PLACENTA AKRETA
Disusun Oleh:
Hamimah Risfhahani 1610070100117
Ririn Utami Harahap 1610070100130
Preseptor:
dr. Yufi Permana, Sp.OG
Penulis
Daftar isi
ii
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.3. Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1. Imunisasi......................................................................................................................3
2.1.1 Definisi Imunisasi..............................................................................................3
2.1.2 Manfaat Imunisasi..............................................................................................3
2.1.3 Respon Imun pada Imunisasi.............................................................................4
2.2. Sistem Imun Pada Kehamilan......................................................................................5
2.3 Pengertian Dasar Dasar Imunologi...............................................................................7
2.3.1 Beberapa Aspek Imunologi Ibu.........................................................................9
2.4 Regulasi Respons Imun Ibu-Janin...............................................................................11
2.5 Jenis –jenis vaksinasi..................................................................................................19
2.6 Jenis Imunisasi Yang Dibutuhkan Wanita Hamil.......................................................20
2.6.1 Tetanus (Tetanus Toksoid)...................................................................................20
2.6.2 Hepatitis B ...........................................................................................................21
2.6.3 Influenza (Inaktif)....................................................................................................23
2.7 Jenis imunisasi yang dipertimbangkan .......................................................................24
2.8 Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil..............................26
2.9 Jenis vaksin yang tidak boleh diberikan kepada wanita hamil...................................27
2.10 Vaksin covid-19........................................................................................................28
2.11 Efek samping imunisasi............................................................................................29
BAB 111 PENUTUP.............................................................................................32
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
1
kelahiran di AS dengan operasi sesar. Hal ini bisa mengakibatkan lebih dari 6000
kasus plasenta previa, 4500 kasus plasenta akreta, dan 130 kematian ibu.
Perempuan yang paling berisiko mengalami plasenta akreta adalah mereka
yang telah mempunyai kerusakan miometrium yang disebabkan oleh operasi sesar
sebelumnya dengan plasenta previa anterior atau posterior yang melintasi parut
uterus. 6 Faktor risiko tambahan meliputi usia ibu dan multiparitas, bedah rahim
lain sebelumnya, kuretase uterus sebelumnya, ablasi endometrium, Asherman
syndrome, leiomyoma, anomali rahim, hipertensi dalam kehamilan, dan merokok
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah
suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi
ini berfungsi melindungi terhadap berfungsi melindungi terhadap penyakit
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila terpajan oleh antigen yang serupa, tidak
akan terjadi penyakit. Pada imunisasi terhadap ibu hamil diberikan tetanus toksoid
yang merupakan toksin (antigen) dari kuman yang telah dilemahkan. Tujuan
pemberian imunisasi adalah secara epidemiologis untuk menurunkan insiden
untuk menurunkan insiden tetanus neonatarum menjadi 1 per 10.000 kelahiran
hidup. Selain itu ia juga menekan angka kematian tetanus neonatarum menjadi
separuh dari CFR (case fatality rate) sebelumnya, dengan mencari faktor risiko.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan risiko yaitu meliputi status
imunisasi tetanus toksoid ibu hamil dan pertolongan persalinan dan perawatan tali
pusat.
Ada tiga macam vaksinasi selama kehamilan yaitu yang direkomendasikan
aman, tidak direkomendasikan selama kehamilan dan rekomendasi khusus.
Vaksin yang direkomendasikan aman salah satunya vaksin tetanus toksoid.
Vaksin yang tidak direkomendasikan selama kehamilan berasal dari
mikroorganisme hidup yang dilemahkan. Mikroorganisme tersebut dapat tumbuh
dan menyebabkan penyakit. Vaksin yang tidak direkomendasikan salah satunya
BCG, rubella, dan mumps. Vaksin yang direkomendasikan khusus digunakan
untuk daerah-daerah endemik atau wanita hamil yang berpergian ke tempat
endemik. Vaksin Tetanus toxsoid (TT) di indonesia dianjurkan diberikan pada
2
saat pelayanan karena angka kejadian tetanus neonatorum di indonesia masih
tinggi.
Pemberian vaksin selama kehamilan harus mempertimbangkan risiko dari
vaksinasi dengan keuntungan perlindungan pada situasi tertentu walaupun vaksin
aktif dan tidak aktif digunakan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Plasenta Akreta
2.1.3 Patogenesis
Patogenesis dari plasenta akreta belum jelas. Vaskularisasi abnormal akibat
proses yang terjadi setelah operasi dengan terjadinya hipoksia yang mengarah
4
pada rusaknya desidualisasi dan invasi yang berlebihan dari trofoblas merupakan
teori patogenesis yang paling diakui saat ini. Hipotesis yang lainnya terkait
dengan etiologi plasenta akreta adalah adanya defek dari endometrium dan
myometrium sehingga menyebabkan kegagalan dari desidualisasi di area bekas
luka di dalam rahim, sehingga menyebabkan invasi yang dalam dari vili penahan
plasenta dan infiltrasi berlebihan dari trofoblas. Dari penelitian menunjukkan
bahwa gangguan di dalam rongga rahim menyebabkan kerusakan lapisan
endometrium dan miometrium sehingga meningkatkan angka kejadian parut
didalam rahim, inilah penyebab meningkatnya angka kejadian plasenta akreta.
