ABORTUS INKOMPLIT
HALAMAN JUDUL
Oleh :
Pembimbing :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga laporan kasus yang berjudul “Abortus Inkomplit” ini dapat tersusun
hingga selesai. Laporan kasus ini telah ditulis dengan penyertaanNya.
Terselesaikannya penulisan laporan kasus ini tidak terlepas dari
penyertaanNya dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan kasus ini.
Laporan kasus ini tentu saja tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
tulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermafaat bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Definisi
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010 kematian maternal ialah
kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang
dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Menurut Prawirohardjo (2010) Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Sebagian batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram.7.8.9
3
4
2.3 Epidemiologi
Pada tahun 2003 Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yang paling tinggi
yaitu Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup, yang menduduki
peringkat kedua Filipina berkisar 170/100.000 kelahiran hidup, Vietnam
berkisar 30/100,000 kelahiran hidup, dan Malaysia berkisar 30/100.000
kelahiran hidup Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2015 angka kematian ibu berkisar 290,8/100.000 kelahiran hidup
berarti menurun 5,27%. Tingginya angka kematian ibu secara langsung
disebabkan oleh perdarahan (28%), eklamsia (13%), dan sepsis (10%). Data Rumah
sakit umum daerah Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2010 kejadian abortus berkisar
148 orang (10,55%) dari 1.402 kehamilan, diantaranya abortus provakatus 10 orang
(0,67%), abortus imminens 46 orang(31,08%), abortus habitualis 1 orang (0,67%),
abortus komplit 2 orang (1,35%) dan abortus inkomplit 89 orang (60,13%).7,8
2.4 Etiologi
a. Umur
Risiko abortus semakin tinggi dengan semakin bertambahnya usia ibu. Insiden
abortus dengan trisomi meningkat dengan bertambahnya usia ibu. Resiko ibu
mengalami aneuploidi yaitu diatas 35 tahun karena kelainan kromosom akan
meningkat pada usia diatas 35 tahun.3,5,7
c. Pengaruh luar
1. Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi.
2. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan
hasil konsepsi terganggu.
f. Riwayat Abortus
Riwayat abortus pada penderitaabortus merupakan predisposisi terjadinya
abortus berulang. Kejadian ini sekitar 3-5% jumlah kejadian abortus. Data
menunjukan bahwa setelah 1 kali abortus pasangan akan beresiko mengalami
abortus sebesar 15% (Soeparda,2010).
g. Faktor Anatomi
Faktor anatomi dapat memicu terjadinya abortus pada 10-15% kejadian yang
ditemukan. Kejaian abortus dapat diesabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah sebgai berikut:
2.5 Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nekrosis
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi khorialis belum
menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya.
Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khorialis sudah menembus terlalu dalam hingga
plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan dari
pada plasenta. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat,
maka dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal
dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena
cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap dan menjadi agak gepeng. Dalam
tingkat lebih lanjut menjadi tipis. Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas
dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek,
perut membesar karena terasa cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-
merahan.5,5,8
7
a. Amenore
b. Perdarahan dapat dalam jumlah sedikit atau banyak, perdarahan biasanya
dalam darah beku
c. Sakit perut dan mulas-mulas dan sudah keluar jarinan atau bagian janin
d. Pemeriksaan dalam didapatkan servik terbuka, pada palpasi teraba sisa-sisa
jaringan dalam kantung servikalis atau kavumuteri.
Gejala lain dari abortus inkomplit yang dapat muncul adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah.
b. Rasa mules (kontraksi) tambahhebat.
c. Ostium uteri eksternum atau serviksterbuka.
d. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau
kadang-kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian
jaringankeluar.
e. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok.
2.7 Diagnosis
2.7.1 Anamnesis
Menurut Manjoer (2006), manifestasi klinik pada abortus antara lain adalah
sebagai berikut5,8:
2.8 Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi
dan syok, sebagai berikut7,8 :
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila petolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperrentrofleksi.
9
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi
biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu
abortus yang tidak aman.
d. Syok
Syok pada abortus bias terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat.
2.9 Penatalaksanaan
Penanganan Abortus Inkomplit8 :
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tandavital.
b. Pengawasan pernafasan (jika ada tanda-tanda gangguan pernafasan seperti
adanya takipnea, sianosis) bebaskan saluran nafas dari sumbatan kemudian
berikan bantuanoksigen.
c. Berikan cairan infus (D5% dan atau NaCl0,9%).
d. Lakukan pemeriksaan laboratorium
e. Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
f. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu, evakuasi sisa hasil konsepsidengan:
1. Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM
tidaktersedia.
2. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam
jika perlu).
3. Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis
arau RL) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi
ekspulsikonsepsi.
4. Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 80mg)
5. Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
10
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas
Nama : SUR
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 32 tahun
Alamat : Br.Anyar Perean Kangin Baturiti, Tabanan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Hindu
Suku : Bali
MRS : 24 Agustus 2018 (17.00 WITA)
Tanggal Pemeriksaan : 24 Agustus 2018
1.2. Anamnesis
Keluhan Utama
Keluar darah pervaginam
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD BRSU Tabanan diantar oleh suami dalam kondisi
hamil dengan keluhan keluar darah pervaginam sejak 1 hari yang lalu SMRS.
Awalnya dikatakan keluar air dari vagina pada pukul 03.00 WITA
(23/08/2018), kemudian muncul perdarahan berupa flek-flek yang warnanya
merah kecokelatan, namun sejak 5 jam SMRS perdarahan semakin banyak
disertai gumpalan-gumpalan darah berwarna merah tua, perdarahan dikatakan
sekitar 60 ml Tidak ada faktor yang memperberat dan memperingan keluhan
pasien. Keluhan lain yang diderita pasien adalah rasa kram pada bagian perut.
Keluhan ini disertai lemas. Riwayat melakukan pekerjaan berat (-), Riwayat
merokok (-) dan minum-minuman beralkohol (-) Riwayat mengalami trauma
disangkal oleh pasien, begitu juga riwayat minum jamu dan obat-obatan
13
2. Riwayat Menstruasi
Menarche umur ± 15 tahun, siklus teratur 28 hari dengan lama 5hari.
Pasien mengganti pembalut sebanyak 2 kali dalam sehari saat menstruasi.
Tidak ada keluhan saat menstruasi.
Hari pertama haid terakhir : 15 Mei 2018
Taksiran persalinan : 19 Februari 2019
3. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah satu kali dengan suami sekarang. Umur pertama menikah 25
tahun, pernikahan tersebut sudah berlangsung selama 7 tahun.
4. Riwayat Kehamilan
Laki-laki/ 2013/ 3000 gr/ Normal/Aterm
Hamil ini
5. Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi
TD UK
BB
Tgl. Keluhan (mmHg (mingg TFU DJJ Letak Tindakan
(kg)
) u)
14
Kontrol
1 jari
23/9/ kehamilan,
100/70 59 9-10 diatas - - Rujuk
2017 perdarahan
simfisis
pervaginam
9. Riwayat Sosial
Pasien sehari-hari sebagai wiraswasta . Suami pasien bekerja sebagai pedagang
sayur. Pasien makan teratur 3 kali sehari berupa nasi, sayur, lauk dan sesekali
ditambah buah. Kebiasaan mengonsumsi jamu, obat-obat diluar resep dokter,
rokok, alkohol disangkal oleh pasien. Hubungan pasien dengan tetangga terjalin
baik. Pasien sering berkumpul dan saling membantu dengan tetangganya ketika
membutuhkan.
Status General
Mata : Anemis -/-, ikterus -/-
THT : Kesan normal
Toraks :
Cor : S1S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-
Mammae : Hiperpigmentasi areola mammae, mammae tampak tegang
Abdomen : Sesuai status obstetri
Extremitas : Edema - - , akral hangat + +
- - + +
Status Ginekologi
Pemeriksaan luar (Saat Pasien Masuk)
Mammae
Inspeksi:
• Tampak hiperpigmentasi areola mammae,
• Payudara tampak menggantung dengan puttingsusu menonjol
• Penonjolan glandula Montgomery (-)
Abdomen
Inspeksi :
Striae gravidarum alba (-), linea nigra (-),
Tidak tampak luka bekas operasi
Auskultasi :
Denyut jantung janin belum dapat dievaluasi
Palpasi :
TFU tidak teraba, kontraksi tidak ada, nyeri tekan regio simphisis
pubis, massa tidak teraba
Vagina
Inspekulo : Flx (+), Flx (+), Fl (-), P O (-), tampak jaringan
16
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rutin (24 Agustus 2018)
WBC : 12,9x103/µL
RBC : 4,44 x106/µ
HGB : 13,0 g/dL
HCT : 37,9 %
PLT : 290 103/L
BT/CT : 1’00”/7’00”
3.4. Assesment
G2P1001 UK 14 minggu 3 hari +Abortus Inkomplit
3.5. Penatalaksanaan
Rencana Terapi:
MRS
IVFD RL 500 cc + Oksitosin 20 IU~ 20 tpm
Bed rest
Pro Kuretase
Rencana Monitoring:
Observasi keluhan dan tanda-tanda vital
Rencana Edukasi
KIE keluarga dan pasien tentang keadaan janin, kondisi pasien, janin, rencana
tindakan, dan resiko yang dapat terjadi pada pasien dan janin akibat kondisi
pasien saat ini.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA