PANDANGAN
FIRANTI ( A1C220040)
RADIAH H MUKMIN ( A1C220039)
NURUL THALIA (
S1 ILMU KEPERAWATAN
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat ALLAH SWT, karena atas berkah
rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas 1 di tahun ajaran 2020, dengan
judul “ Aborsi”.
Dalam penyelesaian makalah ini , kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan
makalah tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh guru pembimbing, sudah
sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat.
Kami sadar, sebagai seorang Mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami,
semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi
generasi muda.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
A.Kesimpulan ..........................................................................................
B.Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bertitik masalah dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan maslah
sebagai beikut :
a. Definisi Aborsi ?
b. Jenis-jenis Aborsi ?
c. Resiko Kesehatan Terhadap Pelaku Aborsi ?
d. Bagaimana pandangan agama mengenai praktek aborsi ?
e. Bagaimana Sudut Pandang Masyarakat Tetntang Aborsi ?
f. Bagaimana Pandangan 3 Agama Tentang Aborsi ?
g. Bagaimana Pandangan Hukum Tentang Aborsi ?
h. Bagaimana Pandangan Kesehatan Tetntang Aborsi ?
i. Bagaimana Pandangan Negara Lain Tentang Aborsi ?
4
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis membuat makalah tentang aborsi yaitu :
a. Melaksanakan tugas dari Dosen Mata Kuliah Ilmu Keperawatan
b. Menambah wawasan penulis mengenai praktek Aborsi
5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Definisi Aborsi
Secara sederhana kata aborsi adalah mati (gugurnya) hasil konsepsi.
Pengertian aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan
semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga
bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.
Dalam dunia kedokteran disebut Abortus atau aborsi adalah
pengakhiran kehamilan atau konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses
pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
6
6. Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi
genital.
C. Penyebab Aborsi
Dilihat dari kata aborsi pasti beberapa orang berpendapat negatif dengan
kata tersebut, namun dilihat dari ilmu kedokteran tindakan-tindakan aborsi
juga perlu dilakukan apabila calon ibu atau calon anak memiliki memiliki
riwayat kesehatan yang kurang dan akan berakibat fatal bagi si Ibu ,berikut
ini beberapa alasan seseorang melakukan aborsi :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8
minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain :
kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil
pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat
7
yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol
dan infeksi virus.
2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan
pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit
darah tinggi yang menahun.
3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu
seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus
toxoplasma.
4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada
mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya
ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri,
dan kelainan bawaan pada rahim.
5. Kehamilan diluar pernikahan yang disebabkan, korban perkosaan, dan sex
bebas yang memang calon si Ibu tidak menginginkan kehamilannya.
8
1. Resiko Kesehatan dan Keselamatan secara Fisik
ada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa
resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan
dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
Pendarahan hebat yang dapat menyebabkan kematian.
Kematian secara tiba-tiba yang disebabkan karena proses
pembiusan yang gagal
Infeksi serius di sekitar Rahim juga rentan sekali menyebabkan
kematian.
Rahim menjadi sobek.
Kerusakan leher Rahim yang dapat menyebabkan cacat pada anak.
Kanker payudara.
Kanker leher Rahim
Kanker indung telur,
Kanker hati,
Kelainan pada placenta pada kehamilan,
Infeksi pada rongga panggul
Mandul, dan
Infeksi pada lapisan Rahim.
9
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami
hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun
dalam hidupnya.
10
Pertama-tama, akan sangat penting untuk merujuk kepada beberapa
data statistik yang membuktikan bahwa aborsi tidak dapat dilarang
pointblank, khususnya di negara berkembang dengan baik. Tapi perlu
untuk menggaris bawahi bahwa aborsi bukanlah masalah perempuan
hanya itu masalah seluruh masyarakat. Untuk membuktikan pernyataan ini
akan cukup untuk menyebutkan bahwa lebih dari 1000 serangan kekerasan
terhadap klinik aborsi dan dokter berkomitmen 1977-1991 dan banyak
serangan tetap tidak dilaporkan (Grimes, 1991). Jadi, itu berarti bahwa
kelompok-kelompok sosial yang pasti sudah siap untuk mempertahankan
kepercayaan mereka antiaborsi bahkan oleh pelanggaran hukum.
Pada saat yang sama, aborsi dapat menyebabkan masalah dalam keluarga
yang merupakan bagian dari masyarakat. Faktanya adalah bahwa sangat
penting bagi seorang wanita untuk memiliki suasana yang mendukung dari
bagian dari kerabat terdekat, yakni suami dan orangtua. Spesialis sangat
merekomendasikan mengambil keputusan aborsi oleh kedua pasangan
yang dapat membuat keluarga kuat sedangkan perselisihan dapat
mengakibatkan perceraian. Tetapi juga penting bahwa perempuan tidak
dapat dipaksa untuk aborsi juga. Jadi peran keluarga dalam mengambil
keputusan tidak kurang penting dibandingkan pengaruh masyarakat atau
keyakinan pribadi.
Dengan mempertimbangkan semua tersebut di atas, perlu untuk
mengatakan bahwa aborsi, menjadi fenomena sosial, memiliki banyak
lawan serta pendukung tetapi hanya sebagian kecil yang cukup radikal dan
siap untuk menyangkal titik pandang yang berlawanan. Sebagian besar
siap untuk menerima aborsi walaupun dalam kondisi tertentu. Ini berarti
bahwa aborsi harus disahkan tetapi pada saat yang sama harus diatur
secara ketat agar tidak membahayakan kesehatan wanita atau anak-anak
mereka dalam kasus-kasus ketika aborsi mungkin yang dpt dihindari.
11
kondisi darurat mengancam nyawa ibu atau janin atau keduanya
sekaligus.“Status ‘keadaan darurat yang mengancam’’, ini berangkat dari
pertimbangan medis dari tim dokter ahli.
12
Masalah Abad Modern, halaman 91-93; Mahjuddin, 1990, Masailul
Fiqhiyah Berbagai Kasus Yang Yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini,
halaman 77-79).
Pendapat yang disepakati fuqoha, yaitu bahwa haram hukumnya
melakukan aborsi setelah ditiupkannya ruh (empat bulan), didasarkan pada
kenyataan bahwa peniupan ruh terjadi setelah 4 (empat) bulan masa
kehamilan. Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasulullah Saw telah
bersabda:
“Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu
selama 40 hari dalam bentuk ‘nuthfah’, kemudian dalam bentuk ‘alaqah’
selama itu pula, kemudian dalam bentuk ‘mudghah’ selama itu pula,
kemudian ditiupkan ruh kepadanya.” [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Ahmad, dan Tirmidzi].
Maka dari itu, aborsi setelah kandungan berumur 4 bulan adalah haram,
karena berarti membunuh makhluk yang sudah bernyawa. Dan ini
termasuk dalam kategori pembunuhan yang keharamannya antara lain
didasarkan pada dalil-dalil syar’i berikut. Firman Allah SWT:
13
diharamkan Islam, kecuali dengan alasan yang benar misalkan : dengan
kehamilan tersebut akan membahayakan nyawa ibu yang mengandung.
Kel 21:22-25 ~ Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka
tertumbuk kepada seorang perempuan yang sedang mengandung,
sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan
yang membawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang
dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus
membayarnya menurut putusan hakim. Tetapi jika perempuan itu
mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus
memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi,
tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka,
bengkak ganti bengkak.
c. Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
14
Yoh 9:1-3 ~ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta
sejak lahirnya. Murid-muridNya bertanya kepadaNya: “Rabi,
siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya,
sehingga ia dilahirkan buta?"” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan
juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus
dinyatakan di dalam dia…”
15
Kej 30:1-2 ~ Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak
bagi Yakub, cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada
Yakub: “Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan
mati.” Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia
berkata:” Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau
mengandung?”
16
alasan tidak ada cara lain yang terbaik dan dengan alasan yang sangant
kuat. Aborsi boleh dilakukan dengan kondisi yang sangat sulit akan tetapi
seminimal mungkin untuk menghindari terjadinya aborsi karena dalam
agama buddha aborsi merupakan suatu pembunuhan yang tidak
diperbolehkan karena menghilangkan nyawa suatu mahluk yang
mengakibatkan karma buruk.
17
yang melakukan tindak pembunuhan, ibu sang bayi juga melakukan hal
yang sama. Bagaimanapun mereka telah melakukan tindak kejahatan dan
akan mendapatkan akibat di kemudian hari.
18
Pasal 347
Pasal 348
Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan
salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga
dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana
kejahatan.dilakukan.
Pasal 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa
diminta menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan
menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana
atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama
tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
19
Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut
seorang dokter, bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman
hukumannya ditambah sepertiganya dan hak untuk praktek dapat dicabut.
Pasal 15
Pasal 80
Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap
ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah)
Pasal 75
20
Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh
konselor yang kompeten dan berwenang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak
bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan
dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 194
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
21
yang sudah lebih baik. Sehingga resiko untuk terkena komplikasi lebih
kecil., sekaligus mereka dapat memanfaatkan kemajuan teknologi
kedokteran.
Selain itu tidakan aborsi ini akan dilakukan karena telah melalui syarat-
syarat, seperti tindakan ini memang harus dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa ibu yang kritis. Tapi tetap saja tenaga kesehatan
tetap harus meminimalkan intervensi untuk melakukan tidakan aborsi,
selagi hal yang menjadi penyebab aborsi dapat dicegah dan diatasi.
2. Ilegal
Di negara yang pengakhiran kehamilnya belum legal, karena mereka
masih menggunakan tenaga penolong persalinan yang masih tradisional
seperti dukun yang memakai alat-alat yang yang sangat primitif dan
tidak bersih. Sehingga resiko komplikasi yang akan didapatkan lebih
besar. Selain itu diseluruh dunia, di negara-negara yang pengakhiran
kehamilannya masih illegal, pengakhiran kehamilan ini merupakan
penyebab utama kematian ibu.
Apabila aborsi tersebut sudah dilakukan, dari petugas kesehatan
tetap harus memberikan konseling kontrasepsi yang pada intinya
memberikan informasi kepada klien untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan berikutnya yang pada akhirnya akan mencegah aborsi
sehingga tindakan aborsi semakin menurun.
22
Tadinya, aborsi tidak diizinkan dilakukan di Argentina, terkecuali
untuk kasus pemerkosaan atau jika dalam kondisi membahayakan nyawa
seorang wanita.
Tapi tahukah Anda jika aborsi dilarang untuk dilakukan di lebih dari 20
negara di dunia? Sementara beberapa negara lainnya memiliki aturan ketat
soal prosedur aborsi ini.
23
Di Brasil, aborsi diizinkan jika terkait kasus pemerkosaan, saat
nyawa sang ibu terancam atau jika diketahui janin memiliki bagian otak
yang tidak sempurna.
September lalu, Chile baru saja merevisi aturan pelarangan total atas
praktik aborsi yang sudah berlangsung selama berpuluh tahun. Presiden
Chile, Michelle Bachelet menandatangani undang-undang dekriminalisasi
aborsi untuk kasus tertentu, termasuk soal kondisi kesehatan.
Mei lalu pun undang-undang soal pelarangan total aborsi sudah
dalam proses pengajuan revisi ke level mahkamah agung Korea Selatan.
Kebanyakan, negara di Eropa dan Amerika Utara sudah memiliki
aturan undang-undang soal legalisasi aborsi di wilayah mereka, meski
tidak seluruhnya. Irlandia Utara misalnya, tak seperti kawasan Inggris
Raya lainnya, aborsi masih ilegal di sana, kecuali jika nyawa sang ibu
dalam bahaya.
Amerika Serikat sudah menerapkan legalisasi aborsi sejak tahun
1973. Namun belakangan hal ini jadi tekanan tambahan untuk Presiden
Donald Trump karena keinginan sebagian anggota Partai Republik untuk
menerapkan batasan soal aturan ini.
24
Tindakan aborsi atas dasar gawat darurat medis hanya dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari ibu hamil dan pasangannya (kecuali
bagi korban pemerkosaan), dan penyedia layanan kesehatan bersertifikat,
serta melalui konseling dan/atau konsultasi pra-tindakan yang dilakukan
oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun
juga problem sosial yang muncul karena dapat disimpulkan bahwa aborsi
secara syari’at tidak melihat kepada usia kandungan, namun melihat kepada
kesempurnaan bentuk janin tersebut. Tidak ada satupun ayat didalam Al-
Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh dilakukan oleh umat
Islam.Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa janin
dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan
bahwa hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah
sangat mengerikan. Aborsi dalam agama Kristen sangat dilarang, dan
dikatakan bahwa betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan
seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.
Dalam undang-undang pun pidana yang mengikatnya sangat rancu dan
lebih mengarah untuk tidak melakukan pengguguran (aborsi) terkecuali
dalam keadaan darurat yang menghawatirkan keselamatan salahsatu nya,
yaitu ibu dan bayi dilakukan tindakan medis.Namun, pernyataan itu juga
tidak mengatakan untuk melakukan tindakan aborsi.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
tindakan aborsi sangat dilarang dalam semua agama.Tidak ada satu kitab pun
yang membenarkan tindakan aborsi dalam keadaan apapun.
B. Saran
Saran bagi penulis, jika diantara kalian ada yang berfikir akan melakukan
tindakan Aborsi! Fikirkanlah dampak kesehatan untuk diri kalian di masa yang
akan datang dan pertahankanlah karunia Allah swt yang telah diberikan kepada
kalian sebagai anugrah terindah yang tak bersalah.
26
DAFTAR PUSTAKA
Elga Sarapung dkk, Ed. 1999, Agama dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Pustaka
Sinar Harapan
Sudraji Sumapraja, 2001, Aborsi Ditinjau Dari Perspektif Kesehatan ; Makalah
Disampaikan pada Lokakarya Aborsi dan Perspektif Fiqh Kontemporer di Hotel
Indonesia Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan
http://makalahaborsi.blogspot.co.id/
http://timoroman.com/13-dampak-negatif-aborsi-menurut-ahli/
http://www.aborsi.org/resiko.htm
https://konsultasi.wordpress.com/2007/01/18/aborsi-dalam-pandangan-hukum-
islam/
27
PROSES ABORSI