Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS DOKTER

INTERNSHIP

ABORTUS IMMINENS

Disusun oleh :
Nama : dr. Nurul Ade Zafirah
Periode : 15 Februari 2023 – 16 Agustus 2023

Dokter Pembimbing :
dr. Hj. Elly Surmaita, MKT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR H KUMPULAN PANE


KOTA TEBING TINGGI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan Lapkas dengan judul, “Abortus Imminens”
Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan dan suritauladan
kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Pada penulisan Lapkas ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada


pembimbing dr. Hj. Elly Surmaita, MKT karena telah membimbing memberi saran dan kritik
sehingga tugas Laporan Kasus ini bisa selesai. Serta penulis juga berterimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini.

Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan ini, kritik dan saran
sangat penulis harapkan dari pembaca, untuk perbaikan, pembelajaran dan kesempurnaan
penulisan ini, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Tebing Tinggi, April 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1. Latar belakang.........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................2
2.1. Definisi....................................................................................................................2
2.2. Epidemiologi ..........................................................................................................2
2.3. Etiologi....................................................................................................................2
2.4. Patofisiologi............................................................................................................4
2.5. Diagnosa Dan Pemeriksaan Penunjang .................................................................5
2.6. Tatalaksana.............................................................................................................6
2.7. Komplikasi..............................................................................................................7
2.8. Prognosa..................................................................................................................7
BAB III LAPORAN KASUS........................................................................................................8
3.1. Studi Kasus.............................................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN...............................................................................................................14
4.1. Kesimpulan.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.1 Keguguran atau keguguran biokimiawi adalah keguguran, yang terjadi
setelah positif urin atau serum human chorionic gonadotropin (hCG), tetapi sebelum USG
atau pemeriksaan histologis deteksi kehamilan (<6 minggu). Klinis keguguran dibagi
menjadi; kehamilan klinis awal kehilangan (<12 minggu), dan akhir kehamilan klinis
kerugian (antara 12-21 minggu).2
Keguguran adalah komplikasi paling umum dari awal kehamilan; sekitar 15% dari
kehamilan yang diakui secara klinis berakhir dengan keguguran, dan rata-rata prevalensi
wanita dengan satu kali keguguran adalah 11% . Ini memiliki dampak besar pada
kesejahteraan fisik dan psikologis; penelitian menunjukkan bahwa tingkat distres yang terkait
dengan keguguran dapat setara dengan kelahiran mati pada bayi cukup bulan dan dapat
menyebabkan gangguan stres pascatrauma. Diperkirakan 140.000 wanita per tahun
mengalami keguguran di Inggris saja.3
Diperkirakan satu dari empat perempuan yang pernah hamil pernah mengalami
keguguran dalam hidupnya, sebagian besar kasus terjadi di trimester pertama kehamilan,
sedangkan estimasi insidens keguguran pada kehamilan berkisar antara 10-28%. Kajian
determinan kematian ibu oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan
RI tahun 2012 menyebutkan bahwa 4,1% kematian ibu di Indonesia terjadi karena
keguguran.4
Abortus imminens didefinisikan sebagai adanya bercak atau perdarahan vagina tanpa
dilatasi dan/atau penipisan serviks sebelum minggu ke-20 kehamilan. Ini sering terjadi
selama 12 minggu pertama kehamilan. Abortus imminens mempengaruhi sekitar 20-50% dari
semua kehamilan dan dapat menyebabkan kram perut atau nyeri panggul. Abortus imminens
juga dikaitkan dengan aborsi spontan pada minggu-minggu kehamilan berikutnya.5
Berdasarkan aspek klinisnya, abortus spontan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu
abortus imminens (threatened abortion), abortus insipiens (inevitable abortion), abortus
inkomplit, abortus komplit, missed abortion, abortus habitualis (reccurent abortion) serta
abortus infeksious dan abortus septik.1,7

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan
ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan
hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.1

2.2 Epidemiologi
Berbagai penelitian mengenai angka kejadian keguguran menunjukkan hasil yang
beragam, dengan metode dan populasi yang berbeda. Diperkirakan satu dari empat
perempuan yang pernah hamil pernah mengalami keguguran dalam hidupnya, sebagian besar
kasus terjadi di trimester pertama kehamilan, sedangkan estimasi insidens keguguran pada
kehamilan berkisar antara 10-28%. Kajian determinan kematian ibu oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI tahun 2012 menyebutkan bahwa 4,1%
kematian ibu di Indonesia terjadi karena keguguran.4

2.3 Etiologi
Faktor maternal
a. Penyebab anatomik
Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1/200 – 1/600 perempuan. Perempuan dengan riwayat
abortus ditemukan anomali uterus pada 27% pasien. Penyebab terbanyak abortus karena
kelainan anatomik uterus adalah septum uterus (40-80%), uterus bikornis atau didelfis atau
unikornis (10-30%). Mioma uteri menyebabkan baik infertilitas maupun abortus berulang.
b. Penyebab infeksi
 Bakteria : Listeria monositogenes, Klamidia trakomatis, Ureaplasma urealitikum,
Mikoplasma hominis, Bakterial vaginosis
 Virus : Sitomegalovirus, Rubela, Herpes Simpleks Virus, Human Immunodeficiency
Virus, Parvovirus
 Parasit : Toksoplasmosis gondii, Plasmodium falsiparum
 Spirokaeta : Treponema pallidum

2
Peran infeksi terhadap risiko abortus:
 Adanya metabolik toksik, endotoksin, eksotoksin, atau sitotoksin yang berdampak
langsung pada janin atau fetoplasenta
 Infeksi janin dapat berakibat kematian janin atau cacat berat
 Infeksi plasenta berakibat insufisiensi plasenta
 Infeksi kronis endometrium dari penyebaran kuman genitalia bawah
c. Faktor lingkungan
Diperkirankan 1-10% malformasi janin akibat paparan obat, bahan kimia, atau radiasi.
Nikotin mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta. Karbon
monoksida juga menurunkan pasokan oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin.
Dengan adanya gangguan pada sistem sirkulasi fetoplasenta dapat terjadi gangguan
pertumbuhan janin yang berakibat terjadinya abortus
d. Faktor hormonal
Ovulasi, implantasi, serta kehamilan dini bergantung pada koordinasi yang baik system
pengaturan hormone maternal.
1. Diabetes mellitus
Perempuan diabetes dengan kadar HbA1c tinggi pada trimester pertama, risiko
abortus dan malformasi janin meningkat.
2. Kadar progesterone yang rendah
Progesterone memiliki peran penting dalam mempengaruhi reseptivitas endometrium
terhadap implantasi embrio.
3. Defek fase luteal
Konsep insufisiensi progesterone saat fase luteal, dan kejadian ini dilaporkan sekitar
23-60 % perempuan dengan abortus berulang.
4. Pengaruh hormonal terhadap imunitas desidua
Perubahan endometrium jadi desidua mengubah semua sel pada mukosa uterus.
Perubahan morfologi dan fungsional ini mendukung proses implantasi serta proses
migrasi trofoblas dan mencegah invasi yang berlebihan pada jaringan ibu. Sel NK
dijumpai dalam jumlah banyak, terutama pada endometrium yang terpapar
progesterone. Peningkatan sel NK pada tempat implantasi saat trimester pertama
mempunyai peran penting dalam kelangsungan proses kehamilan.

3
e. Faktor-faktor Imunologis
Faktor imunologis yang telah terbukti signifikan dapat menyebabkan abortus spontan yang
berulang antara lain : lupus anticoagulant (LAC) dan anticardiolipin antibody (ACA) yang
mengakibatkan destruksi vaskuler, trombosis, abortus serta destruksi plasenta.
f. Faktor hematologik
Beberapa kasus abortus berulang ditandai dengan defek plasentasi dan adanya mikrotombi
pada pembuluh darah plasenta. Koagulasi dan fibrinolitik memegang peran penting pada
implantasi embrio, invasi trofoblas, dan plasentasi. Pada riwayat abortus berulang, sering
terdapat peningkatan produksi tromboksan yang berlebihan pada usia kehamilan 4-6 minggu,
dan penurunan produksi prostasiklin saat usia kehamilan 8-11 minggu. Perubahan rasio
tromboksan-prostasiklin memacu vasospasme serta agregasi trombosit yang menyebabkan
mikrotrombi serta nekrosis plasenta.1,6

Faktor Paternal
Hanya sedikit yang diketahui tentang peranan faktor paternal dalam proses timbulnya abortus
spontan. Yang pasti, translokasi kromosom sperma dapat menimbulkan zigot yang
mengandung bahan kromosom terlalu sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus .
a. Faktor fetal
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat.
Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian janin pada hamil muda. Faktor-faktor yang
menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan janin antara lain kelainan kromosom, lingkungan
kurang sempurna dan pengaruh dari luar. Kelainan kromosom merupakan kelainan yang
sering
ditemukan pada abortus spontan seperti trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan
kromosom seks. Lingkungan endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
b. Faktor plasenta
Seperti endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi plasenta
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini
bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi yang menahun.

2.4 Patofisiologi

4
Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh jaringan
nekrosis disekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena
dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan
dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili kolearis menembus
desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 – 14 minggu, telah masuk agak dalam,
sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi
perdarahan.7

Perdarahan dalam desidua basalis

Nekrosis jaringan sekitar

Terlepasnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi

uterus berkontraksi

keluarnya hasil konsepsi

< 8 minggu 8 – 14 minggu

Keluarnya seluruh hasil konsepsi Keluarnya sebagian konsepsi dan


sebagian tertinggal

Banyak perdarahan7

2.5 Diagnosa dan Pemeriksaan Penunjang

Biasanya diawali dengan keluhan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan


kurang dari 20 minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali
kecuali perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih tertutup. Besarnya uterus masih sesuai
dengan umur kehamilan dan tes kehamilan urin masih positif. Untuk menentukan prognosis
abortus iminens dapat dilakukan dengan melihat kadar hormone hCG pada urin dengan cara
melakukan tes urin kehamilan menggunakan urin tanpa pengenceran dan pengenceran 1/10.

5
Penunjang : Pemeriksaan USG diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin yang
ada dan mengetahui keadaan plasenta sudah terjadi pelepasan atau belum.1

2.6 Tatalaksana
 Pemeriksaan USG diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin yang ada dan
mengetahui keadaan plasenta apakah sudah terjadi pelepasan atau belum.
Diperhatikan ukuran biometri janin/kantong gestasi apakah sesuai dengan umur
kehamilan berdasarkan HPHT. Denyut jantung janin dan gerakan janin diperhatikan
di samping ada tidaknya hematoma retroplasenta atau pembukaan kanalis servikalis.
Pemeriksaan USG dapat dilakukan baik secara transabdominal maupan transvaginal.
Pada USG tramabdominal pasien harus tahan kencing terlebih dahulu untuk
mendapatkan acoustic window yang baik agar rincian hasil USG dapat jelas.
 Penderita diminta untuk melakukan tirah baring sampai perdarahan berhenti.
 spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan hormon progesteron
untuk mencegah terjadinya abortus.
 Penderita boleh dipulangkan setelah tidak terjadi perdarahan dengan pesan khusus
tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang 2 minggu.1

2.7 Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi dan sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh
tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun. Jika terjadi perforasi segera lakukan
laparotomi.
3. Infeksi dan tetanus
4. Gagal ginjal akut
Biasanya berasal dari efek infeksi dan hipovolemik yang lebih dari satu. Bentuk syok
bakterial yang sangat berat sering disertai dengan kerusakan ginjal intensif. Setiap kali
terjadi infeksi klostridium yang disertai dengan komplikasi hemoglobenimia intensif,

6
maka gagal ginjal pasti terjadi. Pada keadaan ini, harus sudah menyusun rencana
untuk memulai dialysis yang efektif secara dini sebelum gangguan metabolik menjadi
berat.

5. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi
berat (syok endoseptik). 1,8

2.8 Prognosis
prognosis abortus iminens dapat dilakukan dengan melihat kadar hormon hCG pada
urin dengan cara melakukan tes urin kehamilan menggunakan urin tanpa pengenceran dan
pengenceran 1/10. Bila hasil tes urin masih positif keduanya maka prognosisnya adalah baik,
bila pengenceran 1/10 hasilnya negatif maka prognosisnya dubia ad malam.1

7
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Studi Kasus

Anamnesa Pribadi
Nama :Ny. E S
Umur :33 tahun
Agama :Protestan
TanggalMasuk :28 maret 2023
Jam Masuk :11: 50
No.RM :00.79.06.25
Pekerjaan :Ibu Rumahtangga
Alamat :jl.RA kartini no. 18

Anamnesa Umum
Ny.ES 33 tahun, G5P2A2,Batak,Protestan,SMA,IRT datang dengan:
Keluhan Utama : Keluar flek dari kemaluan
Telaah :
Hal ini dialami pasien sejak beberapa hari ini. Kram perut bagian bawah dijumpai, mules-
mules tidak dijumpai, riwayat keluar jaringan dari kemaluan tidak dijumpai, riwayat trauma
tidak dijumpai.
BAB dan BAK :Dalam batas normal
RPT :-
RPO :-
Riwayat operasi :Tidak dijumpai
Riwayat Haid
HPHT :5/05/2023
TTP :12/02/2024
ANC :-

8
Riwayat Persalinan
1.Perempuan, 10 tahun, 2500 gram, Aterum, PSP, Bidan , Sehat
2. Abortus pada usia kehamilan 16 minggu
3. Abortus pada usia kehamilan 18 minggu
4. Perempuan, 2800 gram, Aterum , PSP, Bidan, Meninggal usia 4 bulan
5. Hamil ini

Status Presens
Sensorium:ComposMentis Anemia :-/-
Tekanandarah :120/70mmHg Ikterik :-/-
Nadi :75x/i Sianosis :-
Nafas :20x/I Dypsnoe :-
T : 36,8 Oedema :-/-

Status Obstetrikus
Abdomen :Soepel, Peristaltik (+)
TFU :setentang simfisis pubis
P/V :(+), flek dijumpai

PEMERIKSAAN DALAM
VT: Tidak dilakukan pemeriksaan

HASIL LABORATORIUM tanggal 28 maret 2023

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


WBC 10,74 4,0-11,0
RBC 4,5 4,00-5,40
HGB 12,5 12-16
HCT 37,7 36,0-48,0
MCV 83,8 80,0-97,0
MCH 27,8 27,0-33,7
MCHC 33,2 31,5-35,0
HbsAg Non reaktif Non reaktif
Glukosa Adrandom - <140 mg/Dl

9
Pemeriksaan USG tgl 28 maret 2023 : Tampak GS didalam uterus, CRL : 0,57 cm

DIAGNOSA KERJA
Abortus Immines

TERAPI
 IVFD Rl 20 gtt/i
 Nifedipine tab 3x1
 Asam folat tab 2x1

RENCANA
 Observasi tanda vital
 Tirah baring

10
FOLLOW UP
Rabu, 29 maret 2023
S Flek
O Status Presens
Sensorium :Compos Mentis
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi :74 x/i
Pernapasan :20x/i
Temperatur :36,50C
Status Lokalisata
Abdomen:Soepel,peristaltik (+) normal
TFU :Setentang simfisis pubis
P/V : Flek (+)
His : (-)
BAK : (+) spontan
BAB : (-), flatus (+)
A
Abortus Immines

P -IVFD RL + Isosuprine 1 amp -> 20 gtt/I


-Nifedipine tab 3x1
-Asam folat tab 2x1
R/ Bed rest
Monitoring vital sign

11
Kamis, 30 maret 2023
S Keluar janin dan gumpalan darah
O Status Presens
Sensorium :Compos Mentis
Tekanan darah: 120/70 mmHg
Nadi :82 x/i
Pernapasan :20x/i
Temperatur :360C
Status Lokalisata
Abdomen:Soepel,peristaltik (+) normal
TFU :Tidak teraba
P/V : Flek (+) , tidak aktif
His : (-)
BAK : (+) spontan
BAB : (+), flatus (+)
Pemeriksaan USG
 Tampak uterus membesar, GS (+), Yolk sac (+), Fetal Echo(+), DJJ (+)
 GS: 2.42 cm (7w3d)
 CRL: 7w0d
A
Abortus Immines

P -IVFD RL 20 gtt/I
-inj. Metergin 1 amp/IM
- Cefadroxil 2x500 mg
-Asam mefenamat 3x500 mg
-Vitamin B Comp 2x1
R/ Bed rest
Monitoring vital sign
USG

12
Jumat, 31 maret 2023
S Flek (+)
O Status Presens
Sensorium :Compos Mentis
Tekanan darah: 110/70 mmHg Nadi:86 x/i
Pernapasan :18x/i
Temperatur :36,50C
Status Lokalisata
Abdomen:Soepel,peristaltik (+) normal
TFU :Tidak teraba
P/V : (-), Flek (+)
His : (-)
BAK : (+) spontan
BAB : (+), flatus (+)

A
Abortus Komplit

P -Cefadroxil 3x 500 mg
-Asam mefenamat 3x500 mg
-Misoprostol 2x1
-Vit B Comp 2x1
R/ PBJ

13
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Abortus imminens didefinisikan sebagai adanya bercak atau
perdarahan vagina tanpa dilatasi dan/atau penipisan serviks sebelum minggu ke-20
kehamilan. Penunjang Pemeriksaan penunjang abortus imminens berupa USG
diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin yang ada dan mengetahui keadaan
plasenta sudah terjadi pelepasan atau belum. Komplikasi yang dapat terjadi pada
abortus imminens berupa perdarahan, perforasi,syok, infeksi dan tetanus.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono Prawirohardjo .2016.Ilmu Kebidanan.Ed.4, Cet. 5.Jakarta :PT Bina Pustaka


Sarwono
2. Ibrahim AA, Mohannad AF, et all. Miscarriage Definitions, Causes and Management:
Review of Literature. ARC Journal of Gynecology and Obstetrics Volume 2, Issue 3,
2017, PP 20-31 ISSN 2456-0561 DOI: http://dx.doi.org/10.20431/2456-0561. PMID :
0203005.
3. Devall AJ, Coomarasamy A. Sporadic pregnancy loss and recurrent miscarriage. Best
Pract Res Clin Obstet Gynaecol. 2020 Nov;69:30-39.
doi:10.1016/j.bpobgyn.2020.09.002. Epub 2020 Sep 8. PMID: 32978069.
4. Pedoman Nasional Asuhan Pasca Keguguran yang Komprehensif. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2020
5. Usta CS, Atik TK, Ozcaglayan R, Bulbul CB, Camili FE, Adali E. Does the
fibrinogen/albumin ratio predict the prognosis of pregnancies with abortus imminens?
Saudi Med J. 2021 Mar;42(3):255-263. doi: 10.15537/smj.2021.42.3.20200695.
PMID: 33632903.
6. Rania HF, Purohit P, Abufaza M. Miscarriage Definitions, Causes and Management:
Review of Literature.Volume 2, Issue 3, 2017, PP 20-31.Journal of Gynecology and
Obstetrics
7. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Obstetri William Edisi - 21 Vol. 1. Jakarta : EGC. 2005.
8. Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri 3 ed. Vol. 1. Jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai