Anda di halaman 1dari 17

Referat

PLACENTA AKRETA

Disusun Oleh:
Hamimah Risfhahani 1610070100117
Ririn Utami Harahap 1610070100130

Preseptor:
dr. Yufi Permana, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
M. NATSIR SOLOK
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah


dan shalawat beserta salam untuk Nabi Muhammad, berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas referat dengan judul “Vaksinasi Dalam
Kehamilan” yang merupakan salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik bagian
Obgyn RSUD M Natsir Solok Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah.
Dalam usaha penyelesaian tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Yufi Permana, Sp.OG selaku pembimbing dalam
penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa didalam penulisan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua saran dan
kritik yang membangun guna penyempurnaan tugas ini. Akhir kata, semoga
referat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Solok, 25 Januari 2021

Penulis

Daftar isi

ii
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.3. Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1. Imunisasi......................................................................................................................3
2.1.1 Definisi Imunisasi..............................................................................................3
2.1.2 Manfaat Imunisasi..............................................................................................3
2.1.3 Respon Imun pada Imunisasi.............................................................................4
2.2. Sistem Imun Pada Kehamilan......................................................................................5
2.3 Pengertian Dasar Dasar Imunologi...............................................................................7
2.3.1 Beberapa Aspek Imunologi Ibu.........................................................................9
2.4 Regulasi Respons Imun Ibu-Janin...............................................................................11
2.5 Jenis –jenis vaksinasi..................................................................................................19
2.6 Jenis Imunisasi Yang Dibutuhkan Wanita Hamil.......................................................20
2.6.1 Tetanus (Tetanus Toksoid)...................................................................................20
2.6.2 Hepatitis B ...........................................................................................................21
2.6.3 Influenza (Inaktif)....................................................................................................23
2.7 Jenis imunisasi yang dipertimbangkan .......................................................................24
2.8 Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil..............................26
2.9 Jenis vaksin yang tidak boleh diberikan kepada wanita hamil...................................27
2.10 Vaksin covid-19........................................................................................................28
2.11 Efek samping imunisasi............................................................................................29
BAB 111 PENUTUP.............................................................................................32
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Plasenta adherent adalah proses implantasi yang abnormal dari plasenta ke


dinding rahim. Proses implantasi abnormal ini terbagi menjadi 3 yaitu plasenta
akreta, inkreta, dan perkreta. Plasenta akreta merupakan implantasi jaringan
plasenta yang ditandai dengan penyusupan vili plasenta ke dalam desidua
miometrium karena tidak terbentuknya desidua basalis dan lapisan nitabuch,
terjadinya remodelling pembuluh darah ibu yang tidak normal, maupun invasi
trofoblast yang berlebihan. Plasenta inkreta adalah invasi dari vili plasenta ke
dalam miometrium, sedangkan plasenta perkreta adalah invasi vili plasenta lebih
dalam dari miometrium hingga ke lapisan serosa bahkan bisa sampai ke organ
intraabdomen lainnya, seperti kandung kemih.
Plasenta akreta merupakan implantasi abnormal plasenta pada dinding uterus
atau yang sering disebut dengan istilah plasenta adherent. Plasenta Adherent
dibagi menjadi tiga berdasarkan histopatologi: plasenta akreta terjadi ketika vili
plasenta menginvasi langsung ke myometrium, plasenta inkreta ketika vili
plasenta yang menginvasi ke dalam miometrium, plasenta perkreta ketika plasenta
menginvasi lebih dalam dari miometrium hingga ke serosa uterus. Plasenta akreta
dianggap sebagai komplikasi kehamilan yang parah yang mungkin terkait dengan
intrapartum dan berpotensi mengancam jiwa dan perdarahan postpartum.
Plasenta akreta menyebabkan 7-10% dari kasus kematian ibu di dunia.
Adanya riwayat seksio sesarea sebelumnya dan operasi intrauterin merupakan
faktor risiko yang paling umum untuk plasenta akreta ataupun perkreta. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa tingkat operasi sesar telah meningkat di AS dari
5,5% pada tahun 1970 menjadi 32,8% pada tahun 2010. Jika tingkat operasi sesar
terus meningkat, maka diperkirakan pada tahun 2020 akan ada lebih dari 50%

1
kelahiran di AS dengan operasi sesar. Hal ini bisa mengakibatkan lebih dari 6000
kasus plasenta previa, 4500 kasus plasenta akreta, dan 130 kematian ibu.
Perempuan yang paling berisiko mengalami plasenta akreta adalah mereka
yang telah mempunyai kerusakan miometrium yang disebabkan oleh operasi sesar
sebelumnya dengan plasenta previa anterior atau posterior yang melintasi parut
uterus. 6 Faktor risiko tambahan meliputi usia ibu dan multiparitas, bedah rahim
lain sebelumnya, kuretase uterus sebelumnya, ablasi endometrium, Asherman
syndrome, leiomyoma, anomali rahim, hipertensi dalam kehamilan, dan merokok
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah
suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi
ini berfungsi melindungi terhadap berfungsi melindungi terhadap penyakit
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif 
terhadap suatu antigen, sehingga bila terpajan oleh antigen yang serupa, tidak 
akan terjadi penyakit. Pada imunisasi terhadap ibu hamil diberikan tetanus toksoid
yang merupakan toksin (antigen) dari kuman yang telah dilemahkan. Tujuan
pemberian imunisasi adalah secara epidemiologis untuk menurunkan insiden
untuk menurunkan insiden tetanus neonatarum menjadi 1 per 10.000 kelahiran
hidup. Selain itu ia juga menekan angka kematian tetanus neonatarum menjadi
separuh dari CFR (case fatality rate) sebelumnya, dengan mencari faktor risiko.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan risiko yaitu meliputi status
imunisasi tetanus toksoid ibu hamil dan pertolongan persalinan dan perawatan tali
pusat.
Ada tiga macam vaksinasi selama kehamilan yaitu yang direkomendasikan
aman, tidak direkomendasikan selama kehamilan dan rekomendasi khusus.
Vaksin yang direkomendasikan aman salah satunya vaksin tetanus toksoid.
Vaksin yang tidak direkomendasikan selama kehamilan berasal dari
mikroorganisme hidup yang dilemahkan. Mikroorganisme tersebut dapat tumbuh
dan menyebabkan penyakit. Vaksin yang tidak direkomendasikan salah satunya
BCG, rubella, dan mumps. Vaksin yang direkomendasikan khusus digunakan
untuk daerah-daerah endemik atau wanita hamil yang berpergian ke tempat
endemik. Vaksin Tetanus toxsoid (TT) di indonesia dianjurkan diberikan pada

2
saat pelayanan karena angka kejadian tetanus neonatorum di indonesia masih
tinggi.
Pemberian vaksin selama kehamilan harus mempertimbangkan risiko dari
vaksinasi dengan keuntungan perlindungan pada situasi tertentu walaupun vaksin
aktif dan tidak aktif digunakan.

1.2. Tujuan Penulisan

Referat ini dibuat bertujuan untuk menyelesaikan tugas referat di bagian


Obgyn Rumah Sakit Umum Daerah M. Natsir Solok dan menambah pengetahuan
serta pemahaman mengenai Vaksinasi Dalam Kehamilan.

1.3. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan referat ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan


mengenai Vaksinasi Dalam Kehamilan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Plasenta Akreta

2.1.1 Definisi Plasenta Akreta


Plasenta Akreta adalah suatau keadaan dimana seluruh atau sebagian plasenta
menginvasi atau menempel pada dinding rahim yang ditandai dengan
penyusupan vili plasenta ke dalam desidua miometrium karena tidak terbentuknya
desidua basalis dan lapisan nitabuch, terjadinya remodelling pembuluh darah ibu
yang tidak normal, maupun invasi trofoblast yang berlebihan.

2.1.2 Epidemiologi dan Faktor Resiko


Perempuan yang paling berisiko mengalami plasenta akreta adalah mereka
yang telah mempunyai kerusakan miometrium yang disebabkan oleh operasi sesar
sebelumnya dengan plasenta previa anterior atau posterior yang melintasi parut
uterus. Faktor risiko lainnya meliputi usia ibu dan multiparitas, bedah rahim lain
sebelumnya, kuretase uterus sebelumnya, ablasi endometrium, Asherman
syndrome, leiomyoma, anomali rahim, hipertensi dalam kehamilan, dan merokok.
Meskipun faktor resiko telah dijelaskan, kontribusi nyata akan frekuensi plasenta
akreta tetap belum diketahui.
Insiden plasenta akreta telah meningkat dan tampaknya berbanding lurus
dengan meningkatnya kelahiran secara sesar. Telah dilaporkan kejadian plasenta
akreta sebesar 1 dari 533 kehamilan untuk periode 1982-2002 di Amerika.
Plasenta akreta terjadi pada sekitar 1: 1000 persalinan dengan berbagai pelaporan,
dari 0,04% meningkat hingga 0,9%. Angka ini meningkat dari laporan
sebelumnya, yang berkisar 1 dari 4.027 kehamilan pada tahun 1970, meningkat
menjadi 1 dalam 2.510 kehamilan pada tahun 1980.

2.1.3 Patogenesis
Patogenesis dari plasenta akreta belum jelas. Vaskularisasi abnormal akibat
proses yang terjadi setelah operasi dengan terjadinya hipoksia yang mengarah

4
pada rusaknya desidualisasi dan invasi yang berlebihan dari trofoblas merupakan
teori patogenesis yang paling diakui saat ini. Hipotesis yang lainnya terkait
dengan etiologi plasenta akreta adalah adanya defek dari endometrium dan
myometrium sehingga menyebabkan kegagalan dari desidualisasi di area bekas
luka di dalam rahim, sehingga menyebabkan invasi yang dalam dari vili penahan
plasenta dan infiltrasi berlebihan dari trofoblas. Dari penelitian menunjukkan
bahwa gangguan di dalam rongga rahim menyebabkan kerusakan lapisan
endometrium dan miometrium sehingga meningkatkan angka kejadian parut
didalam rahim, inilah penyebab meningkatnya angka kejadian plasenta akreta.
Plasenta akreta yang menunjukkan bahwa kegagalan desidualisasi di area bekas
luka rahim dapat berdampak pada implantasi dan plasentasi pada bekas seksio
sesarea. Temuan ini menunjukkan bahwa cacat desidua setelah terjadinya bekas
luka yang memiliki efek yang merugikan pada proses implantasi awal. Adanya
kondisi untuk perlekatan khusus blastokista ke jaringan parut dan memfasilitasi
invasi extravillus throfoblast yang dalam secara abnormal juga mempengaruhi
proses implantasi tersebut. Apa yang terjadi selama fase awal plasentasi pada
plasenta akreta masih sulit dijelaskan

2.1.4 Diagnosis

Diagnosis plasenta akreta dibuat berdasarkan spesimen patologis yang


diperoleh setelah histerektomi. Diagnosis definitif ini tergantung pada visualisasi
vili khorionik yang tertanam dalam miometrium tanpa lapisan desidua di
antaranya. Diagnosis plasenta akreta juga dapat berdasarkan USG
(ultrasonography) dan MRI (magnetic resonance imaging). Sonografi 2-dimensi
konvensional adalah alat skrining yang baik untuk mendeteksi plasenta akreta.
Pasien dengan riwayat persalinan sesar sebelumnya dan plasenta previa diperiksa
dengan sonografi antenatal, tetapi diagnosis definitif dibuat setelah melahirkan.
Sonografi grayscale sangat baik untuk diagnosis prenatal plasenta akreta pada
wanita berisiko. Sensitivitasnya sekitar 77%-87% dengan spesifisitas 96%-98%,
nilai prediksi positif (PPV) dari 65% menjadi 93%, dan nilai prediktif negatif
(NPV) dari 98%. Cara ini merupakan alat diagnosis utama plasenta akreta.
Sensitivitas keseluruhan MRI adalah 80% sampai 85% dengan spesifisitas 65%

5
sampai 100%. MRI jarang mengubah manajemen bedah. Dalam suatu studi,
pasien yang menjalani baik MRI dan ultrasonografi masih memiliki risiko
tertinggi menjalani histerektomi. Diagnosis yang didapatkan dari MRI juga tidak
terbebas dari hasil false negative dan false positive. Selain sonografi 2-dimensi
dan MRI, sonografi 3-dimensi dengan pencitraan power Doppler telah digunakan
untuk menilai perlekatan plasenta. Evaluasi arsitektur sirkulasi pembuluh darah
plasenta dengan kekuatan 3-dimensi dapat membantu membedakan plasenta
akreta dari plasenta perkreta. Namun, mengingat kurangnya keahlian dan
penerapannya, diperlukan penelitian lebih lanjut. Temuan Sonografi
Ultrasonografi transvaginal dan transabdominal adalah teknik diagnostik
pelengkap. USG transvaginal aman untuk pasien plasenta previa dan
memungkinkan pemeriksaan segmen bawah rahim lebih lengkap.

Ultrasonografi pada plasenta akreta terlihat seperti berikut ini:

Trimester Pertama

1. Sebuah kantung kehamilan yang terletak di segmen bawah uterus


berkorelasi dengan peningkatan insidens plasenta akreta pada trimester
ketiga.

2. Beberapa ruang pembuluh darah tidak teratur pada placental bed pada
trimester pertama berkorelasi dengan plasenta akreta.

3. Implantasi gestational sac pada parut bekas luka sesar merupakan temuan
penting. Temuan sonografi implantasi bekas luka sesar termasuk gestational
sac yang tertanam ke bekas luka kelahiran sesar pada daerah ostium servikal
internal pada dasar kandung kemih (Gambar 4). Implantasi bekas luka sesar
dapat menyebabkan kelainan seperti plasenta akreta, perkreta, dan inkreta.
Penanganan implantasi pada bekas luka sesar termasuk injeksi langsung
pada kantung kehamilan dengan methotrexate di bawah bimbingan USG.

6
Gambar 4. Segmen bawah uterus dengan implantasi gestational sac
(GS) di bekas luka sesar. Beberapa ruang vaskular tidak teratur dalam

plasenta (tanda panah). Hasilnya adalah plasenta perkreta anterior.

Meskipun ada laporan plasenta akreta didiagnosis pada trimester pertama


atau pada saat abortus usia kehamilan atau pada saat abortus usia kehamilan
minggu, nilai prediktif USG trimester pertama belum diketahui. USG pada
trimester pertama tidak boleh digunakan secara rutin untuk menegakkan atau
mengecualikan diagnosis plasenta akreta. Wanita dengan plasenta previa atau
“plasenta letak rendah“ yang melintas pada bekas luka uterus harus menjalani
follow up pencitraan pada trimester ketiga.

Trimester Kedua dan Ketiga

1. Beberapa vascular lacunae dalam plasenta mempunyai sensitivitas tinggi


(80% -90%) dan tingkat positif palsu rendah untuk plasenta akreta (Gambar
5). Placenta lacunae pada trimester kedua tampaknya memiliki sensitivitas
dan nilai prediksi positif sangat tinggi dibanding marker lain untuk plasenta
akreta.

7
Gambar 5. Beberapa kekosongan vaskular (panah) dalam plasenta pada
kehamilan 18 minggu. Temuan ini telah dilaporkan mempunyai
sensitivitas tinggi dan tingkat positif palsu rendah untuk plasenta akreta.

2. Kehilangan zona hipoekhoik retroplasenta yang normal, juga disebut


sebagai hilangnya ruang yang jelas antara plasenta dan rahim (Gambar
6).16,23 Temuan sonografi ini telah dilaporkan memiliki tingkat deteksi
sekitar 93% dengan sensitivitas 52% dan spesifisitas 57%. Nilai rerata
positif palsu telah berada di kisaran 21% atau lebih tinggi.16 Penanda ini
tidak boleh digunakan tersendiri, karena sangat tergantung pada sudut
pengambilan saat USG dan dapat ditemukan pada plasenta anterior yang
normal.

Gambar 6. A. Normal zona retroplasenta hypoechoic (panah) antara


plasenta dan dinding rahim. B. Tidak adanya zona retroplasenta

8
hyperechoic, tampak ruang yang jelas antara plasenta dan dinding rahim
(panah) telah berkurang.

3. Kelainan pada permukaan antara serosa uterus dan kandung kemih


termasuk gangguan garis, penebalan garis, ketidakteraturan garis, dan
peningkatan vaskularisasi pada pencitraan warna Doppler (Gambar 7).
Permukaan antara serosa uterus dan kandung kemih normalnya adalah garis
tipis lebar halus tanpa ireguleritas atau vaskular meningkat (Gambar 8).
Kelainan permukaan antara uterus serosa-kandung kemih ini meliputi
penebalan, ireguleritas, peningkatan vaskularisasi seperti varises dan
bulging plasenta ke dalam dinding posterior kandung kemih.

Gambar 7. A. Penebalan dan penyimpangan serosa rahim - line


interface kandung kemih pada kehamilan dengan plasenta previa
lengkap. B. Penambahan warna pencitraan Doppler untuk
menggambarkan peningkatan vaskularisasi. Kedua temuan mengarah
pada plasenta akreta

9
Gambar 8. Perhatikan perbedaan serosa dari rahim yang normal -
kandung kemih berhadapan dengan garis tipis lebar mulus tanpa
penyimpangan atau sinyal vaskular. AF menunjukkan cairan ketuban

Temuan USG berikut berhubungan erat dengan sensitivitas dan


spesifisitas tinggi untuk plasenta akreta. Ekstensi vili ke dalam miometrium,
serosa, atau kandung kemih. Ketebalan miometrium retroplasenta kurang dari 1
mm merupakan temuan karakteristik. Aliran darah turbulen melalui lacunae pada
sonografi Doppler. Vascular lacunae multipel dalam plasenta, atau Swiss cheese
appearance, adalah salah satu temuan paling penting pada sonografi plasenta
akreta di trimester ketiga. Patogenesis temuan ini mungkin terkait dengan
perubahan jaringan plasenta akibat paparan jangka panjang dari pulsatile blood
flow. Jika ditemukan multipel, terutama ada 4 atau lebih lacunae, berkorelasi
dengan tingkat deteksi 100% untuk plasenta akreta. Penanda ini juga memiliki
tingkat positif palsu rendah; tetapi telah dilaporkan plasenta akreta tanpa vascular
lacunae multipel pada plasenta.3 Kriteria USG untuk plasenta akreta menurut
RCOG Guideline: 25 Greyscale: „

 Hilangnya zona sonolucent retroplasenta „


 Zona sonolucent retroplasenta yang tidak teratur „ Penipisan atau
gangguan dari hyperechoic serosa-bladder interface „
 Kehadiran massa exophytic fokal yang menyerang kandung kemih
 Abnormal placenta lacunae

Doppler: „
 Aliran lakunar difus atau fokal
 Danau vaskular dengan aliran turbulen (peak cystolic velocity >15 c
 Hipervaskularisasi serosa-bladder interface „
 Markedly dilated vessels over peripheral subplacental zone

10
3D Power Doppler: „
 Banyak pembuluh darah koheren melibatkan seluruh pertemuan antara
serosa uterus dan kandung kemih (basal view) „
 Hipervaskularisasi (lateral view) „
 Sirkulasi cotyledonal dan intervilli yang tak terpisahkan, chaotic
branching, detour vessels (lateral view)

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal. Wanita hamil
diimunisasi, berarti diberikan vaksin untuk merangsang timbulnya kekebalan
terhadap suatu penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. Oleh
karena itu, seseorang yang divaksinasi kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum
tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Vaksin ialah suatu perbenihan kuman-
kuman yang sudah dibunuh atau dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk
merangsang timbulnya kekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin.
Bila seseorang mendapat suntikan vaksin, maka tubuh orang itu akan mengadakan
reaksi terhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat antibodi. Setelah antibodi
tersebut terdapat dalam tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu yang
tertentu orang itu akan kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan vaksinasi dengan
vaksin ialah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Jamieson DJ, Theiler RN, Rasmussen SA. Emerging Infection and


Pregnancy. Emerg Infect Dis 2006;12(11). [cited 2008 April 19] Available
from: URL: http://www.medscape.com/viewarticle/546764
2. Konsensus Imunisasi Dewasa 2003. Dalam: Djauzi S, Koesnoe S, Putra BA,
editor. Konsensus Imunisasi Dewasa. Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI:
Jakarta;2008. hal. 4-22.
3. Guideline for Vaccinating Pregnant Women from Recommendations of the
Advisory Committee on Immunization Practices(ACIP).October 1998
(UpdatedMayhttp://www.cdc.gov/vaccines/pubs/downloads/_preg_guide.pdf.
4. Sur DK, Wallis DH, O'Connell TX. Vaccinations in pregnancy. Am Fam
Physician 2003; 68:E299-309
5. Fauci AS, Kasper, Longo DL et all, editors. Harrison's Internal Medicine:
Introduction to the Immune System. 17th Ed. McGraw-Hill: United States of
America ; 2008. Chapter 308.
6. Brent RL. Risks and benefits of immunizing pregnant women : the risk of
doing nothing. Reproductive Toxicology 2006; 21:383-9
7. Brent RL. Immunization of pregnant women : reproductive, medical and
societal risks. Vaccine 2003; 21:3413-21
8. Englund JA. The influence of maternal immunization on infant immune
responses. J Comp Path 2007; 137: S16-S19
9. Glezen WP. Effect of maternal antibodies on the infant immune response.
Vaccine 2003 ; 21: 3389-92 2007 ). [cited 2009 September 3] Available
from: URL:
10. CDC. Immunization & Pregnancy. [Cited 2009 September 3] Available
from: http://www.cdc.gov/vaccine/download/b_preg_chart.pdf.
11. Kresno SB. Imunologi. diagnosis dan prosedur laboratorium. Edisi ke 4.
Jakarta : Fakultas Kedokteran UI, 2001.
12. Bratawidjaja KG. Imunologi dasar. Edisi ke 4. Jakarta : Balai Penerbit FK
UI, 2000.

13
13. Adyono W, Sutomo, Hardian. Imunologi kehamilan profil TNF-α pasca
abortus inkompletus. Naskah lengkap simposium infertilitas. PIT POGI XIII
Malang, 2002

14

Anda mungkin juga menyukai