Anda di halaman 1dari 32

OBSTETRI SERTA KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN

DAN PERSALINAN UMUM YANG TERJADI

DOSEN PENGAMPU : Bd Nurul Aini Siagian SST,M.Keb

Contents of this template

OLEH :

AURA MUTIARA

AINA MALINDA

SRI DIEN SARI

CINDY APRILIA ANANDA

DEVI FEBRIANTI

FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
T.A 2022/2023 MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang

"Obstetri serta komplikasi pada kehamilan dan persalinan yang umum terjadi".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,

tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik

dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena

itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat

memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat

dan juga inspirasi untuk pembaca.

Medan, April 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................2

1.3 TUJUAN.........................................................................................................3

1.4 MANFAAT.....................................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4

PEMBAHASAN............................................................................................................4

2.1 OBSTETRI, KEHAMILAN & PERSALINAN.............................................4

2.1.1 PEMERIKSAAN OBSTETRI.................................................................5

2.2 KOMPLIKASI & FAKTOR – FAKTOR PENYEBABNYA......................11

2.2.1 ANEMIA...............................................................................................12

2.2.2 PREEKLAMPSIA.................................................................................13

2.2.3 DIABETES GETASIONAL..................................................................14

2.2.4 HIPEREMESIS GRAVIDARUM.........................................................15

ii
2.2.5 EEKLAMPSIA......................................................................................15

2.2.6 SOLUSIO PLASENTA.........................................................................17

2.2.7 PLASENTA PREVIA...........................................................................18

2.2.8 ABORTUS.............................................................................................18

BAB III........................................................................................................................24

KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................24

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................24

3.2 SARAN.........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut World Health Organization (WHO), pregnancy atau

kehamilan adalah proses sembilan bulan atau lebih, dimana seorang

perempuan membawa embrio dan janin yang sedang berkembang didalam

rahimnya. Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga

keberlangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang

wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi.

Obstetri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan

perawatan medis dan bedah sebelum, selama dan setelah seorang wanita

melahirkan. Fokus utamanya, yaitu pemeliharaan dan perawatan kesehatan

wanita secara keseluruhan selama proses bersalin. Perawatan terhadap ibu

hamil hingga memasuki masa nifas merupakan tanggung jawab terhadap 2

nyawa sekaligus.

Menurut FKM UI (1998:8), bahwa komplikasi obstetri yang meliputi

komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan determinan

dekat atau penyebab langsung dari kematian ibu yang meliputi perdarahan,

infeksi, eklampsia, partus macet (persalinan kasip), abortus dan ruptura uteri

(robekan rahim). Komplikasi persalinan merupakan keadaan penyimpangan

1
dari norma yang secara langsung menyebabkan ibu maupun bayi karena

gangguan akibat (langsung) dari persalinan (Irmayanti, 2009).

Menurut James MCarthy dan Maine mengemukakan adanya 3 faktor

yang berpengaruh terhadap kematian maternal (determinan dekat) yaitu

komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas (komplikasi obstetri).

Determinan langsung dipengaruhi oleh determinan antara yaitu status

kesehatan ibu, status reproduksi, akses kepelayanan kesehatan, perilaku

perawatan kesehatan/ penggunaan pelayan kesehatan dan faktor – faktor lain

yang tidak diketahui atau tidak terduga.

Komplikasi obstetri sendiri salah satunya dipengaruhi oleh status

reproduksi ibu yang terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu sering.

Banyak faktor lain yang menyebabkan komplikasi obstetric yaitu status gizi

ibu, kemudian ibu yang mempunyai penyakit kronis. Ibu dengan riwayat

komplikasi sebelumnya juga akan mengalami komplikasi obstetri. Tenaga

kesehatan juga berperan penting, karena ibu yang persalinannya tidak ditolong

oleh tenaga kesehatan juga berisiko mengalami komplikasi obstetri (Bobak,

2008).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :

“Apa itu Obstetri serta apa komplikasi yang umum terjadi pada masa

kehamilan dan masa persalinan?”

2
1.3 TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetauhi tentang obstetri

dan komplikasi apa saja yang umumnya terjadi beserta faktor faktor

penyebabnya.

1.4 MANFAAT

 Bagi penulis

Untuk menerapkan teori dan pemahaman penulis dari perkuliahan dan

dapat digunakan penulis lain sebagai refernsi atau masukan bagi

tulisan selanjutnya, serta untuk memenuhi persyaratan dosen dalam

mendapatkan nilai.

 Bagi pembaca

Dapat mengetahui hal hal mengenai obstetri dan komplikasinya,

terutama bagi tenaga kesehatan dan wanita, yang memerlukan

pengetahuan mengenai obstetri untuk mencegah komplikasi obstetri.

3
4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 OBSTETRI, KEHAMILAN & PERSALINAN

Obstetri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan

perawatan medis dan bedah sebelum, selama dan setelah seorang wanita

melahirkan. Fokus utamanya, yaitu pemeliharaan dan perawatan kesehatan

wanita secara keseluruhan selama proses bersalin. Pelayanan kesehatan ibu

selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil maupun bayi yang

dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap komplikasi yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil

yang dapat membahayakan nyawa ibu berserta bayinya. Banyak faktor yang

tentunya dapat mempengaruhi keadaan ibu hamil dan bayinya, salah satunya

adalah pelayanan atau perlakuan dari tenaga medis. Peran dokter dan bidan

memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh bagi seorang wanita yang

berkaitan dengan reproduksinya saat tidak hamil, memasuki masa hami,

bersalin dan masa nifas (Pebri W.P, DKK, 2020).

Tidak hanya pada masa kehamilan, pelayanan terhadap ibu hamil juga

dilakukan hingga persalinan bahkan masa nifas. Adapun pelayanan pada ibu

hamil sebagai berikut :

5
2.1.1 PEMERIKSAAN OBSTETRI

Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-

masing berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Untuk

pemeriksaan dasar obstetri, pada umumnya diperlukan pemeriksaan

antenatal, pemeriksaan fisik ibu hamil meliputi inpeksi, palpasi dan

auskultasi. Pemeriksaan antenatal hanya memfokuskan pada hal-hal

penting yang harus segera dikenali dan bagaimana kondisi-kondisi

tertentu berubah sebagai berikut :

 Antenatal

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan

merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan

mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga

keadaan mereka post partum sehat dan normal (Padila,

2014). Anamnesis dalam antenatal care ini berisi

pemeriksaan riwayat dari sang ibu hamil mulai dari

riwayat haid, riwayat persalinan, riwayat kondisi

kehamilan, hingga riwayat penyakit dari ibu beserta

keluarga.

 Pemeriksaan Umum

Selanjutnya adalah pemeriksaan umum seperti

berat badan, tinggi badan, tanda vital seperti (tekanan

6
darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh) dan kondisi umum

lainnya.

 Pemeriksaan Khusus (palpasi)

Pada pemeriksaan khusus ini terdapat

pemeriksaan palpasi leopold, Pemeriksaan palpasi

Leopold merupakan suatu teknik pemeriksaan pada ibu

hamil dengan cara perabaan pada perut ibu berdasarkan

teori yang telah dikembangkan oleh Leopold. Dengan

tujuan untuk menentukan posisi dan letak janin pada

uterus, dan juga dapat mengetahui usia kehamilan.

Menurut Manual Clinical skill Lab pemeriksaan

obstetric leopold memiliki 4 tahapan sebagai berikut :

a. Leopold I

untuk menentukan usia kehamilan dan

bagian janin apa yang ada dibagian atas

perut ibu.

 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada

puncak fundus uteri untuk menentukan

tinggi fundus. Perhatikan agar jari

tersebut tidak mendorong uterus ke

bawah (jika diperlukan, fiksasi uterus

bawah dengan meletakkan ibu jari dan

7
telunjuk tangan kanan dibagian lateral

depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas

simfisis).

 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari

yang memfiksasi uterus bawah)

kemudian atur posisi pemeriksa

sehingga menghadap ke bagian kepala

ibu.

 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan

kanan pada fundus uteri dan rasakan

bagian bayi yang ada pada bagian

tersebut dengan jalan menekan secara

lembut dan menggeser telapak tangan

kiri dan kanan secara bergantian

b. Leopold 2

Menentukan bagian janin yang berada

pada kedua sisi uterus.

 Letakkan telapak tangan kiri pada

dinding perut lateral kanan dan telapak 6

tangan kanan pada dinding perut lateral

kiri ibu secara sejajar dan pada

ketinggian yang sama.

8
 Mulai dari bagian atas, tekan secara

bergantian atau bersamaan (simultan)

telapak tangan kiri dan kanan, kemudian

geser ke arah bawah dan rasakan adanya

bagian yang rata dan memanjang

(punggung) atau bagian-bagian kecil

(eksteremitas).

c. Leopold 3

Menentukan bagian janin yang ada

diperut bawah ibu (apakah itu kepala

atau bokong)

 Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan

dan menghadap ke bagian kepala ibu.

 Letakkan ujung telapak tangan kiri

pada dinding lateral kiri bawah, telapak

tangan kanan pada dinding lateral kanan

bawah perut ibu.

 Tekan secara lembut dan

bersamaan/bergantian untuk menentukan

bagian terbawah bayi (bagian keras,

bulat dan hampir homogen, adalah

9
kepala sedangkan tonjolan yang lunak

dan kurang simetris, adalah bokong).

d. Leopold 4

Mengkonfirmasi ulang posisi janin dan

seberapa jauh bagian bawah janin

memasuki pintu panggul atas.

 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan

kanan pada lateral kiri dan kanan uterus

bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan

kanan berada pada tepi atas simfisis. 7

 Temukan kedua ibu jari kiri dan

kanan, kemudian rapatkan semua jari-

jari tangan yang meraba dinding bawah

uterus.

 Setelah itu, pindahkan ibu jari dan

telunjuk tangan kiri pada bagian

terbawah bayi (bila presentasi kepala,

upayakan memegang bagian kepala di

dekat leher dan bila presentasi bokong,

upayakan untuk memegang pinggang

bayi).

10
 Fiksasikan bagian tersebut ke arah

pintu atas panggul kemudian letakkan

jari-jari tangan kanan di antara tangan

kiri dan simfisis untuk menilai seberapa

jauh bagian terbawah telah memasuki

pintu atas panggul.

 Pemeriksaan Auskultasi

adalah mendengarkan suara jantung, paru-paru,

arteri, dan perut (perut). Penyedia layanan kesehatan

biasanya akan menggunakan stetoskop untuk

mendengarkan suara tubuh ibu hamil. Mereka akan

menempatkan stetoskop langsung ke dada, punggung,

dan perut Anda. Mereka akan mendengarkan berbagai

suara, kualitas, volume, pengaturan waktu, dan lainnya.

Auskultasi adalah cara yang aman dan mudah untuk

mendiagnosis kondisi medis potensial. Ini tidak invasif

dan salah satu teknik tertua yang digunakan penyedia

layanan kesehatan saat ini.

 Penjelasan Hasil Pemeriksaan

Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang

meliputi :

a. Usia kehamilan

11
b. Letak janin, (memanjang, melintang, oblik )

c. Posisi janin, ( punggung kiri/kanan, superior /

inferior)

 Rencana Asuhan Antenatal

Rencana ini adalah upaya preventif program

pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran

maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan

pemantauan rutin setiap bulan. Setelah penjelasan

tentang temuan yang didapat dari hasil pemeriksaan,

biasanya pada tahap ini dilakukan konsultasi seperti

waktu pertemuan pemeriksaan sebelumnya atau saran

saran bagi sang ibu yang berpengaruh pada

kehamilannya.

 Pemeriksaan Genitalia

Pemeriksaan genitalia dimulai dari inspeksi.

memperhatikan adanya cairan yang keluar pervaginam

jika terdapat cairan, cek karakteristik cairan seperti

warna, jumlah dan bau. Pemeriksaan dalam dilakukan

untuk memeriksa pelunakan serviks, adanya dilatasi

(pembukaan) atau effacement (penipisan)

12
2.2 KOMPLIKASI & FAKTOR – FAKTOR PENYEBABNYA

Komplikasi kehamilan merupakan penyebab langsung

kematian maternal. Komplikasi kehamilan yang sering terjadi yaitu

perdarahan, preeklamsia atau eklamsia, dan infeksi. Perdarahan pada

kehamilan muda merupakan salah satu komplikasi terbanyak pada

kehamilan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada

kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,

misscarriage, dan earlypregnancyloss. Untuk menghindari adanya

komplikasi pada kehamilan maka diperlukan deteksi dini tanda bahaya

kehamilan. Dengan adanya deteksi dini komplikasi kehamilan maka

pencegahan terjadinya kematian maternal dapat ditingkatkan.

Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada fase abortus yang

tidak aman (unsafe abortion) walaupun kadang-kadang dijumpai juga

pada abortus spontan. Komplikasi dapat berupa perdarahan, kegagalan

ginjal, infeksi, syok akibat perdarahan dan infeksi sepsis.

Berikut beberapa komplikasi kehamilan yang umum terjadi :

2.2.1 ANEMIA

Salah satu komplikasi yang paling sering dialami oleh ibu

hamil adalah anemia. Anemia merupakan kondisi di mana jumlah sel

darah merah lebih rendah daripada kadar pada normalnya. Anemia

terjadi karena kurangnya asupan zat besi atau folat pada tubuh ibu

13
hamil. Zat besi dan asam folat diperlukan untuk membentuk

hemoglobin yang berperan menyuplai oksigen untuk seluruh tubuh

Justru yang terjadi adalah defisiensi besi. Selain itu, terdapat

penyebab lain adalah perubahan hormon, genetik, gangguan pada

sistem tubuh, penyakit ginjal, dan lainnya. Ibu hamil yang mengalami

komplikasi anemia dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau berat

badan bayi di bawah rata-rata. Gejala anemia ditandai dengan pusing,

lelah, sulit konsentrasi, hingga sesak napas. Untuk meminimalisir

komplikasi ini, bisa diatasi dengan mengonsumsi makanan yang

mengandung tinggi zat besi dan folat untuk meningkatkan produksi

jumlah sel darah merah.

2.2.2 PREEKLAMPSIA

Selain anemia, preeklamsia menjadi salah satu kondisi

komplikasi yang sering dialami oleh ibu hamil. Preeklamsia adalah

kondisi meningkatnya tekanan darah dan kelebihan protein pada urine

yang biasanya terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Belum diketahui penyebab pasti kondisi ini, namun diduga adanya

kelainan pada perkembangan dan fungsi plasenta. Terdapat beberapa

faktor risiko yang dapat memicu preeklamsia, seperti:

 Obesitas atau berat badan berlebihan.

14
 Memiliki riwayat diabetes, penyakit ginjal, hipertensi, atau

penyakit autoimun.

 Memiliki riwayat preeklamsia.

 Kehamilan anak pertama.

 Mengandung bayi kembar.

Preeklamsia Eklamsia bisa menimbulkan gejala berupa sakit

kepala berlebihan, mual, muntah, mengalami gangguan penglihatan,

nyeri pada bagian perut atas, hingga sesak napas. Bila tidak segera

ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi yang bahaya bagi

ibu dan janin. Pada kasus terparah, komplikasi ini bisa mengancam

nyawa keduanya.

2.2.3 DIABETES GETASIONAL

Pada dasarnya kehamilan berlangsung dalam kondisi normal.

Namun, bagi beberapa wanita hamil bisa mengalami komplikasi atau

masalah kesehatan yang cukup serius.

Komplikasi diabetes gestasional bisa membuat bayi lebih

besar, biasanya memiliki berat lebih dari 4 kilogram (makrosomia).

Bayi dalam kandungan menyimpan kelebihan gula yang diterimanya

dari aliran darah ibu sebagai lemak sehingga bayi dalam kandungan

bisa tumbuh lebih besar. Namun jika terlampau besar, Anda berisiko

mengalami persalinan induksi atau kelahiran dengan operasi caesar.

15
Kondisi makrosomia dapat menyebabkan masalah saat

kelahiran seperti distsosia bahu. Kondisi ini terjadi saat bayi yang

keluar melalui vagina pundaknya tersangkut pada tulang pubis (tulang

yang menyokong tubuh bawah Anda dan disebut juga tulang pinggul).

Distosia bahu bisa membahayakan karena bayi Anda tidak bisa

bernapas saat ia tersangkut. Ini diperkirakan dapat memengaruhi 1 dari

200 kelahiran akibat dari komplikasi diabetes gestasional.

2.2.4 HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang

ditandai dengan muntah-muntah parah. Komplikasi ini mirip dengan

morning sickness. Bedanya, morning sickness hanya dialami pada

awal-awal kehamilan hingga trimester pertama, sementara hiperemesis

gravidarum terjadi pada akhir trimester pertama dan memuncak pada

usia kehamilan 20 minggu bahkan berlanjut terus selama kehamilan.

Gejala hiperemesis gravidarum ini ditandai dengan mual yang

tidak kunjung hilang, sering muntah dalam sehari, nafsu makan

terganggu, berat badan turun, dehidrasi, dan pingsan. Belum diketahui

pasti mengenai penyebab komplikasi ini namun diduga faktor

risikonya diduga karena kadar hormon pada saat kehamilan.

16
2.2.5 EEKLAMPSIA

Eklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan

tekanan darah tinggi dan kejang yang dialami ibu hamil pada saat

sebelum, selama, atau pasca persalinan. Eklampsia bisa menyebabkan

ibu hamil mengalami kejang, perasaan gelisah berat, hingga hilang

kesadaran.

Meski jarang terjadi, komplikasi ini bisa dialami wanita pada

usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Bagi ibu hamil yang mengalami

eklampsia maka harus segera mendapat penanganan yang tepat. Jika

tidak maka dapat membahayakan bagi ibu dan janin.

Gambar 2.1 Internasional E-journal Obstetrics pregnancy

(Sumber : bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com ) 17
Berdasarkan jurnal Benefits and barriers of home blood

pressure monitoring in pregnancy : perspectives of obstetric doctors

from a Ghanaian tertiary hospital (Namratha atluri, Dkk, 2023). yang

menghasilkan Kesimpulan yaitu “Dokter kebidanan di Ghana sangat

mendukung pelaksanaan pemantauan tekanan darah di rumah,akan

menggunakan nilai-nilai untuk menginformasikan manajemen klinis

mereka, dan percaya itu akan meningkatkan hasil pasien. Mengatasi

hambatan yang paling signifikan, antara lain biaya alat tensi darah,

kurangnya sistem komunikasi untuk menyampaikannya nilai

abnormal, dan kebutuhan untuk pendidikan pasien, sangat penting

untuk keberhasilan implementasi. “

Dimana hal ini berarti peran tenaga medis yang tidak hanya

membantu di ruangan rumah sakit namun jika bias mengedukasi para

ibu hamil, itu akan mencegah terjadinya komplikasi, salah satunya

karena hipertensi ini.

2.2.6 SOLUSIO PLASENTA

Solusio plasenta adalah komplikasi kehamilan di mana

sebagian atau seluruh plasenta lepas dari rahim sebelum bayi lahir.

Jika kondisi ini terjadi maka dapat menyebabkan asupan oksigen dan

nutrisi terhambat. Belum diketahui pasti mengenai penyebabnya

namun faktor yang diduga dapat memicu komplikasi ini adalah trauma

fisik dan tekanan darah tinggi.

18
Gejala solusio plasenta ditandai dengan sakit perut, pendarahan

pada vagina, hingga kontraksi. Jika plasenta terlepas sebagian atau

seluruhnya maka diperlukan persalinan dini.

2.2.7 PLASENTA PREVIA

Adalah komplikasi yang terjadi ketika setengah atau sebagian

plasenta menutupi jalan lahir karena posisinya berada di bawah rahim.

Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester awal kehamilan.

