Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“ UNSAFE ABORTION “

DOSEN :

NIA CLARISARI MAHALIA PUTRI, SST.,M.Keb

DISUSUN OLEH :
Lidya Kusuma Putri PO7124322063

Emma Septianti PO7124322064

Bunga Indah PO7124322065

Maya Oktaviani PO7124322066

Rayhani Zharapova PO7124322067

Anis Nabila PO7124322068

Nabilah Ika Hp PO7124322069

Sry Mardiyah PO7124322070

Tata Nida PO7124322071


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena dengan
karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah ”Masalah Kebidanan Di
Komunitas“Unsafe Abortion”
Makalah ini dimaksudkan sebagai tuntunan belajar bagi mahasiswa di insitusi
pendidikan kesehatan khususnya bidang kebidanan.Semoga dengan adanya makalah ini bisa
memberi banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.
Kami menyadari keterbatasan dalam menyusun makalah ini.Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dari seluruh akademika
kebidanan dimanapun berada demi penyempurnaan edisi-edisi berikutnya. Akhir kata, kami
ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak hingga makalah ini dapat selesai.

Muara enim, 20 Febuari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................5

1.3. Tujuan khusus......................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................................6

2.1. Pengertian................................................................................................................................6

2.2. Penyebab.................................................................................................................................7

2.3. Metode.....................................................................................................................................7

2.4. Ciri – Ciri.................................................................................................................................8

2.5. Dampak...................................................................................................................................8

2.6. Komplikasi..............................................................................................................................8

2.7. Hukum.....................................................................................................................................9

2.8. Peran Bidan.............................................................................................................................10

2.9. Kriteria Aborsi yang Aman......................................................................................................10

BAB III................................................................................................................................................11

PENUTUP...........................................................................................................................................11

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamilan
yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan
jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan
dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak memenuhi
persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Tindakan unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan keluarga miskin
yang tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe abortion dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan reproduksi bahkan mengakibatkan kematian bagi kaum ibu.
WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian aborsi
yang tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 2010). Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu
di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman. 95% (19 dari setiap 20
tindak aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita seperti melakukan kekerasan
fisik seperti berlari, naik sepeda atau naik kuda. Jika tindakan pertama tidak berhasil, maka
wanita tersebut melakukan tindakan kedua dengan cara mengonsumsi obat-obatan yang dapat
menggugurkan kandungan. Misalnya, wanita tersebut sengaja mengonsumsi obat-obatan
yang dilarang untuk wanita hamil. Bisa juga dengan cara mengonsumsi obat tradisional
seperti nenas muda.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi,
perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang segera,
sehingga kejadian tersebut harus dicegah dengan memberikan pendidikan dan pelayanan
kesehatan yang berkukalitas.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi unsafe abortion?
2. Apa penyebab unsafe abortion?
3. Apa saja metode yang dilakukan untuk unsafe abortion?
4. Apa saja ciri-ciri unsafe abortion?
5. Bagaimana dampak unsafe abortion?
6. Apa komplikasi dari unsafe abortio?
7. Bagaimana hukum unsafe abortion?
8. Bagaimana peran bidan dalam menangani unsafe abortion?
9. Bagaimana kriteria yang baik untuk unsafe abortion?

1.3. Tujuan khusus


1. Menjelaskan definisi unsafe abortion.
2. Menjelaskan penyebab unsafe abortion.
3. Menyebutkan metode yang dilakukan untuk unsafe abortion
4. Menyebutkan ciri-ciri unsafe abortion.
5. Menjelaskan dampak unsafe abortion.
6. Menjelaskan komplikasi unsafe abortion
7. Menjelaskan hukum unsafe abortion
8. Menjelaskan peran bidan dalam menangani unsafe abortion
9. Menjelaskan kriteria yang baik untuk unsafe abortion.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang
dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak
memadai, sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. (Bidan Menyongsong
Masa Depan, PP IBI).
Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana
pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang
aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien. (Behrman Kliegman,
2000:167).
Unsafe abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga kurang
terampil (tenaga medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat
kesehatan (WHO, 1998).
Dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari
tindakan medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis
tertentu.
Berdasarkan UU Kesehatan RI No. 36 Thn 2009, Pasal 75 bahwa setiap orang
dilarang melakukan aborsi dapat dikecualikan berdasarkan indikasi kedaruratan medis yang
dideteksi sejak usia dini kehamilan dan aturan ini diperkuat dengan Pasal 77 yang berisi
pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75 mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggung jawab sera bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu
untuk menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian yang
sangat rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis.
2.2. Penyebab
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan
kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti :
 Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
 Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
 Kehamilan di luar nikah.
 Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
 Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan.
 Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
 Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.

