Anda di halaman 1dari 16

ISSUE KEPERAWATAN TENTANG ABORSI

DI
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK

NAMA : PUTRI NOVITA DEWI


:
:
:
:

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MEDIKA NURUL ISLAM
SIGLI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantisa
memberkati kami dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami bisa
menyelesaikannya tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen, teman–teman, dan semua pihak yang telah memberi bantuan dan
dukungan kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami
membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan makalah
selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. 1


KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………............... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..……………………………………….… 4
1.2 Rumusan Masalah ………..…………………………........ 6
1.3 Tujuan ……….……………………………………….….. 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Aborsi ……..............…………….....…...…….... 7
2.2 Jenis-jenis Aborsi ………………………………….......... 8
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Aborsi.................................. 9
2.4 Dampak Aborsi.................................................................. 9
2.5 Aborsi Menurut Hukum di Indonesia dan Hukum Islam ... 11
2.6 Contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia …...…........ 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................ 15
3.2 Saran ................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang

Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius,
dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke
tahun.Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin pertahun sudah
mencapai 3 juta.Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat
kehamilan di Indonesia.Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu
pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan
bahwa jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan,
dan lain-lain.

Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena


memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu.Sebagaimana
diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah
perdarahan, infeksi dan eklampsia.

Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu,


hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis.Akan
tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak
muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau
sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih dianggap ilegal
dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung
menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di
masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang
terjadinya aborsi di masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan jamu
dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat
datang bulan.merupakan masalah kontroversial di masyarakat.

4
Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-
hal negatif bagi orang-orang awam.Bagi mereka, aborsi adalah tindakan
dosa, melanggar hukum dan sebagainya.Namun, sebenarnya tidak semua
aborsi merupakan tindakan yang negatif karena ada kalanya aborsi
dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.

Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya


sebagai conselor atau peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat
menjalankan prinsip dan asas etik keperawatan yang ada untuk membantu
pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih (aborsi).

Hasil riset Allan Guttmacher Institute (1989) melaporkan bahwa


setiap tahun sekitar 55 juta bayi digugurkan.Angka ini memberikan bukti
bahwa setiap hari 150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit 105 nyawa bayi
direnggut sewaktu masih dalam kandungan.Janin : (Manusia dalam
Rahim) Pengguguran kandungan alias aborsi (abortus, bahasa Latin)
secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami (abortus
natural) dan aborsi buatan (abortus provocatus), yang termasuk
didalamnya abortus provocatus criminalis, yang merupakan tindak
kejahatan dan dilarang di Indonesia (diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang -
undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992). Aborsi tidak hanya
dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan
kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak penyandang hamil pra-
nikah melakukannya.

Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika


Serikat adalah tidak direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak
direncanakan terjadi pada remaja, wanita berusia di atas 40 tahun, dan
wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah. Hampir setengah dari
kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.

Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap
kesehatan ibu, WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan

5
oleh aborsi (tergantung kondisi masing-masing negara). Diperkirakan di
seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, 70.000
wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu
disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya
750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi
tidak aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju
hanya 1 dari 3700.Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah
aborsi di Indonesia masih cukup besar.

2.2 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dari Aborsi?


2. Apa saja Jenis-jenis Aborsi ?
3. Apa Faktor Penyebab Terjadinya Aborsi ?
4. Bagaimana Dampak dari Tindakan Aborsi?
5. Bagaimana Menurut Hukum di Indonesia dan Hukum Islam tentang
Aborsi?
6. Berikan Contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia !

2.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Definisi dari Aborsi.


2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Aborsi.
3. Untuk mengetahui Faktor Penyebab Terjadinya Aborsi.
4. Untuk mengetahuiDampak dari Tindakan Aborsi
5. Untuk mengetahui Hukum di Indonesia dan Hukum Islam tentang
Aborsi
6. Untuk mengetahui contoh kasus yang terjadi di Indonesia

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Aborsi

Pengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah


terpencarnya embrio yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan
keempat dari kehamilan).

Pengertian aborsi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


di Indonesia adalah : 1) Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40
minggu); 2) Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu).

Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada


pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau
janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari ‘tindakan
medis tertentu, yaitu aborsi.

Pengertian aborsi secara sederhana,kata aborsi adalah mati


(gugurnya) hasil konsepsi. Artinya aborsi itu dapat dimulai dari sejak
benih wanita (ovum ) dengan benih pria ( sperma ) mengadakan konsepsi.
Kehidupan yang utuh dimulai dari dua benih menjadi satu(TWO ISONE).
gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi
keguguran janin melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran
(dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).
Secara umumu,istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan,
yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja
maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum
bulan ke empat masa kehamilan).

7
Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik
secara spontan atau disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah
minggu kehamilan yang spesifik dapat bervariasi antar Negara, begantung
pada perundangan setempat.

3.2 Jenis-jenis Aborsi


Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:
1. Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa
tindakan/pengeluaran janin secara spontan sebelum janin dianggap
mampu bertahan hidup. Aborsi ini dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi
perdarahan dari uterus atau rahim, dimana janin masih didalam
rahim, serta leher rahim belum melebar (tanpa dilatasi serviks).
b) Abortus insipiens, berarti bahwa kehamilan mustahil untuk
dilanjutkan. Seringkali terdapat pendarahan per vagina hebat
karena area plasenta yang luas terlepas dari dinding uterus
c) Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang
berusia sebelum 20 minggu, namun organ janin masih tertinggal
didalam rahim
d) Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di
keluarkan. Hal ini cenderung terjadi pada usia delapan minggu
pertama kehamilan.
2. Aborsi buatan/ sengaja/ Abortus Provocatus Criminalis adalah
pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi
(dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
3. Aborsi terapeutik / Abortus Provocatus therapeuticum
adalahpengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi
medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai

8
penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang
dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya.
Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak
tergesa-gesa.

3.3 Faktor Penyebab Terjadinya Aborsi


Penyebab-penyebab terjadinya aborsi ada 2 macam :
1. infeksi akut :
 Virus : misalnya cacar, rubella, hepatitis
 Infeksi bakteri : misalnya streptokokus
 Parasit : misalnya malaria
2. infeksi kronis :
 Sifilis :biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua
 Tuberkulosis biasanya menyebabkan paru aktif.
 Keracunan misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa,

3.4 Dampak dari Tindakan Aborsi


Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun
keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika
seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung
boleh pulang”. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap
wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis

1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik


Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada
beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang

9
dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes,
yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat
pada saat kehamilan berikutnya.
10. enjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
11. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
12. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko kesehatan mental


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko
tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik,
tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan
mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-
Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala
ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion”
di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

10
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan
mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan


aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama
bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat
menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan
karena gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007).

3.5 Menurut Hukum di Indonesia dan Hukum Islam tentang Aborsi


Aborsi Menurut Hukum di Indonesia
Aborsi menurut KUHP Bab XIX Pasal 346-350 dinyatakan sebagai
berikut:
1. Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.
2. Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.(2) Jika
perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
3. Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

11
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
4. Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu
melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam
mana kejahatan dilakukan”.
Aborsi Menurut Hukum Islam
Semua ahli fiqih sepakat mengenai keharaman menggugurkan
janin yang telah memiliki ruh, kecuali jika dokter yang berpengalaman
dan profesional berpendapat bahwa apabila kehamilan
tersebutditeruskan sampai masa melahirkan akan dapat mengakibatkan
sang ibu meninggal. Dalam kondisi seperti itu, karena ibu merupakan
asal adanya janin.Ibu juga memiliki hak dan kewajiban, yakni hak untuk
meneruskan hidupnya dan kewajiban mengurus keluarganya. Oleh
karena itu, merupakan tindakan yang tidak masuk akal jika kita
mengorbankan jiwa sang ibu demi menyelamatkan nyawa janin yang
belum jelas kehidupannya dan belum sama sekali memiliki hak dan
kewajiban.
Menggugurkan janin dinyatakan haram oleh ijma’ (kesepakatan
ulama) yaitu ketika janin tersebut telah memiliki ruh, karena pada fase
ini, janin tersebut telah dapat disebut sebagai manusia yang harus
dihormati dan dimuliakan, sehingga membunuhnya merupakan perbuatan
kriminal yang sangat diharamkan dalam agama. Sebagaimana firman
Allah Swt.:
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia,
bukanKarena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan Karena
membuat kerusakan di muka bumi, Maka seakan-akan dia Telah
membunuh manusia seluruhnya.” (QS. Al-Maidah: 32)

12
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang
benar(menurut syara').” (QS Al Isra`: 33)
Faktor yang membolehkan tindakan aborsi setelah janin berumur
120 hari aantara lain:
1. Adanya penyakit turunan (genetik) pada janin.
2. Cacat yang tidak bisa disembuhkan.
3. Penyakit yang bisa menular kepada anak turun.
Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, jelaslah bahwa aborsi
adalah haram pada kandungan yang bernyawa atau telah berumur 4
bulan.Sebab, aborsi dalam keadaan demikian adalah suatu tindak
kejahatan pembunuhan yang diharamkan oleh Islam. Kecuali ada
keterangan dari dokter yang dapat dipercaya mengenai bahaya yang akan
dialami oleh sang ibu bila kehamilannya tetap diteruskan.

3.6 Contoh Kasus Aborsi yang Terjadi di Indonesia

Kasus aborsi ini terjadi di Medan. Terkait kasus dugaan


melakukan aborsi di salah satu rumah yang diduga dijadikan sebagai
tempat praktek aborsi di Jalan Lubuk Kuda Gang Marco Sentosa Lama
yang digerebek anggota Reskrim Poltabes Medan, Sabtu (12/12) lalu, dua
orang telah dijadikan tersangka dan masih ditahan di Mapoltabes Medan.
Kedua tersangka yakni Dr J dan Bidan M.
Kasat Reskrim Kompol Gidion Arif Setyawan SIK dan Kanit VC
Poltabes Medan AKP Ronny Nicolas Sidabutar SIK saat dikonfirmasi SIB,
Senin (14/12) membenarkan bahwa pihaknya telah menetapkan Dr J dan
Bidan M sebagai tersangka dan masih ditahan di Mapoltabes Medan guna
pengusutan lebih lanjut.
Untuk biaya aborsi, R dikenakan biaya Rp 2 juta oleh
tersangka.Diduga, R melakukan aborsi atas kemauan dirinya sendiri.

13
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, penggerebekan itu berawal
dari adanya laporan masyarakat yang menyebutkan bahwa satu rumah di
Jalan Lubuk Kuda Gang Marco Sentosa Lama kerap kali dijadikan tempat
praktek aborsi.
Kemudian anggota Unit VC Reskrim Poltabes Medan melakukan
penyelidikan di lapangan sekaligus menggerebek rumah tersebut.Dr J dan
Bidan M yang diduga sebagai pelaku aborsi tersebut selanjutnya diboyong
ke Mapoltabes Medan untuk diperiksa. (M16/y)
SOLUSI
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992,
dijelaskan bahwa tindakan medis dalam bentuk apapun dan atau
pengguguran kandungan dengan alasan apapun dilarang karena
bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan dan
norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya
menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil
tindakan medis tertentu.Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-
benar mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa
tindakan medis tertentu itu, ibu hamil dan atau janinnya terancam bahaya
maut.
Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu
adalah tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan. Sebelum melakukan tindakan medis tertentu tenaga kesehatan
harus terlebih dahulu meminta pertimbangan tim ahli yang dapat terdiri
dari berbagai bidang seperti medis, agama, hukum, dan psikologi.
Jadi, pada kasus aborsi di atas, pelaku (bidan) ditindak oleh
kepolisian dan dijerat KUHP Bab XIX Pasal 299, 348 dan 349 serta UU
Kesehatan No.23 tahun 1992 Pasal 80 ayat 1. Dan bidan tersebut dicabut
ijin praktiknya. Sedangkan korban dijerat KUHP pasal 346.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah
terpencarnya embrio yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan
keempat dari kehamilan).
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu.Sebagaimana
diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah
perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Menurut agama Islam aborsi adalah haram pada kandungan yang
bernyawa atau telah berumur 4 bulan. Sebab, aborsi dalam keadaan
demikian adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan yang diharamkan
oleh Islam

3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat menambah wawasan pengetahuan tentang
aborsi dan dapat bertindak lebih bijak dan benar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila. 2000. Etika Keperawatan. Jakarta:Widya Medika.

Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.


Jakarta:Media Aesculapius.

Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.


Jakarta:Media Aesculapius.

Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 2.


Jakarta:Salemba Medika.

Hidayat, A.A. Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.


Jakarta:Salemba Medika.

Sumber Online :

http://rahmatikhsanmubut.blogspot.com/2014/06/makalah-bahaya-aborsi.html

http://ronifansyuri.blogspot.com/2014/04/makalah-aborsi-lengkap.html

http://hakamabbas.blogspot.com/2014/01/aborsi-dalam-perspektif-hukum-
islam.html

http://sittisarti.blogspot.com/2015/01/tugas-humaniora-kasus-aborsi-dan.html

16

Anda mungkin juga menyukai