Hingga kini belum diketahui penyebab pastinya namun

terdapat beberapa faktor risiko yang bisa memicu seperti rahim

abnormal dan kehamilan anak kembar. Kondisi ini ditandai dengan

pendarahan pada vagina. Jika pendarahan ringan maka Anda

disarankan untuk istirahat total. Namun, jika pendarahan yang terjadi

cukup berat maka prosedur operasi caesar akan diperlukan.

2.2.8 ABORTUS

Abortus didefinisikan sebagai keluarnya janin yang disertai

perdarahan dari dalam uterus, sebelum mencapai keadaan viabilitas.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan bahwa janin

dikatakan viabel jika masa gestasi (kehamilan)nya telah mencapai

minimal 500 gram. Kebanyakan abortus yang terjadi secara alamiah

19
atau diinduksi, biasanya terjadi antara minggu ke-6 dan ke- 10 pada

masa kehamilan. (Henrik,2006).

Menurut terjadinya abortus dibagi menjadi:

1) Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi

medis maupun mekanis biasa disebut dengan keguguran.

2) Abortus buatan, abortus provocatus (disengaja, digugurkan),

a) Abortus buatan menurut kaidah ilmu (abortus

provocatus artificialis atau abortus therapeuticus).

Indikasi abortus untuk kepentingan ibu, misalnya :

penyakit jantung, hipertensi esensial, dan karsinoma

serviks. Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang

terdiri dari dokter ahli kebidanan, penyakit dalam dan

psikiatri atau psikolog.

b) Abortus buatan kriminal (abortus provocatus

criminalis) adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan

medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang

dan dilarang oleh hukum atau dilakukan oleh yang

tidak berwenang. Kemungkinan adanya abortus

provokatus kriminalis harus di pertimbangkan bila

ditemukan abortus febrilis. Aspek hukum dari tindakan

20
abortus buatan harus diperhatikan. (Sastrawinata,

Martaadisoebrata & Firman, 2004).

Abortus memiliki resiko yang harus dihadapi jika janin dan

ibunya tidak mendapatkan pelayanan dengan baik. Terutama abortus

buatan kriminal atau biasa kita sebut dengan aborsi, memiliki resiko

yang cukup besar bagi sang ibu. Terlebih lagi karena hal ini termasuk

perbuatan illegal maka para pelaku aborsi selalu melakukan perbuatan

ini sembunyi sembunyi dan ditangani oleh orang yang belum tentu

mempelajari ilmu tersebut dengan benar.

Gambar 2. 2 Internasional e-journal abortus Infection

(Sumber : www.mdpi.com)

21
Dalam jurnal diatas menyebutkan “yang terinfeksi abortus

melepaskan mediator terlarut yang mampu menurunkan diferensiasi

dan aktivitas osteoblas.” Yang dimana hal ini berarti bahwa abortus

dapat menyebabkan infeksi yang berdampak buruk bagi sang ibu.

Komplikasi diatas tentunya tidak terjadi dengan sendirinya,

terdapat faktor faktor yang menyebabkan komplikasi. Menurut Raisah

Amalia (2016) faktor-faktor komplikasi sebagai betrikut :

 Umur ibu bersalin

Usia reproduksi kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35

tahun memiliki resiko terutama dalam proses

persalinan, sehingga ibu memerlukan pencegahan

kehamilan yang mantap untuk mencegah komplikasi.

Namun demikian tidak menutup kemungkinan bagi ibu

umur 20-35 tahun (reproduksi sehat) untuk mendapat

komplikasi kehamilan maupun persalinan, hal ini dapat

dikarenakan penyakit yang terjadi pada ibu (Manuaba,

2010).

 Paritas

Yaitu riwayat melahirkan, terlepas dari hidup atau mati

bayi yang dilahirkannya. Seseorang dengan paritas

lebih tinggi akan lebih besar mengalami komplikasi hal

ini dikarenakan keadaan uterus ibu yang telah beberapa

22
kali hamil akan berbeda baik dari kekuatan uterus,

keelastisan otot uterus maupun pada kondisi tubuh

secara keseluruhan.

 Penyakit penyerta

Merupakan penyakit yang dialami ibu sebelum masa

kehamilan dan berdampak pada kehamilan.

 Jarak kelahiran

Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan

ibu punya waktu singkat dalam pemulihan kondisinya.

Jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia karena

cadangan zat besi yang belum pulih akhirnya terkuras

untuk keperluan janin yang dikandung.

 Riwayat komplikasi obstetri

Riwayat komplikasi obstetrik meliputi jejas atau bekas

luka dalam pada alat-alat kandungan, ataupun jalan

lahir yang ditimbulkan oleh persalinan terdahulu akan

memberikan akibat buruk pada kehamilan sekarang.

Pernah 9 mengalami abortus (sengaja atau tidak,

dengan atau tanpa tindakan kerokan/kuretase), terlebih

lagi bila mengalami abortus ulangan, makin besar

kemungkinan terjadi pada kehamilan berikut dan

kemungkinan perdarahan. Ataupun Pernah mengalami

23
persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi forcep

ataupun vakum, seksio sesar, pengeluaran plasenta

dengan tangan (manual plasenta) (Prawirohardjo,

2008).

 Pelayanan obstetri yang diterima

Pemeriksaan obstetri oleh tenaga kesehatan sangat

penting, Tenaga kesehatan juga berperan penting,

karena ibu yang persalinannya tidak ditolong oleh

tenaga kesehatan juga berisiko mengalami komplikasi

obstetri (Bobak, 2008).

24
25
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

1. Dapat disimpulkan bahwa obstetri merupakan ilmu kesehatan

yang fokus pada kehamilan dan persalinan. Obstetri ini

dibutuhkan untuk mengurangi ataupun mencegah resiko

terjadinya komplikasi pada kehamilan dan persalinan.

2. Komplikasi disebabkan oleh beberapa faktor yang

mempengaruhi ibu dan janin. Mulai dari penyakit penyerta,

riwayat kesehatan sang ibu, hingga pemeriksaan obstertri juga

menjadi faktor komplikasi.

3. Peran tenaga kesehatan termasuk salah satu faktor penting

sebagai tenaga ahli yang membantu pemeriksaan obstetri mulai

dari kehamilan hingga persalinan.

3.2 SARAN

1. Bagi pembaca

Makalah ini dapat sebagai pedoman untuk menambah ilmu dan

wawasan tentang kesehatan kehamilan dan penjelasan

komplikasinya.

26
2. Bagi institusi

Bagi Institusi Jurusan Kebidanan, Karya Tulis Ilmiah ini

diharapkan agar dapat menambah kepustakaan di perpustakaan

dan wawasan mengenai obstetri.

3. Bagi penulis lain

Makalah ini dapat dijadikan tambahan wawasan ataupun

referensi tulisan mengenai obstetri dan komplikasinya dengan

judul lain yang serupa tetapi dengan variabel yang berbeda.

27
DAFTAR PUSTAKA

Rosa Nicole.F, DKK. 2023. B. abortus Infection Promotes an Imbalance in the

Adipocyte–Osteoblast Crosstalk Favoring Bone Resorption Int. J. Mol. Sci.

2023, 24(6), 5617; https://www.mdpi.com/1422-0067/24/6/5617

Atluri, N., Beyuo, T.K., Oppong, S.A. et al. Benefits and barriers of home blood

pressure monitoring in pregnancy: perspectives of obstetric doctors from a

Ghanaian tertiary hospital. BMC Pregnancy Childbirth 23, 42 (2023).

https://doi.org/10.1186/s12884-023-05363-5

Manuaba, 2008. Gawat Darurat Hamil Muda. Obstetri-Darurat Obstetri-Ginekologi &

Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. EGC. Jakarta

Dewi Setiawati, 2013. Buku Saku Dasar-Dasar Obstetri untuk mahasiswa

Keperawatan & kebidanan. Makassar.

Raisah A.R, 2016. Analisis Faktor Penyebab Komplikasi Obstetric Pada Ibu Bersalin

Di Rumah Sakit Umum Pku Muhammadiyah Bantul Tahun 2015. Yogyakarta.

Maisuri, DKK. 2019. Manual clinical skill lab pemeriksaan obstetri. Universitas

Hasannuddin. Makassar.

28

Anda mungkin juga menyukai