Plasenta akreta yang menunjukkan bahwa kegagalan desidualisasi di area bekas
luka rahim dapat berdampak pada implantasi dan plasentasi pada bekas seksio
sesarea. Temuan ini menunjukkan bahwa cacat desidua setelah terjadinya bekas
luka yang memiliki efek yang merugikan pada proses implantasi awal. Adanya
kondisi untuk perlekatan khusus blastokista ke jaringan parut dan memfasilitasi
invasi extravillus throfoblast yang dalam secara abnormal juga mempengaruhi
proses implantasi tersebut. Apa yang terjadi selama fase awal plasentasi pada
plasenta akreta masih sulit dijelaskan
2.1.4 Diagnosis
5
sampai 100%. MRI jarang mengubah manajemen bedah. Dalam suatu studi,
pasien yang menjalani baik MRI dan ultrasonografi masih memiliki risiko
tertinggi menjalani histerektomi. Diagnosis yang didapatkan dari MRI juga tidak
terbebas dari hasil false negative dan false positive. Selain sonografi 2-dimensi
dan MRI, sonografi 3-dimensi dengan pencitraan power Doppler telah digunakan
untuk menilai perlekatan plasenta. Evaluasi arsitektur sirkulasi pembuluh darah
plasenta dengan kekuatan 3-dimensi dapat membantu membedakan plasenta
akreta dari plasenta perkreta. Namun, mengingat kurangnya keahlian dan
penerapannya, diperlukan penelitian lebih lanjut. Temuan Sonografi
Ultrasonografi transvaginal dan transabdominal adalah teknik diagnostik
pelengkap. USG transvaginal aman untuk pasien plasenta previa dan
memungkinkan pemeriksaan segmen bawah rahim lebih lengkap.
Trimester Pertama
2. Beberapa ruang pembuluh darah tidak teratur pada placental bed pada
trimester pertama berkorelasi dengan plasenta akreta.
3. Implantasi gestational sac pada parut bekas luka sesar merupakan temuan
penting. Temuan sonografi implantasi bekas luka sesar termasuk gestational
sac yang tertanam ke bekas luka kelahiran sesar pada daerah ostium servikal
internal pada dasar kandung kemih (Gambar 4). Implantasi bekas luka sesar
dapat menyebabkan kelainan seperti plasenta akreta, perkreta, dan inkreta.
Penanganan implantasi pada bekas luka sesar termasuk injeksi langsung
pada kantung kehamilan dengan methotrexate di bawah bimbingan USG.
6
Gambar 4. Segmen bawah uterus dengan implantasi gestational sac
(GS) di bekas luka sesar. Beberapa ruang vaskular tidak teratur dalam
7
Gambar 5. Beberapa kekosongan vaskular (panah) dalam plasenta pada
kehamilan 18 minggu. Temuan ini telah dilaporkan mempunyai
sensitivitas tinggi dan tingkat positif palsu rendah untuk plasenta akreta.
8
hyperechoic, tampak ruang yang jelas antara plasenta dan dinding rahim
(panah) telah berkurang.
9
Gambar 8. Perhatikan perbedaan serosa dari rahim yang normal -
kandung kemih berhadapan dengan garis tipis lebar mulus tanpa
penyimpangan atau sinyal vaskular. AF menunjukkan cairan ketuban
Doppler: „
Aliran lakunar difus atau fokal
Danau vaskular dengan aliran turbulen (peak cystolic velocity >15 c
Hipervaskularisasi serosa-bladder interface „
Markedly dilated vessels over peripheral subplacental zone
10
3D Power Doppler: „
Banyak pembuluh darah koheren melibatkan seluruh pertemuan antara
serosa uterus dan kandung kemih (basal view) „
Hipervaskularisasi (lateral view) „
Sirkulasi cotyledonal dan intervilli yang tak terpisahkan, chaotic
branching, detour vessels (lateral view)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal. Wanita hamil
diimunisasi, berarti diberikan vaksin untuk merangsang timbulnya kekebalan
terhadap suatu penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. Oleh
karena itu, seseorang yang divaksinasi kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum
tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Vaksin ialah suatu perbenihan kuman-
kuman yang sudah dibunuh atau dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk
merangsang timbulnya kekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin.
Bila seseorang mendapat suntikan vaksin, maka tubuh orang itu akan mengadakan
reaksi terhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat antibodi. Setelah antibodi
tersebut terdapat dalam tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu yang
tertentu orang itu akan kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan vaksinasi dengan
vaksin ialah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
13. Adyono W, Sutomo, Hardian. Imunologi kehamilan profil TNF-α pasca
abortus inkompletus. Naskah lengkap simposium infertilitas. PIT POGI XIII
Malang, 2002
14