Anda di halaman 1dari 25

KANKER VAGINA

A. Pengertian
Kanker vagina adalah tumor tumor ganas pada vagina
(www.mediastore.com). Vagina adalah saluran sepanjang 7;5-10 cm, ujung
atasnya berhubungan dengan serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim),
sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan vulva.
Kanker vagina adalah tumor ganas primer berasal dari vagina tanpa
disertai kelainan kanker serviks uterus ataupun kanker vulva.
(Dr. Andrijo, SpOG, 2004. Kanker Ginekologi. Jakarta: FKUI)
Ada beberapa jenis kanker vagina :
1. Karsinoma sel skuamosa (85-90%)
Berasal dari lapisan epitelium vagina. Lebih banyak ditemukan di vagina
bagian atas. Karsinoma skuamosa biasanya ditemukan pada wanita berusia
60-80 tahun.
Karsinoma verukosa adalah sejenis karsinoma sel skuamosa yang
tumbuhnya lambat. Karsinoma ini tumbuh ke arah rongga vagina dan
tampak seperti kutil atau bung kol.
2. Adenokarsinoma (5-10%)
Adenokarsinoma paling sering terjadi pada wanita berusia 12-30 tahun.
3. Melanoma maligna (2-3%)
Berasal dari sel-sel penghasil pigmen, lebih banyak ditemukan di vagina
bagian bawah.
4. Sarkoma (2-3%)
Kanker ini tumbh jauh di dalam dinding vagina, bukan pada epitelium.
Ada beberapa jenis sarcoma.
a. Leiomiosarkoma, yang menyerang wanita berusia 50 tahun ke atas.
b. Rabdomiosarkoma adalah kanker pada masa kanak-kanak, biasanya
terjadi sebelum usia 3 tahun. Sel-selnya mirip dengan sel otot
volunteer, yang merupakan suatu jaringan yang dalam keadaan normal
tidak ditemukan pada dinding vagina.
(www.medicastore.com)
B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui.
Faktor risiko terjadinya kanker vagina :
1. Usia
Sekitar 50% penderita karsinoma skuamosa adalah wanita berusia 60
tahun ke atas. Sebagian besar kasus kanker vagina ditemukan pada wanita
yang berusia 50-70 tahun.
2. DES (Dietilstilbestrol)
3. Adenosis vagina (pertumbuhan jaringan abnormal)
Pada sekitar 40% wanita yang telah mengalami menstruasi, pada vagina
bisa ditemukan daerah-daerah tertentu yang dilapisi oleh sel-sel yang
serupa dengan sel-sel yang ditemukan di dalam kelenjar rahim bagian
bawah dan lapisan rahim.
4. Infeksi HPV (Human Papilom Virus)
5. Hubungan seksual pertama pada usia dini
6. Berganti-ganti pasangan seksual
7. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yng sering berganti-ganti
pasangan seksual
8. Kanker serviks
9. Iritasi vagina
10. Merekok
11. Terapi radiasi
(www.medicastore.com)

C. Manifestasi Klinis
1. Rabas vagina
2. Perdarahan pada vagina
3. Nyeri ketika berhubungan seksual
4. Nyeri ketik berkemih
5. Teras ada benjolan pada vagina
6. Sembelit dan nyeri panggul yang menetap
(Smeltzer, Suzanne C, 2001, hal 1568)
D. Patofisiologi
Kanker vagina biasanya diakibatkan oleh korlokarsinoma yang
bermetastatis atau bentuk kanker serviks atau organ-organ disekitarnya.
Kanker primer dari vagina sangat jarang terjadi. Faktor-faktor risiko
mencakup kanker servikal atau kanker vulva sebelumnya, terapi radiasi
sebelumnya, riwayat HPV, atau penggunaan pesari. Semua pasien dengan
riwayat kanker servikal harus diperiksa secara teratur terhadap lesi vagina.
Kanker vagina menyebabkan kerusakan pada vagina dan menyebabkan
terbentuknya luka terbuka yang bisa mengalami perdarahan dan terinfeksi.
Penderita mungkin juga mengalami perdarahan melalui vagina (sering kali
setelah melakukan hubungan seksual) atau dari vaginanya keluar cairan encer.
Jika kanker berukuran besar bis mempengaruhi fungsi kandung kemih dan
rektum sehingga penderita mengalami urgensi untuk berkemih dan menglmi
nyeri ketik berkemih. Pad kenker stadium lanjut akan timbul nyeri ketika
berkemih, sembelit dan nyeri panggul yng menetap.
(Smeltzer, Susanne, 2001, hal 1568)

E. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan panggul
Akan teraba adanya benjolan.
2. Kolposkopi (pemeriksaan dinding vagina dengan bantuan kaca pembesar)
3. Biopsi (pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh jaringan vagina)
(www.medicastore.com)

F. Staging
Penilaian penyebaran kanker vagina melibatkan beberapa pemeriksaan
berikut:
1. Pemeriksaan fisik menyeluruh
2. Pielogrm intravena
3. Barium enem
4. Rontgen dada
5. Sistoskopi
6. Proktoskopi
7. CT Scan
8. Skening tulang

Stadium kanker vagina berdasarkan sistem FIGO :


a) Stadium O : sel-sel kanker terbatas pada epitelium vagina dan belum
menyebar kelapisan vagina lainnya.
b) Stadium I : kanker telah menyebar ke bawah epitelium tetapi masih
terbatas pada mukosa vagina (mukosa terdiri dari 2 lapisan, yaitu
epitelium dan lamina proparia atau stroma subepitel)
c) Stadium IA : tumor berukuran kurang dari 2 lapisan, yaitu epiteliu dan
lamina propria atau stroma subepitel).
d) Stadium IB : tumor lebih besar dari 2 cm dan telah menembus kedinding
sedalam lebih dari 1 mm.
e) Stadium II : kanker telah menyebar ke jaringan ikat vagina tetapi belum
menyebar ke dinding panggul maupun organ lain.
f) Stadium III : kanker telah menyebar ke dinding panggul dan/telah
menyebar ke kelenjar getah bening pada sisi yang sama dengan tumor.
g) Stadium IV A : kanker telah menyebar ke organ di dekat vagina dan atau
telah menyebar keluar panggul / telah menyebar kekelenjar getah bening
pada kedua sisi panggul
h) Stadium IV B : kanker telah menyebar ke organ tubuh yang jauh.
(www.mediastore.com)

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk keadaan prekanker (NIVA/Neoplasi Intra Epitel
Vagina).
1. Bedah laser untuk menguapkan jaringan yang abnormal.
2. LEEP (Loop Electroexicision Procedure) : digunakan kauter panas untuk
membuang lesi pada vagina. Efektif untuk lesi yang kecil.
3. Kemoterapi topical : SFU / Fluorouracil yang dioleskan langsung ke
vagina setiap malam selama 1-2 minggu. Obat ini bisa menyebabkan
iritasi vagina.
Penatalaksanaan untuk kanker vagina :
1. Bedah laser
2. Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkutan kanker dan sebagian jaringan
disekitarnya.
3. Eksenterasi dilakukan jika kanker telah menyebar keluar vagina dan
organ.
Pada pembedahan ini dilakukan pengangkatan kolon bawah, rectum /
kandung kemih / leher rahim, rahim dan vagina.
4. Terapi penyinaran
Untuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
5. Kemoterapi
Digunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Kemoterapi tersedia dalam bentuk pil atau suntikan intravena.
(www.mediastore.com)

H. Pengkajian Fokus
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan, keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari ; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur, misal : nyeri, ansietas.
2. Istirahat ego
Gejala : Faktor stress (keuangan, perubahan peran). Masalah tentang
perubahan dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat,
pembedahan, putus asa, perasaan tidak berdaya, depresi.
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi misal : darah feses, nyeri pada
defekasi, perubahan eliminasi urin, misal ; nyeri saat
berkemih, hematuria
4. Makanan / cairan
Gejala : Anoreksia, mual / muntah, perubahan berat badan, kebiasaan
diet buruk.
Tanda : Perubahan pada turgor kulit.
5. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Ada nyeri, derajat bervariasi misal : ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
6. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.

7. Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misal : dampak pada hubungan, perubahan
pada tingkat kepuasan. Multigravida, pasangan seks multiple,
aktivitas seksual dini
(Dongoes, Marilyn E, ……)
I. Pathways

Faktor resiko

Perubahan sel vagina

Gangguan pertumbuhan sel

Kegagalan untuk mengontrol proliferasi

Ca. Vagina

Terapi Pembesaran masa Metastase

Kerusakan
Kemoterapi lap.vagina Supresi Pelvic
Stadium lanjut Penekanan
saraf
rectum
Efek samping Luka Peningkatan
kemoterapi terbuka Nyeri tekanan intra Kemungkinan
kematian Gangguan
abdomen eliminasi BAB
Perdarahan Gangguan
Gangguan rasa nyaman: Antisipasi
Nausea
harga diri Anemia nyeri berduka
romitus

Penurunan Anoreksia
imunitas Sulit tidur

Gangguan
Resti Gangguan pemenuhan
infeksi pola tidur kebutuhan
nutrisi :
kurang dari
kebutuhan
J. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penyakit, supresi
saraf.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dapat membutuhkan
berhubungan dengan anoreksia
3. Resti infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas.
4. Gangguan eliminasi BAB berhubungan dengan proses metastase ke
rectum.
5. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, ansietas.
7. Gangguan harga diri berhubungan dengan efek kemoterapi, alopesia.
8. Antisipasi berduka berhubungan dengan stadium lanjut.

K. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa I
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman nyeri terpenuhi.
Kriteria Hasil : Klien melaporkan nyeri berkurang, menghilang,
mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi
sesuai situasi klien.
Intervensi :
a) Kaji PQRST
R : untuk mengetahui karakteristik nyeri.
b) Berikan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, masase, musik, dll)
R : meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan perhatian.
c) Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri
R : untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol.
d) Berikan analgetik sesuai indikasi
R : untuk mengurangi nyeri.
2. Diagnosa II
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil : Berat badan stabil, intake nutrisi adekuat, peningkatan
masukan diet dan nafsu makan.
Intervensi :
a) Pantau masukan makanan setiap hari
R : mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi.
b) Dorong klien makan makanan diet TKTP dengan masukan cairan
adekuat
R : mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat
c) Ukur berat badan (pengukuran antropometrik sesuai indikasi)
R : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi.
d) Berikan antiemetik sesuai indikasi
R : mual / muntah menurunkan nafsu makan.

3. Diagnosa III
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi
infeksi.
Kriteria Hasil : Berpartisipasi untuk mencegah resiko infeksi, mencapai
pemulihan.
Intervensi :
a) Kaji terhadap tanda / gejala infeksi secara continue
R : dapat mencegah progresi pada situasi yang lebih serius.
b) Tekankan personal hygiene
R : membantu potensial sumber infeksi
c) Hindari / batasi prosedur invasive. Taati teknik aseptic.
R : menurunkan risiko kontaminasi.
d) Berikan antibiotik sesuai indikasi
R : untuk mengidentifikasi infeksi pada pasien imunosupresi.
4. Diagnosa IV
Tujuan : Kebutuhan eliminasi : BAB terpenuhi.
Kriteria Hasil : Klien dapat BAB 1x sehari tanpa merasakan nyeri, klien
mampu mempertahankan pola defekasi umum.
Intervensi :
a) Pantau masukan dan haluran serta berat badan
b) Dorong masukan cairan adekuat, peningkatan serat diet
c) Berikan makanan dengan kandungan serat tinggi
d) Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan cairan IV, laksatif,
enema sesuai indikasi.

5. Diagnosa V
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas
berkurang sampai menghilang.
Kriteria Hasil : Menunjukkan berkurangnya rasa takut, tampak rileks,
ansietas dapat diatasi, mendemonstrasikan penggunaan
mekanisme koping efektif.
Intervensi :
a) Identifikasi tingkat ansietas dan waspada pada tanda depresi, misal :
menarik diri, marah.
R : klien dapat menggunakan mekanisme pertahanan dan
mengekspresikan diri.
b) Jelaskan prosedur, berikan kesempatan untuk bertanya
R : informasi akurat memungkinkan klien menghadapi situasi
c) Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayat akan
dibawa
R : menjamin sistem pendukung untuk klien.
6. Diagnosa VI
Tujuan : Kebutuhan tidur klien terpenuhi.
Kriteria Hasil : Klien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat
melaporkan dapat berpartisipasi yang cukup.
Intervensi :
a) Kaji penyebab gangguan tidur
b) Katakan pada pasien bahwa saat ini adalah waktu untuk tidur
c) Ciptakan lingkungan yang kondusif
d) Anjurkan posisi nyaman
e) Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur.

7. Diagnosa VII
Tujuan : Tidak timbul harga diri rendah.
Kriteria Hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh,
mulai mengembangkan mekanisme koping,
mendemonstrasikan adaptif terhadap perubahan.
Intervensi :
a) Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan
pengobatan.
R : membantu klien memulai proses adaptasi.
b) Diskusikan dengan klien bagaimana diagnosa dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi klien
R : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah.
c) Berikan dukungan emosi untuk klien
R : klien memerlukan dukungan
d) Rujuk pada koseling profesional dan diindikasikan
R : untuk mempertahankan struktur psikososial positif.
8. Diagnosa VIII
Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang proses menjelang
……. Perasaan didukung dalam melalui berduka.
Kriteria Hasil : Mengekspresikan perasaan dengan tepat, melanjutkan
aktivitas kehidupan.
Intervensi :
a) Kaji klien / orang terdekat terhadap berduka yang dialami
R : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat perasaan.
b) Kuatkan penyuluhan tentang proses penyakit dan pengobatan
R : klien mendapat keuntungan dari informasi factual.
c) Dorong partisipasi dalam perawatan dan pengobatan
R : memungkinkan klien untuk mempertahankan kontrol terhadap
kehidupan
d) Rujuk pada konselor yang tepat sesuai kebutuhan
R : membantu untuk menghilangkan distress / mengatasi perasaan
berduka.
(Doengoes, Marilyn, E, 1999)
PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 12 Mei 2008 Jam 09.00 WIB di Ruang IRNA
Ginekologi Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Agama : Islam
Alamat : Trengguli, Jepara.
Diagnosa Medis : Ca. Vagina Stadium III
Tanggal Masuk : 28 April 2008
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Kawin
No. Register : 5746753

Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jepara
Hubungan dengan pasien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Saat diberikan pengkajian awal pada tanggal 12 Mei 2008 pasien
mengeluh nyeri, cekot-cekot pada area abdomen (terdapat luka)
menjalar sampai abdomen, pasien merasakan nyeri hilang timbul,
meningkat saat melakukan aktivitas dan saat diganti balut, skala nyeri
7, waktu / lama nyeri tidak terdeteksi.
Riwayat Penyakit Sekarang
± 3 minggu yang lalu penderita mengeluh badan lemah, tidak mau
makan dan minum, pasien di bawa berobat ke RS Kartini Jepara dan
dirawat ± 4 hari, karena tidak ada perubahan klien di bawa / rujuk
RSDK, penderita pernah mondok di RSDk dengan Ca. Cerviks Uteri
dan telah mendapatkan kemoterapi 4 x ER 25 x AL II.
Riwayat Penyakit Dahulu
Saat dilakukan pengkajian awal, klien mengatakan tidak mempunyai
riwayat penyakit sebelumnya. Seperti DM, ASMA, hipertensi, saat di
RSU Kartini didiagnosa suspek kanker vagina dan retensi urine.
Riwayat Ginekologi
Manarche pada umur 14 tahun
Menikah pada umur 16 tahun
Status obsetrik G9 P7 A2
Jarak kelahiran 3 tahun
Riwayat perkawinan 1x
Riwayat KB : -

3. Pola Kesehatan Fungsional


Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari, porsi habis dengan nasi,
lauk, sayur, tidak ada pantangan / alergi makanan
tertentu, minum ± 6 gelas / hari, jenis : air putih
dan teh.
Setelah sakit : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan 3x
sehari, porsi Cuma habis 2 sendok sebelum minum
obat, tidak makan makanan yang disediakan oleh
RS, makan beli diluar, jenis : nasi, lauk, minum
600 ml sehari, jenis : hari putih dan teh.
Pola Eliminasi
Eliminasi Feces
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari, porsi habis dengan nasi,
lauk, sayur, tidak ada pantangan / alergi makanan
tertentu, minum ± 6 gelas / hari, jenis : air putih
dan teh.
Setelah sakit : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan 3x
sehari, porsi Cuma habis 2 sendok sebelum
minum obat, tidak makan makanan yang
disediakan oleh RS, makan beli diluar, jenis :
nasi, lauk, minum 600 ml sehari, jenis : hari
putih dan teh.
Eliminasi Urine
Sebelum sakit : Frekuensi 3 x sehari, tergantung intake cairan,
warna : kuning, jernih, bau khas, tidak ada nyeri
BAK.
Setelah sakit : Klien menggunakan pempres, BAK ± 4 x sehari.
Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Pasien tidur ± 8 jam, pada siang dan malam hari,
tidak ada gangguan tidur.
Setelah sakit : Pasien tidur ± 5 jam sehari, sulit tidur saat malam
hari karena nyeri dan penyakit sering kambuh pada
malam hari.
Pola reproduksi dan seksual
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya
melakukan hubungan intim dengan suami 2 x
seminggu.
Setelah sakit : Selama sakit dan dirawat di rumah sakit pasien
tidak melakukan hubungan intim karena nyeri.
Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : dalam kesehariannya, pasien bekerja sebagai
pedagang sayur dan sebagai ibu rumah tangga,
pasien bekerja dari pukul 06.00 – 11.00 WIB.
Setelah sakit : Pasien bed rest dan aktif, menjalani tindakan
pengobatan, pasien tidak memakai alat bantu,
tetapi dalam melakukan aktifitasnya masih dibantu
oleh keluarganya.
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan jika sakit pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Dan selama dirawat di RS, personal hygiene
dibantu oleh keluarga / anak-anak klien.
Pola persepsi kognitif
Sebelum dan selama sakit, pasien dapat berkomunikasi dengan baik,
pendengaran dan pengelihatan normal, persepsi sensori baik.
Pola persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit : tidak ada gangguan konsep diri.
Selama sakit : klien beranggapan bahwa dirinya hanya
merepotkan keluarga saja, sedih tidak bisa bekerja.
Pola peran dan hubungan
Sebelum sakit : pasien berperan sebagai ibu rumah tangga yang
mengasuh anaknya dan sebagai penjual sayur
untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya.
Selama sakit : peran sebagai ibu, istri dan penjual sayur sudah
tidak dijalankan, hubungan dengan pasien lain
baik.
Pola koping dan toleransi stress
Sebelum sakit : jika ada masalah, pasien membicarakan dengan
suami pasien untuk mengambil keputusan.
Selama sakit : pasien mengatakan takut jika harus diganti balut
karena setiap ganti terasa nyeri cekot-cekot, pasien
mematuhi semua regimen terapeutik.
Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit : pasien melakukan ibadah shoat rutin.
Selama sakit : pasien tidak menjalankan ibadah sholat dengan
alasan sakit.

4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : sadar
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 100/70 mmHg RR :
N: T :
Kepala : mecocephal
Rambut : berutan, keriting, berminyak
Hidung : bersih, tidak tampak adanya septum deviasi, tidak
ada nafas cuping hidung, tidak memakai alat bantu
O2.
Mata : tidak ada secret, konjungtiva anemis, tidak
memakai alat bantu.
Mulut : mukosa mulut kering / bibir kering, gigi kotor, bau
mulut.
Kulit : warna sawo matang, turgor baik, tidak ada edema.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.
Thorak : bentuk simetris
Paru-paru : I : bentuk dada simetris
Pe : stocol frenikus kanan dan kiri
Pa : sonor diseluruh lapang paru
Au : vasikuler
Jantung : I : ictus cordis tidak tampak
Pe : ictus cordis teraba
Pa : konfigurasi jantung abn
Au : S1 dan S2 normal, bising (-).
Abdomen : I : pembesaran abdomen
Pe : bising usus 10 x/mnt
Pa : adanya nyeri tekan
Au : pekak
Genitalia : tidak terpasang kateter, menggunakan pampers.
Ekstremitas atas : terpasang infus, RL : 20 tpm, tidak ada edema.
Ekstremitas bawah : tidak ada edema.
TB : 146 cm
BB : 50 kg

Pemeriksaan Penunjang :
1. Laboratorium hematology tanggal 28 April 2008
Hemoglobin 9.11 gr % 12.00 – 15.00
Hemotokrit 26.1 % 35.0 – 47.0
Eritrosit 3.05 juta/mmk 3.90 – 5.60
MCH 29.90 pq 27.00 – 32.00
MCV 85.70 fl 76.00 – 96.00
Leukosit 18.50 ribu/mmk 4.00 – 11.00
Trombosit 180.0 ribu/mmk 150.0 – 400.0
RDW 20.40 % 11.60 – 14.80
MPV 10.10 Fl 4.00 – 11.00
Kimia Klinik
Protein total 5.2 gr % 6.4 – 8.2
Albumin 1.3 gr/dl 3.4 – 5.0
Globulin 3.90 gr/dl 2.30 – 3.50
Elektrolit
Natrium 131 mmol/L 136 – 145
Kalium 2.9 mmol/L 3.5 – 5.1
Chorida 94 mmol/L 98 – 107
2. Laboratorium tanggal 09 Mei 2008
Hemoglobin 11.50 gr % 12.00 – 15.00
Hemotokrit 35.6 % 35.0 – 47.0
Eritrosit 4.01 juta/mmk 3.90 – 5.60
MCH 28.70 pq 27.00 – 32.00
MCV 88.80 fl 76.00 – 96.00
Leukosit 32.30 ribu/mmk 4.00 – 11.00
Trombosit 7.90 ribu/mmk 150.0 – 400.0
RDW 16.30 % 11.60 – 14.80
MPV 9.40 Fl 4.00 – 11.00
Terapi :
1. Tanggal 12 Mei 2008
Cefotaxim 3 x 1 gr
Vit BC / C / SF 2x1
Vit A 1 x 50.000
Paracetamol 3 x 400 k/p
Ranitidin 3x1
Fuson salep 2 x 1 hr
Komex 3 x 500
Tutul luka dengan kasa metronidazole
Kompres rivanol
Analisa Data
Nama Pasien : ny. S
CM :
No Data Fokus Problem Etiologi TT
1. DS : Klien mengatakan nyeri Gangguan rasa Pembesaran masa
P: Nyeri coret-coret, nyaman: nyeri Ca pada abdomen
pedas kayak ada supresi saraf.
cabe.
R: Nyeri pada area
vagina
menyebabkan
sampai abdomen.
S: Skala nyeri 7
T: Waktu/lama nyeri
tidak terdeteksi
DO : Klien tampak meringis
kesakitan dan
memegangi abdomen.
2 DS : Klien mengatakan nyeri Infeksi. Adanya luka pada
cekot-cekot pada perut abdomen yang
bagian kanan bawah terkontaminasi
DO : Terdapat luka pada mikroorganisme.
abdomen dengan dalam
3 cm bentuk bulat
dimeter, berwarna putih
benjolan terdapat pus
dan bau khas, yang
keluar saat ganti balut.
3 DS : Klien mengatakan Intoleransi Kelemahan fisik.
selama sakit tidak bisa aktivitas
beraktivitas hanya bisa
tidur di tempat tidur
dan aktivitas dibantu
oleh anggota keluarga.
DO : Klien tertidur, tampak
lemas, saat makan
dibantu anggota
keluarga hanya bisa
miring kanan dan kiri.
4 DS : Pasien mengatakan Gangguan Anoreksia.
tidak nafsu makan, pemenuhan
kadang-kadang kebutuhan nutrisi
makanan beli di luar. kurang dari
DO : Pasien menghabiskan kebutuhan.
makan habis 2 sendok
makan, makan saat
ingin meminum obat,
makan 50 kalori,
minum 600 cc, nfus
200, urine 400 cc, BAB
10 : IWL 218, balance
+ 132
5 DS : Klien mengatakan bau, Harga diri rendah. Adanya luka pada
malu saat ada orang perut dan bau.
yang menengoknya.
DO : Bau khas pada klien
pada tempt tidur diberi
parfum dan kopi.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penyakit, supresi saraf.
2. Infeksi berhubungan dengan luka pada abdomen yang terkontaminasi
mikroorganisme
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
5. Harga diri rendah berhubungan dengan adanya luka pada perut dan bau yang
khas.

Rencana Keperawatan

No Tanggal Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi TT


1. 12-5-08 Tujuan : setelah dilakukan a) Kaji P, Q, R, S, T
tindakan keperawatan b) Berikan tindakan
selama 4 x 24 jam kenyamanan dasar
kebutuhan rasa nyaman (reposisi, masase,
terpenuhi. Dengan kriteria musik, dll)
hasil : c) Anjurkan penggunaan
- Klien melaporkan nyeri keterampilan
berkurang hilang manajemen nyeri
- Mendemonstrasikan d) Berikan analgetik
penggunaan sesuai indikasi dan
keterampilan relaksasi sesuai program
2 Tujuan : setelah dilakukan a) Kaji karakteristik luka
tindakan keperawatan b) Berikan tindakan
selama 2 x 24 jam infeksi kenyamanan untuk
dapat berkurang. Dengan mengurangi infeksi
kriteria hasil : (ganti balut dengan
- Pus dapat berkurang metronidazole) untuk
- Bau dapat diminimalkan mengurangi/
menawarkan bau.
c) Anjurkan untuk jangan
sering-sering
memegang luka, untuk
mengurangi infeksi.
d) Kolaborasi pemberian
antibiotik untuk
meningkatkan daya
tahan tubuh dan
mengurangi
mikroorganisme.
3 Tujuan : setelah dilakukan a) Kaji aktivitas klien
tindakan keperawatan b) Motivasi klien untuk
selama 2 x 24 jam aktifitas melakukan kegiatan
klien dapat terpenuhi sesuai sesuai kemampuan
kemampuan dengan kriteria c) Anjurkan klien untuk
hasil : miring kanan dan kiri
- Melatih klien untuk bergantian
mobilitas sesuai d) Libatkan keluarga
kemampuan dalam aktifitas klien
- Mencegah resiko
terjadinya dekubitus
4 Tujuan : setelah dilakukan a) Pantau intake makanan
tindakan keperawatan setiap hari
selama 2 x 24 jam b) Ukur berat badan
kebutuhan nutrisi terpenuhi. c) Dorong klien makan
Dengan kriteria hasil : makanan diet TKTP
- Menunjukkan kenaikan dengan masukan
berat badan dalam batas cairan adekuat
normal. d) Berikan antiemetik
- Intake nutrisi adekuat sesuai indikasi dan
- Peningkatan masukan sesuai program
diet dan nafsu makan e) Berikan makanan
- Tujuan : setelah dalam kondisi hangat,
dilakukan tindakan dengan porsi sedikit
keperawatan selama 2 x tapi sering.
30 menit harga diri klien
bisa kembali.

Implementasi

No Tanggal Tindakan Keperawatan Respon Pasien TT


1 12-5-08 Mengobservasi KU pasien S:
O: Klien tidur, tampak
lemah, KU : baik,
kesadaran :
composmentis.
Mengambil darah untuk S: bersedia, menjerit
pemeriksaan laboratorium. O: darah dapat diambil
Ganti balut. S: -
O: Klien tempat
menahan sakit.
TTV S: Bersedia
O: TD : 150/90, S : 36
o
C, N : 100 x/mnt,
RR : 24 x/mnt.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Stuart &
Suddent. Jakarta : EGC.

www.mediastore.com “ kanker vagina”

Anda mungkin juga menyukai