Anda di halaman 1dari 15

ABORSI

diajukan untuk memenuhi tugas mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Reproduksi

Yang di Ampu oleh Dosen Yanti Srinayanti, S.Kep., Ners., M.Kep

oleh:

Annisa Awalia Ramadhani 2103277058

Rayhan Satria Pratama 2103277090

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

TAHUN 2022 / 2023

Jl. K.H Ahmad Dahlan No. 20 Ciamis


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya dan rahmat-Nya
kepada kita semua yang saat ini selalu dalam lindungan-Nya. Sholawat serta salam kehadirat
jungjungan alam nabi besar Muhammad SAW, yang selalu diharapkan syafaatnya di yaumul
akhir.

Kami menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan- kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kmai. Oleh karena itu, semua
kritik dan saran pembaca akan kami terima dengan senang hati demi plerbaikan makalah ini.

Makalah Karya Ilmiah yang berjudul “Aborsi” dapat kami selesaikan berkat adanya
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sepantasnyalah pada kesempatan
ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama dosen
Keperawatan Kesehatan Reproduksi yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan penulisan makalah karya ilmiah, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada
manfaatnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

2.1 Rumusan Masalah............................................................................................................2

3.1 Tujuan.................................................................................................................................2

4.1 Manfaat...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Pengertian Aborsi.............................................................................................................3

2.2 Penyebab Terjadinya Aborsi..........................................................................................4

2.3 Faktor Resiko Aborsi.......................................................................................................4

2.4 Cara Pencegahan...............................................................................................................5

2.5 Aborsi Menurut Islam......................................................................................................6

2.6 Aborsi Menurut Hukum di Indonesia..........................................................................7

2.7 Masalah, Penatalaksanaan dan Diagnosa Keperawatan..........................................9

2.8 Data Statistik Aborsi Di Indonesia..............................................................................10

BAB III KESIMPULAN........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah Aborsi disebut juga dengan istilah Abortus Provocatus. Abortus
Provocatus adalah pengguguran kandungan yang disengaja, terjadi karena adanya
perbuatan manusia yang berusaha menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan,
meliputi abortus provocatus medicinalis dan abortus provocatus criminalis. Abortus
provocatus medicinalis adalah pengguguran kandunganyang dilakukan berdasarkan
pertimbangan medis yang dilakukan oleh dokter karena adanya kelainan pada kandungan
dan juga legal dimata hukum, sedangkan abortus provocatus criminalis adalah
pengguguran kandungan yang dilakukan dengan sengaja karena kehamilan tidak
diinginkan (KTD) dan melanggar ketentuan hukum yang berlaku (Ilegal).

Secara etimologis, kata aborsi berasal dari bahasa Inggris yaitu abortion (medical
operation to abort a child), sedangkan dalam bahasa Latin disebut abortus yang berarti
gugurnya kandungan. Serta dalam bahasa Arab, aborsi dikenal dengan istilah imlas atau
al-ijhadl. Secara terminologi, aborsi dapat di artikan pengeluaran (secara paksa) janin
dalam kandungan sebelum mampu hidup di luar kandungan. Hal ini merupakan bentuk
pembunuhan karena janin tidak diberi kesempatan untuk tumbuh di dalam kandungan.

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)


memperkirakan angka aborsi ilegal di Indonesia mecapai 22 kasus per 1.000 perempuan
usia subur atau usia reproduksi (15- 49 tahun). Di perkirakan 1,7 juta kejadian aborsi
terjadi di pulau jawa pada tahun 2018. Data tersebut sesuai dengan angka 43 kejadian
aborsi per 1.000 perempuan usia 15-49 tahun.

Ketentuan terkait Abortus Provocatus di Indonesia diatur dalam perundang-


undangan yaitu Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) khususnya dalam pasal
346, pasal 347, pasal 348 serta pasal 349. KUHP menegaskan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh pihak-pihak terkait aborsi dapat dikenakan sanki pidana. Jika KUHP
melanggar aborsi tanpa terkecuali, maka Undang- Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan memberikan pengecualian dalam pasal 75, pasal 76, pasal 77.

Berbeda dengan KUHP yang tidak memberikan ruang terhadap aborsi, Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada dasarnya melarang aborsi namun

1
terdapat pengecualian dengan syarat tertentu yaitu adanya indikasi kedaruratan medis dan
kehamilan akibat pemerkosaan.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan aborsi?
2. Apa saja penyebab terjadi aborsi?
3. Bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi aborsi?
4. Apa saja faktor resiko aborsi?
5. Bagaimana aborsi menurut islam?
6. Bagaimana dasar hukum di Indonesia terkait aborsi?
7. Bagaimana masalah, penatalaksanaan dan diagnosa keperawatan ?
8. Bagaimana data statistik aborsi di Indonesia

3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari aborsi
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya aborsi
3. Untuk mengetahui cara pencegahan agar tidak terjadi aborsi
4. Untuk mengetahui faktor resiko aborsi
5. Untuk mengetahui aborsi menurut islam, dalil dan hadits
6. Untuk mengetahui dasar hukum yang ada di Indonesia terkait dengan aborsi
7. Untuk mengetahui masalaah, penatalaksanaan dan diagnosa keperawatan
8. Untuk mengetahui data statistik di Indonesia

4.1 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan mengenai aborsi di
Indonesia dan keperawatan agar tidak adanya aborsi secara ilegal dan hukum
pidana berkaitan dengan aborsi
2. Manfaat praktis
a) Bagi pemerintah bermanfaat untuk memberikan masukan dalam membenahi
peraturan perundang- undangan yang berlaku saat ini terkait aborsi
b) Bagi masyarakat untuk menambah wawasan yang lebih banyak terkait aborsi,
faktor resiko dan juga pencegahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aborsi


Aborsi atau Abortus Provocatus berasal dari bahasa latin yang berarti keguguran
karena kesengajaan. Abortus Provocatus merupakan satu dari berbagai macam jenis
abortus. Aborsi merupakan tindakan mengeluarkan janin dari kandungan dengan
disengaja. Menurut WHO (Organisasi kesehatan dunia), Aborsi merupakan penghentian
kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan sebelum usia kehamilan 20
minggu. Secara medis, aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum
kandungan mencapau usia 20 minggu atau berat bayi 500 gr, yaitu sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan secara mandiri. Adapun beberapa Pengertian Aborsi menurut
para ahli, sebagai berikut :

1. Menurut Eastman
Aborsi adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan diimana fetus belum
sanggup berdiri sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus
itu beratnya 400-1000 gr atau kehamilan kurang dari 28 minggu.
2. Menurut Holmer
Aborsi adalah terputusnya kehamilan sebelumm minggu ke-16 dimana
plasentasi belum selesai.

Aborsi Abortus provocatus atau aborsi buatan (disengaja) dibagi menjadi dua
yaitu:

1. Abortus provocatus
a) Abortus provocatus medicalis atau Aborsi Artificialis Therapicus
Adalah penghentian atau pengakhiran kehamilan yang disengaja
karena alasan medis. Tindakan ini bisa dibenarkan secara hukum,
dipertimbangkan atau dipertanggungjawabkan. Tindakan ini hanya
dibenarkan apabila ada alasan medis tertentu yang apabila kehamilan
itu dipertahankan, maka akan mengancam keselamatan ibu dan janin.
b) Abortus provocatus criminalis
Adalah penghentian atau pengakhiran kehamilan yang disengaja dan
melanggar kode etik kedokteran, artinya perbuatan ini melanggar

3
hukum dan bisa dikenakan sanksi. Contoh pada kasus kehamilan diluar
nikah yang dilakukan oleh remaja, pekerja seksual yang hamil dan
ingin menggugurkan kandungannya dan semua kasus yang ingin
mengakhiri kehamilan tanpa ada indikasi medis.

2.2 Penyebab Terjadinya Aborsi


Pada umumnya, perempuan yang melakukan aborsi ini karena terdapat beberapa
faktor, antara lain :

1. Faktor ekonomi atau faktor individual. Faktor ekonomi akan timbul dikarenakan
khawatir dengan mengalami kemiskinan sehingga tidak ingin mempun yai banyak
anak. Sementara itu, faktor individual timbul karena ingin menjaga kelangsingan
bentuk tubuh.
2. Faktor kecantikan. Faktor ini timbul apabila ada kekhawatiran bahwa janin yang
ada dalam kandungan akan lahir dalam keadaan cacat akibat dari radiasi, obat-
obatan ataupun keracunan.
3. Faktor moral. Faktor ini muncul dikarenakan wanita yang hamil tidak sanggup
lagi menerima sanksi sosial dari masyarakat akibat kehamilan di luar nikah
4. Faktor lingkungan. Faktor ini muncul karena adanya pihak yang menyediakan
fasilitas aborsi, seperti dokter, bidan, dukun pijat ataupun klinik pengobatan
alternatif.
5. Ingin menutupi aib dirinya
6. Kehamilan akibat dari pemerkosaan atau kehamilan tidak diharapkan (KTD) ,
tentu saja kehadiran anak yang dalam keadaan demikian sangat tidak diharapkan
walaupun anak tersebut tidak berdosa

2.3 Faktor Resiko Aborsi


Adapun Resiko yang dihadapi dalam masalah kesehatan terhadap perempuan yang
melakukan aborsi, antara lain :

1. Resiko kesehatan dan keselamtan secara fisik


Menurut Brian Clowes menjelaskan dalam bukunya Facts of Life bahwa
beberapa resiko yang akan dihadapi oleh perempuan yang melakukan aborsi,
yaitu:
a) Kematian mendadak yang dikarenakan pendarahan hebat
b) Kematian mendadak yang dikarenakan pembiusan yang gagal

4
c) Kematian secara lambat akibat adanya infeksi yang serius disekitar
kandungan
d) Rahim sobek (Uterine Perporation)
e) Kerusakan pada leher rahim (Cervical Laceration) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya
f) Kanker pada payudara karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada perempuan
g) Kanker indung telur (ovarium cancer)
h) Kanker hati (liver cancer)
i) Kelainan pada plasenta ( plasenta previa) yang akan menyebabkan
kecacatan pada anak berikutnya dan pendarahan yang hebat pada saat
kehamilan berikutnya
j) Terjadinya mandul (ectopic pragnancy)
k) Infeksi rongga panggul (pelvic inflammatory disease)
l) Infeksi pada lapisan dinding rahim (endometriotis)
2. Resiko gangguan psikologis
Resiko aborsi tidak hanya terjadi pada aspek fisik akan tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seseorang perempuan yang
akan dialami. Gejala ini dalam dunia psikologi disebut Post Abortion Syndrom
(Sindrom setelah terjadinya aborsi), seperti :
a) Kehilangan harga diri
b) Berteriak histeris
c) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
d) Percobaan bunuh diri
e) Mulai mencoba menggunkan obat-obatan terlarang (narkoba)
f) Tidak bisa menikmati dan merasakan hubungan seksual lagi

2.4 Cara Pencegahan


Pencegahan agar perempuan tidak melakukan aborsi dengan melalui pendekatan
psikologi komunikasi menueut Fisher :

1. Penerimaan stimuli secara inderawi, yaitu melalui pendidikan moral (etika dan
agama), pendidikan tentang bahaya aborsi, pendidikan seks pra nikah dan
kesehatan alat reproduksi

5
2. Proses yang mengantarai stimulus dan respon yaitu proses berjalannya pikiran dan
perasaan untuk tidak bertindak aborsi.
3. rediksi respon yaitu dengan menanggap secara positif terhadap pendidikan yang
diberikan.
4. Peneguhan responds yaitu adanya feed back untuk meresponds stimulus yang
diberikannya.

Dengan diberikannya stimulus berupa pendidikan moral, agama, bahayanya tentang


aborsi, dan pendidikan seks pranikah ditanggapi dengan komunikasi yang efektif
secara penggunaan psikologi komunikasi yaitu menimbulkan pengertian, kesenangan,
mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan. Solusi ini adalah
solusi yang sifatnya normatif.

2.5 Aborsi Menurut Islam


Dalam bahasa Arab, aborsi disebut Isqat al-haml atau ijhad, yaitu pengguguran
kandungan janin dan rahim. Lafal ijhad memiliki sinonim isqat (menjatuhkan), ilqa
(membuang), tarah (melempar) dan imlas (menyingkirkan). Majma al-lughah
al-‘Arabiyah membedakan makna ijhad dengan keluarnya jnin sebelum bulan keempat,
sementara isqat adalah menggugurkan janin antara bulan keempat dan ketujuh. Namun
para ulama sering mempertukarkan dan bergantian menggunakan istilah isqat dengan
sinominnya.

Terdapat dalil dan hadist yang melarang aborsi, Sesuai dengan firman Allah
tentang aborsi terdapat pada surat al- Isra ayat 33 yang berbunyi :
ۗ
ْ‫س الَّتِ ْي َح َّر َم هّٰللا ُ اِاَّل بِ ْال َحقِّو‬
َ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” (QS Al-Isra: 33)

Serta hadist nabi tentang aborsi, yaitu

Di masa Nabi SAW, seseorang yang menggugurkan kandungan wanita lainnya


akan didenda membayar diyat atau denda. Ini sebagaimana hadis yang diceritakan Abu
Hurairah:

“Sesungguhnya ada dua wanita dari Bani Hudzail, salah satu dari keduanya melempar
lainnya sehingga gugur kandungannya. Maka Rasulullah memutuskan harus membayar
diyat sebesar seorang budak laki-laki atau budak wanita.” (HR Bukhari Muslim)

6
Sebagaimana penjelasan di atas, meski hukum aborsi adalah haram, namun tidak
semua aborsi dilarang dalam Islam. Dalam pembagiannya, aborsi yang disengaja terbagi
menjadi dua macam, yakni:

1) Aborasi yang disengaja


Aborsi yang disengaja (abortus Provocatus). Aborsi macam kedua ini
ada dua macam, yaitu:
• Aborsi Artificialis Therapicus, yaitu aborsi yang dilakukan oleh
dokter atas dasar indikasi medis sebelum lahir untuk menyelamatkan
jiwa ibu. Di kalangan ulama, ini disebut al-Isqath al-Dharury atau al-
Isqath al-‘ilaji yang berarti aborsi darurat atau aborsi pengobatan.
•Aborsi Provocatus Criminalis, yaitu pengguguran yang dilakukan
tanpa indikasi medis untuk meniadakan hubungan seks di luar
perkawinan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki
yang disebut al-Isqath al-Ikhtiyari atau berarti pengguguran yang
disengaja tanpa sebab yang penting.
Pada aborsi Artificialis Therapicus, biasanya pengguguran dilakukan
untuk menyelawatkan nyawa calon ibu. Ini diperbolehkan karena ibu
merupakan sendi keluarga dan telah mempunyai kewajiban baik terhadap
Allah SWT atau sesama makhluk.

2.6 Aborsi Menurut Hukum di Indonesia


Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyatakan aborsi merupakan
suatu tindak pidana. Hal ini dapat dilihat pada Pasal 346, 347 dan 348 KUHP bahwa:

Pasal 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau


menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.

Pasal 347

(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan


seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.

7
Pasal 348

(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan


seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun enam bulan.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Jika KUHP melarang aborsi tanpa pengecualian, maka Undang- undang Nomor
36 tahun 2009 tentang Kesehatan memberikan pengecualian sebagaimana diatur
dalam Pasal 75, Pasal 76 dan Pasal 77 sebagai berikut :

Pasal 75

(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan

a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,


baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis


bagi korban perkosaan.

(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan
konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 76

Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:

a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama


haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
8
b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan
yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;

c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;

d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan

e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh


Menteri.

Pasal 77

Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman,
dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan
ketentuan peraturan perundang-undangan

2.7 Masalah, Penatalaksanaan dan Diagnosa Keperawatan


1. Masalah Keperawatan
Seorang remaja yang berumur 18 tahun yang baru lulus SMA telah melakukan
hubungan sex pranikah, akibatnya remaja tersebut hamil. Ketika usia
kandungannya mencapai 2 bulan dia mengatakan kepada pasangannya dan
meminta pasangannya untuk bertanggungjawab sebelum perutnya semakin besar.
Akan tetapi, pasangannya tidak mau bertanggung jawab atas perbuatnnya dan
memaksa untuk menggugurkan kandungannya. Remaja perempuan itu merasa
cemas dan bersedih. Bila tidak digugurkan dia juga takut mencoreng nama baik
keluarganya dan membuat malu orang tuanya jika masyarakat tahu akan
kehamilannya. Akhirnya dia memilih jalan untuk menggugurkan kandungannya di
sebuah klinik ilegal.
2. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada aborsi adalah dengan diberikan atau dilakukan :
 Menggunakan Jamu
 Menggunakan obat- obatan (Mifepristone dan Misoprostol)
 Dilakukan metode pijat
Pemberian jamu, obat-obatan dan metode pijat bertujuan agar janin yang ada di
dalam kandungan keluar. Biasanya dilakukan di klinik illegal dan dukun beranak

9
3. Diagnosa Keperawatan
 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dibuktikan dengan merasa
khawatir dan gelisah dengan akibat yang dihadapi.

2.8 Data Statistik Aborsi Di Indonesia


Aborsi yang dilakukan secara ilegal oleh perempuan di Jawa Barat mencapat 160
hingga 200 ribu kasus per tahun dan setiap tahun meningkat hinggal 2%. Angka ini
menunjukan 1 dari 9 perempuan di Jawa Barat melakukan abkrsi secara ilegal. Diduga
angka lebih banyak, sebab masalah aborsi ilegal masih seperi fenomena gunung es

10
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Aborsi merupakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu, aborsi dibagi menjadi dua yaitu aborsi
spontan dan abortus provocatus atau aborsi yang disengaja. Aborsi spontan merupakan
aborsi yang ilmiah tanpa ada bantuan orang lain. Sedangkan abortus provocatus terbagi
menjadi 2 antara lain abortus provocatus medicalis yaitu abrostus yang dilakukan dengan
indikasi medis serta dibenarkan secara hukum dan abortus provocatus criminalis adalah
aborsi yang dilakukan karena secara sengaja akibat kehamilan tidak diinginkan (KDT)
yang ilegal melanggar hukum dan bisa dikenakan sanki. Penyebab seseorang perempuan
melakukan aborsi adalah ingin menutupi aib, kehamilan hasil pemerkosaan dan
kehamikan tidak diinginkan (KTD) dan juga faktor ekonomis, individu, lingkungan dan
moral serta kecantikan. Melakukan aborsi dapat menimbulkan resiko antara nya resiko
kesehatan dan keselamatan fisik serta resiko gangguan psikologis. Aborsi menurut islam
diharamkan dan tidak diperbolehkan sesuai dengan QS Al-Isra ayat 33. Dan untuk dasar
hukum yang berlaku di indonesia terkait aborsi ada pada KUHP pasal 346, 347 dan 348
serta pada UU No. 36 tahun 2009 pasal 75, 76 dan 77.

11
DAFTAR PUSTAKA

Susilawati, Nida. (2015). Aborsi Dalam Tinjauan Hukum Islam. Jurnal Ilmiah Mizani, 25(2),
113-125. DOI : http://dx.doi.org/10.29300/mzn.v2i2.72
Wati, Rahma Alifah, dkk. (2014). Motif Pelaku Aborsi Di Kalangan Remaja Dan Solusinya
(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa di Universitas Trunojoyo Madura dengan
Pendekatan Psikologi Komunikasi). Personifikasi, 5(1), 74-91.
Suryani, Lilis. (2021). Faktor-Faktor Pendorong dan Praktik Aborsi di Indonesia. JSGA:
Journal Studi Gender dan Anak, 8(2), 25-44.
Purnama, Yati, dkk. (2019). Kronologis Kasus Dan Faktor Penyebab Aborsi, Pembunuhan
Dan Pembuangan/Penguburan Bayi. Syntax Idea, 1(7), 137-145.
Stikes Surabaya. Aborsi. Diakses pada 17 February 2023, dari
https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/12/aborsi/
Lisnawati, Lilis. (2022). Sudahkah Kebijakan Aborsi Di Indonesia Jamin Perlindungan Hak
Perempuan atas Tubuhnya?. Diakses pada 17 Februari 2023, dari
https://www.konde.co/2022/07/sudahkah-kebijakan-aborsi-di-indonesia-jamin-
perlindungan-hak-perempuan-atas-tubuhnya.html/
file:///C:/Users/V.I.V.O.B.O.O.K/Downloads/Bab%202%20(3).pdf
file:///C:/Users/V.I.V.O.B.O.O.K/Downloads/HK117682.pdf
file:///C:/Users/V.I.V.O.B.O.O.K/Downloads/BAB%20II%20(14).pdf
file:///C:/Users/V.I.V.O.B.O.O.K/Downloads/06%20Bab%20III.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai