Dengan menyebut nama allah SWT, yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiray-Nya, yang
Antepartum.
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat m,aupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima sagala saran dan kritik dari
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................II
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
BAB II................................................................................................................4
PEMBAHASAN.................................................................................................4
A. Pengertian..................................................................................................4
B. Etiologi........................................................................................................4
c. Komplikasi..................................................................................................8
C. Patofisiologi..............................................................................................12
D. Pemeriksaan penunjang...........................................................................14
E. Penatalaksanaan......................................................................................15
BAB III.............................................................................................................17
A. Pengkajian................................................................................................17
2
B. Diagnosa keperawatan.............................................................................17
C. Intervensi keperawatan............................................................................18
D. Evaluasi....................................................................................................20
BAB IV.............................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................21
A. Kesimpulan...............................................................................................21
B. Saran........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
plasenta previa (7%) dan plasenta akreta/inkreta dan perkreta (6%), dan
atonia uteri (15%). Perdarahan obstetric yang tidak dengan cepat diatasi
mengenai kematian maternal. Setiap tahun terdapat 180 sampai 200 juta
1
akibat salah satu komplikasi sehubungan dengan kehamilan dan
kematian perinatal yang tinggi yaitu 3 juta kematian janin sebelum lahir
(still-birth) dan 3 juta kematian neonatus dini (dalam usia kurang lebih 7
hari). Peristiwa tragis ini 99% terjadi di Negara berkembang dan hanya
1% di Negara maju. Dari aspek prenatal care lebih dari 35% dari
aspek intranatal care 50% persalinan ditangani oleh petugas yang tidak
menerima bantuan medik saat pertama pasien mulai sakit di rumah (delay
2
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
tersebut juga dapat ditimbulkan oleh luka-luka pada jalan lahir karena
trauma, koitus atau varises yang pecah dan oleh kelainan serviks seperti
B. Etiologi
4
belakang lain yang mungkin. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu
sebagai akibat dari proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut,
insiden dua sampai tiga kali. Pada perempuan perokok dijumpai insidensi
plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat. Hipoksemia akibat karbon mono-
1. Solusio plasenta
a. Definisi
5
Adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari
b. Etiologi
oleh kehamilan.
2) Faktor trauma
6
b) Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin
persalinan
menahun.
6) Penggunaan kokain
7
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah
8
9) Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi,/defesiensi gizi,
c. Komplikasi
1) Syok perdarahan
Perdarahan antepartum dan intrapartum pada solusio
9
dalam ligamentum latum. Perdarahan ini menyebabkan
1) Fetal distress
2) Hangguan pertumbuhan/perkembangan,
3) Hipoksis
4) Anemia
5) Kematian
d. Terapi
1) Solusio plasenta ringan
Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada
2. Plasenta previa
a. Definisi
10
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir.
b. Etiologi
c. Komplikasi
11
d. Penatalaksanaan
1) Terapi ekopektif
baik.
2) Terapi aktif
janin.
3. Insertion velamentosa
12
Insertion velamentosa adalah insersi tali pusat pada selaput janin.
ostium uteri internum, maka disebut vasa previa. Vasa previa ini
perdarahan ini berasal dari anak maka dengan cepat bunyi jantung
menjadi buruk.
4. Plasenta sirkumvalata
permukaan foetal.
13
Pada permukaan foetal dekat pada pinggir plasenta terdapat
dari dinding uterus dan perdarahan antepartum. Hal ini tidak dapat
C. Patofisiologi
dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya
yaitu bagian desidua basalis yang bertumbuh menjadi bagian dari uri.
ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu akan
terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan
bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa pun pasti akan
14
dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan
serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang
karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang
sesuatu sebab lain (causeless). Darah yang keluar berwarna merah segar
tanpa rasa nyeri. Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu
atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau
15
perdarahan lebih muda mengalir ke luar rahim dan tidak membentuk
D. Pemeriksaan penunjang
kehilangan darah
b) Penilaian sistem pembekuan dengan memperoleh hitung trombosit,
sebagian
c) Penentuan golongan darah
2. Ultrasonografi
3. Kardiotokografi
Pemantauan aktivityas rahim dan frekuensi denyut jantung janin
kesehatan janin.
Pada umunya penderita mengalami perdarahan pada trimulan
16
E. Penatalaksanaan
trimester kedua atau trimester ketiga harus dirawat dalam rumah sakit.
termasuk golongan darah dan faktor Rh. Jika Rh negative RhoGam perlu
dengan rawat rumah atau rawat jalan dengan syarat telah mendapat
tanda-tanda vital dan hasil laboratorium yang masih normal padahal bisa
sakit hubungan suami isteri dan kerja rumah tangga dihindari kecuali jika
17
internum. Bila hasil USG tidak demikian, pasien tetap dinasehati untuk
waktu.
Selama rawat inap perlu diberikan transfusi darah dan tehadap
maternal yang ketat berhubung tidak bisa diramalkan pada pasien mana
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas umum
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan tanda-tanda vital
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan penunjang
7. Data sosial ekonomi
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko perdarahan berulang berhubungan dengan efek penanaman
18
3. Resiko rawat jalan janin : fital distress berhubungan dengan tidak ada
C. Intervensi keperawatan
DX 1 : Resiko perdarahan berulang berhubungan dengan efek
Intervensi:
19
Dx 3 : Resiko rawat jalan janin : fital distress berhubungan dengan tidak
Intervensi :
1. Istirahatkan klien
2. Anjurkan klien agar miring kekiri
3. Anjarkan klien untuk nafas dalam
4. Kolaborasikan dengan doktertentang permberian kortikosteroid
Intervensi :
berbicara
5. Anjurkan dan latih klien teknik relaksasi (nafas dalam)
6. Control vital sign klien
7. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan analgetik
D. Evaluasi
1. Kondisi ibu tetap stabil atau perdarahan dapat dideteksi dengan tepat,
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Perdarahan intrapartum juga dapat dikatakan
21
perdarahan pervaginam pada kehamilan di atas 28 minggu atau lebih
dan sering disebut atau digolongkan perdarahan trimester ketiga.
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belumlah
diketahui dengan pasti. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu
penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin
sebagai akibat dari proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut,
cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kerokan, miomektomi, dan
sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di
endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai faktor risiko bagi
terjadinya plasenta previa. Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya
pada trimester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah
mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan
mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk
dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang bertumbuh
menjadi bagian dari uri.
Pemeriksaan penunjang dari perdarahan ini ialah uji laboratorium,
ultrasonografi dan kardiotografi serta penatalaksanaannya yaitu Setiap
perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam trimester kedua
atau trimester ketiga harus dirawat dalam rumah sakit. Pasien diminta
istirahat baring dan dilakukan pemeriksaan darah lengkap termasuk
golongan darah dan faktor Rh, Selama rawat inap perlu diberikan
transfusi darah dan tehadap pasien dilakukan pemantauan kesehatan
janin dan observasi kesehatan maternal yang ketat berhubung tidak bisa
diramalkan pada pasien mana dan bilamana perdarahan ulang akan
terjadi.
22
B. Saran
Jika terjadi perdarahan antepartum sebagai tenaga kesehatan
transfuse darah.
DAFTAR PUSTAKA
23
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Jakarta
Aesculapius : Jakarta
24