2.3. Metode
Metode aborsi yang tidak aman yang umumnya digunakan di berbagai negara
bervariasi, dari metode teknik medis lanjut yang digunakan oleh dokter sampai teknik
tradisional berbahaya yang digunakan oleh dukun, teman, atau tetangga yang menolong atau
oleh wanita hamil itu sendiri.
Untuk para pelaku abortus yang tidak profesional, upaya yang dilakukan antara
lain adalah memasukkan cairan ke dalam uterus. Cairan yang digunakan bervariasi, mulai
dari air sabun sampai disinfektan rumah tangga yang dimasukkan melalui semprotan ataupun
alat suntik. Di beberapa negara juga menggunakan pasta yang bersifat abortif yang
mengandung zat iritatif. Sediaan jamu dan obat-obatan per oral juga sering digunakan.
Berbagai jamu dan obat yang diduga bersifat abortif dapat ditemukan di pasaran bebas di
negara-negara berkembang. Di Bangladesh, obat-obat tersebut kemungkinan mengandung air
raksa.
Metode lain yang relatif lebih berbahaya adalah memasukkan alat atau benda
asing ke dalam rongga rahim. Di India digunakan pucuk wortel yang telah dikeringkan; di
Philipin alat tesebut adalah pisang atau daun tumbuh-tumbuhan lokal kalachulchi. Di Ghana,
digunakan ranting pohon comelina yang jika dimasukkan ke dalam rahim akan menyerap air
dan mengembang membuka leher rahim serta menyebabkan abortus. Jenis lain adalah
tanaman Jatropha yang mengandung bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan abortus.
Di Amerika latin, upaya abortus dilakukan dengan memasukkan ujung kateter
yang lentur ke dalam rongga rahim. Ujung yang lain diikatkan di pangkal paha. Wanita
tersebut kemudian disuruh berjalan sehingga ujung kateter yang berada di dalam rongga
rahim bergoyang-goyang menggangu isi rahim dan merangsang abortus. Ada pula yang
menggnakan cairan kina yang toksik pada bayi dan si ibu. Ada juga para wanita yang
melakukan sendiri dengan memasukkan plastik berongga ke dalam rongga rahim, kemudian
memasukkan alat atau kawat melalui plastik tersebut untuk mengorek rongga rahim.

2.4. Ciri – Ciri


 Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis
 Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
 Kurangnya fasilitas dan sarana
 Status illegal

2.5. Dampak
 Dampak sosial
Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi - sembunyi.
 Dampak kesehatan
Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi.
 Dampak psikologis
Trauma

2.6. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat tindakan-tindakan yang tidak aman
terhadap kehamilan yang tidak diinginkan misalnya dengan melakukan abortus provokatus
oleh dukun, dengan meminum jamu-jamuan, ramuan.
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran
kehamilan yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap
keselamatan jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak
memenuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi,
perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang segera.
Tingginya AKI mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesejahteraan
penduduk dan secara tidak langsung mencerminkan kegagalan pemerintah dan masyarakat
untuk mengurangi risiko kematian ibu. Peningkatan kualitas perempuan merupakan salah
satu syarat pembangunan sumber daya manusia.
Strategi untuk menurunkan risiko kematian karena aborsi tidak aman adalah
dengan menurunkan ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman. Ini dapat
dimungkinkan bila pemerintah mampu menyediakan fasilitas keluarga berencana yang
berkualitas dilengkapi dengan konseling.
Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien melalui
komunikasi dan pemberian informasi yang obyektif untuk membuat keputusan tentang
penggunaan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan keinginan
klien, tanpa menghakimi. Bagi remaja yang belum menikah, perlu dibekali dengan
pendidikan seks sedini mungkin sejak mereka mulai bertanya mengenai seks. Namun, perlu
disadari bahwa risiko terjadinya kehamilan selalu ada, sekalipun pasangan menggunakan
kontrasepsi. Bila akses terhadap pelayanan aborsi yang aman tetap tidak tersedia, maka akan
selalu ada ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman.

2.7. Hukum
Menurut KUHP orang yang dapat dihukum adalah orang yang menggugurkan
kandungan seorang wanita, juga wanita yang digugurkan kandungannya. Sedangkan dalam
praktek yang tidak dihukum adalah dokter yang melakukan aborsi dengan indikasi medis,
yaitu dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwa atau menjaga kesehatan wanita yang
bersangkutan.
Persoalannya, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kita yang
merupakan peninggalan masa kolonialisasi Belanda melarang keras dilakukannya aborsi
dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 – 349.
Bahkan pasal 299 intinya mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun
kepada siapa saja yang memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya
dapat digugurkan.
2.8. Peran Bidan
 Sex education
 Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan
 Peningkatan sumber daya manusia
 Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.

2.9. Kriteria Aborsi yang Aman


 Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar-benar terlatih dan berpengalaman
melakukan aborsi
 Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak.
 Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus
steril atau tidak trcemar kuman dan bakteri.
 Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat
haid.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan
oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai,
sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Aborsi tidak aman tidak selalu
sama dengan aborsi ilegal. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya
pelayanan kesehatan yang memadai.
Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi
dan hukumpun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam
masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagalan
KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion).
DAFTAR PUSTAKA

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.


Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics).
EGC. Jakarta.
Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa
Siaga. Depkes. Jakarta.
Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat
Promosi Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai