ABORTUS HABITUALIS
Oleh:
DINNA KARUNIA S
NIM PO 71241220297
4
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya, maka laporan kasus dengan topik “ABORTUS HABITUALIS” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
kuliah
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.
15 Desember 2022
Penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..............................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 25
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus menjadi masalah yang penting dalam kesehatan masyarakat
karena berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas maternal. Abortus
termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan
perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia.
Abortus bisa terjadi karena kondisi ibu yang lemah, kehamilan yang tidak
diinginkan dan kehamilan di luar nikah. Abortus yang sering terjadi adalah
abortus spontan, janin yang dikandungnya sudah keluar sebagian dan sebagian
lagi tertinggal di dalam rahim. Bila abortus (keguguran) ini terjadi harus
segera ditangani untuk mengatasi terjadinya perdarahan yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu. Menurut WHO (2015) abortus merupakan
masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan
merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. Abortus terbagi
dua yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan adalah
kehilangan kehamilan pada usia
Menurut WHO (2015) abortus merupakan masalah kesehatan
reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab
penderitaan wanita di seluruh dunia. Abortus terbagi dua yaitu abortus
spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan adalah kehilangan
kehamilan pada usia
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
pertemuan sel telur dan sel sperma pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat bertahan
hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin
sebelum diberi kesempatan untuk tumbuh. Apabila janin lahir selamat (hidup)
8
1. Definisi Abortus
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pertemuan
sel telur dan sel sperma pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat bertahan hidup di luar
kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi
kesempatan untuk tumbuh. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 28
minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur
(Manuaba, 2013).
Terdapat dua jenis abortus, yaitu abortus spontan dan abortus provokatus.
Abortus spontan didefinisikan sebagai abortus yang terjadi tanpa tindakan
mekanis atau medis. Dengan kata lain yang luas digunakan adalah keguguran
(miscarriage). Sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan disebut
sebagai abortus provokatus.
Abortus spontan adalah merupakan mekanisme alamiah yang
menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu.
Penyebabnya dapat oleh karena penyakit yang diderita si ibu ataupun sebab-sebab
lain yang pada umumnya berhubungan dengan kelainan pada sistem reproduksi
(Syafruddin, 2022).
2. Definisi Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
secara berturut-turut. Sekitar 1-2% perempuan usia reproduksi mengalami
abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut-turut, dan sekitar 5% mengalami
abortus spontan 2 kali atau lebih.
10
11
Faktor paternal Tidak banyak yang diketahui tentang faktor dalam terjadinya
abortus spontan. Translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan
abortus. Adenovirus atau herpes simpleks ditemukan pada 40 persen semen
yang diperoleh dari pria steril. Virus terdeteksi dalam bentuk laten pada 60
persen sel, dan virus yang sama dijumpai pada abortus (Cunningham et al.,
2005).
3. Penyebab Abortus Habitualis dan pencegahannya
a. Penyebab Abortus Habitualis
Berikut ini adalah beberapa penyebab yang bisa membuat seorang
wanita mengalami abortus habitualis:
2. Trombofilia
Trombofilia merupakan kondisi yang dimiliki sejak lahir. Penyakit ini
bisa dibilang mirip dengan sindrom antifosfolipid karena sama-sama membuat
darah lebih mudah membeku. Oleh karena itu, trombofilia juga diduga
berperan dalam terjadinya abortus habitualis.
3. Penyakit infeksi
Ada beberapa penyakit infeksi yang dikaitkan dengan keguguran
berulang, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, dan toksoplasmosis.
Meski begitu, peneliti masih mendalami jenis penyakit infeksi apa yang
paling meningkatkan risiko terjadinya keguguran berulang.
14
4. Kelainan kromosom
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sekitar 2–5 persen pasangan
bisa mengalami abortus habitualis yang disebabkan oleh kelainan
kromosom. Kelainan ini mungkin tidak timbul sebagai penyakit pada
pasangan tersebut, namun timbul setelah diturunkan pada calon janin.
Kelainan ini menyebabkan calon janin tidak bisa berkembang dan akhirnya
terjadilah keguguran.
1. PENGERTIAN
Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat penting peranannya
pada dunia kebidanan. Pada awal abad ini, peningkatan jumlah bidan terlibat
dalam penelitian, dan dalam membuka kedua atas dan mengeksploitasi baru
kesempatan untuk kemajuan akademik. Sebuah kebutuhan yang berkembang
diakui untuk platform untuk yang paling ketat dilakukan dan melaporkan
penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untuk bidan. EBM
secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni
bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada (Cenunggan
2022).
Itu dirancang ‘untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang
terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan
untuk ibu dan bayi ‘(Hanungan2018).
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan berorientasi komunitas. Jurnal kualitatif
mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan
konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi,
16
terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan
implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
5. Bukti Kehamilan
1. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)
Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama
hamil semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi
19
anjuran petugas kesehatan secara pasif. Kecenderungan saat ini klien lebih aktif
dalam mencari informasi, berperan secara aktif dalam perawatan diri dan
merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik.
Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC
Baik itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai
memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu.
Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangamenguntungkan
baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang
dapat menekan biaya perawatan. Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima,
ibu hamil dapat memilih tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.
2. ANC pada usia kehamilan lebih dini
Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab memungkinkan
profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani masalah-masalah
yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberikan pendidikan
kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih
banyak.
3. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian
dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sesuai
dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan program
kebijakan ANC sebagai berikut:
a. Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
Trimester I
Sebelum 14 minggu – Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
20
5. ASUHAN KEHAMILAN
Evidence Based Tentang Tradisi Masa Kehamilan :
21
1. Seorang dukun yang ketika ada masyarakat hamil periksa dan ketika diperiksa
diprediksi oleh si dukun letak janinnya sungsang. Kemudian si dukun
melakukan tindakan pemutaran janin dengan manual. Tindakan ini dilakukan
karena diyakini akan merubah posisi janin.
Fakta :Tindakan merubah posisi dengan memutar tidak efektif dilakukan dan
berpotensi besar terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan, karena hal ini
erat kaitannya dengan letak plasenta yang tidak diketahui dukun tersebut. Jika
nanti proses pemutarannya salah atau tidak sesuai dengan keadaan di intra uteri
maka akan mengakibatkan perdarahan, rupture plasenta, solutio plasenta.
Sehingga hal ini lebih membahayakan, karena bisa menyebabkan kematian ibu
dan janin.
2. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit, gerakan
ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis
(misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau
menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
3. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu
agar janin terhindar dari marabahaya.
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si
Ibu.
4. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut
sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis,
ibu hamil tidak dianjurkan kelaur malam terlalu lama, apalagi larut malam.
Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat
disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
22
5. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya
tak terlilit tali pusat.
Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher
dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi,
diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.
6. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga
batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
7. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar
siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam
tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil.
Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
8. Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu,
makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti
maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
9. Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam
kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang dapat
melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan lama akan
semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan. Yang pasti nanas
mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi sehingga baik untuk
kesehatan.
10. Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit
bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang perlu
diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut. Mungkin
memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di jalan lahir, sehingga
timbul bercak-bercak pada kulitnya.
23
11. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit
berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil,
melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan
matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
12. Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin
diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan
bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi
baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika
terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa
tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan selalu berdampak tak
baik.
13. Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari)
menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam usus
halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar mudah diserap
oleh usus.
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
BIODATA
Nama klien/Ibu : Ny. Linda Nama suami : Tn. Turahman
Penanggung jawab
Nama : Tn. Turahman Pekerjaan : Swasta
DATA SUBYEKTIF
B
ALASAN KUNJUNGAN :
1 Ibu mengatakan mengeluarkan darah dari jalan lahir sejak 4 jam yang lalu disertai dengan mules
yang hebat saat ini pasien mengataan sdang hamil anak ke 4 nya, usia kehamilan ke 6 minggu
Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 12 tahun, lamanya haid 5-6 hari, jumlah darah haid 2-3 x ganti duk, siklus haid 28 .hr
2
Teratur/Tidak teratur Konsistensi :Cair HPHT: 03-11-2022 Perkiraan Partus: 11-08-2023
Riwayat perkawinan :
4
Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
1. 20219 AB
2. 2020 AB
3. 2021 AB
4 INI
Lain-lain : ……………….………………………………….
Imunisasi :
TT Hepatitis
Lain-lain :
27
6 Riwayat penyakit/operasi yang lalu: (jenis penyakit, operasi, dimana dan kapan)
Tidak ada.........................
7 Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
Penyakit jiwa
Ket: Laki-laki
Perempuan
Komplikasi/masalah : ....-....
28
Makan : 3 kali/hari ;
Minum : 8 gelas/hari ;
(bila terdapat gangguan pada pola makan minum, hitung secara kuantitas/kualitas di lembar lain)
BAB : 1 kali/hari
Pola istirahat : tidur : ..8-9... jam/hari : Tidur terakhir jam :..21.00.... Wib
Tidak ada
12 Riwayat Psikososial
Alasan : …………………………..
Masalah psikososial :
13 Perilaku kesehatan :
DATA OBYEKTIF
1
PEMERIKSAAN FISIK
Cacat :
BB : 50 kg
Abdomen :
31
- TFU Balotement ,
- Lain-lain
- DJJ : Belum terdengar
2
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal :…………….
Ro : ………………………….
3 Hal-hal lain yang masih perlu dikaji, tetapi tidak tercantum pada format :
Lila 23cm
Diagnosa
Ano genital :
2. Pemeriksaan Penunjang :
Lain-lain :
Ro tidak dilakukan
3. Hal-hal lain yang masih perlu dikaji, tetapi tidak tercantum pada format :
Lila 20cm
( ) ( )
Dosen Pembimbing
( )
PERENCANAAN
TANGGAL / DIAGNOSA NAMA
PKL. DAN PERENCANAAN &
MASALAH PARAF
15-12-2022 Ibu G4P0A3 1) Lakukan Pemeriksaan Fisik
19.00 wib hamil 6 2) Beritahu ibu seluruh hasil pemeriksaan
minggu,
balotemen 3) Beritahu masalah yang ibu rasakan yaitu
dengan AB mual muntah pada awal kehamilan
Habitualis 4) Lakukan pemeriksaan Ginekologi
5) Lakukan Penangana
6) Anjurkan ibu untuk istriahat yang cukup
7) Anjurkan Ibu tirah Baring
8) Lakukan pendokumentasian
34
35
CATATAN PELAKSANAAN
NAMA
TANGGAL/ &
CATATAN PELAKSANAAN
JAM
PARAF
15-12-2022 1. Melakukan Pemeriksaan Fisik untuk
19.00 wib mengidentifikasi masalah yanag ada pada ibu secara
sistematik jika keadaan ibu buruk lakukan
resusitasi dan lakukan stabilisasi segera
2. Meberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu tidak baik baik saja
3. Memberitahu masalah yang ibu rasakan yaitu ibu
sedang berada pada perdarahan yang hebat di sertai
nyeri abdomen dikarenakan adannya keluarnya
janin dari Rahim ibu
4. Melakukan pemeriksaan Ginekologi yaitu
melakukan pemeriksaan laboratorium dan usg jika
diperlukan
5. Melakukan Penangana dengan kolaborasi dengan dokter
SPOG untuk terpai lanjutan yaitu simotomatis dengan
perbaikan KU ibu pemberian makan yang sempurna
larangan koitus terapi hormon progesteron vitamin,
hormon tiroid
6. Menganjurkan ibu untuk istriahat yang cukup yaitu 8
jam setiap hari malam 6 jam dan siang 2 jam
7. Mnjurkan Ibu tirah Baring sampai keadaaan ibu
membaik
8. Lakukan pendokumentasian
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada ibu hamil Ny “L” Desember 2022 di
puskesmas ARO didapatkan informasi bahwa nyonya “L” keadaan umumnya
sedang, tekanan darahnya 100/70 mmHg , RR = 24x/menit, suhu = 36,4 C dan
Nadi 84x/menit. Berdasarkan hasil anamnesa HPHT = 03 November 2022, dan
TP = 11 Agustus 2023, ibu mengaku hamil kurang lebih 6 minggu ibu hamil
anak ke 4, nafsu makan menurun kurang lebih 1 bulan, nyeri perut (+) , sakit
pinggang (+), keluar darah bergumpal dari kemaluan ibu.
Pada pemeriksaan fisik hasil inspeksi terlihat keluar flek dari vagina, dan
yang lainnya tidak ada kelainan, tidak teraba ballottement . diagnose Ny “L”
G4P0A3 Hamil 6 minggu dengan Abortus Habitualis.
Penatalaksanaan Abortus Habitualis pada buku kapita selekta jilid I, tahun 2005:
· Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis
atau ringer laktat (RL) dan selekas mungkin di transfuse darah.
· Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan
egometrin 0,2 mgintramuskular.
· Bila janin sudah keluar, tapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual
36
37
1. Tentukan besar uterus ( tafsiran usia kehamilan ), kenali dan atasi setiap
komplikasi ( perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)
2. hasil konsepsi yang terperangkap pada servik yang disertai perdarahan hingga
ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara xdigital/ cuman ovum. Setelah itu
evaluasi perdarahan:
3. Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400
mg/oral
4. Bila perdaranan terus berlangsung evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM
atau D&K ( pilihan tergantung dari usia kehamilan, pembukaan serviks dan
keberadaan bagian-bagian janin )
5. bila tak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksi (ampisilin 500
mg/oral atau doksisiklin 100 mg
6. bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metronidazon 500 mg setiap 8 jam
7. bila terjadi perdarahan hebat dan usia kehamilan dibawah 16 minggu, segera
lakukan evakuasi dengan AVM
8. bila pasien tampak anemik, beri sulfas ferosus 600 mg perhari selama 2
minggu ( anemia sedang ) atau tranfusi darah ( anemia berat ).
1. Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau
cedera intra-abdomen ( mual, muntah, nyeri punggungm, demam, perut
kembung, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri berlanjut
2. Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kautik, kayu atau benda-benda
lainnya dari region genetalia.
38
3. Berikan boster tetanus toksoi 0,5 mg bila tampak luka kotor pada dinding
vagina atau kanalis servisis dan pasien pernah diimunisasi
4. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, beri sirup anti tetanus (ATS)
1500 unit IMdiikuti dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4
minggu
5. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
secara berturut-turut. Sekitar 1-2% perempuan usia reproduksi mengalami
abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut-turut, dan sekitar 5%
mengalami abortus spontan 2 kali atau lebih.Penyebab dari abortus habitualis
pada sebagian besar kasus belum diketahui. Akan tetapi penting untuk
mengetahui penyebab yang mungkin mendasari untuk menentukan prognosis
dari kehamilan selanjutnya
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Suparmi, Diki Retno Yuliani, dan Ulfah Musdalifah. 2017. Buku Ajar Aplikasi
Asuhan Kebidanan Ter-Update. Jakarta : Trans Info Media
Sumiyati, Hesti Kurniasih, dan Fitria Zuhriyatun. 2017. Buku Saku Kebidaan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Trans Info Media