Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Unsafe Abortion ”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Baiq
Dika Fatmasari, S.ST,M.Keb Dosen mata kuliah ASKEB Remaja dan Premenopouse yang telah
memberikan tugas terhadap saya..

Makalah jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan Saya maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa Saya harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi Sayai pada
khususnya dan pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Lombok Timur, Desember 22

Tertanda

Nur Pujiningsih

1
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR............................................................................................ 1

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................ 4
C. Tujuan Pembahasan............................................................................. 4
D. Manfaat………………………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN TEORI

1. Pengertian............................................................................................ 6
2. Penyebab.............................................................................................. 7
3. Metode................................................................................................. 7
4. Ciri-Ciri............................................................................................... 8
5. Dampak……………………………………………………………….. 8
6. Komplikasi …………………………………………………………… 8
7. Hukum………………………………………………………………… 9
8. Peran Bidan………………………………………………………….... 10
9. Kriteria Aborsi Yang Aman…………………………………………... 10

BAB III KESIMPULAN......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamilan yang
tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan jiwa
perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak memenuhi persyaratan
minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Tindakan unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan keluarga miskin yang
tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe abortion dapat menimbulkan gangguan
pada kesehatan reproduksi bahkan mengakibatkan kematian bagi kaum ibu.
WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian aborsi yang
tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 2010). Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu di
seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman. 95% (19 dari setiap 20 tindak
aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita seperti melakukan kekerasan fisik
seperti berlari, naik sepeda atau naik kuda. Jika tindakan pertama tidak berhasil, maka wanita
tersebut melakukan tindakan kedua dengan cara mengonsumsi obat-obatan yang dapat
menggugurkan kandungan. Misalnya, wanita tersebut sengaja mengonsumsi obat-obatan yang
dilarang untuk wanita hamil. Bisa juga dengan cara mengonsumsi obat tradisional seperti nenas
muda.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi, perdarahan,
sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang segera, sehingga kejadian
tersebut harus dicegah dengan memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang
berkukalitas.

3
1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.      Apa definisi unsafe abortion?
2.      Apa penyebab unsafe abortion?
3.      Apa saja metode yang dilakukan untuk unsafe abortion?
4.      Apa saja ciri-ciri unsafe abortion?
5.       Bagaimana dampak unsafe abortion?
6.      Apa komplikasi dari unsafe abortio?
7.      Bagaimana hukum unsafe abortion?
8.      Bagaimana peran bidan dalam menangani unsafe abortion?
9.      Bagaimana kriteria yang baik untuk unsafe abortion?

1.2    Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang bercak unsafe abortion dan
penatalaksanaan dari unsafe abortion.

2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan definisi unsafe abortion.
b. Menjelaskan penyebab unsafe abortion
c. Menyebutkan metode yang dilakukan untuk unsafe abortion
d. Menyebutkan ciri-ciri unsafe abortion
e. Menjelaskan dampak unsafe abortion
f. Menjelaskan komplikasi unsafe abortion
g. Menjelaskan hukum unsafe abortion
h. Menjelaskan peran bidan dalam menangani unsafe abortion
i. Menjelaskan kriteria yang baik untuk unsafe abortion.

4
1.3    Manfaat
a. Bagi masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari unsafe abortion.
b. Bagi peneliti
Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang unsafe abortion.
c. Bagi institusi
Memberikan penambahan informasi tentang unsafe abortion khususnya bagi institusi
kesehatan agar dapat mengetahui tentang unsafe abortion dan cara mencegahnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamilan yang
tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan jiwa
perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak memenuhi persyaratan
minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan oleh
orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga
menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. (Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI).
Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan
tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga
dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.  (Behrman Kliegman, 2000:167).
Dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan
darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan
tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari tindakan medis
tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis tertentu.
Berdasarkan UU Kesehatan RI No. 36 Thn 2009, Pasal 75 bahwa setiap orang dilarang
melakukan aborsi dapat dikecualikan berdasarkan indikasi kedaruratan media yang dideteksi
sejak usia dini kehamilan dan aturan ini diperkuat dengan Pasal 77 yang berisi pemerintah wajib
melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab sera
bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu untuk
menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian yang sangat
rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis.

6
2. Penyebab
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang
memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti :
1.      Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
2.      Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
3.      Kehamilan di luar nikah.
4.      Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
5.      Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan.
6.      Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
7.      Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.

3. Metode
Metode aborsi yang tidak aman yang umumnya digunakan di berbagai negara bervariasi,
dari metode teknik medis lanjut yang digunakan oleh dokter sampai teknik tradisional berbahaya
yang digunakan oleh dukun, teman, atau tetangga yang menolong atau oleh wanita hamil itu
sendiri.
Untuk para pelaku abortus yang tidak profesional, upaya yang dilakukan antara lain adalah
memasukkan cairan ke dalam uterus. Cairan yang digunakan bervariasi, mulai dari air sabun
sampai disinfektan rumah tangga yang dimasukkan melalui semprotan ataupun alat suntik. Di
beberapa negara juga menggunakan pasta yang bersifat abortif yang mengandung zat iritatif.
Sediaan jamu dan obat-obatan per oral juga sering digunakan. Berbagai jamu dan obat yang
diduga bersifat abortif dapat ditemukan di pasaran bebas di negara-negara berkembang. Di
Bangladesh, obat-obat tersebut kemungkinan mengandung air raksa.
Metode lain yang relatif lebih berbahaya adalah memasukkan alat atau benda asing ke
dalam rongga rahim. Di India digunakan pucuk wortel yang telah dikeringkan; di Philipin alat
tesebut adalah pisang atau daun tumbuh-tumbuhan lokal kalachulchi. Di Ghana, digunakan
ranting pohon comelina yang jika dimasukkan ke dalam rahim akan menyerap air dan
mengembang membuka leher rahim serta menyebabkan abortus. Jenis lain adalah tanaman
Jatropha yang mengandung bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan abortus.
Di Amerika latin, upaya abortus dilakukan dengan memasukkan ujung kateter yang lentur
ke dalam rongga rahim. Ujung yang lain diikatkan di pangkal paha. Wanita tersebut kemudian

7
disuruh berjalan sehingga ujung kateter yang berada di dalam rongga rahim bergoyang-goyang
menggangu isi rahim dan merangsang abortus. Ada pula yang menggunakan cairan kina yang
toksik pada bayi dan si ibu. Ada juga para wanita yang melakukan sendiri dengan memasukkan
plastik berongga ke dalam rongga rahim, kemudian memasukkan alat atau kawat melalui plastik
tersebut untuk mengorek rongga rahim.

4. Ciri – Ciri
1.      Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis
2.      Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
3.      Kurangnya fasilitas dan sarana
4.      Status illegal

5. Dampak
1.      Dampak sosial
Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi - sembunyi.

2.      Dampak kesehatan
Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi.
3.     Dampak psikologis
Trauma

6. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat tindakan-tindakan yang tidak aman terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan misalnya dengan melakukan abortus provokatus oleh dukun,
dengan meminum jamu-jamuan, ramuan.
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamilan yang
tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan jiwa
perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak memenuhi persyaratan
minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.

8
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi,
perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang segera.
Tingginya AKI mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk  dan
secara tidak langsung mencerminkan kegagalan pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi
risiko kematian ibu.  Peningkatan kualitas perempuan merupakan salah satu syarat pembangunan
sumber daya manusia.
Strategi untuk menurunkan risiko kematian karena aborsi tidak aman adalah dengan
menurunkan ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman.  Ini dapat dimungkinkan bila
pemerintah mampu menyediakan fasilitas keluarga berencana yang berkualitas dilengkapi
dengan konseling.
Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien melalui komunikasi
dan pemberian informasi yang obyektif untuk membuat keputusan tentang penggunaan salah
satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan keinginan klien, tanpa
menghakimi.  Bagi remaja yang belum menikah, perlu dibekali dengan pendidikan seks sedini
mungkin sejak mereka mulai bertanya mengenai seks.  Namun, perlu disadari bahwa risiko
terjadinya kehamilan selalu ada, sekalipun pasangan menggunakan kontrasepsi. Bila akses
terhadap pelayanan aborsi yang aman tetap tidak tersedia, maka akan selalu ada ‘demand’
perempuan terhadap aborsi tidak aman.

7.  Hukum
Menurut KUHP orang yang dapat dihukum adalah orang yang menggugurkan kandungan
seorang wanita, juga wanita yang digugurkan kandungannya. Sedangkan dalam praktek yang
tidak dihukum adalah dokter yang melakukan aborsi dengan indikasi medis, yaitu dengan tujuan
untuk menyelamatkan jiwa atau menjaga kesehatan wanita yang bersangkutan.
Persoalannya, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kita yang merupakan
peninggalan masa kolonialisasi Belanda melarang keras dilakukannya aborsi dengan alasan
apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 – 349. Bahkan pasal 299 intinya
mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun kepada siapa saja yang memberi
harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugurkan.

9
8. Peran Bidan
a. Sex education
b. Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan
c. Peningkatan sumber daya manusia
d. Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.

9. Kriteria Aborsi yang Aman


a. Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar-benar terlatih dan berpengalaman
melakukan aborsi
b. Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak.
c. Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus steril
atau tidak tercemar kuman dan bakteri.
d. Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat haid.

10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan oleh
orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga
menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Aborsi tidak aman tidak selalu sama dengan
aborsi ilegal. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan
kesehatan yang memadai.
Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi dan
hukum pun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam masalah
kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagalan KB. Larangan
aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion).

2. Saran
1) Untuk menurunkan angka kejadian unsafe abortion diperlukan peran bidan di komunitas
dengan memberikan health education mengenai bahaya aborsi
2) Bidan di komunitas bisa bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk
menekan adanya unsafe abortion
3) Bidan harus bisa menjunjung tinggi kode etik kebidanan dengan tidak melakukan aborsi
atas indikasi nonmedis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.

Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC.
Jakarta.  

Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa
Siaga. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat
Promosi Kesehatan

Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai