data AKI yang berbeda-beda dan fluktuasinya
kadang drastatis.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi
setelah melahirkan dan hamper 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam
pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas.
Selama ini, perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan
meningkatnya persediaan darah dan system rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol
sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.
A. Infeksi Nifas
1. Pengertian Nifas
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia
dalam masa nifas. Masuknya kuman-kuman dapat terjadi terjadi dalam kehamilan,
waktu persalinan, dan nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh
sebab apapun. Morbiditas peurpuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38oC
atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, kecuali pada hari
pertama. Suhu diukur 4 kali secara oral.
2. Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan, seperti eksogen
(kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh),
dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dari 50% adalah
streptoccus anaerob yang sebenarnya tidak pathogen sebagai penghuni normal
jalan lahir.
3. Predisposisi
a. Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama
b. Tindakan obstetric operatif baik pervaginam maupun perabdominal.
c. Tertinggalnya sisa sisa uri, selaput keruban, dan bekuan darah dalam rongga
Rahim
d. Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan, kelelahan,
malnutrisi, pre-eklamsi, eklamsi, dan penyakit ibu lainnya (penyakit jantung,
TBC paru, pneumonia, dll)
4. Factor Risiko
a. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
b. Tindakan operasi persalinan
c. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah. Keruba pecah dini
atau pada pembukaan masih kecil melebihi 6 jam
d. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum
dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu
hamil dengan penyakit infeksi
e. Manipulasi penolong ; terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang
dipakai kurang suci hama
f. Infeksi yang didapat di rumah sakit
g. Hubungan seks menjelang persalinan
h. Sudah terdapat infeksi intrapartum : persalinan lama terlantar, ketuban pecah
lebih dari 6 jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh
5. Macam-macam Infeksi Masa Nifas
a. Infeksi pada vulva, vagina, dan serviks
1. Vulvitis
Vulvitis adalah luka bekas episiotomi atau robekan perinium yang kena
infeksi. Pada luka infeksi bekas sayatan episiotomy atau luka perinium,
jaringan sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak,
jahitan mudah terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan
pus.
2. Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui
perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus,
serta getah mengandung nanah dan keluar dari daerah ulkus.
Penyebarannya dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tingga terbatas.
3. Servisitis
Infeksi serviks sering juga terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan
banyak gejala. Luka serviks yang dalam, luas, dan langsung ke dasar
ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke
parametrium
Tanda dan gejalnya :
- Rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi
- Kadang-kadang perih bila kencing
- Nadi dibawah 100x per menit
- Getah radang dapat keluar
- Suhu 38oC
- Penanganan pada kasus ini dengan pemberian antibiotic, roborantia,
pemantauan vital sign, serta in take out pasien.
b. Endometritis
Endometritis adalah infeksi yang terjadi pada endometrium. Jenis infeksi ini
biasanya yang paling sering terjadi. Kuman-kuman yang masuk endometrium,
biasanya pada luka bekas implantasi plasenta dan dalam waktu singkat.
Tanda dan gejalanya :
- Uterus membesar
- Nyeri pada saat pembesaran uterus
- Uterus lembek
- Suhu meningkat
- Nadi menurun
c. Septicemia dan pyemia
Infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat pathogen,
biasanya streptococcus baemolyticus. Infeksi ini sangat berbahaya dan
tergolong 50% penyebab kematian karena infeksi nifas.
- Septicemia
Adalah keadaan dimana kuman-kuman dari uterus langsung masuk
ke dalam peredaran darah umumdan menyebabkan infeksi umum.
Adanya septicemia dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan
kuman-kuman dari darah.
- Pyemia
Pada pyemia,terdapat thrombophlebitis dahulu pada di uterus dan
sinus-sinus pada bekas implantasi plasenta.
d. Peritonitis
Peritonitis ( radang selaput rongga perut) adalah peradangan yang disebabkan
oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
Tanda dan gejalanya :
- Perut kembung
- suhu tinggi
- nadi cepat dan kecil
- perut kembung dan nyeri
- ada defense musculair
- muka yang awalnya kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit
muka dingin, terdapat fasies hypocratica.
