Anda di halaman 1dari 6

Vaginal Touche

VT (Vaginal Toucher) disebut juga pemeriksaan dalam pada kehamilan.

Pemeriksaan dalam dilakukan bertujuan untuk :

1. Untuk menentukan apakah pasien sudah sungguh – sungguh inpartu atau belum

2. Untuk menentukan keadaan yang menjadi pangkal tolak dari rencana pimpinan
persalinan

Misalnya :

Kalau seorang primigravida masuk dengan pembukaan 4 cm, maka pembukaan lengkap
dapat diharapkan sesudah 6 jam.

Kalau ketuban sudah pecah pada pembukaan yang masih kecil, maka rencana pimpinan
persalinan lain dari pada kalau ketuban belum pecah.

3. Untuk dengan lebih tepat menentukan ramalan persalinan.

Pemeriksaan dalam dilakukan atas indikasi :

1. Kalau ketuban pecah sedangkan bagian depan masih tinggi

2. Kalau kita mengharapkan pembukaan lengkap

Untuk mengetahui apakah persalinan maju menurut rencana waktu dan kalau memang
sudah terdapat pembukaan yang lengkap, pimpinan persalinan berubah misalnya pasien
dipimpin untuk mengejan

3. Kalau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan misalnya karena ibu kurang baik atau
keadaan anak yang kurang baik

Cara melakukan pemeriksaan dalam atau VT (Vaginal Touche)

1. Mencuci tangan

2. Tangan yang memeriksa memakai sarung tangan karet yang steril


3. Tangan kiri membeberkan labia, sedangkan tangan kanan mengambil kapas yang telah
direndam dalam Lysol sekurang-kurangnya selama 24 jam dan menghapus vulva dari
atas ke bawah dengan menjaga jangan sampai ujung jari kanan mengenai dinding vulva.

Ini diulangi sekali lagi dengan kapas yang baru.

Dengan labia tetap dibeberkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dimasukkan ke
dalam vagina. Labia itu dibeberkan supaya jari yang akan masuk tidak bersentuhan
dengan permukaan dalam dari labia.

Setelah kedua jari yang memeriksa masuk, tangan kiri pindah pada bagian perut diatas
symphysis untuk menahan bagian depan.

2. Tangan yang memeriksa memakai sarung tangan karet yang steril.


3. Tangan kiri membeberkan labia ,sedangkan tangan kanan mengambil kapas yang telah
direndam dalam lysol sekurang kurangnya selama 24 jam dan menghapus vulva dari atas
kebawah dengan menjaga jangan sampai ujun jari tangan kanan mengenai dinding
vulva.Kemudian ulangi lagi dengan kapas yang baru.
Dengan labia tetap dibeberkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dimasukkan
kedalam vagina.Labia itu dibeberkan supaya jari yang akan masuk tidak bersentuhan
dengan permukaan dari labia.
Setelah kedua jari yang memeriksa masuk,tangan kiri pindah pada bagian perut diatas
sympysis untuk menahan bagian depan.

Hal-hal yang harus diperiksa pada saat VT :

1. Jari pemeriksa dimasukkan sampai meraba cervix,Dari cervix ditentukan :


a. Apakah cervix kaku atau lunak :
Cervix yang kaku ialah yang kerasnya seperti sayap hidung dapat memperlambat
pembukaan.
b. Apakah cervix sudah mendatar atau belum,apabila belum apakah masih panjang atau
sudah pendek.
c. Apakah bibir cervix masih tebal atau tipis.
d. Pembukaan berapa
2. Keadaan Ketuban
a. Apakah ketuban atau tidak
Ketuban terbentuk oleh selaput yang tipis jadi sukar untuk merabanya.
Untuk menentukan apakah ketuban masih ada baiknya ditunggu sampai ada his.
Apabila ketuban masih ada ia akan meninjol waktu his dan gelembung yang menonjol
ini mudah teraba :
Apabila ketuban sudah pecah tidak aa gelembung yang menonjol waktu his.
b. Bagaimana Keadaan Ketuban
Untuk dapat menunaikan faalnya ialah mendilatasi cervix ketuban itu harus menonjol
waktu his.
Kalau ia tidak menonjol waktu bis,maka ketuban itu biasanya rapat pada bagian
depan,misalnya kepala.
Ketuban yang tidak menonjol itu mungkin disebabkan karena selaput masih melekat
pada S.B.R dan untuk memperlancar persalinan selaput ini harus dilepaskan dari
dasarnya dengan jari-jari.
Kalau inipun tidak berhasil ketuban lebih baik dipecahkan.
Juga ketuban yang lembek dan keluar dari ostium sebagai belalai lebih baik
dipecahakn.
Pada solutio placentae ketuban terus menerus menonjol,juga diluar his.Hal ini
disebabkan penambahan isi rahim.
Waktu memeriksa ketuban kita harus menjaga,jangan sampai keuban pecah karena
pemeriksaan.

Jari tangan kira-kira sepanjang telapak tangan.

c. kaki mempunyai 3 tonjolan tulang ialah 2 buah mata kaki dan sebuah tumit, tangan
hanya mempunyai 2 tonjolan ialah mata tangan.
3. Tentukan presentasi dan posisi dari anak :

Caranya:

a. Tentukan apa yang menjadi bagian depan.


Kepala dikenal karena merupakan bagian keras bundar dan bersela-sela.
Kalau bagian depan lunak maka itu biasanya bokong, tapi mungkin muka yang teraba.
b. Untuk menentukan posisi maka jari kita masuk ke bawah sympisis, kemudian
diegrakkan ke belakang.
Pada gerakan ini pasti sutura sagitalis terlintas ( pada presentasi kepala ).
Kalau sudah ada moulage maka os occiput teraba lebih rendah dari os parietalia.
Ubun-ubun besar kita kenal karena merupakan pertemuan dari 4 sela tengkorak dan
bersifat lobang yang hanya ditutup oleh selaput tulang dan kulit kepala. Karena
menentukan posisi sangat sulit terutama kalau caput succedaneum sangat besar, maka
hasil toucher harus dicocokkan dengan pemeriksaan luar:
Ubun-ubun kecil misalnya harus sepihak dengan punggung anak dan tempat
bunyi jantung anak terdengar
4. Turunnya kepala:

Juga penentuan turunnya kepala sering dipersulit oleh caput yang besar. Misalnya caput
sudah sampai dasar panggul sedangkan kepala baru sampai di hodge 3. Lebih penting lagi
hal ini untuk menentukan apakah ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul.
Maka kalau kepala anak sungguh-sungguh sudah sampai hodge 3, dari luar hanya boleh
teraba sebagian kecil dari kepala.

5. Tentukan ada atau tidak adanya caput succedaneum dan berapa besarnya caput seccedaneum
tersebut. Kalau tidak ada caput his kurang kuat dan kalau caput besar his kuat atau pernah
kuat.
6. Periksa apakah ada bagian anak yang menumbung seperti tangan, lengan, kaki atau tali
pusat.

Perbedaan antara kaki dan tangan adalah:

a. Kaki tak dapat diluruskan terhadap tungkai bawah, tangan dapat diluruskan terhadap
lengan bawah
b. Jari kaki kecil dibandingkan telapak kaki,

7. periksa keadaan panggul

a. apakah promontorium teraba


b. apakah linea innominate teraba seluruhnya atau sebagian dan beberapa bagian. Kalau
seluruhnya teraba maka panggul adalah panggul sempit seluruhnya, kalau hanya sebagian
dari linea innominate teraba tetapi promontorium teraba maka panggul adalaah panggul
picak.

c. apakah sacrum concaaf

d. keadaan dinding samping panggul lurus atau convergent

e. spina ischiadica menonjol atau tidak

f. keadaan os pubis dan arcus pubis arcus pubis harus merupakan sudut tumpul

g. keadaan dasar panggul, apakah kaku atau tebal

h. kalau kepala belum masuk dan promontorium teraba, tentukan conjugate diagonalis.

 Pemeriksaan apakah selaput sudah robek atau belum


a. kadang-kadang kita ragu-ragu apakah selaput betul-betul sudah robek atau belum
sedangkan hal ini penting untuk menentukan sikap selanjutnya.
b. terutama kalau pembukaan masih kecil, apalagi kalau pembukaan belum ada,
sukar sekali menentukan apakah selaput utuh atau tidak
c. untuk memecahkan persoalan ini kita sering mempergunakan indikator seperti
lakmus atau nitrazin.
d. Percobaan ini berdasarkan pengetahuan bahwa pH vagina Antara 4,5 dan 5,5
sedangkan pH air ketuban 7-7,5
e. Kertas lakums atau nitrazin berubah warnanya pada pH yang tertentu hingga
warna kertas percobaan tersebut menentukan apakah sifat cairan itu asam atau
basa
f. Misalnya kertas lakmus merah berubah menjadi biru kalau cairan bersifat basa
( kalau selaput robek).Sebaliknya kertas lakmus biru berubah menjadi merah
dalam lingkungan asam ;
Jadi kalau selaput robek tetap biru kalau masih utuh menjadi merah. Dengan
mikroskop dapat juga dicari adanya lanugo atau bintik-bintik caeosa

Anda mungkin juga menyukai