e. Parametritis
Parametritis merupakan peradangan pada parametrium. Parametrium
merupakan lapisan terluar yang melapisi uterus
Tanda dan gejalanya :
- Suhu badan meningkat 38oC – 40oC dan mengigil
- Nyeri perut bagian bawah dan terasa kaku
- Denyut nadi meningkat
- Terjadi lebih dari hari ke-7 postpartum
- Lochea yang purulent dan berbau
6. Upaya Pencegahan
a. Pencegan pada waktu hamil
- Mengurangi atau mencegah factor predisposisi seperti anemia,
malnutrisi, dan kelemahan, serta mengobati penyakit yang diderita
ibu
- Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi
tertentu
- Loitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan
dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecah ketuban, kalau
ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
b. Saat persalinan
- Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang
- Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama
- Jagalah sterilisasi kamar bersalin dan pakaialah masker, alat-alat
harus suci hama
- Perdarahan yang banyak harus dicegah
c. Masa nifas
- Luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula
alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat
kandungan harus steril
- Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diidolasi dalam ruangan
khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat
- Tamu yang berkunjung harus dibatasi
7. Pengobatan
Perlukaan jalan lahir sudah dapat dipastikan terajdi pada setiap persalinan yang
akan menjadi jalan masuknya bakteri yang bersifat komensal dan menjadi
infeksius. Bidan masih diperkenankan untuk memberi antibiotika ringan seperti
penisilin kapsul, preparat sulfat. Pada kasus dengan infeksi kala nifas yang berat
sebaiknya dirujuk dan dikonsultasikan sehingga mendapat pengobatan yang
adekuat. Sebagian infeksi kala nifas yang berat perlu dirawat di RS, sehingga dapat
dilakukan observasi, karenadapat dilakukan tindakan operasi untuk
menyelamatkan jiwa penderita.
B. Infeksi saluran kemih
1. Pengertian
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih.
Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi .
2. Factor risiko
- Trauma kandung kemih waktru persalinan
- Kontaminasi kuman dari perineum
- Kateterasi yang sering dan teknik yang kurang benar
- Nutrisi yang buruk
- Persalinan lama
- Episiotomy
- Hygiene perineum yang buruk
3. Tanda dan gejala
- Nyeri atau rasa terbakar selama berkemih
- Demam mengigil
- Mual dan muntah
- Kelemahan terjadi jika infeksi memburuk
4. Pencegahan
- Minum cukup banyak air untuk membersihkan bakteri
- Jangan menahan jika ingin buang air kecil
- Bersihkan daerah terkait setelah buang air besar dari depan ke
belakang
- Buang air kecil setelah melakukan hubungan seksual
5. Pengobatan
- Infeksi saluran kemih awal dapat diobati dengan ampisillin (250mg
4x sehari)
- Untuk mengatasi keluhan urgensi danurinary frequency, berikan
piridium 100mg 4x sehari
C. Metritis
1. Pengertian
Metritis adalah insfeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu
penyebab kematian ibu. Bila pengobatan ini terlambat atau kurang adekuat dapat
menjadi abses pelvic yang menahun, periotritis, syok septik, thrombosis yang
dalam, emboli pulmonal, infeksi felvik yang menahun, dyspareunia, penyumbatan
tuba dan infertilitas
2. Tanda dan gejala
- Demam menggigil
- Nyeri perut bawah
- Lockea berbau nanah
- Uterus nyeri tekan
- Perdarahan pervagina
- Syok
3. Penanganan
- Berikan transfuse jikaada perdarahan
- Berikan antibiotika broadspektrum dalam dosis tinggi
- Bila ada pus lakukan drainase
- Bila dicurigai sisa plasenta lakukan pengeluaran
D. Bendungan Payudara
1. Pengertian
Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara
dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Bendungan terjadi akibat
bendungan berleihan pada limfatik dan vena sebelum laktasi. Payudara bengkak
disebabkan karena menyusui yang tidak kontinu, sehingga ASI terkumpul pada
daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke-3 setelah melahirkan
2. Tanda dan gejala
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Payudara
bengkak : payudara odeme, sakit, putting susu kencang, kulit mengkilat walau
tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam.
Payudara penuh ; payudara terasa berat, panas dank eras, bila ASI dikeluarkan
tidak demam
3. Pencegahan
- Segera menyusui setelah bayi lahir dengan posisi dan pendekatan
yang benar
- Menyusui bayi tanda jadwal
- Keluarkan ASI dengan pompa atau tangan bila produksinya
melebihi kebutuhan bayi
- Jangan memberikan minuman lain pada bayi
- Lakukan perawatan payudara pasca persalinan
4. Penanganan
a. Bila ibu menyusui bayinya
- Susukan sesering mungkin
- Kedua payudara disusukan
- Kompres hangan payudara sebelum disusukan
- Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih
lembek
- Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai
bendungan bias teratasi
- Pada saat menyusui ibu tetap rileks
- Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
dan perbanyak minum
- Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak
- Bila ibu emam dapat diberikan obat paracetamol 500mg per oral
setiap 4 jam
b. Bila ibu tidak menyusui
- Sangga payudara
- Kompres dingin pada payudara untuk menurangi pembengkakan
dan rasa sakit
- Jangan dipijat atau memakai kompres air hangat pada payudara
- Bila diperlukan berikan paracetamol 500mg per oral setiap 4 jam
E. Infeksi payudara
1. Pengertian
Mastitis termasuk salah satu infeksi payudara. Mastitis adalah peradangan pada
payudara yang dapat disertai infeksi atau tidak, yang disebabkan oleh kuman
terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada putting susu atau melalui
peredaran darah
2. Factor risiko
- Umur, wanita berumur 21-35 tahun lebih sering menderita mastitis
- Paritas, mastitis leih banyak diserita oleh primipara
- Asupan garam dan lemak tinggi serta anemia
- Factor kekebalan dalam ASI
3. Etiologi
Penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya
merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau menyebabkan infeksi.
a. Statis ASI
Statis ASI terjadei jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara
b. Infeksi
Organisme yang paling sering ditemukan pada mastitis dan abses payudara
adalah organisme koagulase-positif staphylococcus aureus dan staphycoccus
albus.
4. Tanda dan gejala
- Lemah, malgia, nyeri kepala seperti flu
- Demam lebih dari 38,5oC
- Ada luka pada putting payudara
- Kulit payudara kemerahan atau mengkilat
- Terasa kerasdan tegang
- Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan
5. Pencegahan
- Menyusui sedini mungkin setelah melahirkan
- Menyusui dengan posisi yang benar
- Memberikan ASI eksklusif
- Makan dengan gizi yang seimbang
- Perwatan payudara dengan mengompreskan air hangat
- Ibu harus sering menyusui
6. Penanganan
- Konseling suportif
Memberikan bimbingan yang jelas tentang semua tindakan yang
dibutuhkan untuk penanganan, dan bagaimana menuruskan
menyusui/ memeras ASI dari payudara yang terkena dengan cara
pengeluaran ASI dengan efektif, terapi antibiotic, terapi sismotamik
F. Abses payudara
1. Pengertian
Abses payudara merupakan penyakit yang sulit untuk sembuh sekaligus mudah
kambuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri yang secara alami
bias ditemukan pada kulit manusia itu bias masuk apabila ada luka pada payudara
terutama di sekitar putting susu. Juga merupakan komplikasi akibat peradangan
payudara/mastitis yang sering timbul pada minggu ke-2 post partum, karena
adanya pembengkakan payudara akibat tidak menyusui dan lecet pada putting
susu.
2. Tanda dan gejalanya
- Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah
- Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah
- Benjolan terasa lunak karena berisi nanah
- Pada lokasi yang terkena akan tampak memengkak
- Sensasi rasa panas pada area yang terkena
- Demam yang kedinginan, menggigil
3. Factor risiko
- Diabetes mellitus
- Perokok berat
4. Pencegahan
- Dimulai sejak 38 minggu kehamilan di olesi sedikit pelicin pada
areola
- Putting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan sesudah
menyusui
- Setelah menyusui, putting susu dapat diberikan salep lanolin atau
vitamin A dan D
- Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara
- Menyusui secara beergantian payudara kanan dan kiri
- Menjaga kebersihan putting susu
- Minum banyak cairan
- Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
5. Penanganan dan pengobatan
- Diperlukan anastesi umum (ketamin)
- Berikan kolkasilin 500mg setiap 6 jam selama 10 hari
- Sangga payudara
- Kompres dingin
- Berikan paracetamol 500mg setiap 4 jam sekali
- Ibu di dorong tetap memberikan ASI walau pus
G. Abses pelvis
1. Pengertian
Penyakit radang panggul merupakan istilah yang nerujuk pada suatu infeksi pada
uterus, tuba fallopii, dan organ reproduksi lainnya. Penyakit ini merupakan
komplikasi yang umum terjadi pada penyakit-penyakit menular seksual, utamanya
yang disebabkan oleh chlamydia dan gonorrhea. Dapat merusak tuba fallopii dan
jaringan yang dekat dengan uterus dan Rahim.
2. Penyebab
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital
bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher Rahim. Bakteri penyebab
tersering adalah N. gonorrhoeae dan chlamydia tracomatis yang menyebabkan
peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari
leher Rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah
kuman penyebab PMS.
3. Factor risiko
- Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
- Pasangan seksual berganti-ganti, lebih dari 2 pasangan dalam 30
hari
- Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
- Menggunakan douce ( cairan pembersih vagina ) beberapa kali
dalam sebulan
- Penggunaan IUD ( spiral)
4. Tanda dan Gejala
- Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi, dan bau yang
abnormal]
- Demam
- Perdarahan menstruasi yang tidak terarur
- Kram karena menstruasi
- Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
- Nyeri punggung bagian bawah
- Nafsu makan berkurang
- Sering berkemih
- Nyeri ketika berkemih
- Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
5. Pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri
dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat
mengurangi kejadian penyakit radang panggul
6. Penanganan
a. Pengobatan
Dapat diobati dengan beberapa macam antibiotika. Pemberian antibiotika yang
tepat akan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada saluran reproduksi
wanita. Seorang wanita menunda pengobatan akan lebih besar
kemungkinaannya untuk menderita infertilitas atau dapat terjadi kehamilan
ektopik oleh karena kerusakan tuba fallopii
b. Terapi
Tujuan terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat
mengakibatkan infertilitas dan kehamilan ektopik serta pencegahan dari infeksi
kronik
H. Peritonitis
1. Pengertian
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum yang merupakan pembungkus
visera dalam rongga perut.
2. Tanda dan gejalanya
- Nyeri seluruh perut spontan maupun pada palpasi
- Demam menggigil
- Muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Pasien gelisah, mata cekung
- Pembengkakan dan nyeri diperut
3. Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi
nifas
I. Infeksi luka perineum dan luka abdominal
Luka perineum adalah adanya robekan jalan lahir baik karena rupture maupun karena
episiotomy pada waktu melahirkan. Rupture perineum adalah robekan yang terjadi
pada perineum sewaktu persalinan. Roebekan jalan lahir merupakan luka atau robekan
jaringan yang tidak teratur
1. Macam luka perineum
a. Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses
persalinan
b. Episiotiomi adalah tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan
terpotongnya selaput lender vagina cincin selaput darah, jaringan pada septum
rektovaginal, otot-otot dan pasiaperineum dan kulit sebelah depaqn perineum
2. Derajat perlukaan pada perineum
a. Derajat I : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum
b. Derajat II : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot
perineum
c. Derajat III : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot
perineum, otot spinter ani eksternal, dinding rectum anterior
3. Tindakan pada luka perineum
a. Derajat I : tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan posisi luka
baik
b. Derajat II : jahit dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum
ditutup dengan mengikutsertakan jaringan-jaringan di bawahnya
c. Derajat III / IV : penolong persalinan tidak dibekali ketrampilan untuk
reparasi laserasi perineum. Maka hendaknya segera merujuk ke fasilitas
rujukan.
4. Penyembuhan luka
Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang
rusak. Fase-fase penyembuhan luka di bagi menjadi :
a. Fase inflamasi, berlangsung selama 1 sampai 4 hari
b. Fase proliferative, berlangsung 5 sampai 20 hari
c. Fase maturasi, berlangsung 21 sampai 1 bulan bahkan tahunan
J. Perdarahan pervagina
1. Pengertian
Perdarahan pervagina adalaha kehilngan darah sebanyak 500cc atau lebih dari
traktus genetalia setelah melahirkan
2. Penyebab
- Uterus atonik ( terjadi karena plasenta atau selaput ketuban
tertahan )
- Trauma genetalia ( meliputi penyebab spontan dan trauma akibat
pelaksanaan atau gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan
peralatan termasuk section caesaria, episiotomy )
- Koagulasi intravaskuler disetaminata
- Inversi uterus
3. Penatalaksanaan
- Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah
- Kaji kondisi pasien dan perkirakan banyaknya darah yang sudah
keluar
- Berikan oksitosin
- Siapkan donor untuk transfuse
- Kandung kemih selalu dalam koindisi kosong
- Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik
- Jika perdarahan persisten dan uterus tetap rilaks, lakukan kompresi
bimanual
- Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan,
pastikan laserasi jalan lahir
- Jika ada indikasi mungkin terejadi infeksi maka berikan antibiotic
- Lakukan pencatatan yang akurat
- Pantau kondisi pasien selama 24-48 jam
c) Pemeriksaan laboratorium
Tes laboratorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk memeriksa golongan darah, Hb, protein urine dan
glukosa urine.
b) Kontak dini kehamilan trimester 1
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo